Fisiologi II Pertemuan 5

Download Report

Transcript Fisiologi II Pertemuan 5

SANTI KARTIKASARI,dr
 Sistem
yang berfungsi untuk
berkembang biak
 Reproduksi
secara fisiologis tidak vital
bagi kehidupan individual dan meskipun
siklus reproduksi suatu manusia berhenti,
manusia tersebut masih dapat bertahan
hidup
 reproduksi
baru dapat berlangsung setelah
manusia tersebut mencapai masa pubertas
atau dewasa kelamin, dan hal ini diatur oleh
kelenjar-kelenjar endokrin dan hormon
yang dihasilkan dalam tubuh
 bagian dari proses tubuh yang
bertanggung jawab terhadap kelangsungan
suatu generasi.
 organ-organ


reproduksi
spermatogenesis
hormon pada pria.
Organ reproduksi pria terdiri atas
 organ reproduksi dalam
 organ reproduksi luar
Organ Reproduksi Dalam
 testis,
 saluran pengeluaran
 kelenjar asesoris
Organ Reproduksi Luar
 penis
 skrotum
Penis terdiri dari:
- Akar (menempel pada dinding perut)
- Badan (merupakan bagian tengah dari
penis)
- Glans penis (ujung penis yang
berbentuk seperti kerucut
 Lubang
uretra (saluran tempat keluarnya
semen dan air kemih) terdapat di ujung
glans penis.
 Dasar glans penis disebut korona.
 Pada pria yang tidak disunat
(sirkumsisi), kulit depan (preputium)
membentang mulai dari korona
menutupi glans penis

Badan penis terdiri dari 3 rongga silindris (sinus)
jaringan erektil:
- 2 rongga yang berukuran lebih besar disebut
corpus cavernosus, terletak bersebelahan.
- Rongga yang ketiga disebut corpus
spongiosum, mengelilingi uretra.

Jika rongga –rongga tersebut terisi darah, maka
penis menjadi lebih besar, kaku dan tegak
(mengalami ereksi).
Scrotum merupakan kantung berkulit tipis
yang mengelilingi dan melindungi testis.
Scrotum juga bertindak sebagai sistem
pengontrol suhu untuk testis, karena agar
sperma terbentuk secara normal,
Testis harus memiliki suhu yang sedikit
lebih rendah dibandingkan dengan suhu
tubuh.
 Otot
kremaster pada dinding skrotum
akan mengendur atau mengencang
sehingga testis menggantung lebih jauh
dari tubuh (dan suhunya menjadi lebih
dingin) atau lebih dekat ke tubuh (dan
suhunya menjadi lebih hangat).
 Testis
berjumlah sepasang(testes = jamak).
Testis kiri dan kanan dibatasi olehsuatu
sekat yang terdiri dari serat jaringan ikat
dan otot polos.
Biasanya testis kiri agak lebih rendah dari
testis kanan
 Testis berbentuk lonjong dengan ukuran
sebesar buah zaitun dan terletak di dalam
skrotum.
 Ukuran testis pada orang dewasa adalah 4 x
3 x 2,5 cm, dengan volume 15 – 25 ml
berbentuk avoid
 Testis
menghasilkan Follicle Stimulating
Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone
(LH) juga hormon testosterone
 Secara umum berfungsi membentuk
sperma
 Membentuk
gamet-gamet baru yaitu
spermatozoa, dilakukan di Tubulus
seminiferus.
 Menghasilkan hormon testosteron,
dilakukan oleh sel interstitial.
 Testis memiliki 2 fungsi, yaitu:
Pembentukan sperma oleh tubulus
seminiferus.
Pembentukan hormon testosteron oleh sel
leydig
Saluran pengeluaran pada organ
reproduksi dalam pria terdiri dari:
 epididimis,
 vas deferens,
 saluran ejakulasi
 uretra.
 Vas
deferens merupakan saluran yang
membawa sperma dari epididimis.
 Saluran ini berjalan ke bagian belakang
prostat lalu masuk ke dalam uretra dan
membentuk ductus ejakulatorius.
 Struktur lainnya (misalnya pembuluh
darah dan saraf) berjalan bersama-sama
vas deferens dan membentuk corda
spermatika.
 Vas
deferens atau saluran sperma (duktus
deferens) merupakan saluran lurus yang
mengarah ke atas dan merupakan lanjutan
dari epididimis.
 Vas deferens tidak menempel pada testis
dan ujung salurannya terdapat di dalam
kelenjar prostat.
 Vas deferens berfungsi sebagai saluran
tempat jalannya sperma dari epididimis
menuju kantung semen atau kantung mani
(vesikula seminalis).
 Saluran
ejakulasi
Saluran ejakulasi merupakan saluran
pendek yang menghubungkan kantung
semen dengan uretra. Saluran ini
berfungsi untuk mengeluarkan sperma
agar masuk ke dalam uretra.
 Fungsi
Uretra:
- Bagian dari sistem kemih yang
mengalirkan air kemih dari kandung
kemih
- Bagian dari sistem reproduksi yang
mengalirkan semen.
 Kelenjar
Asesoris
Selama sperma melalui saluran
pengeluaran, terjadi penambahan berbagai
getah kelamin yang dihasilkan oleh kelenjar
asesoris.
 Getah-getah ini berfungsi untuk
mempertahankan kelangsungan hidup dan
pergerakakan sperma.
 Kelenjar asesoris merupakan kelenjar
kelamin yang terdiri dari vesikula seminalis,
kelenjar prostat dan kelenjar Cowper.



Kelenjar prostat terletak di bawah kandung kemih di
dalam pinggul dan mengelilingi bagian tengah dari
uretra.
Biasanya ukurannya sebesar walnut dan akan
membesar sejalan dengan pertambahan usia
Kelenjar prostat melingkari bagian atas uretra dan
terletak di bagian bawah kantung kemih. Kelenjar
prostat menghasilkan getah yang mengandung
kolesterol, garam dan fosfolipid yang berperan
untuk kelangsungan hidup sperma.
 Prostat
mengeluarkan sekret cairan yang
bercampur secret dari testis, perbesaran
prostate akan membendung uretra dan
menyebabkan retensi urin.
 Kelenjar prostat, merupakan suatu kelenjar
yang terdiri dari 30-50 kelenjar yang
terbagi atas
 4 lobus yaitu:
Lobus posterior
Lobus lateral
Lobus anterior
Lobus medial
 Fungsi
Prostat:
Menambah cairan alkalis pada cairan
seminalis yang berguna untuk
melindungi spermatozoa terhadap sifat
asam yang terdapat pada uretra dan
vagina.
 Di bawah kelenjar ini terdapat Kelenjar
Bulbo Uretralis yang memilki panjang 2-5
cm. fungsi hampir sama dengan kelenjar
prostat
 Kelenjar
Cowper (kelenjar bulbouretra)
merupakan kelenjar yang salurannya
langsung menuju uretra. Kelenjar
Cowper menghasilkan getah yang
bersifat alkali (basa).
 Prostat
dan vesikula seminalis
menghasilkan cairan yang merupakan
sumber makanan bagi sperma. Cairan ini
merupakan bagian terbesar dari semen.
Cairan lainnya yang membentuk semen
berasal dari vas deferens dan dari kelenjar
lendir di dalam kepala penis.
Fungsi Vesika seminalis :
Mensekresi cairan basa yang mengandung
nutrisi yang membentuk sebagian besar
cairan semen



Merupakan saluran halus yang panjangnya ± 6 cm
terletak sepanjang atas tepi dan belakang dari testis.
Saluran berkelok-kelok di dalam skrotum yang
keluar dari testis. Epididimis berjumlah sepasang di
sebelah kanan dan kiri
Epididimis terdiri dari kepala yang terletak di atas
katup kutup testis, badan dan ekor epididimis
sebagian ditutupi oleh lapisan visceral, lapisan ini
pada mediastinum menjadi lapisan parietal.
Saluran epididimis dikelilingi oleh jaringan ikat,
spermatozoa melalui duktuli eferentis merupakan bagian
dari kaput (kepala) epididimis.
Duktus eferentis panjangnya ± 20 cm, berbelok-belok dan
membentuk kerucut kecil dan bermuara di duktus
epididimis tempat spermatozoa disimpan, masuk ke dalam
vas deferens
Fungsi dari epididimis yaitu


sebagai saluran penghantar testis, mengatur sperma
sebelum di ejakulasi, dan memproduksi semen.
tempat penyimpanan sementara sperma sampai sperma
menjadi matang dan bergerak menuju vas deferens
 Merupakan
kelanjutan dari epididimis ke
canalis inguinalis, kemudian ductus ini
berjalan masuk ke dalam rongga perut
terus ke kandung kemih
 Di belakang kandung kemih akhirnya
bergabung dengan saluran vesica seminalis
dan selanjutnya membentuk ejaculatorius
dan bermuara di prostate.
 Panjang duktus deferens 50-60 cm.
 a. FSH
Menstimulir spematogenesis.
b. LH
Menstimulir Sel Interstitiil Leydig untuk
memproduksi Testosteron.
c. Testosteron
Bertanggung jawab dalam perubahan
fisik laki-laki terutama organ seks
sekundernya.
 Efek
hormon testoteron pada pria:
Sebelum lahir:
a. Maskulinasi saluran reproduksi dan
genital eksterna
b. Mendorong penurunan testis ke skrotum

Efek reproduksi
c. Pertumbuhan dan pematangan organ
reproduksi
d. Penting dalam spermatogenesis
Perkembangan spermatogonia menjadi
spermatozoa.
 Berlangsung 64 hari.
 Spermatogonia berkembang menjadi
spermatozit primer.
 Spermatozit primer menjadi spermatozit
sekunder.
 Spermatozit sekunder berkembang menjadi
spermatid.
 Tahap akhir spermatogenesis adalah
pematangan spermatid menjadi spermatozoa.
 Ukuran spermatozoa adalah 60 mikron.
Spermatozoa terdiri dari kepala, badan dan ekor

 Ereksi
merupakan peristiwa neurofisiologis
yang kompleks. Peristiwa ini terjadi ketika
darah dengan cepat mengalir kedalam
penis dan terperangkap di dalam rongga
spongiosum.
Terdapat 3 sistem yang terlibat langsung
dengan ereksi penis :
 Corpus Cavernosum yang memiliki struktur
menyerupai spons (busa)
 Persarafan otonom penis
 Pasokan darah ke penis
 Kekakuan
penis terutama akibat perananan
corpus cavernosum
Corpus Spongiosum juga kencang saat ereksi
namun tidak kaku
 Fisiologi
dasar ereksi yang paling mudah
difahami adalah dengan memperhatikan
bahwa setiap corpus cavernosum dibayangkan
sebagai ruang lakunar secara terpisah
Arteri (helikan) yang kecil mengalirkan darah
kedalam rongga lakukar yang dikelilingi otot
polos didalam dinding trabekular.
 Arteri ini memiliki dinding muskular yang kaku.
 vena kecil yang keluar dari rongga lakunar
berubah menjadi venule (subtunika) yang lebih
besar.
 Venula subtunika mengalirkan darah ke tunika
albuginea dan membentuk vena emisaria. Tak
seperti halnya dengan arteri, vena memiliki
dinding yang amat fleksibel dan dapat di
kompresi

Saat penis dalam keadaan kendor, otot polos pada
dinding lakunar berada dalam keadaan kontraksi.
 Kontraksi ini dipertahankan oleh serat saraf simpatis
noradrenergik. Tonus noradrenergik di blok akibat
aktivasi sistem parasimpatis sehingga otot
intralakunar mengalami relaksasi.
 Reflek ereksi dapat dibangkitkan oleh sinyal aferen
dari ujung saraf sensoris pada glans penis yang
dimediasi pada lokasi setinggi medula spinalis
 Peranan testosteron pada fungsi ereksi masih belum
diketahui dengan pasti.

 Saat
ejakulasi hampir terjadi, turgor
penis meningkat lebih kuat. Otot polos
dalam prostat, vas deferen dan vesikula
seminalis berkontraksi secara berurutan
untuk mengeluarkan cairan semen dan
spermatozoa kedalam urethra pada suatu
proses yang disebut emisi
 Spermatogenesis
terjadi di dalam di dalam
testis, tepatnya pada tubulus seminiferus.
 Spermatogenesis mencakup pematangan
sel epitel germinal dengan melalui proses
pembelahan dan diferensiasi sel, yang
bertujuan untuk membentuk sperma
fungsional.
 Pematangan sel terjadi di tubulus
seminiferus yang kemudian disimpan di
epididimis.

Pintalan-pintalan tubulus seminiferus terdapat di
dalam ruang-ruang testis (lobulus testis). Satu
testis umumnya mengandung sekitar 250 lobulus
testis. Tubulus seminiferus terdiri dari sejumlah
besar sel epitel germinal (sel epitel benih) yang
disebut spermatogonia (spermatogonium =
tunggal). Spermatogonia terletak di dua sampai
tiga lapisan luar sel-sel epitel tubulus
seminiferus. Spermatogonia terus-menerus
membelah untuk memperbanyak diri, sebagian
dari spermatogonia berdiferensiasi melalui
tahap-tahap perkembangan tertentu untuk
membentuk sperma.
Pada tahap pertama spermatogenesis,
spermatogonia yang bersifat diploid (2n atau
mengandung 23 kromosom berpasangan),
berkumpul di tepi membran epitel germinal yang
disebut spermatogonia tipe A.
 Spermatogenia tipe A membelah secara mitosis
menjadi spermatogonia tipe B. Kemudian, setelah
beberapa kali membelah, sel-sel ini akhirnya
menjadi spermatosit primer yang masih bersifat
diploid.
 Setelah melewati beberapa minggu, setiap
spermatosit primer membelah secara meiosis
membentuk dua buah spermatosit sekunder yang
bersifat haploid

 Spermatosit
sekunder kemudian membelah
lagi secara meiosis membentuk empat buah
spermatid.
 Spermatid merupakan calon sperma yang
belum memiliki ekor dan bersifat haploid (n
atau mengandung 23 kromosom yang tidak
berpasangan).
 Setiap spermatid akan berdiferensiasi
menjadi spermatozoa (sperma). Proses
perubahan spermatid menjadi sperma
disebut spermiasi.
Ketika spermatid dibentuk pertama kali,
spermatid memiliki bentuk seperti sel-sel epitel.
Namun, setelah spermatid mulai memanjang
menjadi sperma, akan terlihat bentuk yang
terdiri dari kepala dan ekor.
 Kepala sperma terdiri dari sel berinti tebal
dengan hanya sedikit sitoplasma. Pada bagian
membran permukaan di ujung kepala sperma
terdapat selubung tebal yang disebut akrosom.
 Akrosom mengandung enzim hialuronidase dan
proteinase yang berfungsi untuk menembus
lapisan pelindung ovum

 Pada
ekor sperma terdapat badan sperma
yang terletak di bagian tengah sperma.
 Badan sperma banyak mengandung
mitokondria yang berfungsi sebagai
penghasil energi untuk pergerakan sperma.
 Semua tahap spermatogenesis terjadi
karena adanya pengaruh sel-sel sertoli
yang memiliki fungsi khusus untuk
menyediakan makanan dan mengatur
proses spermatogenesis.
Proses spermatogenesis distimulasi oleh
sejumlah hormon:
 Testoteron,
 LH (Luteinizing Hormone),
 FSH (Follicle Stimulating Hormone),
 Estrogen
 Hormon pertumbuhan.(Growth Hormon)
Testoteron disekresi oleh sel-sel Leydig
yang terdapat di antara tubulus
seminiferus.
Hormon ini penting bagi tahap
pembelahan sel-sel germinal untuk
membentuk sperma, terutama
pembelahan meiosis untuk membentuk
spermatosit sekunder.
LH disekresi oleh kelenjar hipofisis
anterior. LH berfungsi menstimulasi sel-sel
Leydig untuk mens
sekresi testoteron
FSH (Follicle Stimulating Hormone)
FSH juga disekresi oleh sel-sel kelenjar
hipofisis anterior dan berfungsi
menstimulasi sel-sel sertoli. Tanpa stimulasi
ini, pengubahan spermatid menjadi sperma
(spermiasi) tidak akan terjadi.
Estrogen dibentuk oleh sel-sel sertoli ketika
distimulasi oleh FSH
. Sel-sel sertoli juga mensekresi suatu protein
pengikat androgen yang mengikat
testoteron dan estrogen serta membawa
keduanya ke dalam cairan pada tubulus
seminiferus
. Kedua hormon ini tersedia untuk
pematangan sperma.
Hormon pertumbuhan diperlukan untuk
mengatur fungsi metabolisme testis.
Hormon pertumbuhan secara khusus
meningkatkan pembelahan awal pada
spermatogenesis.
 Hipogonadisme
Hipogonadisme adalah penurunan fungsi
testis yang disebabkan oleh gangguan
interaksi hormon, seperti hormon androgen
dan testoteron.
Gangguan ini menyebabkan infertilitas,
impotensi dan tidak adanya tanda-tanda
kepriaan. Penanganan dapat dilakukan
dengan terapi hormon.
 Kriptorkidisme
Kriptorkidisme adalah kegagalan dari satu
atau kedua testis untuk turun dari rongga
abdomen ke dalam skrotum pada waktu
bayi.
Hal tersebut dapat ditangani dengan
pemberian hormon human chorionic
gonadotropin untuk merangsang testoteron.
Jika belum turun juga, dilakukan
pembedahan
 Uretritis
Uretritis adalah peradangan uretra
dengan gejala rasa gatal pada penis dan
sering buang air kecil.
Organisme yang paling sering
menyebabkan uretritis adalah Chlamydia
trachomatis, Ureplasma urealyticum atau
virus herpes,Neisseria Gonorrhea

Prostatitis
Prostatitis adalah peradangan prostat.
Penyebabnya dapat berupa bakteri, seperti
Escherichia coli maupun bukan bakteri.
Epididimitis
Epididimitis adalah infeksi yang sering terjadi
pada saluran reproduksi pria. Organisme
penyebab epididimitis adalah E. coli dan
Chlamydia.
Orkitis
Orkitis adalah peradangan pada testis yang
disebabkan oleh virus parotitis. Jika terjadi pada
pria dewasa dapat menyebabkan infertilitas.