Kuliah-Reo-UB-2014

Download Report

Transcript Kuliah-Reo-UB-2014

Infeksi Reovirus
Prof. Dr. Suwarno, drh., MSi
Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Airlangga
Kelompok Penyakit yg
disebabkan Reovirus
Reovirus dihubungkan dgn sejumlah penyakit
pd ayam :
►Viral arthritis / tenosinovitis
►Stunting syndrome
►Respiratory disease
►Enteric disease
►Malabsorption syndrome
Sifat virus
►Reovirus tergolong fam. Reoviridae, dsRNA,
amplop (-), Ø = 75 nm
►Tahan panas  60 oC (8 – 10 jam), 56 oC (22
– 24 jam), 37 oC (15 – 16 mgg), 22 oC (48 –
51 mgg), 4 oC (> 3 thn)
►Tdk sensitif thd eter, sdkt sensitif thd
kloroform
►Tahan pd pH 3, H2O2 suhu kamar 1 jam
►Tahan thd lar. lisol 2 %, formalin 3 %
►Diinaktivasi dgn lar. etanol 70 %, yodium
organik 0,5 %
►Diduga ada 11 serotype, meskipun bbrp
serotipe dpt mengadakan reaksi silang
►Dpt dibiakkan pd TAB & kultur jaringan
Viral arthritis / Infectious
tenosinovitis
►Terutama menyerang ayam pedaging
umur 4 – 7 mgg
►Khas : lesi pd membran sinovial, tendo,
pembungkus tendo
Cara penularan
►Horisontal  saluran pernafasan &
pencernaan  darah  terlokalisasi dlm
jar. sinovial dr tendo & persendian
►Vertikal  selama stadium viremik
Gejala klinik
►Masa inkubasi : 1 – 13 hr, tgt strain virus, umur
ayam, rute infeksi
►Morbiditas : 100 %, mortalitas : < 6 %
►Gejala klinik ada 2 bentuk :
Tenosinovitis (Kelumpuhan & pembengkakan
pembungkus tendo di daerah
persendian
meta tarsus)
Akut : lumpuh, bertumpu pd persendian
meta tarsus, sulit bergerak, gangguan
pertumbuhan
Kronik : kelumpuhan lebih mencolok,
persendian meta tarsus sulit
digerakkan
 langkah kaku
Septisemik :
Kadang ditemukan pd petelur, biasanya
produksi telur menurun
Gangguan persendian ringan
Ujung jengger keunguan  seluruh
jengger berwarna gelap  mati
Patologi Anatomi
►Makroskopik :
►bentuk tenosinovitis : edema & pembengkakan tendo
gastroknemius & fleksor digitalis
– kulit di daerah yg membengkak kemerahan & bila
dipalpasi keras
►eksudat berwarna kecoklatan – ternoda darah –
purulen/kuning kecoklatan pd persendian tarso
metatarsus
►keradangan pd sekitar tendo dpt berlanjut – kronis
 pengerasan & fusi dr pembungkus tendo
►bentuk septisemik :
– lesi spesifik VA tdk ditemukan
– perubahan mirip lesi septisemik lain  kongesti,
perdarahan , pembengkakan hati, limpa, ginjal
►Mikroskopis :
►Fase akut (7 – 15 hr pasca infeksi) : edema,
nekrosis koagulasi, akumulasi heterofil,
limfosit, makrofag di daerah perivaskular.
Di dlm ruang sinovial terdapat heterofil,
makrofag, sel sinovial yg mengalami
diskuamasi. Tdpt periostitis  pembentukan
osteoklas
►Fase kronis : pembentukkan vili & noduli
limfoid pada membran sinovial. Proses
keradangan juga tdpt pd persendian
metatarsus & sekitarnya
Diagnosis
►Gejala klinik & perubahan patologik
►Isolasi & identifikasi virus
►Uji serologik
►DD : Infectious synovitis
►Stafilokokosis
Penanggulangan
►Pengobatan : antibiotik – infeksi
sekunder
Pengendalian & pencegahan :
►praktek manajemen optimal
►vaksinasi
Malabsorption syndrome
(MAS)
►Gangguan pertumbuhan akibat gangguan
pencernaan
►Tdk disebabkan oleh reovirus saja, tapi
bbrp virus lain, bakteri & agen non
infeksius ikut mendukung
Gejala klinik
►biasanya pd broiler umur 1 – 3 mgg
►pertumbuhan tdk seragam
►gangguan pertumbuhan bulu
►gangguan pertumbuhan tulang
►diare & feses mengandung pakan tdk
tercerna
Patologi Anatomi
Makroskopik :
►proventrikulus membesar, mukosa hemoragik
– nekrosis
►enteritis kataralis
►osteoporosis & artritis
►atrofi bursa fabrisius
►nekrosis pd hati
Mikroskopik :
►proventrikulitis disertai nekrosis fokal
pd mukosa
►enteritis kataralis, atrofi vili disertai
infiltrasi limfosid
►gangguan proses penulangan pd femur,
disertai nekrosis kartilago, fragmentasi
daerah peri osteum
Infectious Stunting
Syndrome (ISS)
•Merupakan
penyakit
penyebab
gangguan
pertumbuhan terutama pada ayam pedaging umur
1–6 minggu
•Penyakit ditandai dengan adanya gangguan
efisiensi pakan pertumbuhan terhambat dan
kerusakan dari pigmentasi kulit, bulu sayap
mencuat menyerupai baling-baling helikopter dan
sebagian besar bulu kapas dan tangkai bulu
patah.
•
►Tersifat dgn adanya berbagai derajat
gangguan pertumbuhan (ringan – berat)
terutama pd pedaging
►Dihubungkan dgn bbrp jenis virus &
dipengaruhi o/ bbrp jenis bakteri,
mikotoksin & faktor manejemen  multi
agen & multi faktorial
►Nama lain : Runting and Leg weakness
(Belanda), Pale bird syndrome, Malabsorption
syndrome, Brittle bone disease, Diarrhea and
stunting (USA), Runting & Stunting
(Australia), Infectious stunting syndrome
(Inggris), Helicopter Disease
►Ditemukan terutama pd ayam pedaging
Kerugian Ekonomis
►Gangguan pertumbuhan, tingkat
keseragaman rendah, angka afkir ,
konversi pakan ,
►kualitas karkas jelek,
►berbagai masalah yg berhubungan dgn
kesulitan pemasaran, pengolahan karkas
yg mempunyai ukuran kecil
Etiologi
►Belum diketahui pasti
►Sejumlah v. pernah diisolasi dr dlm usus /
feses anak ayam penderita ISS 
Reovirus, Enterovirus, Parvovirus,
Calicivirus, Rotavirus non spesifik, partikel
mirip Togavirus & Coronavirus
►Biasanya bersama agen lain : bakterial,
mikotoksin, manejemen kurang baik
(sanitasi / desinfeksi tdk optimal, suhu
brooding rendah, kepadatan kandang )
Cara penularan
►Vertikal : belum pasti
►Horisontal
Gejala klinik
►pertumbuhan tdk seragam, dpt diamati sejak
umur 4 – 6 hr
►gangguan penyerapan / proses digesti 
gangguan pertumbuhan
►umur 2 – 4 hr : 50 – 90 % anak ayam dlm
suatu kelompok menunjukkan gejala ringan 
lesu, malas bergerak, sayap menggantung,
cenderung mengkonsumsi feses, bbrp
menunjukkan feses berbentuk pasta – diare
►umur 6 – 14 hr : mortalitas , diare
menyerupai mukus, koprofagi
►± 1 – 5 % anak ayam dlm suatu kelompok
berhenti tumbuh  berat 100 – 200 gram
sampai umur 6 – 8 mgg  “lambat tumbuh
parah (kerdil)”
►10 – 15 % kadang 50 %  “lambat tumbuh”
 berat badan ≤ 50 % dr berat badan
normal umur 4 mgg; terlihat sejak umur 2
mgg – pertumbuhan bulu terhambat, kepala
kuning, nafsu makan naik
►feses biasanya mengandung lipid
►pertumbuhan bulu abnormal – bulu sayap
tdk teratur  Helicopter disease
►penurunan pigmentasi karkas akibat
gangguan absorpsi karotenoid  Pale bird
syndrome
►penurunan pigmentasi karkas akibat
gangguan absorpsi karotenoid  Pale bird
syndrome
►kelumpuhan pd umur 2 – 4 mgg
►tulang tibiotarsus mudah ditekuk/patah
 Brittle bone disease (akibat gangguan
penyerapan vitamin D3 &/ kalsium
Patologi Anatomi
►Target organ : usus
Makroskopik :
►depigmentasi pd karkas
►osteodistrofi & gangguan pertumbuhan
tulang – caput femoralis dpt terlepas dr
persendian koksofemoralis  femoral
head necrosis
►tibial diskondroplasia – masih ada
kartilago dr stadium embryonal pd
bagian metafisis tibiotarsus
►distensi saluran pencernaan, usus pucat &
dilatasi, dlm lumen usus tdpt pakan belum
tercerna sempurna
►panjang usus > normal  terlihat pd anak ayam
umur > 2 mgg yg menderita degenerasi
pankreatik
►proventrikulus mengalami pembesaran
►pankreas : lebih tipis, putih, keras terutama 1/3
bagian distal dari organ
Mikroskopik :
►atrofi vili (terlihat lebih tumpul) &
hiperplasia, peningkatan ukuran panjang
kripta Lieberkuhn
►infiltrasi limfosit, makrofag, sel plasma,
jar. ikat fibrus di daerah lamina propria
usus
►pankreas : vakuolisasi & pemendekan sel
eksokrin  sebagian jar. eksokrin
diganti fibroblas berproliferasi
Diagnosis
►diagnosis lebih tepat setelah ayam berumur >
14 hr (nafsu makan besar, sangat aktif,
pertumbuhan bulu abnormal)
►perubahan histopatologik pankreas  atrofi
►isolasi virus : inokulasi homogenat usus
penderita ISS
►bahan pemeriksaan pasca mati : ayam lambat
tumbuh / kerdil, sangat aktif, pertumbuhan
bulu abnormal
Diagnosis Banding
• Arthritis
• Malabsorbtion syndrome
• Marek’s Disease
Penanggulangan:
Pengobatan :
►antibiotik
►multivitamin terutama vit. A, D3, E,
mineral (Ca,P)
Pengendalian & pencegahan :
►anak ayam kerdil / lambat tumbuh
dikeluarkan sejak umur 14 – 28 hr
►praktek manejemen optimal  sanitasi
& desinfeksi, mengurangi stress
►vaksinasi thd ISS  sulit
•Terimakasih