Ukuran organisasi

Download Report

Transcript Ukuran organisasi

TEORI ORGANISASI DAN ADMINISTRASI
KELOMPOK 7
•Mei Dwi Cipta Ayu L
(125030200111179)
•Vike Cynthiasari M
(125030207111040)
•Tiara Putri Usmany
(125030200111061)
•Firdi Purtanto
(125030202111010)
Ukuran organisasi
Ukuran organisasi (organization ) adalah pembahasan mengenai besar
kecilnya organisasi serta apa dan bagaimana dampak nya terhadap
pegelolaan organisasi
Ukuran organisasi lazimnya di definisikan sebagai jumlah total anggota
organisasi (total number of employes) namun ada beberapa persoalan disini
(ribbins, 1990: 151) :
1 tidk semua anggota organisasi bersifat tetap atau permanen.banyak
organisasi yg dewasa ini mempekrjakan orang-orang secara kontrak.Selain itu
banyak pula organisasi yg memiliki karyawan paruh waktu (part time)
2 terkait dengan dampak-dampak ukuran organisasi terhadap pengelolaan,
ada persoalan lin yg perlu di cermati.sekala besar kecilynya ukuran organisasi
teryata bisa berbeda sekali anatra satu bidang industri dengan bidang
industri yg lain nya
Dalam hal ini biasanya kita perlu melihat kembali apa alasan kita
menggunaka ukuran organisasi sebagai tolok-ukur atau variable? Artinya
pertimbangan tentag tujuan analisis sangat bepengaruh di sini.lebih jauh,kita
perlu memiliki komparasi data yg baik untuk bisa menggunakan ukuran
organisasi sebagai suatu variable dalam studi organisasi yang kita lakukan
Ukuran organisasi dan kompleksitas struktur
Kompleksitas struktur di artikan sebagai derajat diferensiasi yang
terdapat didalam organisasi
( Robbins, 1990:83 ). Dalam hal ini,kita perlu membedakan tiga jenis
diferensiasi, yaitu ;
•Diferensiasi horizontal,yaitu derajat pemisahan di antar unit-unit dalam
organisasi (biasanya di ukur dari banyaknya unit dalam
organisasi,misalnya divisi atau departemen)
•Difirensiasi vertikal,yaitu kedalaman hierarki organisasi (biasanya
diukur dari jumlah level organisasi) dan
•Diferensiasi spasial,yaitu derajat persebaran lokasi geografis dari
fasilitas dan personel suatu organisasi
Beberapa contoh organisasi berdasarkan tingkat kompleksitasnya adalah
sebagai berikut :
1 .Organisasi yg sangat kompleks; diferensiasi horizontal,vertikal,dan
spasial tinggi contohnya adalah perusahaan-perusahaan
multinasional,konglomerat,dan badan-badan pemerintah
2. Organisasi yg sangat sederhana; diferensiasi horizontal,vertikal, dan
spasial sangat rendah. Contohnya adalah sebagian besar UKM (Usaha
Kecil dan Menengah)
3.Organisasi yg berada di antara kedua ekstrem di atas,universitas
biasanya memiliki diferensiasi vertikal yg rendah,diferensiasi spasial yg
kecil atau tidak ada sama sekali,tetapi memiliki diferensiasi horizontal
yg tinggi.tentara adalah sebaliknya,memiliki diferensiasi vertikal yg
tinggi tetap diferensiasi horizontal yg rendah
Ukuran organisasi
dan formalisasi
Formalisasi diartikan sebagai derajat sejauh mana
pekerjaan-pekerjaan di dalam suatu organisasi di
standardisasi. Ukurannya adalah banyaknya aturanaturan tertulis (written regulations) di mana anggota
organisasi harus mematuhinya.
Terlepas dari hal tersebut,menurut Robbins
(1990; 95-7), tujuan atau manfaat formalisasi adalah
;
Konsistensi dan kesragaman,yaituuntuk mencapai
output-output yang tidak berubah kuwalitas nya
Meningkatkan koordinasi. untuk tugas-tugas yg
membutuhkan koordiasi tinggi di antara anggota
organisasi, formalisasi merupakan salah satu cara yg
efektiv dan biasa di pakai organisasi
Penghematan biaya secara ekonomis. Buku-buku
manual pekerjakan di berbagai perusahaan besar
biasanya dibuat untuk menghemat biaya.
Jika organisasi megalami pertumbuhan jumlah
anggota yg cukup banyak,maka pengelola organisasi
akan memerlukan upaya kontrol yg lebih besar.
Ukuran organisasi dan sentralisasi
Ukuran organisasi dan sentralisasi
Sentralisis merupakan suatu dimensi organisasi yg lebih sulit
dan lebih banyak di perdebatkan ketimbang dua dimensi yg telah di
bahas sebelumnya. Sentralisasi berkait dengan wewenang pengambilan
keputusan.jika wewenang pengembalian keputusan terkonsnsentrasi di
pucuk pimpinan atau lapisan atas organisasi,maka organisasi tersebut
di sebut sentralistik jika sebaliknya,di mana wewenang pengambilan
keputusan terbesar di lapisan bawah,maka organisasi tersebut di sebut
desentralisis
Menurut Hacth ( 1997 ; 168 ), kesulitan dalam megukur
tingkat sentralisasi adalah terletak pada beragamnya jenis keputusan di
dalam organisasi itu sendiri. Artinya, suatu organisasi bisa bersifat
sentralisis dalam satu hal, dan desentralisis dalam hal lain.
Sebab-sebab
mengapa organisasi
yg besar
membutuhkan
desentralisasi
menurut Robbins (
1990;111), adalah
sebagai berikut :
Sebab-sebab mengapa organisasi yg
besar membutuhkan desentralisasi
menurut Robbins ( 1990;111),
adalah sebagai berikut :
1. Kapasitas pengelolaan informasi
manusia terbatas.
2. 0rganisasi membutuhkan
respons yg cepat.
3. Keputusan dapat di ambil
dengan informasi yg lebih rinci
dan lengkap.
4. Motivasi pekerja dapat di
tingkatkan dengan
desentralisasi.
Desentralisasi memberi peluang
pemblajaran.
Berkaitan dengan hubugan antara ukuran organisasi dan
sentralisasi,penelitian-penelitian organisasi pada umumnya belum
memberikan kesimpilan yg eksak. Menurut Robbins (1990 ; 160) kita
baru memiliki kesimpulan yg pasti tentang hubungan ukuran
organisasi dan formalisasi. Namu dari kesimpulan ini,menurut
Robbins,kita bisa menarik sebuah logika ; aturan-aturan dan prosedur
formal memungkin kan pengelola organisasi untuk mendelegasikan
pengambilan keputusan sekaligus memastikan bahwa keputusankeputusan yg di ambil sejalan dengan keinginan pengelola
organisasi.dengan perkataan lain,ukuran organisasi akan
meningkatkan desentralisasi, sejalan dengan meningkatnya
formalisasi
Ukuran organisasi dan birokrasi
Tiga karakteristik struktur yang telah di jelaskan (kompleksitas,firmalisasi,
dan sentralisasi) tampak nya merupakan karakterisik-karakterisik pokok
untuk membedakan satu organisasi dengan organisasi lain nya. Tentu saja,
karakteristik struktur tidak hanya tiga itu,masih ada sejumlah karakteristik
lain ( akan di bahas bab 7 tentang struktur organisasi). Namaun ke tiga
karakteristik ini cukup untuk membedakan tiga tipe organisasi, yaitu
organisasi organik,mekanistik, dan birokratik (Hatch, 1997: 170)
Hal yang menarik disini bahwa birokrasi dapat mengembangkan
kompleksitas dan formalisasi yang tinggi seklaigus mempertahankan satu
tingkat sentralisasi yang rendah
Hal yang patut di catat di sini adalah birokrasi tidak harus di indentik
dengan organisasi peerintahan.karakteristik birokrasi bisa mucul pada
organisasi publik maupun organisasi bisnis.secara umum birokrasi adalah
suatu tipe organisasi yang muncul pada fase tertentu daam daur keidupan
organisasi dikarenakan adanya sebab sebab tertentu yang
melatarbelakanginya.mengenai hal ini akan di jelaskan lebih rinci pada
bagian berikut ni:
Komponen administratif
Berkaitan dengan ukuran organisasi ada sejumlah penelitian mennarik
mengenai apayang di sebut dengan komponen administratif
(administrative componen).hal ini ada kaitanya dengan birokrasi khusunya
birokrasi pemerintahan sebagai di jelaskan berikut ini :
Jika kita menggunakan pemikiran rantai nilai (value- chain)Porter,maka
aktifitas –aktifitas organisasi pada dasarnya dapat di bedakan menjadi dua
:
1.
2.
Aktivitas –aktivitas pokok (primary activities) yang
menciptakan nilai
Aktivitas –aktivitas pendkung (suprot activities) yang di
butuhkan agar organisai mampu menjalankan Aktivitas –
aktivitas pokok.
Aktivitas –aktivitas pendukung meliputi infra struktur organisasi,
sumberdaya manusia, pengembangan teknologi dan persediaan
(procurement).
Hukum parkinson ini mengandung suatu implikasi penting bahawa
organisai –organisasi pemerintahan cenderung memperbesar ukuranya
(dalam arti menambah jumlah pegawai) meskipun kuwatitas pekeraan di
lakuukan mungkin tidak bertamabah gejala ini bisa di sebut sebanagi over
– bureaucracy karena pertambahan pegawai tersebut biasanya tidak
untuk mendukung berbagai aktifitas pokok yang menciptakan nilai
melaikan sekedar komponon administratif
Konsep Birokrasi
Max weber sebangai pelopor gagasan ini mengajukan modal birokrasi
sebagai suatu alternatif terhadap organisasi pemerintahan zaman pra
industri ia melihat gejala umum dari organisasi –organisasi pemerintahan
di masa pra industri adalah meraalelanya nepotisme serta penyala gunaan
kekuasaan oleh tuan tuan tanah dan kau bangsawan (feodalisme) untuk
itu waber mengajukan suatu modal birokrasi yang rasional,efesien, dan
netral inilah yang ia sebut sebagai tipe ideal yaitu suatu gagasan yang
menjadi pedoman untuk memperbaiki birokrasi patrimonial yang ada
sebelumnya
Karakteristik birokrasi yang di banyangkan oleh Weber adalah suatu
organisasi yang sistematis di mana berbagai tujuan dan sasaran jelas dan
posisi jabatan tersusun secara piramidal berdasarkan jenjang outoritas
yang teratur tidak seperti birokrasi patrimonial didalam irokrasi ideal
tersbut outoritas atau wewenang tidak melekat pada orang melaikan pada
posisi
Selengkapnya tetang ciri –ciri birokrasi sebangai sebuah tipe
ideal adalah sebagai berikut (Robbin,1990:310):
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Devinision of labour (pembaian kerja)
Well-defined oauthority hierarcy (jenjang outoritas yang jelas)
High fomalization (fomalisasi tinggi)
Impersonal nature( bersifat impersonal)
Employement decisions based on mert(keputusan berdasarkan
presentasi )
Career track for employees (jenjang karir bagi para pegawai)
Distinict separation of membres organizational and personal lives
(pemisahan kehidupan pribadi dan organisasi)
Jadi konsep awal birokrrasi pada dasarnya memang tidak membatasi
kecenderunagngan membengkaknya komponen adminitratif hal ini
beralaku pada organisasi bisnis maupun pemerintah beasanya organisasi
bisnis tidak memilih pola birokrasi bukan karena alasan alasan normatif
mealikan karena dipaksa oleh suatu dorongan utuk mengeja evesiensi dan
evektifitas. Perusahaan perusahaan manufaktur raksasa cenderung lebih
memilih model organisasi mekanistik daripada birokrasi
Tampaknya birokrasi memiliki wajah ganda :disatu sisi merupakan satu
cara yang efektif untuk mengendalikan organisasi yang besar, tetapi disis
lai mengandung beberapa permasalahan yang barangkali tidak
tebayangkan oleb weber sebelumnya sebelumnya telah di singgung
sedikit engenai sisi negaif dari birokrasi dalam praktek sehari hari
organisasi
Beikut ini adalah kelemahan kelemahan birokrasi secara lebih
terperinci (Robbins 1990:314-8)
1.
2.
3.
4.
5.
Goal displacement (penghilang tujuan) artinya peraturan dan
prosedur di jalankan tetapi tujuan tujannya tidak terlalu di perhatikan
apakah tercapai atau tidak.
Inappropriate application of rules and regulations ( ppenerapan
aturan aturan dan prosedur secara berlebihan atau tidak tepat )
Employee alienation ( ketersaingan pegawai )
Concentration of power ( pemutusan kekuasaan )
Non- member frustration ( keluhan pengguna )
Fase perkembangan kehidupan organisasi
Ahli organisasi amerika larry greiner (1972) merupakan penggagas awal
konsep ini.
Gagasan greiner sebenar nya sederhana, bahwa organisasi-organisasi
pada umumnya mengalami suatu proses perkembangan sejalan dengan
waktu dan bertambahnya ukuran organisasi itu sendiri. Seoerti makhluk
hidup,organisasi dapat di bayangkan mengalami proses pertumbuhan dari
masa kelahiran,kanak-kanak,remaja,hingga akhirnya dewasa. Greiner
menyebut masing-masing fase sebagai fase entrepreneurial,
kolektivitas,delegasi, formalisasi,dan kolaborasi
Krisis Kepemimpinan
Fase
Entrepreneruial
Fase Kolektivitas
Krisi otonomi
Fase Delegasi
Krisis
Kontrol
De-differensiasi
atau Postindustislism?
Fase Kolaborasi
Krisis Pembaharuan
Fase Formalisasi
Krisis birokratik
Fase Entrepreneurial
Fase ini di mulai ketika organisasi di dirikan biasanya ukuran organisasi
masih kecil, dalam arti angota angotanya masih sedikit dan pengelola
organisasi dengan mudah mengntrol aktivitas aktivitas organisasi
Pada fase ini biasanya pemilik sekaligus pengelola. Selain itu , fase ini di
cirikan oleh kreatifitas yang tinggi dan tujuan yang ambigu di mana
organisasi seolah seolah masi mencari bentuk.pada fase ini tidak sedikit
yang gagal. Seperti contoh banyak perusahaan kecil yang tutup atau
berhenti menjalankan usaha pada fase ini
Fase Kolektifitas
Jika krisis ini berhasil di lewati maka organisasi masuk ke fase kolektofitas
artinya organisasi melai di perjelas struktur dan fungsi fungsi nya. Visi
misi organisasi tidak lagi ambigu melainkan telah di klarifikasi secara lebih
jelas arah dan tujuannya.akan tetapi komunikasi dan struktur dalam
organisasi secara umum masih bersifat inforal. Kreativitas dan inovasi
masih menjadi ciri yang dominan.
Fase delegasi
Fase berikutnya jika krisis otonomi bisa di pecahkan, maka organisasi
masuk pada fase delegasi. Di sini organisasi mulai mendelegasikan
keputusan-keputusan kebawah. Struktur organisasi mulai di formalisasi
dengan aturan aturan dan prosedur yang lebih formal dengan tujuan
mempertahan kan efisiensi dan stabilitas organisasi.
Fase formalisasi
Krisis ini melahirkan bentuk organisasi yg lebih formal lagi, di mana sistim
perencanakan akunting,informasi,dan pelaporan formal mulai di terapkan.
Dengan perkataan lain pada fase ini cara cara kontrol birokratik mulai di
terapkan.dengan melakukan standardisasi terhadap berbagi aktivitas
maka organisasi dapat di kontrol secara lebih efisien dan efektiv. Sampai
pada suatu ketika,kontrol birokratik yang makin detail dan rumit
menyebabkan gejala over bureaucray atau birokrasi yang berlebihan.
Krisis inilah yang menyebabkan birokrasi mendapat nama
jelek,sebagaimana dijelaskan di atas.pada hal yang salah sebenarnya
bukan birokratik di jalankan secara efektif
Fase kolaborasi
Jika krisis tersebut bisa dilewati dengan slamat maka organisasi akan
menuju fase kolaborasi. Pada fase ini organisasi mencoba mengatasi cara
kerja birokrasi yang terlalu rasional dan impernasional dengan
mengembangkan kerja tim. Tugas-tugas yang telah terpecah-terpecah
dalam di ferensiasi yang rumit di satukan kembali dalam gugus gugus
pekerjaan yg dikelola oleh tim.dengan demikian,aturan-aturan dan
prosedur yg tidak efisien dapat dikurangi dan organisasi sekali lagi dapat
bekerja secara efektif
Beberapa catatan kritis tentang daur
kehidupan organisasi di berikan oleh Robbins
(1990:21-22) sebagai berikut.
1.
2.
3.
Tidak semua organisasi melewati kelima fase tersebut
Fase fase pertumbuhan organisasi tidak harus bersifat kronologis
Fase penuruan (decline) atau bahkan kematian,bisa terjadi pada
organisasi.