Keperawatan Gawat Darurat Pertemuan 7

Download Report

Transcript Keperawatan Gawat Darurat Pertemuan 7

Oleh
Ns. ARLANSYA, S.Kep
PENGERTIAN
 Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya
kontinuitas jaringan tulang atau tulang rawan yang
umumnya disebabkan oleh rudapaksa (Hudak.c M)
Jenis fraktur :
 Fraktur tertutup adalah bila tidak ada hubungan
patah tulang dengan dunia luar.
 Fraktur terbuka adalah fragmen tulang meluas
melewati otot dan kulit, dimana potensial untuk
terjadi infeksi.
PENYEBAB FRAKTUR
1. Penyebab langsung
2. Penyebab tidak langsung
TANDA DAN GEJALA
Deformitas / perubahan kekuatan
Bengkak
Echumosis dari Perdarahan Subculaneous
Spasme otot spasme involunters dekat fraktur
Tenderness/keempukan
Nyeri
Kehilangan sensasi (mati rasa, mungkin terjadi
dari rusaknya saraf/perdarahan)
8. Pergerakan abnormal
9. Shock hipovolemik hasil dari hilangnya darah
10. Krepitasi (Black, 1993 : 199).
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Menyebut suatu Fraktur harus
lengkap :
Tempat
: fr tibia, fr fibula, fr clavikula
Komplit
Jenis garis : melintang, obliq, spiral, kompresi
Kontak
: terjatuh,tertabrak
Tertutup/terbuka
Komplikasi : perdarahan, pingsan
DIAGNOSA FRAKTUR
Riwayat
: kecelakaan, jatuh, olah raga.
Pemeriksaan Fisik : Immobilisasi, nyeri.
Radiologi/ X.Ray : tampak gambaran fraktur.
Gambar FRAKTUR
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Don No Harm/ Kesalahan dalam menolong
Diagnosa akurat
Terapi yang pas
Memperhatikan proses alam
Realitis dan praktis
Tindakan sesuai kondisi penderita
1. Pertolongan pertama di luar RS
2. Transportasi
3. Emergency RS
EMPAT (4) DASAR TUJUAN TERAPI FRAKTU
1. Mengatasi nyeri
2. Mendapatkan dan menjaga kesegarisan
3. Bany Union / Proses penyembuhan
4. Fungsi yang optimal
Fase Penyembuhan Fraktur
1. Fase hematum :


24 jam timbul perdarahan,odema, hematume disekitar fraktur
Setelah 24 jam suplay darah meningkat
2. Fase Formasi callus/ soft callus



6-10 hari setelah fraktur
Terjadi perubahan bentuk callus
Ro’’: masih tampak garis fraktur
3. Fase Mature/ossipicasi/callus diresorbsi

2-3 minggu setelah fraktur

Terbentuk tulang kaku

Ro” : garis fraktur (-)
4. Fase Remedeling/konsolidasi

10 minggu setelah pengobatan
(Black, 1993. 19)
Faktor – faktor berhubungan
penyembuhan fraktur
Umur
 Letak dan garis fraktur
 Kontak
 Pembuluh darah

Penutupan luka
1. Kontaminasi ringan ( 6 – 7 jam ) : primer
closure
2. Kotor ( > 7 jam, luka terbuka ) . . . > 1 minggu :
Delayed Primer closure
Penyembuhan Fraktur” abnormal”
 Malunion
: bentuk tidak normal
 Delayed Union : lama penyembuhan
 Non union
: tidak menyambung
KOMPLIKASI FRAKTUR
 Inisial
: nyeri, tidak dapat mobilisasi
 Early/ Dini : perdarahan, infeksi, demam
 Late/Lanjut : bentuk tidak normal,tidak
menyambung
JENIS – JENIS TINDAKAN
1 . Porteksi
2. Immobilisasi ( gips, fiksasi )
3. Reduksi dengan Manipulasi
4. Reduksi dengan Traksi
5. ORIF
6. Eksisi
6. Debridement
MANAJEMEN KEPERAWATAN
I. PENGKAJIAN
a. Sirkulasi ( jantung,paru,penyakit lain)
b. Integritas ego (cemas,marah,financial)
c. Makanan / cairan (DM, obisitas, puasa)
d. Pernapasan (Perokok, batuk)
e. Keamanan (alergi obat, makanan, darah)
f. Penyuluhan / Pembelajaran ( obat : antihipertensi,DM)
DIAGNOSA KEPERAWATAN
II. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri
2. Intoleransi aktivitas
3. Kerusakan integritas kulit
4. Hambatan mobilitas fisik
5. Risiko infeksi
6. Kurang pengetahuan
TERIMAKASIH
Oleh :
Ns. ARLANSYA, S.Kep
PENDAHULUAN
 Abdomen sering terkena trauma
 Trauma menyebabkan kerusakan organ
dan perdarahan
 Morbiditas dan motalitas tergantung
berat ringanya trauma
ANATOMI
 Dinding abdomen : Cutis,Sub
Cutis/lemak,Fascia,Musculus, Pre
peritonial fat/lemak, Peritonium
 Rongga Peritonial :
Lambung,Duodenum, Yeyunum,
Yleum, Colon, Hepar,Limpa,
V.felea,Organ reproduksi
 Rongga Retroperitonial / bagian belakang
Duodenum pars II dan III,Pankreas, Colon
ascendent dan decendent,Rectum,Ginjal,
Ureter, Aorta abdominalis, V.C ava inferi
 Rongga Pelvis :
Tulang pelvis,Plexus
sacralis,Rectum,Anus, Visikaurinarius,
Organ reproduksi
1. Trauma tumpul
2. Trauma Tajam :
a. Trauma tusuk
b. Trauma tembak
Benturan atau pukulan :
 Stir kendaraan
 Sabuk pengaman
 Stang motor
 Tendangan
 Pukulan
 Benda keras
a. Trauma tajam :



Tusukan Pisau
Tusukan besi tajam
Tusukan kayu tajam
Gambar Tusukan Kayu Tajam
b. Trauma Tembak
 Senampan Angin
 Senampan Laras panjang dan pendek
Pecahan granat
PEMERIKSAAN
1. Anamnesa :
- Jenis trauma
- Kapan terjadinya trauma
- Alat penyebab trauma
- Syok di TKP/ tidak
- Perdarahan / tidak
PEMERIKSAAN
2. Pemeriksaan Fisik :
a. Status generalis :
- Penurunan kesadaran
- Pucat
- Tampak kesakitan
- Tanda-tanda syok
b.
Status generalisasi :

Inspeksi ( lihat ) :
- Luka
: luka tajam / tembak
- Prolaps isi abdomen
- Perdarahan : abdomen, ureter,anus
- Alat yang menancap

Auscultasi ( dengarkan )
- Bising usus : normal/ tidak
 Palpasi (raba) :
- Defans muskuler : otot seperti papan
- Nyeri tekan
 Perkusi (ketuk) :
- Timpani
- Redup
- Pekak hati hilang
C. Pemasangan NGT :
- Ada darah atau tidak
- Dekompresi
- Persiapan operasi
D. Pemasangan Catheter urine :
- Ada darah / tidak
- Monitor produksi urine
- Persiapan operasi
E. Laboraturium :
- Laboraturium darah
- Laboraturium urine
F. Radiologi :
- Bila kondisi stabil
- Foto polos abdomen
- Foto abdomen tiga posisi (menentukan udara bebas )
- Urethrografi
- Cystografi
- BNO - IVP
G. USG abdomen
H. CT Scan abdomen
I. Lavage peritonial
J. Laparascopy diagostik
INDIKASI OPERASI
1. Berdasarkan pemeriksaan pisik :
a. Syok berulang setelah resusitasi
b. Peritonitis
c. Luka tembus peritoneum
d. Keluarnya organ abdomen
e. Perdarahan dari lambung, anus,urther
2. Berdasarkan pemeriksaan penunjang :
- Udara bebas pada foto abdomen tiga posisi
- USG tampak ruptur organ abdomen
3. Berdasarkan pemeriksaan penunjang :
- CT Scan tampak ruptur organ abdomen
- Lavage peritonial: ada isi usus, darah, irine
- Laparascopy diagnostik: tampak isi usus,
perdarahan,kerusakan organ
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Perhatikan pemulihan fungsi vital
Memaksimalkan oksigenisasi dan perfusi jaringan
Analisa mekanisme trauma
Pemeriksaan fisik yang teliti dan diulang
Lakukan manuver diagnostik yang diperlukan
Efektif waktu dalam pemeriksaan dan diagnostik
Perhatikan kemungkinaan cedera vaskuler dan retro
peritonial
8. Bila prolaps organ abdomen, tutup dengan kassa steril
yang lembab
9. Bila ada benda menancap jangan dicabut (sebagai
tampon)
PERTOLONGAN PERTAMA LUKA
TUSUK DI LUAR RS
Stabilkan benda yang menancap.
2. Jangan mencabut benda yang
menancap.
3. Buka bagian yang terluka sehingga
terlihat jelas oleh penolong.
4. Segerah hentikan perdarahan.
1.
LANJUTAN . . . .
5. Jika mulai tampak syok, lakukan
pertolongan pertama syok untuk
korban: beri minum air gula, ajak
bicara, beri selimut.
6. Jaga agar korban tetap tenang dan
istirahat.
7. Segera bawa korban ke Rumah sakit
KONSEP ASUHAN
KEPERAWATAN
Pegkajian ( Doenges ) :
1. Aktifitas/istirahat : pusing,
penurunan kesadaran.
2. System pernafasan : mengeluh sesak.
3. Integeritas ego : gelisah, cemas.
4. Eliminasi : inkontensia, urine
sedikit.
Lanjutan . . .
5. System pencernan : mual, muntah.
6. Neurosensori : penurunan kesadaran
7. Nyeri dan kenyamanan
8. Keamanan : dislokasi
KEGAWATAN SISTEM
PERSARAFAN
 Trauma Kepala
 Trauma Medulla Spinalis
 Peningkatan Tekanan Intra Cranial ( TIK )
 Kejang
oleh
Ns. Arlansya S, Kep
Trauma Kepala
Pengertian :
Suatu trauma yang mengenai daerah kulit kepala,
tulang tengkorak, atau otak yang terjadi akibat
injuri baik secara langsung maupun tidak
langsung pada kepala.
Klasifikasi berdasarkan tingkat
kesadaran dinilai dengan : Glasgow
Coma Skale (GCS)
1.
Cedera Kepala Ringan :
- Nilai GCS : 13 – 15
- Terjadi Amnesia/tidak : bila, ya < 30 menit
- Tidak terdapat hematom, tidak ada frakt
2. Cedera Kepala Sedang :
- Nilai GCS : 9 – 12
- Kehilangan kesadaran/ amnesia > dari 30 menit
tetapi < dari 24 jam.
- Dapat terjadi fraktur tengkorak.
3. Cedera Kepala Berat :
- Nilai GCS : 3 – 8
- Kehilangan kesadaran/amnesia > dari 24 jam
- Terdapat kontusio cerebri, laserasi
- Hematom intrakranial
Klasifikasi cedera kepala
berdasarkan hasil CT Scan/ MRI
1. Epidural Hematom (EDH)
- Perdarahan antara tulang tengkorak dan duramater
- Pecahnya pembuluh darah arteri.
2. Sub Dural Hematom (SDH)
- perdarahan antara duramater dan jaringan otak
- Pecahnya pembuluh darah vena
3. Intra Cerebral Hematom (ICH)
- Pecahnya pembuluh darah vena,arteri,kapiler di
dipermukaan cerebral.
4. Intra Ventricular Hematom (IVH)
- Pecahnya pembuluh darah vena, arteri, kapiler di
dalam cerebral
- Terdapat pada cedera kepala hebat.
Cedera kepala
Pemeriksaan GCS (Glasgow
Coma Skale)
Tiga (3) Respon area yang dinilai :
1. Respon membuka Mata
2. Respon Verbal (bicara)
3. Respon Motorik (gerak)
1. Respon membuka mata (eye) :
1 = Spontan, berkedip
2 = Dengan suara/panggilan
3 = Dengan yeri/ rangsangan
4 = Tidak ada respon
2. Respon bicara (verbal) :
5 = Orientasi baik
4 = Disorentasi(mengacau/bingung)
3 = Keluar kata- katatidak teratur
2 = Suara yang tidak berbentuk kata
1 = Tidak ada suara
3. Respon Motorik (gerak) :
6 =
5 =
4 =
3 =
2 =
1 =
Mengikuti perintah
Melokalisir rasa nyeri
Menarik ekstermitas yang dirangsang
Fleksi abnormal
Ektensi abnormal
Tidak ada gerak
RESPON BICARA (VERBAL)
UNTUK ANAK- ANAK
5 = Kata – kata bermakna, senyum, mengikuti
objek
4 = Menangis, tapi bisa diredakan
3 = Teragitasi secara menetap
2 = Gelisah, teragitasi
1 = Diam saja
Tanda-tanda cedera kepala
1. Hilang kesadaran < 30 menit/ lebih
2. Kebingungan
3. Pucat
4. Mual / muntah
5. Pusing kepala
6. Terdapat hematom
7. Sukar untuk dibangunkan
Pemeriksaan penunjang
1. Ro’’ foto kepala
2. CT. Scan kepala
3. MRI
4. Angiograpi kepala
5. Laborturium (Hb, Lekosit, CT,BT)
Penanganan Cedera Kepala
1. Klainan Primer : (medik)
- koreksi impresi fraktur
- evakuasi hematoma
- devesi likuor
2. Klainan Sekunder :
- mencegah hipoksia : ABC,beri O2.
- mencegah kenaikan TIK(tekanan intra kranial) :
berikan posisi 15 – 20 derajat,tenangkan pasien
- mencegah edema cerebri : manitol, furusimid/lasik
- mencegah kejang : valium, medazolam
Penatalaksanan
1. Observasi 24 jam
2. Bila muntah dipuasakan
3. Pada anak-anak diistirahatkan/tirah baring
4. Profilaksis (obat penenang bila ada indikasi)
5. Obat Vaskulasisasi /odema(manitol,lasik)
6. Obat analgetik (novalgin, teramal)
7. Pembedahan bila ada indikasi
8. Perawatan ICU/IMCU bila perlu
9. Rehabilitasi,psiko sosial,terapi kerja,glagow
out come scale
Kritria rawat di RS
1. Amnesia > 1 jam
2. Ada riwayat hilang kesadaran > 15 menit
3. Kesadaran menurun
4. Nyeri kepal sedang atau berat
5. Intoksikasi alkohol atau obat
6. Fraktur tengkorak
7. Kebocoran cerebro spinalis
(otorrhea/perdarahan dihidung,
rhinorrhea/perdarahan ditelinga
8. Tidak ada orang serumah yang dapat
dipertanggung jawabkan
9. Hasil pemeriksaan abnormal
Kretria tidak perlu
dirawat/dipulangkan
1. Tidak memiliki kretria rawat.
2. Beritahukan bila timbul masalah ( buatkan
tulisan):
- mual, muntah, pusing, timbul perasaan mau
pingsan, hilang keseimbangan
3 . Sarankan untuk kontrol satu minggu setelah
kejadian.
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas klien dan keluarga
2. Pemeriksan Fisik :
a. System pernafasan : suara nafas, pola nafas.
b. System neurologis : kelumpuhan, nyeri,pupil
c. System : kardiovaskuler : hipotensi, thacikardi
d. System musculoskletal : rentang gerak, paralisis
e. System pencernaan
: mual, muntah
d. System perkemihan
: inkontinesia urine
B. Diagnosa keperawatan :
1. Resiko tidak efeftifnya bersihan jalan nafas
2. Perubahan perfusi jaringan cerebral
3. Nyeri
4. Kurang perawatan diri
5. Resiko kurang volume cairan
6. Resiko infeksi
7. Resiko integritas kulit
8. Kecemasan pasien dan keluarga
TERIMA KASIH