modul-5-Metode-Penarikan

Download Report

Transcript modul-5-Metode-Penarikan

Modul 5 : Metode Penarikan Sampel
PENDAHULUAN
 Penarikan
sampel termasuk
INFERENSIA (halaman 5.1)
dalam
bidang
statistik
 Manfaat penarikan sampel :
Menghemat waktu dan biaya
Jangkauan lebih luas
Hasil penelitian yang lebih akurat
Jika pilihan yang tersedia hanyalah sampel  kasus pedagang durian
Manajemen data
 Metode pengambilan sampel dari populasi  tergantung ada
tidaknya kerangka sampel.
Penarikan sampel probabilita
Penarikan sampel non-probabilita
2
KEGIATAN BELAJAR 1
Penarikan Sampel Probabilita
3
Penarikan Sampel Probabilita
 Memiliki prinsip bahwa setiap elemen populasi memiliki
kesamaan yang sama untuk terpilih menjadi anggota
sampel
 Penarikan sampel probabilita menggunakan 5 cara :
1. Penarikan sampel acak sederhana (simple random sampling)
2. Penarikan sampel acak bertingkat (stratified random sampling)
3. Penarikan sampel acak sistematis (systematic random
sampling)
4. Penarikan sampel berkelompok (cluster sampling)
5. Penarikan sampel random langkah ganda (multy-stage random
sampling)
4
Penarikan Sampel Acak Sederhana
 Asumsi dasar : populasi yang bersifat homogen
 Jumlah populasi dan sampel yang tidak terlalu besar
 Tanpa memperhatikan strata (tingkatan) yang ada dalam
populasi
 Contoh strata  tingkatan umur, level jabatan, gender
 Setiap anggota populasi memiliki kesempatan yang sama
untuk dijadikan sampel
 Keunggulan : Dapat mengatasi bias yang muncul dalam
pemilihan anggota sampel karena intervensi peneliti
 Kesulitan :Tidak efisien untuk jumlah populasi yang besar
 Contoh : Bagaimana memilih 30 mahasiswa dari 300
mahasiswa Pengantar Statistika Sosial?
5
Penarikan Sampel Acak Berstrata (1)
 Digunakan untuk populasi yang memiliki anggota yang
tidak homogen (heterogen)
 Berguna untuk memperbaiki pendugaan ciri – ciri populasi
dengan mengelompokkan data berciri-ciri sama
 Membagi anggota populasi menjadi beberapa
subkelompok yang disebut strata
 Sampel dipilih dari masing-masing stratum
 Keunggulan : Merefleksikan secara akurat parameter
populasi dari pada metode acak sederhana
6
Penarikan Sampel Acak Berstrata (2)
 Dibagi menjadi 2 :
A. Penarikan sampel strata proporsional : dipakai apabila
besarnya sampel yang ditarik dari masing - masing strata
sebanding dengan besarnya strata dalam populasi
B. Penarikan sampel strata non-proporsional : digunakan jika
jumlah di salah satu strata yang terlalu sedikit atau terlalu besar
 Tahapan dalam penarikan sampel berstrata (halaman 5.8):
1. Membagi elemen populasi kedalam strata
2. Menentukan jumlah sampel (proporsional atau nonproporsional)
3. Menarik sampel dengan cara acak atau sistematis
7
Penarikan Sampel Acak
Berstrata Proporsional
 Contoh : Diketahui jumlah lulusan S1 FISIP-UT pada
tahun 2008 sebanyak 200 lulusan, akan diambil sampel
sebanyak 50 lulusan
= Proporsi = (Jumlah Anggota) x 100%
Total Anggota
8
Penarikan Sampel Acak
Berstrata Non-Proporsional
 Untuk menghindari bias yang muncul karena terlalu
sedikitnya jumlah anggota sampel yang mewakili lulusan
sosiologi maka dilakukan penarikan sampel acak berstrata
non-proporsional.
 Bukan berarti ‘asal menentukan’ sampel!
9
Penarikan Sampel Sistematis
 Digunakan untuk populasi yang homogen
 Prosedur penarikan sampel :
1. Menyusun kerangka sampel secara acak, tidak boleh ada pola
atau pengelompokan
2. Menentukan interval sampel dengan rumus K=N/n
3. Menarik sampel dari daftar kerangka sampel berdasarkan K
10
Penarikan Sampel Random (Acak) Klaster
 Klaster adalah unit yang berisi anggota sampel atau
target akhir penarikan sampel
 Prosedur dalam menarik sampel acak klaster
1. Menentukan jumlah klaster/area yang dijadikan kerangka
sampel
2. Menyusun kerangka sampel dari masingmasing klaster secara
acak
3. Memilih anggota sampel dari masing-masing klaster
11
Penarikan Sampel Random Langkah Jamak
(Multi Stage Random Sampling)
 Berguna jika kita sulit menentukan kerangka sampel
atau sukarnya medan yang ditempuh dan mahalnya
biaya yang harus dikeluarkan
 Prosedur penarikan sampel random langkah jamak :
1. Populasi dipecah dalam beberapa klaster
2. Klaster yang terpilih dibagi-bagi menjadi beberapa sub klaster
3. Sub klaster dibagi menjadi beberapa sub-sub klaster
12
KEGIATAN BELAJAR 2
Penarikan Sampel Non Probabilita
13
Penarikan Sampel Non Probabilita
 Terbagi atas 5 :
1. Pengambilan sampel maksud tertentu (purposive
sampling)
2. Pengambilan sampel kuota
3. Pengambilan sampel bola salju (snow ball sampling)
4. Pengambilan sampel sekehendak (judgment
sampling)
5. Pengambilan sampel ahli (expert sampling)
14
Penarikan Sampel Purposif
 Adalah penarikan sampel dengan pertimbangan tertentu
 Didasarkan pada kepentingan dan tujuan penelitian
 Terdiri dari 2 cara :
1. Convenience sampling : berdasarkan keinginan peneliti
2. Judgment sampling : berdasarkan penilaian terhadap
karakteristik anggota sampel
 Tujuan pengambilan sampel ini adalah
 Memperkuat pertanyaan atau argumen sendiri, sehingga
pengambilan sampel harus ‘diatur’
 Memperlemah argumen lawan
15
Penarikan Sampel Kuota
 Digunakan untuk populasi yang cenderung heterogen
 Tidak memungkinkan menyusun kerangka sampel
 Cara penarikan sampel kuota :
1. mengelompokkan responden dalam beberapa kategori
2. Kemudian, menentukan jumlah sampel masing-masing
kategori
 Contoh : membagi populasi penelitian berdasarkan laki-
laki dan perempuan
16
Penarikan Sampel Bola Salju
 Digunakan untuk kasus-kasus yang cenderung sensitif
dan sulit untuk menyusun kerangka sampel
 Dapat menyusun sociogram yang melibatkanseluruh
objek penelitian
 Cara penarikan sampel : dilakukan secara berantai,
makin lama sampel semakin besar
1. Mencari responden dari kelompok kecil dengan wawancara
2. Meminta rekomendasi dari responden untuk penentuan
responden lainnya
17
Penarikan Sampel Aksidental
 Digunakan jika populasi relatif homogen dan peneliti
kesulitan menentukan kerangka sampel
 Merupakan teknik yang paling mudah dan murah
 Kekurangan : Cenderung menghasilkan sampel yang
tidak mewakili populasi dan bias yang tinggi
18
Penarikan Sampel Ahli
 Didasarkan pada pendapat ahli
 Anggota sampel ditentukan oleh pendapat ahli tersebut
 Ahli yang dimaksud adalah seseorang yang dianggap
ahli tentang topik yang akan kita teliti
19
Tugas 1. Kumpulkan dalam bentuk softcopy (email ke
[email protected] atau tulis tangan paling lambat 7 Oktober 2012)
1. Pada tabel terlihat harga saham 5 stasiun televisi.
Hitung :
A. Rata-rata
Rata-rata harga per saham
= (500+350+280+575+275)/5 = 396
Rata-rata harga saham gabungan 5 perusahaan =
((500x50) + (350x75) + (280x55) + (575x20) + (275x35))/5 =
87.775/5 = 17.555
B. Range
Range harga saham satuan = 575 – 275 = 300
Range total saham TV = 26.250 – 9.625 = 16.625
B. Standar Deviasi = akar kuadrat dari variansi
 Hitung variansi terlebih dahulu = [(500-396)2 +(350-396)2+(280396)2+(575-396)2+(275-396)2]/4=135.157 = 135.16
20
 Standar deviasi = akar 135.16 = 11.6
3. Pada tabel adalah jumlah konsumsi susu (liter/hari) di
Indonesia untuk tahun 2011 dan 2012
Usia
Konsumsi Susu
(2011)
Konsumsi Susu
(2012)
2
2.5
Anak-anak (6-12) tahun
1.5
2
Remaja (15 – 29 tahun)
0.5
0.25
Dewasa (20 – 30 tahun)
0.2
0.6
Lansia (>65 tahun)
0.75
0.4
Balita (1-5 tahun)
Hitung:
A.Rata-rata konsumsi susu pada tahun 2011 =
(2+1.5+0.5+0.2+0.75)/5 = 4.95/5 = 0.99 = 1 liter/hari
B.Rata-rata konsumsi susu pada tahun 2012 =
(2.5+2+0.25+0.6+0.4)/5 = 5.75/5 = 1.15 = 1 liter/hari
C.Buat diagram/grafik berdasarkan data pada tabel
D.Apa kesimpulannya?
21
Konsumsi susu di Indonesia
periode 2011-2012 (liter/hari)
 Interpretasi





Secara keseluruhan, konsumsi susu Indonesia di tahun 2012 meningkat dibandingkan tahun
sebelumnya
Kelompok yang paling banyak mengkonsumsi susu adalah anak-anak dan balita
Susu paling banyak dikonsumsi oleh kelompok di bawah usia remaja
Terjadi penurunan drastis konsumsi susu saat penduduk menjelang usia dewasa
Tidak dapat disimpulkan konsumsi susu per individu (pernyataan susu paling banyak dikonsumsi
oleh seorang balita atau susu paling sedikit dikonsumsi oleh seorang remaja SALAH
22
 karena tidak diketahui jumlah balita yang masuk dalam kategori Balita)
Latihan Soal UT Pusat
23
1. Seseorang bisa menghasilkan 300 pasang sepatu
perhari. Standar deviasi 150 per hari.
 Berarti, dalam 1 hari minimum sepatu yang bisa dihasilkan
minimum 300-150 = 150 pasang
 Berarti dalam 1 hari maksimum sepatu yang bisa dihasilkan
maksimum 300+150 = 450 pasang
 Berapa total kejadian = 450-150 = 300 kejadian
 Ada berapa kemungkinan?
1.
2.
3.
4.
Dalam 1 hari tepat 300 pasang diproduksi (1 kejadian)
Dalam 1 hari 150-299 pasang diproduksi (150 kejadian)
Dalam 1 hari 301-450 pasang diproduksi (149 kejadian)
Dalam 1 hari lebih 451 pasang atau lebih diproduksi  tidak mungkin
 Peluang pekerja menghasilkan 300-550 pasang  2+3+4 =
(1/300+149/300+0/300)=150/300=1/2 atau 0.5
24
2. Pengambilan sampel acak berstrata (ada
pengelompokkan berdasarkan wilayah)
 Proporsional atau tidak proporsional?  Tergantung hasil
perhitungan
 Sampel acak berstrata proporsional – 30 pelanggan
Stra
tum
Wilayah
Jumlah
Pelanggan
Prosentase
Jumlah Sample
1
Jakarta
70
(70/300)
=(70/300)*30 = 7 orang
2
Surabay
66
(66/300)
= (66/300)*30 = 7 orang
(dibulatkan ke atas)
3
Medan
44
(44/300)
= (44/300)*30 = 5 orang
(dibulatkan ke atas)
4
Ujung Pandang
55
(55/300)
= (55/300)*30= 5 orang
(dibulatkan ke bawah)
5
Denpasar
65
(65/300)
= (65/300)*30= 6 orang
(dibulatkan ke bawah)
300
7+7+5+5+6 = 30
25