Preeklamsia – 3 APRIL 2011

Download Report

Transcript Preeklamsia – 3 APRIL 2011

Preeklamsia
• Wanita hamil atau baru melahirkan mengeluh nyeri
kepala hebat dengan penglihatan kabur
• Wanita hamil atau baru melahirkan menderita kejang
atau koma
1
Hipertensi dalam kehamilan
•
•
•
•
•
1. Gestational hypertension
2. Preeklampsia (genuine)
3. Eklampsia
4. Preeklampsia superimposed
5. Hipertensi khronis
2
Gestational hypertension
• TD > 140/90 mmHg yang timbul pertama kali
pada saat kehamilan
• Tanpa diikuti proteinuria
• Disebut juga Transient hypertension, jika:
- tidak timbul preeklampsia
- TD kembali normal 12 mggu postpartum
3
Preeklamsia
• Tekanan darah >140/90 mmhg yang timbul
setelah umur kehamilan 20 mgg pada wanita
yang sebelumnya mempunyai tekanan darah
yang normal, disertai dengan proteinuria
• Tidak harus disertai udema
• Proteinuria : ≥300mg/24jam atau ≥dipstik +1
4
Eklampsia
•
•
•
•
PE disertai kejang dan atau koma
Kejang terjadi sebelum, selama dan postpartum
Kejang bisa juga terjadi 48 jam/10 hr post partum
Setiap kejang pada wanita hamil, fikirkan eklamsia,
kecuali ada penyebab kejang lain
• Kejang dapat timbul berulang-ulang
• DD : epilepsi
Gangguan otak : meningitis, ensefalitis
5
PE superimposed pada hipertensi
khronis
• Hipertensi khronis sebab apapun merupakan
predisposisi PE-E superimposed
• PE superimposed : timbulnya proteinuria pada
wanita dengan riwayat hipertensi kronis sebelumnya
• Hipertensi khronis:
- timbul sebelum hamil
- timbul sebelum hamil 20 minggu
- menetap sampai 12 mgg post partum
6
Patogenesis Preeklamsia
• Gangguan repons immune dan infasi trofoblasthipoksia
trofoblast  meningkatnya zat toksik: radikal bebas, cytocine,
enzima proteolitik  kerusakan endotel.
• Kerusakan endotel  prostacyclin (vasodilator) dan nitric
oxide turun. Endotilin (vasocontrictor) naik
• Jika diikuti vasokonstriksi  agegasi platelet  thromboxane
dan serotonin (vasokonstriktor) naik.
• Dalam mikrosirkulasi akan terbentuk thrombin 
microangiopathy, thrombocytopenia dan hemolisis.
• Permeabilitas dinding pemb darah turun  edema  vol
plasma turun (hemokonsentrasi)
• Akibat dari semua diatas maka hemodinamik ibu terganggu,
yang ditandai dengan penurunan volume plasma, peningkatan
peripheral vascular resistance dan tekanan darah sebagai
mekanisme kompensasi akan meningkat
7
Pengukuran tekanan darah
– Hipertensi
• nilai absolut  140/90 mmHg
 peningkatan  30/15 mmHg tak lagi dipakai
 TD diastolik ³ 90 mmHg
– posisi duduk dengan lengan setinggi jantung
– ukuran cuff sesuai
– sfigmomanometer air raksa akurat
– bunyi Korotkoff I dan IV direkam
– konfirmasi TD dalam  4 jam kecuali bila sangat tinggi
8
Insidensi
– 10% dari seluruh kehamilan terkomplikasi oleh hipertensi
• Sepertiganya mengalami proteinuria
– mayoritas preeklampsia pada pasien nullipara
• peningkatan risiko mortalitas pada gravida lebih tua
• peningkatan risiko pada kehamilan pertama dengan pasangan baru
• peningkatan risiko dengan hipertensi yang telah ada sebelumnya,
penyakit ginjal, diabetes mellitus
– preeklampsia merupakan salah satu penyebab utama
mortalitas ibu langsung
9
Faktor predisposisi
•
•
•
•
•
•
•
•
Paritas : nullipara
Genetik
Umur < 20 th, >35 th
Riwayat/hipertensi khronis
Riwayat penyakit ginjal
Gemelli
Penyakit kollagen
Obesitas
10
PER dan PEB
•
Disebut preekalmpsia berat apabila
terdapat satu atau lebih tanda
berikut :
- TD ≥160/110mmHg pada 2
pemeriksaan yang berjarak 4-6 jam,
dengan pasien dalam keadaan
istirahat.
- Proteinuria ≥5g/24 jam, atau
dipstik +3
- Oliguria
- udema paru
- cerebral or visual disturbance
- Pulmonary edema
- nyeri perut kanan atas
- gangguan fungsi hepar
- Trombositopenia
- IUGR
Disebut Preeklamsia Ringan apabila
- TD diastolik 90-110mmHg
- Proteinuria sampai ++
- Tidak ada tanda-tanda lain dari PEB
PER dapat dengan cepat
meningkat menjadi PEB,
dengan risiko kejang
11
Hellp syndrome
• Hellp syndrome : hemolysis (H), Elevated liver
enzym (EL), Low platelets (LP
• Laboratoris
- Trombosit : <100.000
- SGOT > 72 IU/L
- Bilirubin > 1,2mg/dl
- LDH > 600 IU/mL
12
Organ yang terpengaruh
• Ginjal: proteinuria, hiperurecimia,
hipokalsiuria, ureum dan kreatinin
• Hepar: SGOT, SGPT, nyeri epigastrium
• Susunan syaraf pusat: pusing, perdarahan
• Jantung: gagal ventrikel kiri
• Paru: edema paru
• Janin & plasenta: hipoksia, JTL, solusio
plasenta
13
Obat-obatan
• Prinsip Tx PEB:
1) mencegah kejang
2) kontrol TD
3) terminasi kehamilan
• Obat-obatan:
-MgSO4 mencegah/menghilangkan kejang
-Antihipertensi: jika khawatir perdarahan otak
-Diuretika: jika ada edema paru
• Pencegahan:
- diit rendah garam tidak terbukti mencegah preeklamsi
- aspirin, antioksidan, calcium, minyak ikan
- NAC
14
Perawatan pasien PEB
• Perawatan pasien PEB ideal dilakukan di unit pelayanan
tertier, untuk penanganan ibu dan bayi yang optimal
• Pasang infus dengan jarum besar, ukur keseimbangan cairan,
jangan sampai terjadi overload cairan
• Pasang kateter urin untuk memantau urin output dan
proteinuria
• Observasi tanda-tanda vital, refleks dan Djj setiap jam
• Auskultasi paru untuk mencari tanda edema paru
• Oksigenasi
• Jika tekanan diastolik lbh dari 110mmHg berikan
antihipertensi
• Jangan tinggalkan pasien sendirian…!
15
• Profilaksis Kejang
– Sulit diprediksi siapa yang akan mengalami kejang
• Tidak berhubungan langsung dengan derajat hipertensi atau
proteinuria
– ‘Jumlah yang harus diterapi’ banyak untuk mencegah
kejang
– MgSO4 merupakan agen pilihan bila profilaksis kejang
diindikasikan
16
Penanganan Kejang
• Jika ibu tidak sadar atau kejang, MINTALAH PERTOLONGAN,
segera mobilisasi seluruh tenaga yang ada dan siapkan
fasilitas tindakan gawat darurat
• Lakukan penilaian keadaan umum, termasuk tanda vital (nadi,
tekanan darah, dan pernafasan) sambil mencari tahu riwayat
penyakit dahulu dari pasien atau keluarga
• Jika pasien tidak bernafas atau pernafasan dangkal
- periksa dan bebaskan jalan nafas
- Jika tidak bernafas mulai ventilasi dengan masker dan
balon
- Jika pasien bernafas beri oksigen 4-6 l/menit
melalui masker atau kanul nasal
17
Penanganan kejang
Jika pasien kejang
- baringkan pada sisi kiri, untuk mengurangi
kemungkinan aspirasi muntahan
- bebaskan jalan nafas, berikan oksigen
- hindari jatuhnya pasien dari tempat tidur
- lakukan pengawasan ketat
- Jika diagnosis eklamsia berikan magnesium sulfat
- Jika penyebab kejang belum diketahui, tangani sebagai eklamsia sambil
mencari penyebab lain
Jika pasien tidak sadar/koma
- bebaskan jalan nafas
- baringkan pada sisi kiri
- ukur suhu
- periksa apakah ada kaku tengkuk
18
• Magnesium Sulfat
- Sediaan : 20% (untuk pemakaian IV) dan 40%
– standar obstetri namun tidak digunakan pada keadaan lain
– superior terhadap fenitoin untuk profilaksis
– superior terhadap fenitoin atau diazepam dalam mencegah rekurensi
– Dosis: Banyak dosis dan cara pemberian MgSO4 :
- Alarms: 2-4 g IV diikuti dengan 1-2 g/jam IV atau 4 g IM q4h
- RSS : 8gr IM (4gr bokong kanan dan kiri), dilanjutkan 4gr per
6 jam
– Syarat Pemberian : RR>16 x/menit, Reflek patella +, urin output >30
ml/jam
19
• Magnesium Sulfat - Overdosis
– observasi efek samping
•
•
•
•
•
lemas, paralisis pernapasan, somnolen
Perasaan panas, double vision, blured speech
Hilangnya reflek tendon
Depresi nafas, henti nafas
Cardiac arrest, pada konsentrasi yang sangat tinggi
– risiko tinggi terutama pada pasien dengan oliguria atau mendapat
penyekat kanal Ca2+
ANTIDOT
– hentikan infus magnesium
– Kalsium glukonas 10% 10 mL IV selama 3 menit
20
Persalinan- Pengobatan
– Persalinan disaat tepat meminimalkan morbiditas ibu dan
morbiditas serta mortalitas neonatal, mis :35 minggu
– mengoptimalkan status ibu sebelum intervensi persalinan
– Tunda persalinan untuk mendapatkan maturitas janin dan
lakukan rujukan hanya jika kondisi ibu dan janin
memungkinkan
– Hipertensi gestasional merupakan penyakit progresif,
manajemen konservatif potensial berbahaya bila ada
penyakit yang berat atau dugaan gawat janin
21
Persalinan
• Terminasi kehamilan dilakukan dengan
memperhatikan kondisi ibu dan janin. Indikasi
terminasi bisa oleh karena faktor ibu (misal eklamsi,
Hellp syndrome, udema paru) dan atau faktor janin
(misal fetal distress)
• Pilihan cara persalinan tergantung oleh kematangan
servik, faktor kondisi ibu dan janin  vaginal atau SC
• Pada PER induksi persalinan dilakukan setelah 37
minggu
22
Tatalaksana Peri- dan Postpartum
- Jangan berikan ergometrin pada ibu dengan
preeklamsia, eklampsia atau hipertensi
– jangan turunkan TD terlalu rendah karena berisiko gawat
janin
– jangan berikan cairan berlebih -1500-2000 ml/hari
– analgesi epidural lebih dipilih bila tidak ada koagulopati
atau jumlah platelet yang rendah
– pendekatan multispesialisasi
– post-partum pasien harus dimonitor
23
Prosedur rujukan
• Perawatan pasien preeklamsia membutuhkan rumah
sakit dengan fasilitas laboratorium, perawatan
perinatal yang baik, fasilitas ICU dan Ruang operasi
• Stabilkan kondisi ibu sebelum pasien dirujuk, dengan
pemberian antihipertensi bila T ≥160/110,
pemberian oksigen, pemberian SM
• Pasang infus kristaloid untuk tujuan pemberian obatobatan, perhatikan tetesan infus
• Ibu dirujuk disertai oleh tenaga kesehatan dengan
membawa peralatan dan obat-obatan untuk
persiapan terjadinya kejang dijalan
24
Berkat ibu bidan yang pintar, tanggap dan
cekatan pertolongan terhadap
ibu melahirkan yang kejang tidak
terlambat….ibu dan bayi sehat
25