Psikologi Napza Pertemuan 4

Download Report

Transcript Psikologi Napza Pertemuan 4

Patofisiologi Adiksi dan
Model Psikopatologi Adiksi
Tujuan
Tujuan Umum
• Pada akhir sesi, peserta latih memahami bagaimana
kerja otak dan pengaruh zat adiktif terhadap perilaku
individu yang mengalami adiksi napza
Tujuan Khusus
• Peserta latih mampu:
• Menjelaskan fungsi otak secara umum
• Menjelaskan tentang kerja zat adiktif terhadap otak
• Menjelaskan dampak zat adiktif terhadap pola pikir dan
perilaku individu
• Menjelaskan mengenai model adiksi
1. Mekanisme fungsi otak :
Neurobiologi dan neuroanatomi
• Bagian otak belakang
(hindbrain) memuat
elemen-elemen yang vital
terhadap kelangsungan
hidup
• Otak tengah midbrain
adalah bagian yang
didalamnya terdapat
area-area penting yang
kaitannya dengan
masalah adiksi zat
psikoaktif
1. Mekanisme fungsi otak : Neurobiologi dan
neuroanatomi
• Area-area tersebut terlibat
dalam motivasi dan
pembelajaran mengenai
rangsangan lingkungan dan
perilaku penguat yang
berkaitan dengan pusat
kesenangan atau kenikmatan
termasuk makan-minum
• Otak bagian depan (forebrain)
mempunyai fungsi yang lebih
kompleks.
• Sel pembawa pesan
/Neurotransmiter terikat
reseptor
1. Mekanisme fungsi otak : Neurobiologi dan
neuroanatomi
• Zat psikosktif mampu meniru efek
neurotransmiter alamiah /endogen,
mempengaruhi fungsi otak normal:
• memblokir fungsi normal,
• mengubah penyimpanan, penglepasan
dan pembuangan neurotransmitor.
• Zat psikoaktif yang mengikat dan
meningkatkan fungsi-fungsi reseptor
disebut agonis dan yang nengikat untuk
memblok disebut antagonis.
2. Kerja zat psikoaktif pada Otak
• Adiksi zat psikoaktif kelainan berupa
perubahan fungsi otak yang dipicu oleh zat
psikoaktif tersebut
• Mempengaruhi persepsi, emosi, dan proses
motivasional di dalam otak
• Hasil akhir dari kerja otak adalah pikiran dan
perilaku gejala-gejala yang timbul ada pada
proses pikir dan perilaku
• Gejala behavioral yang kompleks
berhubungan efek jangka pendek maupun
panjang dari zat psikoaktif tersebut.
2. Kerja zat psikoaktif pada Otak
• Kategori zat psikoaktif : Depresan, Stimulan,
Halusinogen
• Cara aksi yang berbeda, menghasilkan efekefek setiap zat yang berbeda pula
• Terikat dengan reseptor yang berbeda
• Efek-efek jangka pendek maupun panjang
berbeda
• Memiliki kesamaan dalam cara mempengaruhi
kerja otak yang terlibat dalam motivasi terkait
teori ketergantungan
2. Kerja zat psikoaktif pada Otak
3. Mekanisme utama kerja zat
psikoaktif pada otak
Jenis Zat
Mekanisme Kerja di Otak
Efek jangka panjang terhadap otak
1
Etanol/Alko
hol
Meningkatkan efek GABA, dan
menurunkan efek eksitatori dari
Glutamat. Memperkuat efek-efek yang
mungkin terkait dengan peningkatan
aktifitas di jalur dopamin mesolimbik
Berubahnya fungsi dan struktur otak, terutama di
bagian korteks pra frontal (prefrontal-cortex) ;
gangguan kognitif, volume otak yang berkurang
2
Hipnotik
Sedatif
Mendorong kerja dari neurotransmitor
Kerusakan memori
3
Nikotin
Mengaktifkan reseptor kolinergis
nikotinis. Meningkatkan pembentukan
dan penglepasan dopamin
Sulit memisahkan efek dari nikotin dengan komponen
lain dari tembakau
4
Opioida
Mengaktifkan reseptor-reseptor opioida
mu dan delta. Reseptor-reseptor
tersebut berlimpah di area-area otak
yang terlibat dalam respon terhadap zatzat yang adiktif seperti pada jalur
dopamin mesolimbik
Perubahan panjang terhadap reseptor opioida dan
peptida ; adaptasi dalam respon ganjaran (reward),
pembelajaran dan stres
5
Kanabinoid
Mengaktifkan reseptor kanabinoid juga
meningkatkan aktifitas dopamin di jalur
mesolimbik
Paparan jangka panjang dari kanabis dapat
menyebabkan kecacatan kognitif yang bertahan lama
dan memperparah penyakit jiwa yang sudah ada
3. Mekanisme utama kerja zat
psikoaktif pada otak
Jenis Zat
Mekanisme Kerja di Otak
Efek jangka panjang terhadap otak
6
Kokain
Memblokir ambilan (re-uptake) dari
transmitor seperti dopamin, sehingga
memperpanjang efek-efek zat
Defisit kognitif, abnormalitas pada daerah-daerah
tertentu pada korteks, cacat dalam fungsi motorik,
dan waktu reaksi yang menurun
7
Amfetamin
Meningkatkan penglepasan dopamin
dari terminal saraf, dan menghalangi
ambilan kembali (re-uptake) dari
dopamin dan transmitor yang terkait
Perubahan dalam reseptor dopamin otak, perubahan
metabolis regional, cacat motorik dan kognitif
8
Ekstasi
Meningkatkan penglepasan serotonin
dan memblokir ambilan kembali
Merusak sistem serotonin otak, membawa ke
behavioral dan psikologis
9
Inhalan
Kemungkinan besar mempengaruhi
neurotransmitor inhibisi, seperti sedatif
dan hipnotik lainnya. Mengaktifkan
dopamin mesolimbik
Menyebabkan perubahan dalam pengikatan dan
fungsi reseptor dopamin ; fungsi kognitif yang
menurun ; masalah-masalah psikiatris dan neurologis
10
Halusinogen
Berbagai zat yang berbeda, bekerja pada
reseptor yang berlainan seperti ;
reseptor-reseptor serotonin , glutamat
dan asetilkolin
Episode psikotik akut atau kronis, kilas balik atau
mengalami kembali efek-efek zat yang sudah
digunakan lama sebelumnya
4. Perkembangan ketergantungan zat
berdasarkan neurobiologis dan
biobehavioral
• Ketergantungan sebagai suatu proses
pembelajaran yang melibatkan beberapa
wilayah otak berpengaruh terhadap
reward system dengan kompleksitas
faktor-faktor psikologis, neurobiologis dan
juga sosial
• Proses-proses biobehavioral yang
melandasi ketergantungan
memiliki
jalur yang sama dengan fungsi yang
berbeda, namun sangat kuat pengaruhnya
4. Perkembangan ketergantungan zat
berdasarkan neurobiologis dan
biobehavioral
• Jalur dopamin mesolimbik (Jaras DopaminMesolimbik ) Ventral Tegmental Area (VTA),
dan sebuah area yang berkomunikasi
dengannya dikenal dengan nama Nucleus
Accumbens
• VTA : kaya akan Dopamin
• Nucleus Accumbens : area otak sangat penting
yang terlibat dalam motivasi dan pembelajaran,
menyampaikan nilai motivasional dari nilai
rangsangan yang datang keluarkan Dopamin
JARAS DOPAMIN MESOLIMBIK
JARAS DOPAMIN SEROTONIN
4. Perkembangan (lanjt)
• Motivasi dan insentif
• Motivasi merupakan dorongan behavioral dan
atensi terhadap rsangsangan ada
konsekuensi
• Misal : jika seorang tidak merasa lapar,
rangsangan visual dan aromatis yang terkait
dengan makanan (insentif) akan berefek kecil
saja terhadap perilaku atau perhatiannya
(motivasi) atau sebaliknya
• Sensitisasi insentif memiliki peran
motivasional dan behavioral yang meningkat
Neuro adaptasi.
4. Perkembangan (lanjt)
• Perbedaan individual dalam kerentanan
terhadap ketergantungan zat psikoaktif
disebabkan:
Faktor Genetika :
– Penelitian dalam mekanisme pewarisan biologis
beda kerja zat psikoaktif pada individu disebabkan
beda pewarisan genetika
– GABA, serotonin, dopamin mempengaruhi jumlah
dan frekuensi alkohol yang diminum
Faktor lain : sosial, budaya dan susunan genetika
Model Adiksi
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Model medik atau Biomedik atau Penyakit
Model Kesehatan masyarakat
Model Moral
Model Legal
Model Psiko-sosial
Model Sosiokultural
Model Edukasional
Model karakterologi
Model Multivariate
Model medik atau Biomedik atau
Penyakit
• Diajukan pertama kali oleh Jellinek pada
tahun 1960
Brain Disease
• Pemegang peran utama adalah
neurotransmiter dopamin dan Reseptor
• Sistem Reward Otak
toleransi Brain
perkembangan
Model Kesehatan Masyarakat
• Penyakit Infeksi : host (human), agent [micro-organisme,
lingkungan (fisik)].
• Addiction/Kecanduan : individual, zat psikoaktif ,
lingkungan (psiko-sosial).
• Interaksi dari tubuh, Zat adiktif, dan lingkungan
psikososial secara individu.
• Ketergantungan zat >< Tidak ketergantungan zat
• Individu dengan risiko tinggi >< individu dengan risiko
rendah
Model Moral
• Kecanduan merupakan konsekuensi
pilihan personal
• Individu yang memilih menggunakan zat
adiktif dilihat sebagai orang yang tidak
mampu mengatasi masalah yang
dihadapi.
• Mabuk dilihat sebagai suatu perbuatan
yang penuh dosa.
• Intervensi keagamaan atau spiritual
diperlukan untuk merubah perilaku
mereka.
Model Legal
• Penggunaan zat psikoaktif akan
memberikan dampak buruk terhadap
individu, keluarga, dan masyarakat .
• Untuk itu individu perlu harus dicegah dari
dampak buruk penggunaan zat psikoaktif
dengan regulasi, peraturan dan Undangundang.
• Zat psikoaktif harus dijauhkan dari
individu.
• Zat legal (kafein, nikotin, alkohol) >< zat
ilegal (marijuana, ekstasi, sabu, LSD dll).
Model Psikososial
• Individu merupakan hal yang paling penting dalam
berkembangnya kecanduan dibanding dengan peran
lingkungan.
• Individu harus dilindungi dari kecanduan zat adiktif.
• Model ini tidak menekankan pada jenis zat (legal atau
illegal) tetapi pada motivasi untuk menggunakan, pola
penggunaan, frekuensi dan situasi penggunaan.
• Pola penggunaan : eksperimental, rekreasional atau
sosial, situasional, abuse, atau ketergantungan.
• Motivasi penggunaan : anticipatory, relieving, permissive
of facilitative.
Model Sosiokultural
• Penerimaan sosial : penggunaan zat adiktif bisa dinilai
sebagai suatu perilaku normal (caffein, nicotin) atau
perilaku yang tidak normal (heroin, ecstasy).
• Penerimaan sosial tergantung pada siapa yang
menggunakan zat adiktif (anak yang merokok tidak bisa
bisa diterima, wanita merokok kurang bisa diterima).
• Penyalahgunaan zat adiktif dipertimbangkan sebagai
suatu perilaku menyimpang dan mempunyai efek
terhadap individu, keluarga dan masyarakat.
• Perilaku menyimpang ini ditimbulkan oleh kondisi
kemiskinan seperti ; industrialisasi, urbanisasi,
perumahan kumuh, pengangguran dan ditemukan pada
individu yang berasal dari keluarga yang bercerai atau
tidak harmonis.
Model Multivariat
• Kebanyakan para ilmuwan di bidang adiksi
menerima model ini,
• Terdapat banyak pola dari disfungsi
penggunaan zat adiktif, yang ditimbulkan
oleh berbagai tipe kepribadian, dengan
berbagai konsekuensi buruk, dengan
berbagai prognosis, yang membutuhkan
berbagai intervensi pengobatan
Etiologi
Teori psikodinamika:
•
•
•
•
•
•
Pengganti masturbasi (Freud, 1897)
Identifikasi buruk terhadap figur laki-laki (Winick, 1957)
Impuls homoseksual nirsadar (Tausk & Clark, 1919)
Kejang abdomen ekuivalen dengan orgasme (Rado, 1926)
Mengatasi rasa tak aman => impuls neurosis (Fenichel, 1945)
Rendahnya rasa percaya diri, buruknya pola asuh & relasi
interpersonal remaja, kuatnya tekanan teman sebaya (Lakowitz,
1961)
• Depresi karena buruknya reasi hangat antara ibu dan anak pada
masa dini kehidupannya
Teori Perilaku
• Berdasarkan pada prinsip reward dan
punishment.
• Efek eforia dari zat adiktif merupakan faktor
penguat /reinforcer (Wikler 1953, Crowlly, 1972).
• Penguatan primair
• Penguatan negatif
• Penguatan sekunder
• Penguatan negatif sekunder
• Teori biologi
• Peran dari faktor genetik (alkohol, nikotin,
kokain).
Teori Sosial
• Area Concept (Shaw & Mc Key, 1942)
• Masculine Protest (Parson, 1974)
• The Cat and the Square theory
(Finestone, Cloward, Ohlin, 1960)
• Social Protest (Chein, Gay & Gay,
Weisman, Kenniston, Wilson)
• Anomi Concept (Merton)
Teori Nyata Perilaku Adiksi
• Terkait dengan adanya diagnosis ganda
(depresi, anxietas, psikosa, perilaku
menyerempet bahaya (risk-taking behavior).
• Terkait dengan efek langsung efek farmakologi :
agresif, destruktif, talkatif, debat , bicara pelo,
langkah mabuk, somnolen, gelisah, curiga,
insomnia , anoreksia atau hiperfagia, mudah
tersinggung.
• Terkait dengan konsekuensi psikososial.
• Bohong, mencuri, manipulasi, prestasi akademik
menurun atau buruk, tidak disiplin bekerja
(bolos, tak tepat waktu, kerja lamban, kinerja
buruk).