9. pemikiran-neo keynes

Download Report

Transcript 9. pemikiran-neo keynes

PEMIKIRAN
NEO KEYNES
Alvin Harvey Hansen
(1887 – 1975)
Berhasil menyusun secara sistematis serangkaian
pikiran Keynes dalam suatu serangka analisis yang rapi
dan utuh. Hansen juga berhasil mengaplikasikan
pemikiran Keynes terhadap kebijakan negara baik secara
langsung maupun tidak langsung.Menemukan teori
IS-LM
Buku Hansen yang paling menonjol
 Fiscal Policy and Business Cycle (1941)
 Business Cycle and National Income (1951)
 A Guide to Keynes (1953)
Pemikiran Alvin Hansen
Buku pertama dan kedua, banyak bertujuan untuk
menjelaskan apa yang dimaksud dengan fluktuasi
ekonomi, faktor-faktor penyebabnya.Yang lebih penting
lagi cara mengantisipasi fluktuasi ekonomi.
Hansen mengaitkan permasalahan mengenai pendapatan
nasional, investasi, dan kesempatan kerja dengan gerak
fluktuasi ekonomi.
Buku ketiga, sangat berjasa dalam memperluas
pemikiran-pemikiran Keynes. Dalam buku tersebut
Hansen menyusun pemikiran-pemikiran Keynes dalam
suatu kerangka analisis yang lebih sistematis dari buku
aslinya
Simon Kuznets
(1901 – 1985
Simon Kuznets, merupakan ahli statistik yang mampu
menggabungkan antara ilmu matematika dengan ilmu
ekonomi.
Buku Kuznets yang ada hubungannya
Dengan Ekonomi
 National Income and Its Composition (1919–1938)
 Ecomonic Change (1953)
 Modern Economic Growth, Rate, Structure and
Spread (1960)
Pemikiran Kuznets
Berkat pemikiran Kuznets, pemikiran2 pokok dalam
kerangka Keynes dapat diwujudkan secara kuantitatifempiris.
Hubungan antara pendapatan nasional, konsumsi,
tabungan, pengangguran, inflasi, dan harga-harga dapat
dikaji dan diamati menurut analisis kurun waktu (time
series analysis)
Berkat Pemikiran Kuznets, pemikiran-pemikiran
Keynes bisa dibawa untuk menganalisis jangka panjang,
bahkan bisa meramal, memperkirakan, dan sekaligus
mengantisipasi kejadian2 yang tidak diinginkan terjadi
pada masa yang akan datang.
Wassily Leontief
(1906)
Leontif merupakan pakar ekonomi kelahiran Rusia yang
kemudian pindah ke Amerika Serikat
Buku Leontief yang ditulis antara lain:
 Studies in the Structure of the American Economy:
Theoritical and Empirical Explorations in InputOutput Analysis (1953)
 The Future of World Economic (1976)
Pemikiran Leontief
Leontief sangat berjasa dalam menemukan analisis inputoutput. Dengan menggunakan analisis input-output,
kegiatan dan keterkaitan antara sektor-sektor ekonomi
dalam tata susunan ekonomi masyarakat secara
menyeluruh dapat dilihat lebih jelas.
Analisis input-output inspirasinya diperoleh Leontief dari
pemikiran Leon Walras dalam teori keseimbangan
umum.
Karena jasanya tersebut Leontief menerima hadiah
Nobel dalam bidang ekonomi pada tahun 1973
Paul Samuelson
(1915)
Samuelson berperan dalam meringkas dan merangkum
teori-teori ekonomi ortodoks sewaktu menyelesaikan
program Ph.D (pada usia 26 tahun). Sejak usia 32 tahun
sudah menjabat profesor penuh di MIT
Berkat karya-karyanya yang brilian, ia pernah menerima
hadiah John Bates Clark. Hadiah ini merupakan suatu
penghargaan bagi pakar-pakar ekonomi muda (dibawah usia
40 tahun)
Buku Samuelson yang ditulis antara lain:
 Foundations of Economics Analysis (1947)
 Economics (1948)
Pemikiran Samuelson
Samuelson berhasil mengembangkan lebih jauh
pemikiran Keynes dan melengkapinya dengan
pemikiran-pemikiran barunya.
Samuelson berhasil memasukkan variabel perdagangan
luar negeri dalam kerangka umum teori ekonomi
makro. Atas jasanya, banyak negara lebih terdorong
untuk mengadakan perdagangan internasional.
Samuelson juga berhasil menemukan konsep faktor
pengganda (multiplier) dan accelerator dari beberapa
variabel ekonomi seperti investasi, tabungan, dan
konsumsi.
PEMIKIRAN NEW KEYNES
Pemikiran New Keynesian
Pemikiran Keynesian Baru tetap
mempertahankan tradisi dari Keynesian yaitu
adanya kekakuan dalam harga dan upah nominal,
sehingga Keynesian baru berusaha untuk
mencari penjelasan yang lebih dapat diterima.
David Romer merupakan salah satu
tokohnya dan berpendapat bahwa pasar tidak
berkompetisi sempurna dan ada penghalang
untuk menerapkan harga nominal yang fleksibel.
Pokok Pikiran Aliran
Kenesian Baru
Perhatian utama dalam Keynesian Baru adalah
mencari model yang kuat dan meyakinkan
untuk menjelaskan adanya kekakuan upah dan
harga dengan berlandaskan pada
memaksimalkan perilaku dan ekspektasi
rasional. Disamping itu, Keynesian Baru juga
menaruh perhatian pada penelitian tentang
proses penyesuaian harga yang terjadi di
perusahaan.
Fokus kajiannya
Salah satu kajiannya berfokus pada aspek
menentukan tingkat upah dalam pasar tenaga
kerja.
Tingkat upah yang efisien muncul dari suatu
gagasan yang apabila upah yang diterima oleh
pekerja adalah terlalu rendah mengakibatkan
hal-hal seperti :
(a) pekerja tidak termotivasi untuk menghasilkan
ouput yang optimal (bermalas-malasan),
(b) masalah tentang moral dalam suatu
perusahaan,
(c) kesulitan didalam mendapatkan dan
mempertahankan pekerja yang berkualitas,
dan lain sebagainya.
Kelompok ini juga tidak sepenuhnya menolak
pandangan Klasik Baru. Tetapi juga tetap memberikan
sokongan kepada pandangan Keynes yaitu:
1. Dalam perekonomian, adanya pengangguran
yang tidak suka rela selalu berlaku.
2. Pemerintah perlu secara aktif menjalankan
kebijakan untuk mengatasi masalah pengangguran
dan atau inflasi dan mewujudkan kegiatan pada
kesempatan kerja penuh.
Dalam hal ini Keynesian Baru berkeyakinan bahwa dalam jangka
panjang ekonomi pasar masih tidak akan mampu dengan
sendirinya menciptakan kesempatan kerja penuh, sehingga
tetap dibutuhkan adanya kebijakan pemerintah. Kebijakan
pemerintah yang dimaksudkan di sini adalah yang bersifat untuk
mengurangi terjadinya ketidaksempurnaan pasar.
Kekakuan Upah dan Harga
Pada dasarnya Keynesian
Baru berpendapat
bahwa walaupun
terdapat pengangguran
yang tidak suka rela dan
kelebihan penawaran
barang pada masa
resesi, harga-harga
barang tidak menurun ke
tingkat yang akan
mewujudkan kesempatan
kerja penuh.
Adanya bentuk pasar yang
bukan persaingan
sempurna, pasar yang
tidak lengkap, dan
informasi yang tidak
simetris membuat harga
barang bersifat kaku dan
tidak mudah berubah
seperti pada pasar
persaingan sempurna.
1
Model Kontrak Implisit
Model ini aslinya berasal dari
Bailey (1974), D.F. Gordon
(1974), dan Azariadis (1975).
Kemudian dikembangkan
menjadi hipotesis tingkat
alamiah (natural rate
hypothesis) oleh Friedman
(1968) dan Phelps (1968)
yang lebih menekankan
proses memaksimumkan
perilaku untuk pasar tenaga
kerja.
Secara ringkas model ini
menunjukan
bahwa upah pekerja di suatu
perusahaan ditentukan secara
kontrak antara majikan dan
serikat pekerja. Serikat
pekerja akan melakukan
negosiasi dan
menandatangani kontrak
kerja diantara pekerja yang
diwakilinya untuk suatu
periode tertentu.
Bila perusahaan ingin menyesuaikan kontrak sebelum waktunya
maka akan dapat mempunyai dampak yang tidak menguntungkan
karena:
• Negosiasi kontrak memerlukan biaya dan waktu baik
bagi pengusaha maupun serikat pekerja.
• Kegagalan dalam bernegosiasi dapat berdampak
yang luas seperti terjadinya aksi mogok para pekerja.
• Bukan suatu strategi yang optimum bagi perusahaan
untuk mengurangi upah, karena bila berlaku demikian
akan banyak pekerja yang pindah ke perusahaan
lain yang tidak menurunkan tingkat upahnya.
2 Model Upah Efisien
Teori ini dikemukakan oleh
Gordon (1990), Yellen (1984),
Katz (1986, 1988), Harley (1990)
dan Weiss (1991). Solow (1979)
memberi dasar pada model ini.
Upah efisien akan sama dengan
produk marginal yang dapat
diturunkan berdasarkan syarat
kondisi cukup untuk
memaksimumkan keuntungan di
suatu perusahaan.
Menurut teori ini
perusahaan cenderung
untuk menetapkan upah
yang lebih tinggi dari
pada upah
keseimbangan pasar
persaingan sempurna.
Ada empat alasan perusahaan untuk
memberikan upah yang tinggi, yaitu :
• Dengan upah yang lebih tinggi ini dimaksudkan untuk alat
memaksimumkan disiplin pekerja dalam melaksanakan tugas.
Upah yang tinggi akan membuat pekerja lebih giat bekerja dan
meningkatkan produktivitasnya dan sumbangan kerjanya dapat
meningkatkan produktivitas total perusahaan. Upah yang tinggi ini
menyebabkan mereka takut kehilangan pekerjaan dan hal ini
menyebabkan mereka bekerja dengan lebih giat.
• Untuk menghindari biaya penggantian pekerja. Dengan sistem
upah yang baik maka kemungkinan pekerja keluar dari perusahaan
dapat diperkecil, sehingga dapat dihindari pengeluaran biaya untuk
mencari pekerja baru.
• Sebagai alat untuk memilih tenaga kerja yang berkualitas tinggi.
Tenaga kerja yang tersedia bersifat heterogen, yang berbeda baik
dari segi kepandaian, kerajinan, ketekunan maupun sikap dalam
menjalankan tugas.
• Upah yang tinggi merupakan imbalan yang seimbang bagi pekerja
yang mempunyai prestasi yang baik.
3
Model Orang Dalam –
Orang Luar
Model ini dikembangkan pada tahun 1980an oleh Lindbeck dan
Snower. Pada dasarnya teori ini menganggap pasar barang dan pasar
tenaga kerja bersift persaingan tidak sempurna.
Bila dalam pasar tenaga kerja terdapat serikat pekerja dan jumlah
perusahaan relatif terbatas, maka tingkat upah ditentukan dari
perjanjian kontrak kolektif antara serikat pekerja dengan majikan.
Dalam pasar yang demikian tenaga kerja dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu:
• yang menjadi anggota serikat buruh atau disebut orang dalam
(insider) dan
• yang tidak menjadi anggota serikat buruh atau disebut orang luat
(outsider).
Penyebab Kekakuan
Harga
Penganut aliran New Keynesian berpendapat
bahwa sintesis yang timbul sebagai respon terhadap
kritik ekspektasi rasional pada dasarnya adalah
benar, yakni asumsi yang menyatakan bahwa nilainilai ekspektasi perlu menjadi pertimbangan dalam
menentukan perekonomian nasional, dimana nilai
tersebut harus serasional mungkin berdasarkan
informasi yang tersedia.
aliran New Keynesian menggali lebih dalam
kepada isu-isu yang berkaitan dengan peranan
dari ketidaksempurnaan pasar terhadap fluktuasi
perekonomian.
1
Teori Biaya Menu
Teori ini dikemukan oleh
Akerlof dan Yallen (1985),
Mankiw (1985), Parkin (1986)
dan terakhir oleh Rotemberg
(1987) dan sering disingkat
menjadi Pandangan PAYM.
Istilah biaya menu
dimaksudkan sebagai biaya
yang akan dibayar suatu
restoran apabila
membuat perubahan harga
makanan yang dijualnya.
Biaya untuk membuat daftar
harga yang baru tersebut
dapar berupa: pencetakan,
pengedaran, pemberitahuan
kepada agen, kekecewaan
pelanggan bila mengetahui
adanya perubahan harga.
Berbagai bentuk biaya ini
belum tentu
dapat ditutupi oleh
keuntungan tambahan yang
diperoleh.
2
Harga Mark-Up
Dalam pasar persaingan tidak sempurna, penentuan harga pada
umumnya didasarkan pada penentuan nilai mark-up atau tambahan
harga di atas biaya per unit utuk memproduksi barang tersebut.
Perusahaan akan cenderung untuk menaikkan harga
sesuai dengan mark-up yang telah ditetapkan apabila
biaya produksi rata-rata meningkat, tetapi akan
mempertahankan harga yang lama dan menambah
mark-up apabila biaya produksi rata-rata menurun.
Dengan kecenderungan ini berarti harga barang
industri biasanya sukar untuk diturunkan walaupun
dalam keadaan resesi. Dengan kata lain harga barang
di pasar persaingan tidak sempurna bersifat kaku ke
bawah.
3
Ekternalitas
Pasar yang Tebal
Dalam dunia nyata penjual dan pembeli tidak dapat bertemu
tanpa adanya biaya mencari (search cost).
Sehingga ada kecenderungan orang akan
lebih suka mencari pasar yang tebal karena
mempunyai banyak pilihan. Jika ekternalitas
pasar yang tebal ini membantu menggeser
biaya marginal ke atas pada saat resesi dan
ke bawah pada saat ekonomi membaik
maka hal ini akan memberi kontribusi pada
terjadinya kekakuan harga.
4
Pasar Konsumen
Pembeli selalu mempunyai informasi yang terbatas tentang harga
yang termurah di pasar tersebut. Karena biaya mencari terkait
dengan proses belanja maka penjual mempunyai kekuatan
monopoli meskipun banyak perusahaan yang menjual barang
yang sama di pasar tersebut. Karena banyaknya konsumen
membeli barang yang sama berulang-ulang sehingga ada
kecenderungan bagi penjual untuk menghalangi pembeli mencari
ke tempat lain.
Bila harga naik maka konsumen akan bereaksi pindah ke
penjual lain dan jika harga turun konsumen akan lambat
reaksinya, karena perlu waktu untuk menyebarkan informasi ini
ke pembeli di perusahaan lain. Perbedaan reaksi perubahan
harga ini dapat menyebabkan terjadinya kekakuan harga relatif.
4
Harga Sebagai
Indikator Kualitas
Perusahaan cenderung tidak mau menurunkan
harga bila ada penurunan permintaan karena
adanya anggapan bahwa harga merupakan
indikator dari kualitas barang. dengan
menurunkan harga ada resiko konsumen akan
menganggap bahwa kualitas barang tersebut
sudah diturunkan.
5
Kekakuan Harga dan
Tabel Input-Output
Saat ini satu perusahaan berhubungan dengan ratusan
perusahaan lain melalui tabel input-output yang sangat
kompleks. Bila ada kejutan permintaan maka tidak ada jaminan
bahwa keuntungan marginal akan bergerak bersama-sama
dengan biaya marginal.
Jika terjadi penurunan permintaan agregat, dan satu
perusahaan individu menurunkan jumlah
produksinya maka belum tentu biaya marginalnya
akan menurun secara proporsional. Setiap
perusahaan akan mempunyai kondisi permintaan
agregat yang berbeda, sehingga menurunkan harga
pada kondisi tersebut bisa menyebabkan bangkrut.
KESIMPULAN
DAN
KRITIKAN
ideologi Keynesianisme
Inti dari ideologi Keynesianisme
adalah Keynes tidak percaya akan
kekuatan hakiki dari sistem laissez
faire untuk mengoreksi diri sendiri
sehingga tercapai kondisi efisien
(full employment) secara otomatis,
tetapi kondisi full-employment
hanya dapat dicapai dengan
tindakan-tindakan terencana atau
kebijakan pemerintah.
Patron Cleant Pengusaha dan
Pengusaha
Penguasa
Pengusaha
(Politic Area)
(Economic Area)
Kebijakan
Kapital
Kekuasaan
Pasar
Kebijakan Ekonomi
Indonesia
• BAntuan LAngsung Tunai (BLT)
• Mempertahankan tingkat suku
bunga tetap tinggi
• Impres Desa TErtinggal (IDT)
• Program Pengentasan KEmiskinan
Perkotaan (P2KP)
Kebijakan2 diatas lebih jenderung mengikiti
pemikiran KEynesian
Kebijakan Dalam TAta Niaga
Politic Area
Economy Area
Tata Niaga Beras
Perum Bulog
Tata Niaga Cengkeh
PT. Humpus
Proyek Mobil Timor
PT Timor Indonesia
Kebijakan Dalam Pengeluaran
Anggaran
KAsus PT. Lapindo:
KAsus BLBI:
Pemerintah Menanggung Kerugian:
Pemerintah telah
mengucurkan dana
sedikitnya Rp. 320 trilyun
yang disebut Bantuan
Likuiditas Bank Indonesia
(BLBI), terdiri:
PT. KAI
= 100 juta/hari
Pertamina
= 183 M
PT. Jasa Marga = 250 juta/Hari
PT. BTN
= gantirugi perum
• Rp. 144,4 trilyun yang
diterima 48 bank umum
swasta nasional
• Rp. 175 trilyun yang
diterima bank BUMN
Daftar Bank Penerima BLBI
(dalam miliar Rp)
NO
NAMA BANK
JUMLAH
BLBI
%
PENANGGUNG JAWAB
1
Bank Dagang Nasional Indonesia 1)
37.039,76
25,63
Sjamsul Nursalim
2
Bank Central Asia (BCA) 2)
26.596,28
18,40
Sadono Salim
3
Bank Danamon 2)
23.188,38
15,99
Usman Atmadjaja
4
Bank Umum Nasional 1)
12.067,95
8,35
Mohammad Hasan, Kaharudin Ongko
5
Bank Indonesia Raya 3)
4.018,24
2,78
Atang Latief
6
Bank Harapan Sentosa 4)
3.866,18
2,67
Hendra Rahardja
7
Bank Nusa Nasional 2)
3.020,32
2,09
-
8
Bank Tiara Asia 2)
2.909,24
2,01
-
9
Bank Modern 1)
2.557,69
1,77
Samadikun Hartono
10
Bank Pesona (d/h Bank Utama) 3)
2.334,89
1,62
Sigit Harjojudanto
11
Bank Pacific 4)
2.133,37
1,48
Hendrik Willem Teori
12
Bank Asia Pacific 3)
2.054,97
1,42
Thomas Suyatno
13
Bank PDFCI 2)
1.995,00
1,38
-
14
Bank Pelita 1)
1.989,83
1,38
Hashim S. Djojohadikusumo
15
Bank PSP 3)
1.938,95
1,34
Slamet S. Gondokusumo
Lanjutan
16
Sejahtera Bank Umum 4)
1.687,35
1,17
Hasudungan Tampubolon
17
Bank Surya 1)
1.653,75
1,14
H. Sudwikatmono
18
Bank Central Dagang 3)
1.403,49
0,97
Sam Handojo
19
Bank Papan 3)
928,91
0,64
Hashim S. Djojohadikusumo
20
Bank Ficorinvest 3)
917,85
0,64
Deddy Nurjaman
21
South East Asia Bank
899,40
0,62
Tidjan Ananto
22
Bank Subentra 1)
860,85
0,60
Benny Suherman
23
Bank Panaesaan
681,08
0,47
HR Rembert
24
Bank Sewu 3)
642,25
0,44
Dasuki Angkosubroto
25
Bank Centris 1)
629,63
0,44
Hubertus Setyawan
26
Bank Dewa Rutji 3)
609,41
0,42
Rudolf Kasendra
27
Bank Astria Raya 4)
578,92
0,40
Henry Liem
28
Bank Istimarat 1)
520,23
0,36
Hashim S. Djojohadikusumo
29
Bank Industri 4)
511,47
0,35
Hashim S. Djojohadikusumo
30
Bank Dagang Industri 3)
481,55
0,33
Prof. DR. Sukamdani SG
31
Bank Intan 3)
401,55
0,28
Fadel Muhammad
32
Bank Umum Servitia 3)
361,98
0,25
Rijanto Sastroatmodjo
33
Bank Mataram Dhanaarta 4)
336,76
0,23
Sri Sultan HB X
34
Bank Aken 3)
301,32
0,21
Indra Haryono SE
35
Bank Guna Internasional
251,06
0,17
Letjend TNI (Purn) Sutopo Yuwono
Lanjutan
36
Bank UPPINDO 3)
242,95
0,17
Miranda S Gultom
37
Bank Lautan Berlian 3)
240,82
0,17
Ulung Bursa
38
Bank Tata Internasional 3)
221,23
0,15
Ny. Susilawati Wijaya NG
39
Bank Hokindo 1)
214,23
0,15
Hokianto
40
Bank Jakarta 4)
210,99
0,15
H. Probosutedjo
41
Bank Anrico 4)
210,08
0,15
Prof. Harun Alrasyid Zain
42
Bank Kosagraha Semesta 4)
201,81
0,14
Setiawan Chandra
43
Bank Citrahasta Manunggal 4)
201,80
0,14
Suyono Sukarno
44
Bank Danahutama 3)
184,82
0,13
Sofjan Wanandri
45
Bank Deka 1)
152,91
0,11
Dewanto Kurniawan
46
Bank Dwipa Semesta 4)
110,11
0,08
Dr. Yoga Sugomo
47
Bank Baja Internasional 3)
35,77
0,02
Riyanto
48
Bank Umum Majapahit Jaya 4)
8,55
0,01
Roy E. Tirtadji
144.535,98
100,00
TOTAL
Keterrangan :
1 : Bank Beku Operasi
2 : Bank Take Over (BTO)
3 : Bank Beku Kegiatan Usaha (BBKU)
4 : Bank Dalam Likuidasi (BDL)
Dampak Kebijakan
Dampak Kebijakan
Kondisi Terakhir Eknomi
Indonesia
Cadangan Devisa
Kenaikan BBM
Inflasi
Pengangguran
Penduduk Miskin
: 36 M Dollar AS
34 M Dollar AS
: Rata naik 140%
: Meningkat dari 10%
menjadi 18%
: 10,2 juta jiwa
12,0 juta jiwa
: 36,3 juta jiwa (16,6%)
70,0 juta jiwa (33,0%)
ungkapan Bung Hatta
: "Kalau kita harapkan tabib dari luar, kita akan menunggu
orang yang tidak akan datang. Yang sanggup mengobatinya
banyak atau sedikit ialah rakyat kita sendiri. Dan pokok
segala usaha ialah kemauan yang tetap. Kemauan itulah
yang harus kita bangkitkan. Itulah dasarnya "self help yang
senantiasa menjadi buah bibir kita. Rakyat kita sebagian
besarnya adalah rakyat yang kena sugesti (pukau)
ketidakmampuan. Pukul dan bunuh segesti itu dengan
propaganda dan contoh (Hatta, 1933)."
Krisis Ekonomi Menurut Qur’an
Jikalau sekiranya penduduk negerinegeri beriman dan bertaqwa, pstila
Kami akan melimpahkan kepada mereka
berkah dari langit dan bumi, tetapi
mereka mendustakan (ayat-ayat kami)
itu, maka Kami siksa mereka
disebabkan perbuatannya
(QS: Al A’RAAf : 96)
Pemaknaan Terhadap
Model Ekonomi
Y = C + I/S + (Tx – G) + (Ex – Im)
C
I
S
(Ex- Im)
(Tx – G)
Y
= Kepuasan
= Eksploitasi
= Menimbun Kekayaan
= Imprialisme
= Memprkaya Birokrat
= Pendapatan Semu
Maka Perlu Dirubah
Y = C + I/S + (Tx – G) + (Ex – Im)
C
I
S
(Ex- Im)
(Tx – G)
Y
= Kebutuhan
= Ibadah
= Berjaga-jaga
= Ibadah
= Pemerataan
= Pendapatan Riil
aliran Moneteris
Milton Friedman
Para ekonom dari aliran moneteris ini
menyerang pandangan dari aliran
Keynesian, terutama menyangkut
penentuan pendapatan yang dinilai oleh
mereka sebagai tidak benar. Kaum
moneteris menghendaki agar analisis
tentang penentuan pendapatan memberi
penekanan pada pentingnya peranan
jumlah uang beredar (money supply) di
dalam perekonomian.
Pemikiran Moneteris
Bagi kaum moneteris, jumlah uang beredar merupakan
faktor penentu utama dari tingkat kegiatan ekonomi dan
harga-harga di dalam suatu perekonomian. Dalam jangka
pendek (short run), jumlah uang beredar mempengaruhi
tingkat output dan kesempatan kerja; sedangkan dalam
jangka panjang (long run) jumlah uang beredar
mempengaruhi tingkat harga atau inflasi.
Rational Expectation (Ratex)
John Muth merupakan pencetus pertama ide ratex
dimana pada awal 1960-an ia mengemukan premis :
”ekspektasi tiap individu bersifat rasional bila ekspentasi
tersebut identik dengan hasil prediksi model”.
Penganut rational expectation (ratex) tidak lain adalah
kelompok klasik baru (new-classical), karena asumsi
ratex dijadikan oleh kaum tersebut sebagai landasan
pokok seluruh analisis dan pemikirannya.
SEMOGA BERMANFAAT
TERIMAKASIH