Alam Semesta menurut Islam

Download Report

Transcript Alam Semesta menurut Islam

TADABBUR
TADABBUR
 Asal Mula Alam Semesta - Keajaiban Ilmiah Al Qur'an

 Gambar 10. Sebuah bintang terbentuk dari gumpalan gas
dan asap (nebula), yang merupakan peninggalan dari 'asap'
yang menjadi asal kejadian alam semesta. (The Space Atlas,
Heather dan Henbest, hal. 50)
PANDANGAN ISLAM TENTANG ALAM SEMESTA
 Al-qur’an tidak membicarakan asal mula alam secara detail, namun
dalam bentuk isyarat-isyarat yang menggambarkan penciptaan melalui
proses bertahap dan memerlukan waktu. Sebagaimana firman Allah
Swt dalam Qs. Hud : 7
 Dan Dia-lah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, dan
adalah singgasana-Nya (sebelum itu) di atas air, agar dia menguji
siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya[711], dan jika kamu
Berkata (kepada penduduk Mekah): "Sesungguhnya kamu akan
dibangkitkan sesudah mati", niscaya orang-orang yang kafir itu akan
berkata: "Ini[712] tidak lain hanyalah sihir yang nyata".
 Istilah enam hari sittatu ayyam dalam ayat tersebut di atas bukanlah
enam hari dalam srti yang sebenarnya sebagaimana perhitungan
manusia, melainkan enam masa atau enam periode. Hal ini berarti
alam diciptakan oleh Allah secara bertahap dalam periode-periode
tertentu. Periode-periode tersebut tidak dijelaskan secara detail.
Konsekuensinya manusia didorong untuk menyelidiki sehingga isyarat
itu dapat dijelaskan
 Gambar 11. Nebula Laguna adalah sebuah gumpalan gas dan asap
yang berdiameter sekitar 60 tahun cahaya. Ia dipendarkan oleh radiasi
ultraviolet dari bintang panas yang baru saja terbentuk di dalam
gumpalan tersebut.
 Ilmu pengetahuan moderen, ilmu astronomi, baik yang berdasarkan
pengamatan maupun berupa teori, dengan jelas menunjukkan bahwa
pada suatu saat seluruh alam semesta masih berupa 'gumpalan
asap' (yaitu komposisi gas yang sangat rapat dan tak tembus pandang,
The First Three Minutes, a Modern View of the Origin of the Universe,
Weinberg
 Bintang-bintang yang berkilauan yang kita lihat di malam hari,
sebagaimana seluruh alam semesta, dulunya berupa materi
'asap' semacam itu. Allah telah berfirman di dalam Al Qur'an:
 ٌ‫ُث َّم اسْ َت َو ٰى إِلَى ال َّس َما ِء َو ِه َي ُد َخان‬
 Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu
masih merupakan asap,... (Al Fushshiilat, 41: 11)
 Karena bumi dan langit di atasnya (matahari, bulan, bintang,
planet, galaksi dan lain-lain) terbentuk dari 'gumpalan asap' yang
sama, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa matahari dan bumi
dahulu merupakan satu kesatuan. Kemudian mereka berpisah
dan terbentuk dari 'asap' yang homogen ini. Allah telah
berfirman:
 ‫ض َكا َن َتا َر ْت ًقا َف َف َت ْق َنا ُه َما‬
ِ ‫ين َك َفرُوا أَنَّ ال َّس َم َاوا‬
َ ْ‫ت َو ْاْلَر‬
َ ‫أَ َولَ ْم َي َر الَّ ِذ‬
 Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui
bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu
yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. (Al
Anbiya, 21:30)
Qs. Al- Anbiya
: 30

  
   
   
     
 
Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui
bahwasanya langit dan
bumi itu
keduanya dahulu adalah suatu yang padu, Kemudian kami pisahkan antara keduanya.
dan dari air kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada
juga beriman?
Qs. Adz-Dzariyat : 47
Dan langit (sama) itu kami bangun dengan kekuatan dan sesungguhnya kamilah yang
meluaskannya.
Pada masa lalu sama diartikan langit, digambarkan sebagai halnya bola besar yang
berputar pada sumbunya dan pada dindingnya menempel bintang-bintang. Ardh atau
bumi adalah tempat datar yang dikurung oleh bola langit itu. Penafsiran seperti itu tidak
dapar dipertahankan terus, karena sama sekali tidak didasari argumentasi dan penalaran
yang kuat. Oleh karen, itu, ayat-ayat mengenai dua hal di atas perlu terus diteliti hingga
dapat diungkap maknanya lebih lengkap.
Para ahli fisika muslim mutakhir memahami ayat di atas dalam perspektif keilmuan yang
luas. Prof. Baiquni menyebutkan bahwa sama tidak lagu diartikan sebagai bola raksasa
yang didindingnya ditempeli bintang-bintang, melainkan ruang alam yang didalamnya
terdapat bintang-bintang, galaksi dan lainnya. Secara eksperimental dapat dibuktikan
bahwa ruang dan waktu merupakan satu kesatuan. Ardh diartikan sebagai istilah materi,
yaitu bakal bumi yang sudah ada sesaat setelah Allah menciptakan jagad raya.
   
Dalam
Qs. Al-Mulk
: 34 
disebutkan bahwa


  
   
    
    



Yang
Telah menciptakan
tujuh langit berlapis-lapis.
kamu sekali-kali tidak melihat pada




ciptaan
Tuhan yang
Maha Pemurah
sesuatu yang tidak
seimbang. Maka Lihatlah

berulang-ulang,
Adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?
Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan
tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itupun dalam keadaan payah.

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan
berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikan itu
benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang Mengetahui.
Ayat diatas mengemukakan bahwa alam semesta ini berjalan dengan kokoh, teratur, rapi
dan harmonis yang tiodak habis-habisnya menjadi tantangan yang menakjubkan bagi
manusia yang kecil dan lemah. Alam raya merupakan manifestasi dan refleksi dari
keagungan dan kebesaran Allah yang menciptakan dan mengaturnya.
Al-qur’an mengungkapkan fenomena-fenomena alam dan menghubungkan manusia
dengan Allah sebagai pencipta dan membimbing manusia agar menyadari
keberadaannya ditengah-tengah alam sebagai bagian dari rencana Allah
Alam dalam pandangan Islam adalah makhluk Allah yang diperuntukkan bagi manusia dan
menjadikannya sebagai pendorong untuk menyelidiki fenomena yang terjadi di dalamnya.
Penyelidikan terhadap alam raya ini merupakan bagian dari tugas manusia. Sebagai
kholifah di muka bumi Khalifah fil Ardh sebagaimana firman Allah Qs. Al-An’am : 165

Dan dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan dia meninggikan
sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu
tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat
siksaan-Nya dan Sesungguhnya dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Allah mengajarkan manusia untuk mengenal alam sekelilingnya dengan baik. Firman Allah
Qs. Yunus : 101
      
Katakanlah: "Perhatikanlah apa yaag ada di langit dan di bumi. tidaklah bermanfaat tanda
kekuasaan Allah dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak
beriman".
Firman Allah dalam Qs. Ali- Imran : 190-191
 Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan
siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,
 (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan
berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya
berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan Ini dengan sia-sia, Maha Suci
Engkau, Maka peliharalah kami dari siksa neraka.
Ayat – ayat tersebut mendorong manusia untuk
meyelididki sifat-sifat dan kelakuan alam
sekelilingnya yang menjadi tempat tinggal
sumber penghidupannya. Dalam kaitan
dengan fenomena alam, para ahli ilmi
pengetahuan alam mengetahui bagaimana
alam memberikan respons, bereaksi terhadap
tindakan yang dilakukan terhadapnya. Dengan
ilmu pengetahuan, manusia dapat memilih
kondisi yang sedemikian rupa sehingga alam
memberikan
MAKHLUK HIDUP YANG MENGHUNI BUMI MENURUT ILMU
PENGETAHUAN TERDIRI ATAS 3 HAl :
1. Makhluk hidup merupakan produk langsung dari proses yang
terjadi diatas bumi, memiliki sifat dasar kimiawi yang sama
2. Kehidupan yang merupakan urutan atau tahapan reaksi
kimia,yang kemudian diantara kimia sederhana tersebut bergabung
membentuk senyawa yang lebih kompleks
3. Kehidupan makhluk yang sederhana, seperti virus, bakteri dan
mikro organisme primitif lainnya diduga merupakan awal permulaan
bentuk kehidupan.