Pendekatan, Metode dan Desain Penelitian

Download Report

Transcript Pendekatan, Metode dan Desain Penelitian

DESAIN PENELITIAN
EKSPERIMEN
Dr. Marsel R. Payong, M.Pd.
STKIP St. Paulus Ruteng, Flores
BEBERAPA KONSEP DASAR
Penelitian eksperimen bertujuan untuk mengetahui
pengaruh dari suatu perlakuan terhadap keadaan
atau hasil tertentu
Beberapa ciri penelitian eksperimen:
– adanya variabel independen yang dimanipulasi (treatment
variable) dan variabel dependen yang merupakan akibat
dari manipulasi variabel independen (outcome variable)
– Adanya kontrol terhadap berbagai variabel asing
(extraneous variable) untuk mengetahui efektivitas dari
suatu perlakuan
– Adanya pengacakan terhadap subjek / kelompok subjek
– Adanya perbandingan kelompok
Kapan Melakukan Eksperimen?
Bila peneliti ingin mengetahui suatu hubungan
sebab akibat secara langsung antara suatu variabel
independen (perlakuan) dengan variabal dependen
(hasil)
Bila peneliti ingin menguji suatu perlakuan /
intervensi tertentu untuk melihat efektivitasnya (mis.
dalam R&D)
Bila peneliti ingin menguji suatu intervensi yang
sudah terbukti efektif pada latar tertentu pada latar
atau situasi yang lain (eksperimen replikasi)
Masalah dalam Penelitian Eksperimen
Research-based problem: masalah yang
belum terjawab dari hasil penelitian yang sudah
dilakukan sebelumnya.
– Mis: eksperimen sebelumnya telah membuktikan bahwa
ada pengaruh positif dan signifikan penggunaan strategi X
terhadap hasil belajar Mapel Y. Masalah yang belum
terjawab: bagaimana pengaruh dari strategi X terhadap
hasil belajar Mapel Y untuk siswa yang memiliki motivasi
belajar tinggi dan motivasi belajar rendah?
– Maka eksperimen yang dapat dibuat adalah: menguji
strategi X untuk meningkatkan hasil belajar Mapel Y bagi
siswa yang bermotivasi belajar tinggi dan motivasi belajar
rendah.
Masalah dalam Penelitian Eksperimen
Practical-based problem: masalah yang
berasal dari praktek atau pengalaman empiris
tertentu.
– Mis. studi sebelumnya memperlihatkan bahwa
rendahnya hasil belajar mata pelajaran X disebabkan
oleh strategi guru yang kurang tepat.
– Maka eksperimen yang dibuat adalah menguji satu
strategi baru dengan strategi yang biasa digunakan
guru sebelumnya (dalam kelas eksperimen dan kelas
kontrol)
Masalah dalam Penelitian Eksperimen
Replication-based problem: masalah penelitian
merupakan replikasi/pengulangan terhadap
penelitian sebelumnya tetapi diterapkan pada latar
atau konteks yang berbeda.
– Mis. eksperimen sebelumnya yang dibuat di sebuah
sekolah perkotaan memperlihatkan bahwa ada
pengaruh kuat metode X terhadap sikap terhadap
pluralisme agama.
– Masalah eksperimen berikutnya: bagaimana
pengaruh metode X terhadap sikap terhadap
pluralisme agama bagi siswa di pedesaan
Beberapa Contoh Penelitian Eksperimen
Pengaruh strategi konstruktivisme terhadap hasil belajar Bhs
Inggris
Pengaruh metode diskusi terbimbing (guided discussion) terhadap
hasil belajar PKn
Pengaruh strategi pembelajaran kolaboratif terhadap hasil belajar
PPKn dengan mempertimbangkan kemampuan komunikasi
interpersonal
Pengaruh cerita dongeng terhadap kemampuan menyimak siswa
SD dilihat dari gaya kognitif siswa
Pengaruh gaya mengajar guru terhadap kreativitas siswa
Pengaruh metode kooperatif terhadap hasil belajar Matematika
dengan mempertimbangkan sikap terhadap matematika
Efektivitas pengaruh strategi pembelajaran problem-based dan
kreativitas terhadap hasil belajar Matematika
Efektivitas pengaruh pendekatan CTL terhadap Hasil Belajar
Sains di SD
Pengaruh Pendekatan Naratif Eksperiensial dan Motivasi Belajar
terhadap Hasil Belajar Pendidikan Agama Katolik di SD
Jenis-jenis Desain Eksperimen
(Creswell, 2012)
Desain Perbandingan Kelompok
(Between-Group Design)
– True experiment (pre-posttest, posttest only)
– Quasi-experiment (pre-posttest, posttest only)
– Factorial Designs
Desain Individual (Within-Group Design)
– Time Series Design
– Repeated measures experiments
– Single subject experiment
Beberapa Desain Penelitian Eksperimen
Perbandingan Kelompok
Jenis
True Exp
Ket:
T = Kelp Eksp
C = Kelp. Kontrol
O = Pengamatan
X = Perlakuan
R = Pengacakan
Desain
Model
Randomized posttest only control
group design
T = R
C = R
X
O
O
Randomized pretest-posttest
control group design
T = R O X O
C = R O
O
Randomized Solomon four group
Design
T1 = R O X O
C 1= R O
O
T2 = R
X O
C2 = R
O
Jenis
True Exp
Desain
Model
Randomized posttest-only control
group design using matched subject
T= R M X
C=R M
Randomized pretest-posttest control
group design using matched subject
T=R O M X O
C=R O M
O
Ket:
T = Kelp Eksp
C = Kelp. Kontrol
O = Pengamatan
X = Perlakuan
R = Pengacakan
M = Matching
O
O
Metode dan Desain Penelitian Eksperimen (Cont.)
Jenis
Factorial
Design
Ket:
O = Pengamatan
X = Perlakuan
T = Kelp Eksp
C = Kelp. Kontrol
M = Matching
Y = var moderator
Desain
Model
2x2 Factorial Design
T
C
T
C
=R
=R
=R
=R
O X Y1
O
Y1
O X Y2
O
Y2
O
O
O
O
3x3 Factorial Design
T
C
T
C
T
C
=R
=R
=R
=R
=R
=R
O X Y1
O
Y1
O X Y2
O
Y2
O X Y3
O
Y3
O
O
O
O
O
O
Contoh Desain Faktorial 2x2
Motivasi
Belajar (B)
Strategi Pembelajaran (A)
Induktif (A1)
Deduktif (A2)
Tinggi (B1)
A1B1
A2B1
Rendah (B2)
A1B2
A2B2
A1B1 + A1B2
A2B1 + A2B2
Total
Judul Penelitian:
Pengaruh Strategi Induktif dan Deduktif Terhadap Hasil Belajar
Matematika Ditinjau dari Motivasi Belajar Siswa
Contoh Desain Faktorial 3x3
Strategi Pembelajaran (A)
Sikap Thd
Mapel (B)
Induktif (A1)
Deduktif (A2)
Konvensional (A3)
Positif (B1)
A1B1
A2B1
A3B1
Netral (B2)
A1B2
A2B2
A3B2
Negatif (B3)
A1B3
A2B3
A3B3
Total
A1B1 + A1B2 + A1B3 A2B1 + A2B2 + A2B3 A3B1 + A3B2 + A3B3
Judul Penelitian:
Pengaruh Strategi Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Sains dengan
mempertimbangkan Sikap terhadap Mapel
Metode dan Desain Penelitian Eksperimen (Cont.)
Metode
Quasi Exp
Desain
Posttest only control group design
X
O
O
Pretest-posttest control group design T = O X
C = O
O
O
Matching-only posttest control group T =
design
C=
O
O
Matching pretest-posttest control
group design
Ket:
O = Pengamatan
X = Perlakuan
T = Kelp Eksp
C = Kelp. Kontrol
M = Matching
Model
KET: tidak ada pengacakan
T=
C=
M X
M
T = O M X
C = O M
O
O
Metode dan Desain Penelitian Eksperimen (Cont.)
Metode
Individual
Designs
Desain
Interupted time series design
Model
O1O2O3O4 X O5O6O7O8
satu kali perkalian tp beberapa kali
pengamatan
Equivalent time Series Design
X1 O1 X2 O2 X3 O3 X4 O4
perlakuan pengamtan-perlakuan
pengamatan (selang seling)
Repeated measures experiment
X1 O X2 O X3 O
Counterbalanced design
I : X1 O X2 O X3 O
II : X2 O X3 O X1 O
III : X3 O X1 O X2 O
Single-subject designs
contoh: oleh jean piaget
percobaan kepadda anakx lawrrence.
subyeknya hanya satu orang.
O X O
Contoh Desain Faktorial 2x2 dng 2 Variabel outcome
Komunikasi
Interpersonal
(B)
Strategi Pembelajaran (A)
Kolaboratif (A1)
Kompetitif (A2)
Y1
Y2
Y1
Y2
Tinggi (B1)
A1B1Y1
A1B1Y2
A2B1Y1
A2B1Y2
Rendah (B2)
A1B2Y1
A1B2Y2
A2B2Y1
A2B2Y2
A1Y1
A1Y2
A2Y1
A2Y2
Total
Y1 = Hasil Belajar PPKn Ranah Kognitif
Y2 = Hasil Belajar PPKn Ranah Afektif
Judul Penelitian:
Pengaruh Strategi Pembelajaran (Kolaboratif & Kompetitif) dan Komunikasi
Interpersonal Terhadap Hasil Belajar PPKn Ranah Kognitif dan Afektif
Ancaman Terhadap Validitas Eksperimen dan
Teknik Pengontrolan
Jenis Ancaman
Cara Mengontrolnya
Karakteristik subjek
Gunakan subjek yang benar-benar homogen antara
kelompok eksperimen maupun kontrol
Kematangan
Waktu eksperimen jangan terlalu lama
(bisa saja ybs beeerubah).
Mortalitas
- Integrasikan tes dengan jadwal ujian/ulangan
- Ingatkan subjek akan pentingnya tes/ulangan
Efek sikap subyek
(Hawthorne & John
Henry Effect)
Jangan memberitahu subjek bahwa mereka sedang berada
dalam situasi penelitian baik pada kelompok eksperimen
maupun pada kelompok kontrol.
Efek testing
- Gunakan tes yang paralel
- Waktu eksperimen dibuat lebih lama
Efek Lokasi
-Standarisasi lokasi (sarana prasarana, waktu eksperimen,
dll)
-Gunakan sekolah / lokasi eksperimen yang sama
Ancaman Terhadap Validitas Eksperimen dan
Teknik Pengontrolan (Cont.)
Jenis Ancaman
Cara Mengontrolnya
Efek Sejarah
Usahakan eksperimen pada saat yang bebas dari intervensi
luar atau kejadian-kejadian luar biasa (hindari pada saat
menjelang libur sekolah, pada saat libur hari raya, dsb).
Efek Instrumentasi
- Gunakan instrumen yang tidak menimbulkan penafsiran
ganda (mis. Gunakan Tes objektif)
- Bakukan instrumen yang digunakan
- Hindari pengumpul data yang memiliki kepentingan tertentu
terhadap subjek yang diteliti untuk menghindari bias
pengumpul data
Efek Implementasi
Bila menggunakan orang lain sebagai pelaksana eksperimen
maka pastikan bahwa pelaksana pada kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol memiliki karakteristik yang sama (latar
belakang pendidikan, kemampuan, keahlian, pengalaman
kerja, dsb).
Teknik Analisis Data Dlm Penelitian Kuantitatif (cont.)
Teknik Analisis
Metode
Jenis
Data
Inferensial
Deskriptif
2 sampel
Related
Komparatif/
Eksperimen
Nominal
Ordinal
Rasio/
Interval
Independent
Distr. frekuensi,
prosentase,
modus
- McNemar
-Chi Square
Distr. frekuensi,
prosentase,
modus,
-Sign Test,
-Median Test
- Wilcoxon’s
- Mann-Whitney
matched
pairs
(U Test)
- KolomogorovSminorv Test
Distr. frek, mean,
modus, median,
persentil, deviasi
standar, kurtosis
t test
t- test
>2 sampel
Related
Independent
Cochran Q
Chi Square
Friedman
Two-way
Anova
Kruskal-Wallis
One way Anova
Ancova
(kalo Esatu),
Mancova
1 way/ 2 way
Anova, 1 way/ 2
way Manova
- Fisher Exact
Probability
Catatan:
Khusus untuk Teknik Analisis Inferensial pada metode korelasional atau eksperimen
terdapat beberapa uji persyaratan analisis:
- Uji Normalitas Data dan normalitas galat taksiran
- Uji Homogenitas varians
- Uji Linearitas Regresi
pertanyaan
bagaimana effek ekspeerimen
tetap ada efek. utk minimalisir: sebagai
peneliti tidak boleh diberitahu. seolah-olah
eksprimen.
cara: sebelum dimulai diberikan
pembekalan. harus guru.... tapi
pengukurannya dilakukan oleh peneliti.
kalau uji –t signifikan maka harus ada uji
lanjut.... uji scheefe...
signifikan
mortalitas: jika data ttidak normaal
bagaimana mengataasinya. statistik nonparameetrik : uji McNemaar
efek testing : tes sama:
uji normalitas: jika datanya tidak normal .
non-para metrik mana yang cocok utk
menguji paarametrik tersebut. cara:
kitta tetapkan beberapa orang. siapa sj
sampelnya
homogenitas:
DESAIN KORELASIONAL
Dr. Marsel R. Payong, M.Pd.
STKIP St. Paulus Ruteng
Beberapa Konsep Dasar
Penelitian korelasional bertujuan untuk
menemukan kekuatan hubungan dan kontribusi
dari suatu variabel terhadap variabel lain dalam
latar alamiah (non eksperimen).
Ciri penelitian ini:
– Terdiri atas dua atau lebih variabel di mana
diantaranya merupakan variabel independen dan
yang lain merupakan variabel dependen
– Kekuatan hubungan antar variabel secara statistik
ditunjukkan dengan koefisien korelasi
– Dari hubungan itu dapat ditentukan kontribusi dari
variabel independen terhadap variabel dependen baik
secara bersama-sama maupun secara parsial yang
ditentukan melalui indeks determinasinya.
Kapan Melakukan Penelitian Korelasional?
Bila peneliti ingin mengetahui suatu hubungan
antara suatu variabel independen dengan variabal
dependen tanpa ada intervensi tertentu (dalam latar
alamiah)
Bila peneliti ingin menguji suatu / beberapa dugaan /
asumsi teoretis tertentu tentang adanya hubungan
antara satu variabel dengan variabel lain dalam latar
alamiah
Masalah dalam Penelitian Eksperimen
Research-based problem: masalah yang
belum terjawab dari hasil penelitian yang sudah
dilakukan sebelumnya.
– Mis: studi sebelumnya telah membuktikan bahwa ada
hubungan positif dan signifikan antara variabel X1, X2
terhadap hasil belajar Mapel Y. Masalah yang belum
diteliti: bagaimana hubungan dari variabel X3, X4 dst
dengan hasil belajar Mapel Y?
– Maka penelitian yang dapat dibuat adalah: menguji
hubungan antara variabel X3 dan X4 dengan hasil belajar
Mapel Y.
Masalah dalam Penelitian Eksperimen
Practical-based problem: masalah yang
berasal dari praktek atau pengalaman empiris
tertentu.
– Mis. studi sebelumnya memperlihatkan bahwa
rendahnya hasil belajar mata pelajaran Y ditentukan
oleh penguasaan bahan ajar guru yang rendah (mis;
tingkat kontribusi 23%).
– Maka studi yang dapat dibuat selanjutnya adalah
menguji hubungan dari variabel-variabel lain yang
berkontribusi terhadap rendahnya penguasaan bahan
ajar guru (mis; minat baca, kuriositas, kemampuan
mengembangkan diri, motivasi belajar, dsb)
Masalah dalam Penelitian Eksperimen
Replication-based problem: masalah penelitian
merupakan replikasi/pengulangan terhadap
penelitian sebelumnya tetapi diterapkan pada latar
atau konteks yang berbeda.
– Mis. studi sebelumnya yang dibuat di sebuah sekolah
perkotaan memperlihatkan bahwa ada hubungan
positif antara motivasi belajar dengan hasil belajar.
– Masalah eksperimen berikutnya: bagaimana
hubungan antara motivasi belajar dan hasil belajar
bagi siswa di pedesaan atau di daerah pemukiman
kumuh?
Model Desain Penelitian Korelasional
X
Desain 1 variabel bebas 1 variabel terikat
Y
Mis. Hubungan Antara Minat Meneliti dengan Hasil
Belajar Statistika
X1
Y
Mis. Hubungan antara banyaknya waktu luang
dan self-control dengan perilaku judi
X2
X1
X2
X3
Desain 2 variabel bebas 1 variabel terikat
Desain 3 variabel bebas 1 variabel terikat
Y
Mis. Hubungan antara motif berprestasi,
pengalaman kerja, sense of bussiness dan
kemampuan manajerial kepala sekolah
Ketr
X = Variabel Bebas/independen
Y = Variabel Terikat/dependen
Pak Niko:
jika X tidak berhubungan dengan Y.
harus melihat hipotesis. kalo tiddak ada
hubungan diabaikan atau tidak perlu
diperhatikan. dugaan terbatas.
panah....
satu panah: tiddak ada hubungan kausal.
kalau analisis path panahnya dua.
hubungannya adalah hub satu arah.
pa Ely
Hubungan antarvariabel independent saja.
Temuan tidak ada hubungan antara salah
satu variabel X ddengan variabel y
* Ibu Mery
pengolahan data: penelitian korelasi dan
deskriptif
jawab: assosiatif = korelasional
replication: perkotaan dan pedesaan
apabila setingnya sama... bagaimana
jawab: suasananya betul2 berbeda.
Pa Viktor: alat ukur, angket perlu
diperhatikan dan juga cara pengambilan
sampelnya.
penelitian: var bebas ada dua dan hub
dngan Y.
apabila x1 = nominal, x2 = interval
bagm cara mengkorelasikan secara
bersama-sama terhadap Y.
jawab: bisa dibuat. lihat variabel2 kategori.
Beberapa Contoh Penelitian Korelasional
Hubungan antara minat menjadi peneliti dengan hasil belajar statistik
Keterkaitan antara banyaknya televisi di pedesaan dan tingkat
pengangguran dengan tingkat kejahatan di pedesaan
Keterkaitan frekuensi menonton televisi dengan kecenderungan
mengecat rambut
Hubungan antara keterlibatan dalam organisasi kemahasiswaan dan
minat menjadi pemimpin dengan kemampuan komunikasi
interpersonal
Hubungan antara banyaknya waktu luang dan self-control dengan
perilaku judi
Hubungan antara kemampuan mengelola konflik, sikap terhadap
profesi guru dan kemampuan mengelola pembelajaran
Hubungan antara keinovatifan guru, kemampuan komunikasi
interpersonal dan sikap terhadap siswa dengan kemampuan
mengelola pembelajaran
Hubungan antara motif berprestasi, pengalaman kerja, sense of
bussiness dan kemampuan manajerial kepala sekolah
Hubungan antara gaya kognitif, daya juang, sikap terhadap mata
pelajaran dengan prestasi belajar siswa
Teknik Analisis Data Dlm Penelitian Kuantitatif (Cont.)
Metode
Jenis
Data
Korelasional
Teknik Analisis
Deskriptif
Inferensial
Nominal
Distr. frekuensi, prosentase,
modus,
Contingency Coefficient C,
biserial/point biserial correlation
Ordinal
Distr. frekuensi, prosentase,
modus,
Spearman Rank Correlation
Kendall Tau Correlation
Rasio/
Interval
Distr. frekuensi, modus,
mean, median, persentil,
deviasi standar, kurtosis
Product Moment Correlation
Partial & multiple correlation
Simple & multiple regression
Path Analysis/SEM
Canonical Correlation
Factor analysis
Catatan:
Khusus untuk Teknik Analisis Inferensial pada metode korelasional atau eksperimen
terdapat beberapa uji persyaratan analisis:
- Uji Normalitas Data dan normalitas galat taksiran
- Uji Homogenitas varians
- Uji Linearitas Regresi
- Uji Multikolinieritas
PENELITIAN TINDAKAN
KELAS
Dr. Marsel R. Payong, M.Pd.
STKIP St. Paulus Ruteng
Pengertian PTK
Penelitian : suatu kegiatan mencermati suatu objek
dengan menggunakan aturan metodologis tertentu
untuk memperoleh data atau informasi yang
bermanfaat
Tindakan: suatu kegiatan yang sengaja dilakukan
untuk tujuan tertentu
Kelas: sekelompok siswa yang dalam waktu yang
sama menerima pelajaran dari seorang guru.
Pengertian PTK (lanjutan)
Suatu pencermatan terhadap kegiatan
pembelajaran berupa suatu tindakan yang dilakukan
secara sistematis, terencana dengan maksud untuk
memecahkan masalah-masalah yang dihadapi
dalam pembelajaran di kelas.
Suatu jenis penelitian terapan yang dilaksanakan
oleh guru untuk memecahkan masalah-masalah
pembelajaran melalui intervensi tindakan tertentu
yang dilaksanakan secara ilmiah, sistematis, dan
terkontrol.
Karakteristik PTK
Situasional : berhubungan langsung dengan
permasalahan nyata yang dihadapi guru dan siswa di
kelas
Kontekstual: upaya pemecahan yang berupa model
dan prosedur tindakan tidak terlepas dari konteksnya.
Kolaboratif: adanya partisipasi aktif antara guru dan
siswa dan dengan semua pihak terkait.
Self-reflective: pelaksana tindakan serta objek yang
dikenai tindakan melakukan evaluasi dan refleksi
terhadap hasil dan kemajuan yang dicapai.
Fleksibel: tidak terlalu ketat mengikuti kaidah
metodologi ilmiah seperti sampling, instrumen, kontrol,
dsb.
Perbedaan PTK dan Penelitian Konvensional
Aspek
Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian Konvensional
Masalah
Masalah dirasakan dan
dihadapi oleh peneliti dalam
melaksanakan pekerjaannya
Masalah dan hasil
pengamatan pihak lain,
termasuk sponsor
Tujuan
Melakukan perbaikan,
peningkatan, atau perubahan
ke arah yang lebih baik
Menguji hipotesis, membuat
generalisasi, menemukan
eksplanasi
Manfaat
Langsung terlihat dan dapat
dinikmati oleh konsumen &
objek penelitiannya
Tidak langsung terlihat dan
dipakai sebagai saran /
rekomendasi
Teori
Dipakai sebagai dasar untuk
Dipakai sebagai dasar
memilih dan menentukan solusi perumusan hipotesis /
/ aksi tindakan
pertanyaan penelitian
Metodologi /
Desain
Fleksibel sesuai konteks tanpa
mengorbankan asas
metodologis ilmiah; Langkah
kerja bersifat siklis
Menuntut paradigma
penelitian yang jelas; langkah
kerja bersifat linear
Tujuan PTK
Untuk melakukan perbaikan, peningkatan dan
perubahan ke arah yang lebih baik sebagai
upaya pemecahan masalah
Menemukan model dan prosedur tindakan yang
memberi jaminan terhadap upaya pemeachan
masalah yang mirip pada kesempatan lain
Mengembangkan kemampuan guru untuk
mencermati permasalahan aktual di kelas dan
berusaha memecahkannya secara sistematis
Menumbuhkan budaya meneliti dan menulis di
kalangan guru sekolah
Prinsip Pelaksanaan PTK
Tindakan dan pengamatan dalam proses penelitian tidak
boleh mengganggu / mengorbankan proses
pembelajaran
Metode dan teknik yang digunakan tidak boleh terlalu
kompleks dari segi kemampuan dan waktu
pelaksanaannya
Metodologi yang digunakan harus terencana secara
cermat sehingga tindakan dapat dilaksanakan
Topik atau permasalahan yang dipilih harus nyata,
menarik, dapat ditangani dan berada dalam jangkauan
kewenangan peneliti untuk melakukan perubahan
Kegiatan penelitian haruslah merupakan suatu proses
yang berkelanjutan (on-going)
Tahap-tahap Umum dalam PTK
Identifikasi dan
analisis Masalah
Perencanaan
Pelaksanaan
Pengamatan
Refleksi
Rincian Tahapan PTK
Perencanaan:
– Kajian Pengajaran
– Identifikasi Masalah dan faktor penyebab
– Penyusunan Rencana Tindakan
Pelaksanaan Tindakan
– KBM /Open Kelas
Pengamatan
– Pengambilan data (tes, pengamatan, dsb)
– Analisis dan interpretasi data
Refleksi dan Tindak Lanjut
Ruang Lingkup Masalah PTK
Masalah-masalah yang bisa diatasi oleh guru
Masalah-masalah yang terkait dengan
pembelajaran
Masalah-masalah yang terkait pembelajaran
yang bisa diatasi oleh guru:
– Masalah hasil belajar
– Masalah motivasi
– Masalah disiplin
– Metode pembelajaran guru
Analisis Masalah PTK
Faktor Guru
Faktor Siswa
IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN
Apa itu Masalah
Suatu kesenjangan antara harapan dan kenyataan
Suatu situasi yang tidak memuaskan atau yang
mengganggu pikiran dan perasaan guru sehingga
dirasa perlu untuk segera diatasi
Masalah seringkali muncul dalam bentuk simptom
atau fenomen tertentu yang mengganggu
Suatu situasi dianggap mengandung masalah jika
ada kriteria atau tolok ukur yang digunakan sebagai
kondisi ideal (harapan)
Dari mana menemukan masalah dalam
pembelajaran?
Refleksi terus-menerus terhadap
pengalaman-pengalaman pembelajaran di
kelas
Studi-studi kasus (case study) yang dibuat
oleh guru secara teratur
Hasil sharing dengan rekan-rekan sejawat
Beberapa Pertanyaan Untuk
Menemukan Masalah
Apakah kompetensi siswa dalam mata pelajaran
yang diasuh sudah cukup memadai? Bagaimana
tingkat pencapaian KKM?
Apakah hasil belajar sudah cukup tinggi
Apakah proses pembelajaran cukup efektif?
Apakah siswa cukup aktif dalam pembelajaran?
Apakah pembelajaran sudah menyenangkan dan
menyentuh kebutuhan siswa?
Apakah strategi pembelajaran yang digunakan
sudah cukup efektif?
Penting Diingat !!!!!
Sesuatu dikatakan bermasalah jika sudah
diperbandingkan dengan standar / kriteria
tertentu (konsep, teori, aturan, dsb).
Beberapa Contoh Identifikasi Masalah
Ideal
Kenyataan
Masalah
Siswa harus masuk 30% siswa masuk kelas
kelas pkl. 07.00
di atas pkl. 07.00
TIngginya angka
keterlambatan siswa
Siswa harus
terlibat aktif di
kelas
10% siswa yang aktif
bertanya atau
menjawab pertanyaan
Rendahnya keterlibatan
siswa dalam proses
pembelajaran
KKM untuk mata
pelajaran X = 75
Rata-rata hasil belajar
mata pelajaran X = 54
Rendahnya daya serap
siswa dalam pelajaran
X
Siswa harus
mengerjakan
tugas-tugas PR
25 % siswa tidak
mengerjakan PR
Kurangnya minat untuk
menyelesaikan PR
Masalah Macam Apa yang perlu PTK?
Luasnya masalah itu (magnitude): yakni
dialami oleh sebagian besar siswa
Memiliki dampak terhadap siswa
kebanyakan, guru, bahkan sekolah secara
keseluruhan
Menjadi sumber keresahan bagi banyak
pihak
Mengidentifikasi Masalah (Lanjutan)
Masalah yang
muncul dalam
Pembelajaran
Magnitude /
besarnya masalah
Kemungkinan
penyebabnya
Alternatif Solusi
Dari mana Menemukan Alternatif
Pemecahan Masalah
Kajian terhadap teori-teori pembelajaran
dan teori-teori pendidikan
Kajian terhadap hasil penelitian yang
relevan dengan masalah yang diteliti
Pendapat pakar pendidikan
Diskusi intensif dengan teman sejawat,
dosen, atau praktisi pendidikan
Kriteria Kelayakan Solusi Pemecahan Masalah
dalam PTK
Kemampuan guru untuk melaksanakan rencana
tindakan (penguasaan terhadap metode, strategi
atau pendekatan yang digunakan)
Kemampuan dan kesiapan siswa secara akaedmik,
dan emosional
Fasilitas pendukung pelaksanaan rencana tindakan
Iklim akademik dan kebijakan sekolah yang
mendukung
Merumuskan Masalah
Masalah
Alternatif Solusi
Rumusan Masalah
Rendahnya
kemampuan siswa
memecahkan soal
cerita
Gunakan Metode
Bermain Peran
Apakah penggunaan metode
bermain peran dapat
meningkatkan kemampuan
siswa memecahkan soal
cerita?
Tingginya
pelanggaran
disiplin di kelas
Gunakan kontrak
belajar
Apakah penggunaan kontrak
belajar dapat mengurangi
pelanggaran disiplin di kelas?
Rendahnya
keterlibatan siswa
dalam
pembelajaran di
kelas
Gunakan metode
diskusi
Apakah penggunaan metode
diskusi dapat meningkatkan
partisipasi siswa dalam
pembelajaran di kelas?
Tugas Identifikasi Masalah
Buatlah identifikasi kebutuhan menggunakan matriks
berikut ini:
Ideal
Kenyataan
Masalah
Kemunngkinan Alternatif
penyebab
solusi
Rumusan
masalah
Judul
PTK
Tugas Perencanaan Tindakan
Berdasarkan identifikasi masalah yang dilakukan, buatlah pemetaan
rencana tindakan dengan menggunakan matriks berikut ini:
Masalah
Kemungkinan
penyebab yang
menonjol
Alternatif
tindakan
Tahapan
tindakan
Perangkat
pembelajaran
Instrumen
Pengumpul
Data
PERENCANAAN
TINDAKAN
Syarat Kelayakan Tindakan
Rasional dan memiliki dasar / argumentasi
teoretis tertentu
Feasibel atau dapat dilaksanakan
Tidak mengganggu aktivitas pembelajaran
di sekolah
Tidak menimbulkan masalah etis tertentu
Syarat Kelayakan Tindakan
Tersedia fasilitas dan sarana pendukung
Mengandung unsur baru / belum
diterapkan sebelumnya
Tindakan haruslah berproses/bersiklus
sehingga dapat dipantau dampaknya
terhadap penyelesaian masalah dari waktu
ke waktu
Didukung oleh semua komponen sekolah
Ruang Lingkup Tindakan dalam PTK
Strategi
Metode
Media
Kombinasi dari ketiganya
Produk Perencanaan Tindakan
Skenario tindakan yang tertuang dalam
perencanaan implementasi RPP
Perangkat-perangkat penilaian (rubrik
evaluasi, pedoman pengamatan,
kuesioner, dsb)
LKS, media dan alat bantu pembelajaran
PELAKSANAAN
TINDAKAN
Pada saat pelaksanaan:
Tindakan yang telah direncanakan harus
dilaksanakan secara konsisten
Perlu ada pengamatan dan monitoring
Peneliti perlu melibatkan pihak-pihak lain
sebagai mitra untuk melakukan
pengamatan atau monitoring
Jadwal tindakan harus ditaati
Pengamatan
Pengamatan dapat dilakukan selama pelaksanaan
tindakan (untuk pengamatan proses) dan setelah
dilaksanakan tindakan (pengamatan hasil)
Pengamatan hendaknya dibuat secara menyeluruh
terhadap dampak dari tindakan terhadap
permasalahan yang dihadapi, termasuk berbagai
dampak pengiringnya.
Data-data hasil pengamatan bisa berupa data
kuantitatif maupun data kualitatif
Refleksi
Refleksi dilakukan untuk melihat kembali tindakan
yang telah dilakukan dan dampaknya terhadap
pemecahan masalah.
Selain itu juga untuk mengetahui kesulitan-kesulitan
yang dihadapi dalam implementasi tindakan.
Hasil dari refleksi dijadikan sebagai dasar untuk
menetapkan rencana tindakan selanjutnya pada
siklus berikutnya.
Berapa Siklus Dibutuhkan untuk
sebuah PTK?
Sekurang-kurangnya dua siklus. Jika siklus I telah
memperlihatkan perubahan maka perlu dicoba pada
siklus II untuk memastikan apakah perubahan itu
konsisten atau kebetulan.
Jika siklus I mengalami perubahan tetapi siklus II
stagnan atau mengalami penurunan maka hendaknya
diteruskan ke siklus III
Hasil dari siklus III menjadi pembanding siklus I dan II
Jika makin lama siklus tetapi kurang memperlihatkan
ada perubahan yang berarti maka intervensi tindakan
itu kurang efektif. Perlu diganti dengan intervensi
tindakan lain.
Dalam satu siklus, berapa pertemuan
yang dibutuhkan?
Jika permasalahan PTK kompleks, misalnya
mencakup hasil belajar keseluruhan untuk satu
mata pelajaran atau satu SK maka jumlah
pertemuan dalam satu siklus disesuaikan
dengan jumlah kompetensi dasarnya (dalam
satu KD sekurang-kurangnya 2 pertemuan)
Jika masalahnya hanya mencakup satu KD
maka satu pertemuan = satu siklus
Kriteria Keberhasilan PTK
Efektivitas: sejauh mana intervensi PTK telah
menimbulkan perubahan yang positif atau
mengatasi permasalahan yang dihadapi
Efisiensi: pemanfaatan sumber daya dalam
PTK (waktu, tenaga, biaya, sarana pendukung)
haruslah terukur dan tidak menimbulkan
kerugian / pemborosan.
Daya tarik: dampak dari intervensi PTK juga
harus membawa kepuasan bagi guru, siswa,
dan menimbulkan motivasi dan ketertarikan
belajar bagi siswa.
Beberapa Contoh PTK
Masalah
Tindakan
Judul
Ketidakmampuan Penggunaan
membaca
Teknik SQ3R
pemahaman
Upaya meningkatkan kemampuan
membaca pemahaman dengan teknik
SQ3R dalam pembelajaran Bindo di
kelas VI SD … Kec…
Ketidakmampuan Metode
menyelesaikan
Bermain Peran
soal cerita
Upaya meningkatkan kemampuan
menyelesaikan soal cerita dalam
pembealjaran matematika dengan
menggunakan metode bermain peran
di kelas V SD ….. Kec.
Petunjuk Menulis
Proposal PTK
Struktur Proposal PTK
Bab I : Pendahuluan
– A. Latar Belakang
– B. Rumusan Masalah
– C. Tujuan Penelitian
– D. Manfaat Penelitian
Bab II: Kajian Teoretis
– A. Hakikat Variabel
Masalah (Y)
– B. Hakikat Variabel
Tindakan (X)
– C. Kerangka Berpikir
Bab III: Metodologi Penelitian
A. Desain Penelitian
B. Prosedur Penelitian
1. Perencanaan
2. Pelaksanaan
3. Pengamatan
4. Refleksi
C. Subjek Penelitian
D. Tempat dan Waktu Penelitian
E. Teknik Pengumpulan Data
F. Teknik Analisis Data
Daftar Kepustakaan
Bab I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
– Kondisi ideal (rujukannya kurikulum, teori-teori
pembelajaran, dsb)
– Kenyataan (penyimpangan dari kondisi ideal di atas)
– Analisis masalah (faktor-faktor penyebab munculnya
penyimpangan atau kesenjangan tersebut
– Tawaran alternatif pemecahan
B. Rumusan Masalah
– Mengandung dua unsur : unsur masalah dan unsur
tindakan
– Dirumuskan dalam kalimat tanya interogatif atau non
interogatif
Bab I. Pendahuluan
C. Tujuan Penelitian
– Untuk memecahkan masalah aktual dan
spesifik yang dihadapi seperti yang tergambar
dalam latar belakang sehingga mutu
pembelajaran di sekolah dapat semakin
meningkat
D. Manfaat Penelitian
– Bagi Guru (peningkatan profesionalisme,
peningkatan keinovatifan dan budaya
meneliti)
– Bagi Siswa (peningkatan hasil belajar,
motivasi dan kepuasan belajar)
– Bagi sekolah (peningkatan mutu pendidikan di
sekolah)
Bab II. Kajian Teoretis
A. Hakikat Variabel Masalah (pengertian,
dasar teori dsb)
B. Hakikat Variabel Tindakan
(pengertian, dasar teori, keunggulan,
prosedur penerapan)
Kerangka Berpikir (Argumentasi peneliti
tentang hubungan antara variabel
masalah dan variabel tindakan)
Bab III. Metodologi Penelitian
A. Desain Penelitian (jelaskan model desain dan
mengapa menggunakan desain tersebut)
B. Prosedur Penelitian (Perencanaan, Pelaksanaan,
Pengamatan, Refleksi)
C. Subjek Penelitian (siswa di kelas berapa)
D. Tempat dan Waktu Penelitian (di sekolah mana,
kapan?)
E. Teknik Pengumpulan Data (tes, pengamatan,
wawancara, kuesioner, dsb dilengkapi dengan kriteria
keberhasilan / perubahan yang diinginkan)
F. Teknik Analisis Data (Analisis deskriptif kuantitatif
dan kualitatif)
Daftar Kepustakaan
Tuliskan semua rujukan yang dikutip baik
pada bab I, II maupun bab III.
Teknik Penulisan :
– Nama Penulis (dibalik), tahun terbit, Judul
Buku/Artikel, Kota Terbit, Penerbit.
PENJELASAN CARA MENULISKAN
DAFTAR PUSTAKA
1. Cara membuat daftar pustaka mengacu pada model
Pusat Pengembangan Bahasa Indonesia yang
terdapat pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008).
2. Sedikitnya ada dua syarat utama harus dipenuhi oleh
sumber bacaan yang akan digunakan dalam acuan
teori;
(1) Adanya keterkaitan antara isi bacaan dengan
masalah yang dibahas,
(2) Kemutahiran sumber bacaan, artinya sumber
bacaan yang sudah kadaluwarsa harus ditinggalkan.
PENJELASAN CARA MENULISKAN DAFTAR PUSTAKA
3. Urutannya: Nama pengarang. Tahun penerbitan.
Judul buku dicetak miring. Kota Penerbit:
Penerbit. Buku, artikel, dan sumber lain yang
boleh dituliskan dalam daftar pustaka adalah
acuan yang dikuti saja.
4. Buku, artikel, dan sumber lain yang tidak dikutip
tidak boleh dituliskan dalam daftar pustaka.
CONTOH MENULIS DAFTAR PUSTAKA
Usman, Husaini & Purnomo Setyadi Akbar. 2009. Pengantar
Metodologi Sosial. Edisi Ketiga. Jakarta: Bumi Aksara.
Usman, Husaini. 2009. Manajemen: Teori, Praktik, dan Riset
Pendidikan. Edisi Ketiga. Jakarta: Bumi Aksara.
Payong, Marsel Ruben. 2009. “Prospek Pendidikan Kesetaraan
di Indonesia”, Jurnal Missio, Vol. II No. 2.
Suhardjono. 2005. Laporan Penelitian Eksperimen dan
Penelitian Tindakan Kelas sebagai KTI, makalah pada Pelatihan
Peningkatan Mutu Guru di LPMP Makasar, Maret 2005
Menulis Laporan PTK
Laporan PTK
Laporan PTK adalah laporan yang dibuat
setelah peneliti memastikan bahwa telah
terjadi perubahan-perubahan yang
mengarah kepada perbaikan atau telah
diatasinya masalah yang dihadapi
sebelumnya.
Laporan PTK dibuat setelah dilaksanakan
siklus-siklus tindakan
Struktur Laporan PTK
Bab I – Bab II sama persis seperti dalam
Proposal
Bab III ada penambahan yakni uraian tentang
siklus-siklus yang telah dilakukan dan waktu
pelaksanaan penelitian dibuatkan dalam jadwal
yang terinci
Bab IV. Hasil Penelitian
– A. Pra Tindakan
– B. Deskripsi Hasil Per Siklus (data-data kuantitatif dan
kualitatif disajikan)
– C. Pembahasan / Diskusi
Struktur Laporan PTK
Bab V. Kesimpulan dan Saran
Daftar Kepustakaan
Lampiran-lampiran
– Instrumen penelitian (tes, kuesioner, pedoman
pengamatan, pedoman wawancara, dsb)
– Data hasil penelitian (hasil tes, hasil tabulasi
kuesioner, transkrip wawancara, tabulasi hasil
pengamatan, deskripsi hasil pengamatan, catatan
anekdotal, catatan lapangan, dsb) dan hasil
pengolahan
– Instrumen perlakuan/tindakan (RPP, media, perangkat
pembelajaran, dsb)
Kriteria Pemilihan Jenis Penelitian
Kriteria
Kuantitatif
Kualitatif
Masalah yang
diteliti
Bila masalah cukup jelas,
memperlihatkan adanya
penyimpangan
Bila masalah belum jelas,
samar-samar, hanya berupa
simptom
Informasi/data
yang
dibutuhkan
Bila peneliti ingin mendapat Bila peneliti ingin mendapat
informasi dari populasi yang informasi yang mendalam
luas untuk generalisasi
tentang suatu fenomen dari
populasi terbatas
Tujuan
penelitian
Bila peneliti ingin melihat
pengaruh dari suatu
perlakuan (treatment) thd
suatu objek tertentu atau
keterkaitan antara suatu
variabel dengan variabel
lain baik untuk pengembangan teori atau untuk
aplikasi dlm bidang tertentu
Bila peneliti ingin memahami
fenomen atau interaksi
sosial yang kompleks guna
menemukan pola hubungan
atau saling keterkatian di
antara fenomen tsb
sehingga ditemukan teori,
prinsip atau pola tertentu
(grounded theory)
Kriteria Pemilihan Jenis Penelitian (Cont.)
Kriteria
Kuantitatif
Kualitatif
Waktu penelitian
Bila peneliti memiliki
waktu yang terbatas tapi
membutuhkan informasi
dari populasi yang luas
Bila peneliti memiliki
waktu yang banyak dan
membutuhkan informasi
yang mendalam dari
populasi yang terbatas
Acuan teori dan
hipotesis
Bila peneliti sudah
memiliki teori dan
kerangka berpikir tertentu
sehingga sejak awal telah
memiliki hipotesis yang
akan diuji.
Bila peneliti belum
memiliki teori yang cukup
dan belum memiliki
hipotesis sejak awal.
Populasi dan Sampel
Populasi: wilayah generalisasi yang terdiri dari
objek/subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya
Populasi tidak terbatas pada orang/manusia tetapi juga
objek/benda-benda lain.
Penetapan populasi tergantung pada masalah dan
variabel penelitian yang ditetapkan oleh peneliti
Terdapat dua jenis populasi:
– Populasi target (targeted population): populasi di mana hasilhasil penelitian akan digeneralisasikan
– Populasi terjangkau (accessible population): bagian dari
populasi target di mana sebagian dari anggotanya akan
dijadikan sampel
Sampel : bagian dari populasi yang akan diambil untuk
diteliti
Teknik Sampling
Probability
Sampling
Non Probability
Sampling
1. Simple random sampling
1. Systematic sampling
2. Proportional random sampling
2. Quota sampling
3. Stratified proportional random
sampling
3. Incidental sampling
4. Cluster random sampling
5. Multi-stage random sampling
4. Purposive sampling
5. Sampling jenuh
6. Snowball sampling
Contoh Teknik Sampling
Populasi
Sampel
xwszwcdt
qadyjkpl
mhbgnui
abcd
efghi
Desa A (120)
Desa A (48)
Desa B (200)
Desa C (158)
Desa D (256)
40%
Sampel
Desa B (80)
Desa C (63)
Desa D (102)
Simple random sampling
Proportional random
sampling
Contoh Teknik Sampling (Cont.)
Populasi
Sampel
Mhs STKIP
Ruteng (1700)
Mhs STKIP
Ruteng (850)
Prog. PGSD
Tk I = 700
Tk II = 500
Prog. PGSD
Tk I = 350
Tk II = 250
Prog. Teologi
Tk I = 70
Tk II = 40
Tk III = 25
Tk IV = 27
Tk V = 30
Prog. Teologi
Tk I = 35
Tk II = 20
Tk III = 12
Tk IV = 13
Tk V = 15
Prog. Inggris
Tk I = 130
Tk II = 90
Tk III = 25
Tk IV = 30
Tk V = 35
Sampel
50%
Prog. Inggris
Tk I = 65
Tk II = 45
Tk III = 12
Tk IV = 15
Tk V = 18
Stratified
proportional
random
sampling
Contoh Teknik Sampling (Cont.)
Populasi
Kec. A = 1102
Desa A (120)
Sampel
Tahap I
Cluster
(secara acak)
Desa B (200)
Desa C (158)
Desa D (256)
Desa E (178)
Desa F (190)
Tahap II
(20%)
Desa B (200)
Desa B (40)
Desa D (256)
Desa D (51)
Desa E (178)
Desa E (36)
Cluster
random
sampling
Contoh Teknik Sampling (Cont.)
Target
SMA 6 Jakarta
(Kls I, II, & III)
Kelas II
Terjangkau
(II1 – II10)
Kelas II1
(48 siswa)
Kelas II3
(48 siswa)
30 Siswa
30 Siswa
Sampel
Multi-stage
Random
Sampling
Ukuran Sampel
Sampling error: kekeliruan penarikan
kesimpulan yang selalu terjadi akibat dari
pengambilan sampel. Setiap penelitian yang
membutuhkan data sampel pasti memiliki
sampling error.
Jika data penelitian berasal dari data populasi
maka sampling error hampir tidak ada.
Semakin kecil sampling error, semakin akurat
penarikan kesimpulan, begitupun sebaliknya
Semakin kecil sampling error maka ukuran
sampel harus semakin besar – mendekati
jumlah populasi.
Ukuran Sampel
Besarnya ukuran sampel berdasarkan tingkat
kekeliruan dapat dilihat pada tabel yang
dikembangkan oleh Isaac & Michael (Sugiyono,
2006 p. 128)
Besarnya ukuran sampel dikaitkan dengan sampling
error hanya berlaku apabila populasinya memiliki
karakteristik yang heterogen. Jika populasinya
homogen maka penentuan ukuran sampel tidak
berlaku. Misalnya dalam penelitian laboratorium
yang menggunakan darah sebagai sampel, tidak
ada kriteria berapa cc darah yang harus diambil.
Dengan ukuran 0,1 cc darah saja sudah mewakili
seluruh darah dalam tubuh seseorang,
Contoh penentuan besarnya
ukuran sampel
Jumlah populasi mhs PT XYZ: 2200
orang; FKIP 1000, FT 450, FE 750.
Penarikan sampel menggunakan taraf
kekeliruan (sampling error 5%).
Dari tabel Isaac & Michael, ukuran sampel
yang dibutuhkan = 301 orang.
Berapa sampel untuk setiap fakultas?
Lanjutan penentuan
Ukuran sampel
Rumus :
S = Pi
N
xn
Ketr:
S = sampel
Pi = populasi untuk unit / kategori tertentu
N = populasi keseluruhan
n = ukuran sampel yang dibutuhkan (berdasarkan nilai tabel untuk taraf
kekeliruan tertentu)
Dengan demikian:
Sampel FKIP = 1000 / 2200 x 301 = 136,8 = 137 orang
Sampel FT = 450 / 2200 x 301 = 61,5 = 61 orang
Sampel FE = 750 / 2200 x 301 = 102,6 = 103 orang
Total sampel = 137 + 61 + 103 = 301 orang.
Teknik Pengumpulan Data Dalam Penelitian
Kuantitatif
Metode
Teknik
Instrumen
Deskriptif
Survai, polling
Kuesioner, wawancara,
skala, test, pedoman
pengamatan
Eksperimen
Observasi
Daftar cek, skala, skala
penilaian, test, pedoman
pengamatan
Komparatif
Survai, polling
Kuesioner, wawancara,
skala, tes, pedoman
pengamatan
Korelasional
Survai, polling
Kuesioner, skala, tes,
wawancara
Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Penelitian Kuantitatif
Jenis
Instrumen
Pengujian Validitas
Konstruk/ Konten
Tes,
Skala
Gutmann
- Expert judgment,
Skala sikap
Likert,
Thurstone
- Expert judgment,
Rating scale
- Expert judgment,
- table of spesification
- t-test two sample
- table of spesification
- t-test two sample
Check list/
lembaran
observasi
Empiris
Point biserial
Correlation
- Tes-retest, equivalent test
- K-R20
- K-R21
Product
moment
Correlation
- Alpha Cronbach
- Split-half Spearman Brown
Product
moment
Correlation
- Ebel Formula
Point biserial
Correlation
- K-R20
- K-R21
- t-test two sample
- table of spesification
- Expert judgment,
- table of spesification
- t-test two sample
Reliabilitas
- Kendall Tau
- Rank order Spearman Corr.
Teknik Analisis Data Dlm Penelitian Kuantitatif
Metode
Deskriptif
Jenis
Data
Teknik Analisis
Deskriptif
Inferensial
Nominal
Distr. frekuensi,
prosentase, modus
Binominal, Chi Square
one sample
Ordinal
Distr. frekuensi,
prosentase, modus
Run test
Rasio/
Interval
Distr. frekuensi, modus,
mean, median, kuartil,
persentil, deviasi standar,
kurtosis, dll.
t-test one sample
Teknik Analisis Data Dlm Penelitian Kuantitatif (cont.)
Teknik Analisis
Metode
Jenis
Data
Inferensial
Deskriptif
2 sampel
Related
Komparatif/
Eksperimen
Nominal
Ordinal
Rasio/
Interval
Independent
Distr. frekuensi,
prosentase,
modus
- McNemar
-Chi Square
Distr. frekuensi,
prosentase,
modus,
-Sign Test,
-Median Test
- Wilcoxon’s
- Mann-Whitney
matched
pairs
(U Test)
- KolomogorovSminorv Test
Distr. frek, mean,
modus, median,
persentil, deviasi
standar, kurtosis
t test
t- test
>2 sampel
Related
Independent
Cochran Q
Chi Square
Friedman
Two-way
Anova
Kruskal-Wallis
One way Anova
Ancova,
Mancova
1 way/ 2 way
Anova, 1 way/ 2
way Manova
- Fisher Exact
Probability
Teknik Analisis Data Dlm Penelitian Kuantitatif (Cont.)
Metode
Jenis
Data
Korelasional
Teknik Analisis
Deskriptif
Inferensial
Nominal
Distr. frekuensi, prosentase,
modus,
Contingency Coefficient C,
biserial/point biserial correlation
Ordinal
Distr. frekuensi, prosentase,
modus,
Spearman Rank Correlation
Kendall Tau Correlation
Rasio/
Interval
Distr. frekuensi, modus,
mean, median, persentil,
deviasi standar, kurtosis
Product Moment Correlation
Partial & multiple correlation
Simple & multiple regression
Path Analysis/SEM
Canonical Correlation
Factor analysis
Catatan:
Khusus untuk Teknik Analisis Inferensial pada metode korelasional atau eksperimen
terdapat beberapa uji persyaratan analisis:
- Uji Normalitas Data dan normalitas galat taksiran
- Uji Homogenitas varians
- Uji Linearitas Regresi
- Uji Multikolinieritas