Ch 3 (Introduction to Risk Mgt) - Saparila Worokinasih, S.Sos, M.Si

Download Report

Transcript Ch 3 (Introduction to Risk Mgt) - Saparila Worokinasih, S.Sos, M.Si

PENGANTAR MANAJEMEN RISIKO
Makna manajemen risiko
Tujuan manajemen risiko
Proses dalam manajemen risiko
Definisi Manajemen Risiko
• Suatu proses untuk mengidentifikasi kerugian yang dihadapi oleh
suatu organisasi serta memilih teknik yang paling sesuai untuk
menangani kerugian tersebut
Tujuan Manajemen Risiko
1) Mencegah kerugian
• Mencari cara yang paling ekonomis (melalui analisa besarnya
premi asuransi yang dibayarkan & biaya yang digunakan untuk
menangani kerugian dengan metode lain)
• Mengurangi kekhawatiran
• Memenuhi kewajiban hukum (misal aturan pemerintah mewajibkan
perusahaan memasang peralatan keamanan untuk melindungi
pekerja dari kecelakaan)
Cont..
2) Mengatasi kerugian
• Menjaga keberlangsungan perusahaan dalam periode tertentu
• Menjaga kontinuitas operasi
• Menjaga stabilitas pendapatan (EPS dapat dijaga jika operasi
terus berlangsung)
• Menjamin keberlangsungan pertumbuhan perusahaan
• Meminimalkan dampak kerugian bagi masyarakat luas
(termasuk para pekerja, supplier, kreditur, masyarakat sekitar)
The Risk Management Function
• It is carried out by trained specialists:
- Loss Control Engineer, Attorneys, Accountants
 Risk MAnagement Staff:
 Insurance Experts: to work with insurance brokers in purchasing
and renewing the organisation’s commercial insurance and
reinsurance.
 Claim Managers: track and process claims from the time of loss
until the insurer responds with payment
 Loss Control Engineer: manage losses arasing from employee
injuries, environmental pollution, defective products
 Financial Analyst: Risk Financing to control organisation’s
profitability.
PROSES MANAJEMEN RISIKO :
Identifikasi kerugian potensial
Mengevaluasi kerugian potensial
Memilih teknik yang tepat untuk
menangani kerugian
Menerapkan & melaksanakan
program
I. IDENTIFIKASI KERUGIAN POTENSIAL
Beberapa kerugian yang utama:
1. Kerugian harta benda (gedung, pabrik, furniture, mesin, persediaan, software
komputer, piutang,dsb)
2. Terkait dengan hukum (polusi lingkungan, kekerasan & diskriminasi pada
pegawai, penyalahgunaan aset, pornografi,dsb)
3. Hilangnya pendapatan (adanya biaya ekstra, pendapatan tidak menentu, dsb)
4. Terkait dengan SDM (kematian/cacat, PHK, kecelakaan kerja)
5. Kerugian karena kejahatan (perampokan, pencurian oleh pegawai, penipuan &
penggelapan, dsb)
6. Terkait dengan kesejahteraan pegawai (lalai memenuhi aturan pemerintah,
lalai memenuhi janji pemberian tunjangan, dsb)
7. Dalam hal hubungan dengan luar negeri (pabrik, persediaan & properti di luar
negeri, risiko mata uang asing, penculikan, risiko politik)
Untuk memperoleh informasi tersebut, manajer risiko menggunakan metode:
– Kuesioner (untuk menjawab pertanyaan yang mengidentifikasi kerugian
mayor dan minor)
– Melakukan inspeksi fisik (pada pabrik dan operasionalnya)
– Menggunakan flowchart (menggambarkan arus produksi dan pengiriman
untuk mengurangi bottleneck yang dapat merugikan secara finansial)
– Menganalisis financial statement (untuk mengidentifikasi aset yang perlu
diproteksi)
– Data kerugian periode lalu
Selain itu, manajer risiko harus terus mengup date informasi tren perubahan
industri dan pasar. Isu manajemen risiko utama juga meliputi biaya
kompensasi pegawai, efek merger dan konsolidasi bagi asuransi,
meningkatnya biaya dakwaan secara hukum, risiko finansial di pasar modal,
dsb.
II. MENGEVALUASI POTENSI & DAMPAK KERUGIAN
• Meliputi upaya estimasi frekuensi (kemungkinan berapa kali kerugian
terjadi dalam satu periode) & dampak kerugian (kemungkinan ukuran
besarnya kerugian yang terjadi)
• Frekuensi dan dampak kerugian diranking secara relatif berdasarkan
derajat pentingnya.
• Estimasi juga bermanfaat untuk menentukan teknik yang sesuai
untuk menangani kerugian. Misal kerugian yang terjadinya relatif
pada saat tertentu & dapat diprediksi, dapat dianggarkan mengurangi
pendapatan & dianggap sebagai biaya operasi.
• Kerugian akibat bencana sulit diprediksi karena jarang terjadi, tetapi
dampak potensialnya perlu diprioritaskan. Sebaliknya, frekuensi
terjadinya kecelakaan mobil tinggi, dampaknya kecil dan dapat
diprediksi dengan tingkat keakuratan tinggi.
III.Memilih Teknik Penanganan Kerugian Yang Sesuai
RISK CONTROL Mereduksi frekuensi & dampak kerugian
a.Menghindari risiko
Teknik
menangani
risiko
• Mis. Rugi akibat banjir dihindari dengan tidak membangun pabrik
di area banjir
• Keuntungan: chance of loss nol
• Kerugian: tidak semua kerugian dapat dihindari (risiko kematian)
& Menghindari risiko bisa jadi tidak praktis
b.Mengontrol kerugian
Loss prevention
Loss reduction
RISK FINANCING Menyediakan dana untuk menangani risiko
yang telah terjadi
Cont.. Risk financing
a. RETENSI (membiarkan terjadi kerugian)
1) Retensi aktif (perusahaan menyadari adanya kerugian & berencana
mengeluarkan biaya untuk menutupi kerugian tersebut)
2) Retensi pasif (menyadari adanya kerugian, tetapi lalai atau lupa melakukan
sesuatu)
Retensi dilakukan jika dalam kondisi:
– Asuransi tidak memiliki program atau coverage terlalu mahal; non insurance
transfer tidak ada
– Kemungkinan kerugian terburuk tidak terlalu serius
– Kerugian diprediksi dengan baik (seperti klaim kompensasi pegawai, tabrakan
mobil, biasanya rentang besarnya kerugian diketahui sehingga dapat
dianggarkan sebagai biaya)
Menentukan level retensi
− Artinya seberapa besar uang disiapkan untuk menutup kerugian
− Semakin kuat kondisi keuangan perusahaan, makin besar tingkat retensi.
2 metode penentuan level retensi:
a. Perusahaan menentukan jumlah maksimum retensi kerugian yang tidak
diasuransikan tanpa mempengaruhi pendapatan perusahaan, misal ditentukan 5%
dari pendapatan sebelum pajak pertahun
b. Perusahaan menentukan jumlah maksimum retensi sebesar prosentase tertentu dari
NWC (1- 5%)
Metode pembayaran kerugian
Jika retensi yang digunakan, manajer risiko harus menentukan metode pembayaran
kerugian. Metode yang dapat dipilih adalah:
a. Membayar dari pendapatan bersih dan memperlakukan kerugian sebagai biaya
b. Pembayaran dari dana bukan cadangan (bookkeeping account)
c. Pembayaran dari dana cadangan
d. Mengajukan kredit dari bank
e. Bersumber dari asuransi perusahaan induk
Self-insurance
• Salah satu teknik penanganan risiko yang tidak sesuai prinsip asuransi (tidak
ada pure risk yang ditransfer pada penanggung)
• Merupakan bentuk khusus dari retensi terencana yang dikelola perusahaan
• Disebut juga self-funding (perusahaan mendanai & melakukan pembayaran
kerugian)
Keuntungan retensi
Menghemat dana
Biaya lebih rendah
Mendorong peningkatan usaha
mencegah terjadinya kerugian
Meningkatkan cash flow karena
perusahaan tidak perlu membayar premi
Kerugian retensi
Ada kemungkinan terjadinya
kerugian yang lebih besar
Ada kemungkinan biaya untuk
menutup kerugian lebih besar
Pembayaran pajak perusahaan
akan lebih besar karena premi
bersifat mengurangi pajak
b. NON INSURANCE TRANSFER
• Metode transfer risiko selain asuransi
• Pure risk & konsekuensi kerugian finansialnya ditranfer ke pihak lain,
bukan perusahaan asuransi. Misal :
1) Kontrak (pembangunan gedung baru disertai perjanjian kontrak bahwa
kerusakan yang terjadi selama proses membangun menjadi tanggung jawab
developer)
2) Leasing (maintanance, reparasi & kerusakan fisik komputer adalah tanggung
jawab perusahaan komputer)
Keuntungan Noninsurance transfer Kerugian Noninsurance transfer
Manajer risiko dapat mentranfer
Transfer risiko bisa gagal jika isi
kerugian potensial yang tidak
perjanjian kurang jelas &
dilayani perusahaan asuransi
dipahami maknanya
Biasanya lebih murah dibandingkan
Jika pihak yang menerima
asuransi
tranfer risiko tidak mampu
mengganti kerugian,
Kerugian potensial diambil alih oleh
perusahaan masih bertanggung
pihak lain yang lebih ahli untuk
jawab atas kerugian
mengontrol terjadinya kerugian
c. ASURANSI KOMERSIAL
• Asuransi komersial digunakan untuk menangani kerugian yang
kemungkinan terjadinya rendah tapi dampak kerugiannya besar
• Untuk menggunakan asuransi, harus melalui tahap:
Menyeleksi cakupan perlindungan asuransi
Memilih perusahaan asuransi
Melakukan negosiasi berbagai persyaratan
Menyebarkan informasi yang berhubungan dengan kontrak
asuransi
Melakukan review dan evaluasi terhadap program penanganan
risiko
1. Memilih cakupan perlindungan asuransi yang dibutuhkan
Untuk itu mgr risiko harus memiliki pengetahuan tentang
kontrak asuransi khususnya untuk property dan liability risk
• Ditentukan kapan & besarnya
• adalah ketentuan pengurangan jumlah pembayaran klaim
Deductible
• Digunakan untuk mengeluarkan item klaim kecil & biaya
administrasi pembayaran klaim, sehingga perusahaan bisa
menghemat biaya premi
• = salah satu bentuk retensi
• Besarnya deductible biasanya prosentase kecil dari kerugian
maksimum, jadi yang dibayarkan oleh asuransi adalah kerugian di
luar deductible yang ditanggung perusahaan
• Penanggung tidak ikut menanggung kerugian hingga
Excess insurance
jumlah tertentu yang diretensi oleh perusahaan
• Digunakan oleh perusahaan yang kemampuan
finansialnya tinggi
2. Manajer risiko memilih perusahaan asuransi
• Terkait kredibilitas keuangan perusahaan asuransi
• Pelayanan penanganan risiko yang disediakan
• Biaya-biaya & term perlindungan
3. Menegosiasikan pokok-pokok perjanjian kontrak
4. Menyebarkan informasi tentang cakupan asuransi pada pihak lain
di perusahaan Misal kepada manajer & pegawai, terkait jasa penanganan
risiko yang ditawarkan asuransi
5. Melakukan review & evaluasi program asuransi secara periodik
• Terutama jika perusahaan mengubah operasi bisnis atau terlibat
merger atau akuisisi dengan perusahaan lain
• Review terhadap cakupan kerugian yang dibutuhkan, kualitas
pelayanan & penyediaan jasa loss control oleh pihak asuransi
Keuntungan Asuransi
Jika ada kerugian perusahaan mendapat ganti
rugi sehingga operasi terus berlanjut & tidak
ada pengaruh kerugian pada fluktuasi
pendapatan
Mengurangi ketidakpastian sehingga
perusahaan dapat menetapkan rencana
jangka panjang. Kekhawatiran & ketakutan
pegawai juga berkurang sehingga mereka
dapat meningkatkan kinerja & produktifitas
Seperti biaya bisnis lain, premi asuransi
bersifat income-tax deductible
Asuransi menyediakan jasa penanganan risiko
seperti loss-control, analisis & identifikasi losseksposure
Kerugian Asuransi
Premi biasanya besar sehingga perusahaan
harus mempertimbangkan opportunity cost jika
dibandingkan retensi
Risk manajer tidak mendapat insentif untuk
mengikuti program loss-control karena asuransi
hanya membayar klaim jika terjadi kerugian. ∑
kerugian yang tidak diasuransikan makin besar
jika tidak mengikuti program loss-control
Butuh waktu, tenaga, dana untuk negosiasi
luasnya cakupan asuransi
Metode mana yang digunakan?
Tipe
Frekuensi
kerugian kerugian
1
Rendah
2
Tinggi
3
Rendah
4
Tinggi
Dampak
kerugian
Kecil
Kecil
Besar
Besar
Teknik manajemen risiko
yang sesuai
Retensi
Loss Control & Retensi
Asuransi
Menghindar
IV. IMPLEMENTASI PROGRAM MANAJEMEN RISIKO
1.Pernyataan kebijakan manajemen risiko
Mencakup tujuan manajemen risiko & kebijakan perusahaan
untuk menangani kerugian
Penting karena :
 Memberi info pada manajer tentang proses manajemen risiko
 Memberikan kewenangan bagi mgr risiko
 Menyediakan standar penilaian kinerja mgr risiko
Bisa berbentuk Petunjuk Manual Manajemen Risiko
 Untuk menjelaskan program manajemen risiko
 Bermanfaat untuk mentraining pegawai baru yang terlibat
 Memberikan kejelasan tanggung jawab mgr risiko, tujuan & teknik
yang tersedia
2.Kerja sama dengan departemen lain
(Finance, Marketing, Produksi, SDM)
3. Melakukan review dan evaluasi secara periodik
Terkait biaya manajemen risiko, kepentingan program loss-control