studi kebijakan pengawasan pembinaan olahraga

Download Report

Transcript studi kebijakan pengawasan pembinaan olahraga

Ditjen DIKTI
Filosofi Pengabdian dan
Pemberdayaan kepada
Masyarakat (PPM)
1 | Rembuk Nasional Depdiknas | 9. April 2015
Oleh
Dr. Ir. Wayan Sukarya D.,MS
LPPM-UNDIP
Disampaikan Pada Training of Trainer (TOT)
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) KKN
Universitas Diponegoro
13 Juni 2011
Ditjen DIKTI
2 | Rembuk Nasional Depdiknas | 9. April 2015
FAKTOR-FAKTOR YANG BERPERAN
TERHADAP KEBERHASILAN KKN
• FAKTOR
MAHASISWA,
KESIAPAN
MAHASISWA BER-KKN (FISIK & MENTAL)
• PENGELOLA KKN, MEMILIKI RENCANA
DAN PERSONIL YG SIAP MELAKSANAKAN
TUGAS KKN
• LATIHAN PEMBEKALAN: KURIKULUM
DAN MATERI PEMBEKALAN YG RELEVAN
DGN TUGAS DI WILAYAH KERJA KKN
Ditjen DIKTI
• DOSEN PEMBIMBING LAPANGAN (DPL),
REKRUTING
DAN
PENYIAPAN
DOSEN
PEMBIMBING LAPANGAN (DPL)
3 | Rembuk Nasional Depdiknas | 9. April 2015
• PENETAPAN LOKASI KKN: PENETAPAN
LOKASI/WILAYAH KKN UNTUK JANGKA
WAKTU TERTENTU
• KERJASAMA DGN PEMDA DAN INSTANSI
TERKAIT LAINNYA
• KEBIJAKAN PIMPINAN PERGURUAN TINGGI
LANDASAN HUKUM
Ditjen DIKTI
1. UU Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003, pasal
20, ayat 2 dinyatakan Perguruan Tinggi berke
wajiban menyelenggarakan Tri Dharma Perguruan
Tinggi
yaitu
Pendidikan,
Penelitian
dan
Pengabdian kepada Masyarakat.
4 | Rembuk Nasional Depdiknas | 9. April 2015
2. Dengan dilaksanakannya Tri Dharma Perguruan
Tinggi, diharapkan ada keterkaitan ataupun kemang
nunggalan antara Perguruan Tinggi dengan
masyarakat.
3. Perguruan Tinggi dikenal oleh masyarakat, tidak
hanya sebagai lembaga pendidikan tinggi
semata, tetapi sebagai salah satu pusat atau
sumber IPTEKS yang diperlukan untuk masyarakat.
Ditjen DIKTI
5 | Rembuk Nasional Depdiknas | 9. April 2015
4. Dilain pihak kita mengetahui bahwa IPTEKS
hanya akan mempunyai makna bagi
masyarakat luas, bila dapat digunakan
secara praktis untk usaha memenuhi
berbagai kebutuhan dan memecahkan
berbagai masalah nyata yang dihadapi
masyarakat.
5.Perguruan Tinggi merupakan investasi
masyarakat yang diharapkan mempunyai
nilai tambah dari hasil investasi tersebut untk
pengembangan sumber daya manusia
(SDM).
Sejarah KKN Mahasiswa
•
•
Ditjen DIKTI
19 Desember 1949 UGM berdiri sebagai  Univ. Perjuangan dg. Gd. Panca Darma
1951-1962 : UGM mengerahkan mahasiswa untuk mengisi kekurangan guru di
Sekolah Lanjutan di luar pulau Jawa  Program PTM.
1971: Dir.Pend.Tinggi, Depdikbud (Prof. Koesnadi Hardjosoemantri-UGM)
mengusulkan Program KKN mahasiswa sbg kegiatan intra-kurikuler bersifat pilihan
 3 universitas yaitu: Un-And (wil. barat), UGM (wil. tengah) dan Un-Has (wil. timur).
•
1972: KKN diperluas di 13 Universitas: Un-Syah, USU, Un-And, Un-Sri, Un-Pad, UGM,
Un-Dip, Un-Bra, Un-Ud, Un-Lam, Un-Has, Un-SamRat dan Un-Pattim.
•
•
•
1979: KKN di UGM bersifat wajib dengan paradigma “Development”.
1999: Lahir KKN Tematik sebagai respon thd dampak krisis ekonomi
2000 – 2004: KKN dianggap tidak bermanfaat bagi masyarakat yang ditempati dan
ada anggapan KKN memperlama masa studi
2005: UGM sebagai perintis KKN memperbaiki citra dan mutu KKN
2006: Konsep KKN PPM dipresentasikan di forum UNESCO (University Leadership
Forum)
2006: Lahir KKN PPM (Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat) UGM dengan
paradigma “Empowerment” dan berbasis riset.
2007: KKN PPM dipresentasikan di depan Mendiknas dan dirjen dikti di Jakarta
2007 : UGM ditunjuk DP2M dikti untuk menjadi koordinator hibah KKN PPM di
Perguruan Tinggi di Indonesia
2007: KKN PPM UGM dipresentasikan di Unesco International Conference mendapat
pengakuan dari UN dan UNESCO sebagai salah satu RCE di dunia
•
•
•
•
•
•
6 | Rembuk Nasional Depdiknas | 9. April 2015
•
6
Ditjen DIKTI
Tridharma Perguruan Tinggi
•Pendidikan
• Dharma pendidikan masih
•Penelitian
mendominasi dharma
•Pengabdian kepada
penelitian dan pengabdian
7 | Rembuk Nasional Depdiknas | 9. April 2015
Masyarakat
Tekanan
Globalisasi
dan perubahan
menjadi PTBHMN
Tridharma dilaksanakan lebih
seimbang untuk mendukung :
•Peningkatan mutu Perguruan Tinggi
melalui peningkatan kinerja Riset
•Penguatan Nation Competitiveness
melalui pengabdian berbasis Riset
Ditjen DIKTI
Program Pengembangan Pengabdian kepada
Masyarakat
1. Peningkatan & Penjaminan Mutu program KKN
a. KKN-PPM Mencetak lulusan yang berjiwa
pemimpin sejati dengan peningkatan empati
dan peduli pada problematika di masyarakat
b. Pembakuan melalui prinsip:
8 | Rembuk Nasional Depdiknas | 9. April 2015
a. Paradigma Development menjadi
Empowerment
c. Prinsip: Win-win solution, co-creation, cofunding, sustainable, flexible, research-based
a. Networking,
b. promosi yang elegan,
c. riset yang aplikabel
Ditjen DIKTI
Tujuan Pokok KKN-PPM
“Meningkatkan kepedulian mahasiswa kepada
Masyarakat yang lemah secara multidisipliner 
Membentuk Calon Pemimpin Sejati”
9 | Rembuk Nasional Depdiknas | 9. April 2015
REKONTEKSIALISASI
•Personal development
•Community development
•Institutional development
PT-BHMN dan
Universitas Riset
•Personal Empowerment
•Community empowerment
•Institutional development
Ditjen DIKTI
Perubahan paradigma KKN
10 | Rembuk Nasional Depdiknas | 9. April 2015
• Tekanan globalisasi  hidup makin kompleks
• Perubahan PT menjadi PT-BHMN
• Tekad PT menjadi Universitas Riset
Kontektualisasi KKN
menjadi KKN-PPM
•Personality development
•Community development
•Institutional development
•Personality empowerment
•Community empowerment
•Institutional development
Tujuan KKN-PPM
Ditjen DIKTI
11 | Rembuk Nasional Depdiknas | 9. April 2015
1. Meningkatkan empati dan kepedulian masyarakat
lemah
2. Melakukan terapan IPTEKS secara teamwork dan
multi-/interdisipliner  Merupakan kegiatan
berbasis Riset
3. Menanamkan nilai-nilai kepribadian:
a. Nasionalisme dan jiwa Pancasila
b. Keuletan, etos kerja, dan tanggungjawab
c. Kemandirian, kepemimpinan dan
kewirausahaan
4. Meningkatkan daya saing nasional
5. Menanamkan jiwa peneliti:
a. Eksploratif dan analisis
b. Mendorong learning community dan learning
society
Ditjen DIKTI
Prinsip Pelaksanaan KKN-PPM
12 | Rembuk Nasional Depdiknas | 9. April 2015
1.
2.
Mampu mencapai beberapa tujuan KKN-PPM
Merupakan aktifitas yang bersifat win-win:
a. Mempunyai tema (core activity) yang jelas
b. Merupakan bentuk co-creation (dosen, mahasiswa,
pemerintah, industri/pengusaha, stakeholders lain)
c. Merupakan kegiatan keberlanjutan (sustainable )
melalui skema co-financing.
3. Merupakan kegiatan yang terukur hasil dan dampaknya
(outcome dan impact), termasuk berlangsungnya proses
pembelajaran dan pemberdayaan
4. Memberikan fleksibilitas bagi mahasiswa (menentukan
tema yang dipilih, penyesuaian waktu, melihat nilai dll.)
Program KKN On Line
Ditjen DIKTI
13 | Rembuk Nasional Depdiknas | 9. April 2015
Prinsip pelaksanaan
KKN-PPM (Lanjutan)
5. Tema berbasis Riset
6. Bagi mahasiswa, merupakan kegiatan
kombinasi antara Learning process dan
Problem solving
7. Meskipun yang mendasari kegiatan adalah
penyiapan the art of the use of
knowledge, tetapi yang diutamakan adalah
pada the strategic action for community
services
Ditjen DIKTI
14 | Rembuk Nasional Depdiknas | 9. April 2015
KKN-PPM bukanlah PKL
• PKL merupakan kegiatan ‘monodisiplin’ untuk
peningkatan relevansi mahasiswa memasuki pasar
kerja  menyiapkan calon pekerja (Job Seeker)
• KKN-PPM meningkatkan empati/kepedulian, nilai
kepribadian, serta kontribusi dan daya saing
daerah/nasional, bekerja secara multidisiplin,
mendorong learning community/society.
• KKN-PPM merupakan kegiatan berbasis riset
• KKN-PPM dilaksanakan secara co-creation, cofinancing, sustainable, dan flexible
 menyiapkan calon pemimpin yg mampu Job
creater
Ditjen DIKTI
FENOMENA PERGURUAN TINGGI SAAT
INI
15 | Rembuk Nasional Depdiknas | 9. April 2015
1. Perguruan Tinggi saat ini berlomba-lomba
berusaha untuk mengejar ranking World Class
University.
2. Perguruan Tinggi tidak Link and Macth dengan
Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI)
3. Perguruan Tinggi kurang peka, tidak merespon
terhadap kebutuhan masyarakat sebagai menara
gading (Ivory Tower)
4. Perguruan Tinggi dianggap pencetak pengang
guran daya serap kerja rendah.
5. Perguruan Tinggi dianggap terlalu komersial dan
mahal.
Ditjen DIKTI
HAKEKAT PERGURUAN TINGGI
Adanya keberadaan Perguruan Tinggi adalah merupakan
tuntutan masyarakat.
2)
Perguruan Tinggi yg sdh maju atau tinggal landas, jangan
sampai masyarakatnya ditinggal dilan dasan atau bahkan
dijadikan landasan.
3)
Setinggi-tinggi ilmu yang kita tuntut hendaknya kita
abdikan kepada masyarakat.(Ilmu Amaliah dan Amal
Ilmiah)
4)
Perguruan Tinggi yg baik adalah Perguruan Tinggi yg
mampu mengangkat kesejahteraan masyara katnya, baik
masyarakat internal maupun masy. eksternal kampus.
16 | Rembuk Nasional Depdiknas | 9. April 2015
1)
Ditjen DIKTI
5.Keberadaan Perguruan Tinggi dapat diterima
dan dicintai oleh masyarakatnya apabila
Perguruan
Tinggi
tersebut
dapat
mangayomi masyarakatnya.
17 | Rembuk Nasional Depdiknas | 9. April 2015
6.Seberapa banyak Perguruan Tinggi sudah
mengaplikasikan
IPTEKS
nya
kepada
masyarakat atau sebaliknya berapa banyak
masyarakat yang sudah datang ke Perguruan
Tinggi untuk berkonsultasi.
Ditjen DIKTI
Learning Outcome
MAHASISWA
18 | Rembuk Nasional Depdiknas | 9. April 2015
1. Memperdalam
•
•
•
•
•
•
•
•
•
pengertian, penghayatan, dan
pengalaman mahasiswa tentang:
a).Cara berfikir dan bekerja interdisipliner dan
lintas sektoral.
b).Kegunaan hasil pendidikan dan penelitian
bagi pembangunan pada umumnya dan
pembangunan daerah pedesaan pada
khususnya.
c).Kesulitan yang dihadapi masyarakat dalam
pembangunan serta keseluruhan konteks masalah
pembangunan pengembangan daerah.
Ditjen DIKTI
19 | Rembuk Nasional Depdiknas | 9. April 2015
2. d).Mendewasakan alam pikiran
mahasiswa dalam setiap penelaahan
dan pemecahan masalah yang ada di
masyarakat secara pragmatis ilmiah.
3. e).Membentuk sikap dan rasa cinta,
kepedulian sosial, dan tanggung jawab
mahasiswa terhadap kemajuan
masyarakat.
Ditjen DIKTI
20 | Rembuk Nasional Depdiknas | 9. April 2015
3. F).Memberikan ketrampilan kepada
mahasiswa untuk melaksanakan
program-program pengembangan dan
pembangunan.
4. G).Membina mahasiswa agar menjadi
seorang innovator, motivator, dan
problem solver.
5. H).Memberikan pengalaman dan
ketrampilan kepada mahasiswa sebagai
kader pembangunan.
21 | Rembuk Nasional Depdiknas | 9. April 2015
Ditjen DIKTI
MASYARAKAT (DAN PEMERINTAH)
1. 1.Memperoleh bantuan pikiran dan tenaga
untuk merencanakan serta melaksanakan
program pembangunan.
2. 2.Meningkatkan kemampuan berfikir,
bersikap dan bertindak agar sesuai dengan
program pembangunan.
3. 3.Memperoleh pembaharuan-pembaharuan
yang diperlukan dalam pembangunan di
daerah.
4. 4.Membentuk kader-kader pembangunan di
masyarakat sehingga terjamin
kesinambungan pembangunan.
Ditjen DIKTI
22 | Rembuk Nasional Depdiknas | 9. April 2015
PERGURUAN TINGGI
1. 1.Perguruan tinggi lebih terarah dalam
mengembangkan ilmu dan pengetahuan
kepada mahasiswa, dengan adanya umpan
balik sebagai hasil integrasi mahasiswa
dengan masyarakat. Dengan demikian,
kurikulum perguruan tinggi akan dapat
disesuaikan dengan tuntutan pembangunan.
2. Link & mach Tenaga pengajar
memperoleh berbagai kasus yang dapat
digunakan sebagai contoh dalam proses
pendidikan.
Ditjen DIKTI
23 | Rembuk Nasional Depdiknas | 9. April 2015
2. 3.Perguruan tinggi dapat menjalin
kerjasama dengan instansi pemerintah atau
departemen lainnya dalam melaksanakan
pembangunan dan pengembangan IPTEKS.
3. 4.Perguruan tinggi dapat mengembangkan
IPTEKS yang lebih bermanfaat dalam
pengelolaan dan penyelesaian berbagai
masalah pembangunan.
24 | Rembuk Nasional Depdiknas | 9. April 2015
Ditjen DIKTI
Ditjen DIKTI
PERKEMBANGAN KEBIJAKAN PROGRAM KKN
TAHUN 1971 -2007
Variabel Kebijakan
KKN
25 | Rembuk Nasional Depdiknas | 9. April 2015
Azas
KKN Masa lalu
(Pra-1980)
-Kelembagaan
-kerjasama
-Ilmu amaliah dan amal ilmiah
-Edukatif & Pengembangan
KKN Kini
(2000-2007)
-Kelembagaan
-Sinegistik
-Berbasis riset
-Kemitraan
-Keberlanjutan
Masyarakat sasaran -Konsumtif
-Eksternal kampus
-Produktif & Konsumtif
-Internal & Eksternal kampus
terutama Mhs.
Pola Aktivitas
-Problem solving
-Empowering
-Entrepreneurship
-Capital sharing dgn mitra
-pendidikan
-Penyuluhan
-Pembimbingan
-Development
25
26 | Rembuk Nasional Depdiknas | 9. April 2015
Pola pendanaan
Ditjen DIKTI
-DIP Dikti
-Swadana Mhs
-Swadana Mhs
Pola Pemantauan&
Evaluasi
-Sampling
-Proses pelaksanaan
-Tidak terukur
-
Dampak
-Local
- Local dan Nasional
- Internasional (National
Competitivenes)
-Capital sharing dgn mitra
(Co-creation)
Terstrukur dan total
-Terukur (Produk)
- Basis pengembangan
26