Klasifikasi, Kodifikasi Penyakit 6 Pertemuan 4

Download Report

Transcript Klasifikasi, Kodifikasi Penyakit 6 Pertemuan 4

PROGRAM STUDI DIII
REKAM MEDIS & INFORMASI KESEHATAN
FAKULTAS ILMU – ILMU KESEHATAN
Mata kuliah
TRAUMATOLOGI
5 SKS
Semester 5
Dr.Noor Yulia
Injury , Poisoning and certain
other consequences of external
causes
TRAUMA
TRAUMA
• Definisi Traumatologi :
– Ilmu yang mempelajari tentang rudapaksa / injury /
trauma
• Trauma , dibagi menjadi
– Trauma tumpul / blunt injury
• Misal : karena pukulan
• Luka biasanya dari luar tidak seberapa, tetapi didalam
cukup parah
– Trauma tajam
• Misal : karena tusukan
TRAUMA TUMPUL
• Terutama disebabkan oleh :
– Kecelakaan lalu lintas
– Kecelakaan saat berolah raga
– Kecelakaan industri
• Kerusakan organ – organ intra abdominal dapat memberikan
gejala :
– Pendarahan intra abdominal
• Tensi menurun , berkeringat dingin
• Nadi cepat , pucat
• Perdarahan dapat menimbulkan hemoragik shock :
secondary shock
• Luka karena benda tumpul dapat berupa :
– Luka memar / contusio
– Luka lecet / aberation
– Luka robek , retak , koyak / laceratio
• Luka memar dapat mengakibatkan kelainan pada organ –
organ dalam .
– Misal : pukulan dikepala -> contusio cerebri ; terjadi
guncangan di jaringan otak– perdarahan pada permukaan
otak
CONTUSIO / LUKA MEMAR
• Luka memar adalah kerusakan jaringan dibawah kulit
– permukaan kulit utuh , epitel tidak mengalami kerusakan
– Dibawah kulit kerusakan pembuluh darah kapiler menyebabkan
darah memasuki jaringan ikat jadi bengkak , tampak berwarna
merah kebiru-biruan,
– Dapat sembuh tanpa diobati karena proses reabsorpsi tubuh
• Hubungan antara trauma dan luka memar tergantung ;
– Sifat jaringan : Jaringan mengandung banyak lemak -> mudah
terjadi memar
– Kelainan patologis
• Haemofilia -> akibat trauma kecil menimbulkan banyak
perdarahan dibawah kulit
• Penyakit kronis
• A vitaminosos K
• Gangguan pembekuan darah
ABRASIO / LUKA LECET
• Pada luka lecet kulit akan terkelupas sebagian atau seluruhnya
– Terdapat kerusakan pada epitel dan epidermis
– Paling sering pada kecelakaan lalu lintas ( pergeseran antara kulit
dengan aspal)
– Terjadi exudasi darah dan cairan limfe yang setelah kering akan
menutupi luka , berupa keropeng
– Sekitar luka akan dikelilingi oleh leukosit dan timbul penyembuhan
disekitar keropeng , disusul reepitelisasi , akhirnya dapat sembuh tanpa
sikatrix
• Luka lecet agak kemerah – merahan karena ada perdarahan dari kapiler
• Macam- macam luka lecet :
• Jenis geseran ; trauma berjalan hampir sejajar dengan permukaan
epidermis – tertekan dan terbawa – terkelupas, epidermis lepas , sebagian
corneum terdorong dan terkumpul pada tempat geseran terakhir
• Jenis tekanan : trauma menekan epidermis – akan lebih padat pada tempat
tekanan , serum yang membeku tepat didaerah bawah kulit
LUKA ROBEK / LACERATIO /
LUKA RETAK / LUKA KOYAK
• Robeknya epidermis maupun dermis dengan jaringan lemak
dibawahnya
• Luka robek mudah terjadi dikulit yang menutupi tulang
• Tampak tepi luka tidak merata , tepi yang satu dengan yang
lain ada yang masih berhubungan : JEMBATAN JARINGAN ,
bagian bawah kulit dapat terlihat dan dasar bibir luka dapat
terangkat dan biasanya keluar banyak darah, rambut utuh.
• Selain luka robek biasanya ditemukan juga luka lecet dan luka
memar
AVULSION
• Terkelupasnya kulit serta jaringan lemak dari otot –
otot dibawahnya .
• Pada pengelupasan terbentuk kantong yang berisi
darah dan cairan limphe
• Dengan semakin banyaknya cairan yang keluar dapat
menimbulkan syok  meninggal
• Pada trauma yang keras kulit dapat terbuka sampai
terlihat otot nya
• Contoh : tergilas ban mobil
• tertariknya fragmen tulang oleh ligamen atau tendo
pada prlekatannya.
AKIBAT KEKERASAN BENDA TUMPUL
• Pada Ekstremitas ( lengan dan tungkai )
– Mengenai jaringan lunak : aberatio, laseratio, contusio , avulsion
– Mengenai tulang dan sendi : dapat menyebabkan dislokasi ,
fraktur , komplikasi fraktur : shock , perdarahan , infeksi ,
trombosis , emboli lemak
• Pada Thorax
– Menyebabkan avulsion
– Fraktur tulang dada dan tulang iga , dapat transversal ( sering
padaCosta 3-8 ) / Obligue
– Frakture sering runcing merobek pleura visceralis dan parietalis
serta organ dalam ( jantung robek),
– Jantung atau paru terlepas dari tempatnya
– Dapat menimbulkan kematian karena hematothorak,
pneumothorax, hemopneumothorak
– Dapat mengenai sternum, scapula, cavicula, diafragma , oesofagus
• Pada abdomen
– Organ lien / limpa mudah ruptur – orang masig bisa berjalan
– Organ hepar bila ruptur orang langsung meninggal
– Ginjal ruptur , tidak ada kematian mendadak , komplikasi yang ditakutkan
adalah urine masuk didaerah retroperitoneal dapat menimbulkan celulitus
, phlegmon , sepsis dan akhirnya kematian
– Pancreas : kerusakan terjadi karena kompresi didaerah epigastrium , cairan
pankreas masuk abdomen --. Peritonitis , shok , perdarahan
– Lambung dapat robek
– Duodenum ; oleh karena kompresi dapat terjadi ruptur bagian anterior
atau posterior , akibatnya kuman bisa masuk retroperitoneum menimbul
kan gangrenous celulitis fossa lumbalis kanan  kematian karena sepsis
– Mesenterium dapat timbul ileus obstruktif dan peritonitis
– Pada vesica urinaria patahnya tulang pubis atau kompresi vesica urinaria
dapat menimbulkan ruptur , urin masuk ber infiltrasi ke subcutan abdomen
scrotum dan paha -- gangrenous phlegmon – abses – sepsis – kematian ,
akibat ruptur urine dapat juga masuk kepembuluh darah menimbulkan
toksemia
• Pada Kepala
– Luka memar pada dahi menyebabkan pendarahan turun kekelopak
mata , kelopak mata menjadi biru disebabkan karena jaringan
sekitar mata terdiri dari jaringan ikat kendor (bril hematom)
– Dapat terjadi perdarahan / hematoma dibawah kulit kepala
ataupun luka robek pada kulit kepala
– Perdarahan pada hidung timbul karena adanya fraktur didaerah
cribiformis / sinus sphenoidalis
– Perdarahan pada telinga karena fraktur basis cranii di fossa cranii
media
– Fraktur tulang dasar tengkorak ( fraktur basis cranii )
• Fraktur linier : berupa garis/ celah
• Compound fraktur ( comminuted frakture) banyak garis fraktur
yang menyebar , banyak fragmen
• Depressed frakture / impresio fraktur ; fraktur akibat tekanan
benda berat dengan jejas yang jelas
– Kerusakan jaringan otak
• Kerusakan jaringan otak
» Comosio cerebri
» Contusio cerebri
» Laseratio cerebri
» Edema cerebral
• Luka/ robeknya selaput otak dapat menyebabkan :
» Perdarahan epidural
» Subdural bleeding
» Perdarahan sub arachnoid
» Perdarahan intracerebral
• Otak lebih mudah bergerak/ ber oscilasi kearah depan dan samping dari
pada kearah lain karena letaknya
• Otak lebih rapat dibagian frontal dan temporal dengan tulang tengkorak
dari pada bagian lain,lebih mudah mengalami laseratio pada countrecoup
• Kekerasan didaerah frontal tidak mudah menimbulkan countre coup
didaerah belakang kepala sebab refleksi duramater dan kedudukan otak
sedemikian rupa menghambat osscillasi kearah belakang
• Contusio cerebri
– Memar otak , Perdarahan kecil-kecil disubstansia alba dan grisea karena
robeknya pembuluh darah kecil , terjadi kerusakan jaringan otak ( cortex
cerebri ) dibawah piamater tanpa ada kerusakan pada selaput otak
arachnoidea
– Manifestasi tergantung daerah yang kena
• Laseratio cerebri
– Kerusakan otak/ luka robek otak pada sisi kekerasan disubstansi alba dan
grisea disertai robeknya selaput otak piamater dan arachnoid
– Dibedakan :
– Direct laseration ; Biasanya disebabkan oleh fraktur / patahan tulang
dimana ujung fragmen merusak sub arachnoid dan jaringan otak
– Counter coup laseration ; kerusakan pada sisi yang berlawanan dari
trauma misal akibat goncangan otak terbentur dinding tulang tengkorak
pada sisi yang berlawanan
– Terjadi pada saat kepala bergerak saat benturan
– Misal ; lokasi trauma di occipital ;menimbulkan kerusakan pada
permukaan bawah dan puncak lobus frontalis dan lobus temporalis
– Trauma di parietal – permukaan luar lobus frontalis dan lobus temporalis
• Edema cerebral , dapat :
• ditandai oleh meratanya gelung otak (gyrus) dan
mendangkalnya alur otak (sulcus) , penyempitan ventrikel
otak , lobus temporalis menonjol melalui lobang tentorium ,
otak bertambah berat
• Edema otak menyebabkan kompresi , maka pada cerebellum
terdapat bekas cetakan lubang besar tengkorak dan pada
uncus bekas cetakan tentorium cerebelli
• Local edema cerebral : pada neoplasma , abses dan laceratio ,
bersifat lunak gelatinous dan kehijauan
• General edema Cerebral ; akibat trauma pada otak yang berat
,
Luka pada selaput otak :
• Perdarahan epidural / ekstradural :
• Yaitu perdarahan antara duramater dan tulang tengkorak
karena robeknya arteri yang sering arteri meningea media dan
dapat terjadi dengan / tanpa fraktur os temporalis karena
tulang ini tipis dan duramater melekat erat
• darah merembes antara tengkorak dan selaput otak tebal(
duramater) dan bila darah terkumpul banyak .> 60-80 cc
dapat menyebabkan kematian karena kompresi otak /
tekanan pada otak
• Antara terjadinya kekerasan dengan timbulnya gejala klinik
ada suatu masa tanpa gejala yang disebut interval bebas atau
periode laten / interval lucide
• Lamanya interval lucide biasanya beberapa jam sampai 24 jam
, jarang lebih dari 2 hari
LUKA PADA SELAPUT OTAK :
1. Perdarahan epidural / ekstradural :
• Yaitu perdarahan antara duramater dan tulang tengkorak
karena robeknya arteri yang sering arteri meningea media dan
dapat terjadi dengan / tanpa fraktur os temporalis karena
tulang ini tipis dan duramater melekat erat
• darah merembes antara tengkorak dan selaput otak tebal(
duramater) dan bila darah terkumpul banyak .> 60-80 cc
dapat menyebabkan kematian karena kompresi otak /
tekanan pada otak
• Antara terjadinya kekerasan dengan timbulnya gejala klinik
ada suatu masa tanpa gejala yang disebut interval bebas atau
periode laten / interval lucide
• Lamanya interval lucide biasanya beberapa jam sampai 24 jam
, jarang lebih dari 2 hari
2, Subdural bleeding / perdarahan sub dural
• Perdarahan berasal dari bridging veins yang terkumpul antara
duramater dan arachnoid
• Dapat terjadi karena :
– Alkoholisme , Cerebrospinal luetica
– Proses tua ( penuaan)
– Kompresi otak  kematian
– Pachy meningitis haemorragica interna-> darah beku berlapislapis , penyakit kronis
– Robeknya pembuluh darah pada permukaan otak
– Robeknya duramater dan arteri meningealis
– Robeknya perlekatan duramater akibat trauma lama
– Laseratio otak dan arachnoid
– Perdarahan yang meluas kian mengganggu fungsi otak 
kematian
3. Perdarahan sub arachnoid
• Terletak dibawah selaput otak arachnoid
• Dapat terjadi spontan atau karena trauma
• Misal : karena Circulus Willisi aneurisma yang pecah
Gegar otak/cerebral concusion/commotio cerebri /
herzen schudding
• Trauma pada kepala yang menimbulkan gangguan fungsi otak
tanpa dapat ditemukan kelainan anatomik pada otak
• Gejala ;
– Gejala kardinal : pingsan sebentar ( - 15 menit) , bila
pingsan > 15 menit harus waspada biasanya bukan gegar
otak lagi .
– Muntah
– Amnesia retrograd ( lupa hal yang terjadi sebelum
kecelakaan )
– Pusing kepala , keluhan semua berputar dan bukan rasa
pening kepala
– Tidak ada kelainan neurologik
• Emboli lemak
• Ada bahan lemak yang masuk dalam sirkulasi peredaran darah
• Trauma karena benda tumpul misal pukulan atau popor
senapan hingga seluruh kulit punggung babak belur atau
patah tulang panjang dapat menyebabkan lemak bebas
masuk kedalam sirkulasi darah dan menyumbat kapiler paruparu yang menimbulkan kematian
•
•
•
•
Emboli udara
Terjadi bila udara masuk kedalam sirkulasi darah
Akibatnya kapiler paru tertutup oleh gelembung udara
Emboli udara paru-paru disebabkan karena vena besar
didaerah tulang elangka / lipat paha terbuka
• Karena adanya tekanan negatif didalam vena , udara terhisap
dan ikut kejantung kanan, arteri pulmonalis dan akan
menutup kapiler paru-paru.
PENGELOMPOKAN TRAUMA
BERDASARKAN ORGAN / SISTIM :
•
•
•
•
•
Trauma di kepala / head
Trauma di leher/ neck
Tauma di dada / thorax
Trauma di abdomen ,punggung dan pinggul
Trauma dipundak dan lengan atas ( shoulder
&upper arm)
• Trauma di sendi dan lengan
FRAKTUR TENGKORAK
• Gaya yang membentur kepala dapat menyebabkan patahnya
tulang tengkorak
• Fraktur compressi-> tulang melesak kedalam
• Fraktur akibat benda tumpul :
– Benturan frontal
– Benturan frontotemporal
– Benturan temporoparietal
– Benturan oksipitoparietal
– Benturan oksipital
COUP / CONTRECOUP
• Persentuhan dengan benda tumpul pada kepala dapat
menyebabkan kerusakan pada otak
• Kerusakan yang terjadi sesuai dengan daerah persentuhan
dinamakan Coup / kup
• Kerusakan yang terjadi berlawanan dengan tempat
persentuhan disebut contrecoup / kontrakup dan biasanya
lebih luas dari kup
• Kuntrakup dapat terjadi bila kepala bergerak atau kepala
bebas bergerak waktu terjadi persentuhan
• Kerusakan otak dapat berupa luka memar otak atau luka
robek otak
TRAUMA PADA VERTEBRAE
• Trauma bisa direk / indirek
– Akibat Over fleksi badan
– Jatuh dengan kepala/ bokong terlebih dahulu
– Dapat terjadi luxatio , dislokasio , fraktur
– Dapat merobek organdalam , misal : luxatio Th456
merobek pleura parietalis dan vena azygos , dislokasi Th1011 merobek duktus troraxicus
• Vertebra cervicalis
– Karena lebih fleksibel maka cervical lebih sering terjadi
luxatio dibanding fraktur
• Vertebra thoracalis
– Tersering karena indirek ; kerusakan medula spinalis sesuai
kerusakan segmen itu sendiri
• Vertebra Lumbalis
– Tersering karena indirek
– Sering menimbulkan compression fraktur
• Vertebra sacrum
– Sering karena kekerasan direct
– Disertai kerusakan panggul
• Vertebra coccygeus
– Sering karena direct / langsung
– Jarang menyebabkan kematian
• Compresion fraktur ; terjadi pada seseorang yang jatuh duduk
, dimana spatium intervertebrae masih baik
TRAUMA INTRA ABDOMEN
•
•
•
•
•
•
Blast injury
Bruise
Concussion injury
Crushing injury
Laceration injury
Traumatic :
– Haematoma
– Puncture
– Rupture
– tear
TRAUMA ABDOMEN
• Dibagi menjadi :
– Trauma tumpul abdomen karena pukulan = Blunt injury ;
dari luar tidak begitu tampak tapi cukup parah
– Trauma tajam abdomen  karena tusukan
• Pada kerusakan intra abdominal ada nyeri spontan, kadang
ada gas bila ada perforasi
• Nyeri dapat menjalar kepinggang dan kepunggung
TRAUMA TUMPUL ABDOMEN
• Terutama disebabkan oleh :
– Kecelakaan lalu lintas
– Olah raga
– Kecelakaan industri
• Yang penting dicari : organ apa yang rusak
• Karena biasanya dari luar tidak begitu tampak tetapi didalam
cukup parah
• Kerusakan organ – organ intra abdomen dapat memberikan
gejala :
1. Perdarahan intra abdomen
2. Rangsangan peritoneum
• Perdarahan intra abdomen ;
– Tensi menurun , keringat dingin, nadi cepat , pucat
– menimbulkan shock
• Primary shock : Neurogenic shock ; shock karena rasa
sakit
• secondary shock : haemorrhagic :shock : shock karena
pendarahan
• Sumbr pendarahan :
– Kerusakan lever
– Kerusakan limpa
– Kerusakan pembuluh darah : terutama pembuluh
darah mesenterial karena sukar mengadakan
retraksi sehingga jika terbuka darah akan mengalir
keluar
• Rangsangan peritoneum
– Dengan manifestasi ; defans muscular  nyeri , tegang
– Rangsangan pada peritoneum terjadi karena ada benda
yang tidak biasa berada dalam cavum peritoneum , misal
• Darah
• Enzym
• Isi usus
• Apabila Muntah perlu diperhatikan apakah yang keluar darah
atau sisa makanan
• Tindakan mengatasi trauma abdomen :
– Laparatomi
– Hemostasis
– Drainage
• Organ – organ yang mungkin rusak dalam cavum abdomen :
– Organ yang berongga : lambung , usus , dsb
– Organ tidak berongga : lever , limpa, pancreas
• LEVER
• Curiga adanya robekan hati jika trauma terjadi pada abdomen
bagian atas
• Ada hematom / luka lecet pada costa kanan bawah
• Jika ada robekan hepar darah akan banyak keluar karena
vaskularisasi hepar menampung darah dari segala jurusan
• Gejala utama :
– Kehilangan darah  dapat terjadi haemorrhagic shock
karena banyak darah keluar
– Rangsangan peritoneum , timbul defans abdomen 
karena timbul rangsangan peritoneum akibat darah yang
berada dicavum abdomen merupakan benda asing
• LIMPA
• Pada costae sebelah kiri ditemuakan : hematom, fraktur , luka
lecet
• Gejla utama : akibat pendarahan
• Leukosit meningkan 20000-30000
• Pancreas
• Gejala urama : rangsangan peritoneum karena enzym – enzim
akan keluar ke cavum peritoneum
• Lambung
• Gejala utama : rangsangan peritoneum karena isi lambung
dan makanan masuk kecavum peritoneum
• Duodenum
• Dapat terjadi perforasi retro peritoneal
• Gejala utama rangsangan peritoneum
• Usus halus
• Prinsip pada usus makin kedistal makin infeksius
• Gejala utama rangsangn peritoneum
• Usus besar
• Sangat infeksius
• Gejala utama ; peritonitis
• Rectum
• Biasanya karena luka benda tajam
• Kandung empedu
• Gejala : merangsang peritoneum
• Terapi ; cholecystektomi
• Pembuluh darah besar
• Vena cava dan aorta  biasanya tidak tertolong
• Pembuluh darah mesenterium
• Karena membentuk arcade ( saling berhubungan) maka bila
terputus jaringan dibawahnya( usus) masih baik
TRAUMA TAJAM ABDOMEN
• mudah diketahui organ yang rusak / tampak ada luka didinding
abdomen
• Tindakan yang harus dilakukan :
• Luka kurang dari 6 jam
– Kalau jelas peritoneum terbuka ; lakukan laparatomi
– Jika hanya luka, peritoneum tidak jelas terbuka : explorasi
– Jika teritoneum tidak terbuka -. Rawat sebagai luka kontaminasi
biasa
• Luka lebih dari 6 jam
– Jika tidak ada tanda – tanda perdarahan abdominal atau
rangsangan peritoneum rawat sebagai luka infeksi
– Jika jelas peritoneum terbuka tapi tidak ada rangsangan
peritoneum dan tanda perdarahan  lakukan laparatomi
– Jika ada tanda – tanda rangsangan peritoneum -> segera
laparatomi
LUKA AKIBAT BENDA TAJAM
• Beberapa luka akibat benda tajam :
– Luka tusuk
– Luka iris
– Luka bacok
• Benda tajam : pisau , pecahan kaca , pecahan kaleng , pedang
, kapak, sabit dll
• Ciri-ciri luka karena benda tajam :
– Tepi luka rata
– Sudut luka tajam
– Dasar luka tidak melewati jembatan jaringan
– Disekitarnya tidak ada memar
– Akar rambut ada yang terpotong
LUKA TUSUK
• Luka yang disebabkan oleh alat yang ujungnya runcing dengan
mata tajam atau tumpul
• contoh ; pisau , keris, sangkur, pecahan ka ca,kikir ,obeng
• Ciri luka tusuk tergantung dari penampang dan mata benda
yang menyebabkannya
• Akibat luka tusuk pada daerah – daerah tertentu :
• Pada leher : menyebabkan emboli pulmoner / emboli vena
• Pada jantung : sering kena ventrikel kanan
LUKA IRIS
• Luka karena benda tajam yang digeser – geser pada
permukaan kulit
• Tenaga menggeser lebih besar daripada tenaga menekan
• Ciri – ciri :
– panjang Luka lebih besar dari pada dalamnya luka
– tepi luka tajam dan rata
– Ujung luka runcing
– Tidak ada jembatan jaringan
– Akar rambut ada yang terpotong
– Dalamnya luka agak rata
• Luka iris dapat menyebabkan banyak kehilangan darah
• Dan bila vena besar teriris dapat menyebabkan emboli udara
ISTILAH - ISTILAH
• Jika trauma menimbulkan kematian hospes maka tidak ada
petunjuk reaksi peradangan tidak ada .
• Infeksi adalah adanya mikroorganisme yang hidup dalam
jaringan dan menimbulkan peradangan
• Peradangan / inflamasi adalah suatu proses reaksi tubuh
yang terjadi pada waktu ada sel atau jaringan yang mati
karena kehilangan suplay darah .
• Jadi peradangan dapat terjadi pada situasi jaringan steril
sempurna tidak ada mikroorganisme
• Peradangan Akut adalah : respon langsung dari tubuh
terhadap cedera atau kematian sel
Luka superficial
•
•
•
•
Abrasi
Blister ( non thermal) bukan karena suhu
Contusio
Digigit binatang
Luka terbuka akibat :
•
•
•
•
•
Digigit binatang
Terpotong
laserasi
Luka tusuk
Luka dengan kemasukan benda asing
FRAKTUR
• Patah tulang
• Gejala klinis fraktur :
– Krepitasi
– Deformitas dari bagian tubuh yang bersangkutan ( misal
terjadi pembengkakan , pemendekan ekstremitas )
– Gangguan / hilangnya fungsi
– False movement pada tempat yang seharusnya tidak
terdapat gerakan
– Hematom oleh karena pecahnya pembuluh darah
– Nyeri tekan terus menerus
– Perubahan warna
• Dislokasi :
• Dislokasi
– Fraktur ad latum cum distractionum
– Fraktur ad latum cum contractionum
– Fraktur ad axim cum contractionum
– Fraktur ad axim cum distractionum
• Aposisi dari fragmen
– Kedudukan fragmen satu terhadap fragmen yang lain
– Aposisi baik apabila terdapat 2/3 bagian dari permukaan
masing – masing fragmen berhubungan
• Pada fraktur sebaiknya dirontgen posisi : PA & Lateral untuk
mengetahui posisi fraktur dengan lebih jelas
MACAM – MACAM FRAKTUR
• Fraktur tertutup
– Comminuted fraktur ; bila terjadi fragmentasi lebih dari 2,
fraktur dengan tulang pecah menjadi beberapa fragmen.
– Depressed fraktur : fragmen patahan terdorong ke dalam
(sering terjadi pada tulang tengkorak dan wajah)
– Elevated fraktur
– Fisura fraktur
– Greenstick fraktur : gambaran seperti bambu yang dipatahkan
salah satu sisi tulang patah sedang sisi lainnya membengkok.,
biasanya pada radius distal , sering terjadi pada anak-anak
karena tulangnya masih lunak
– Impacted fraktur: bila fragmen tulang terdorong ke fragmen
tulang lainnya.
– Linear fraktur : fraktur bentuk garis
• Nurch fraktur /fatigue fraktur /stress fraktur : sering pada orang
yang berdiri lama misal tentara, tidak benar – benar fraktur ,
hanya nampak garis putih pada foto, penderita merasakan sangat
nyeri , lokasi : metatarsal, 1/3 proksimal femur , collum femoris,
fibula, calcaneus, tulang – tulang pelvis
• Simple fraktur / Closed frakture, tidak menyebabkan robeknya
kulit, integritas kulit masih utuh.
• Complete fraktur (fraktur komplet), patah pada seluruh garis
tengah tulang,luas dan melintang. Biasanya disertai dengan
perpindahan posisi tulang.
• Slipped epiphysis fraktur
• Spiral fraktur / fraktur obligue : sering terjadi pada tulang panjang
, fraktur memuntir seputar batang tulang.
• Transversal fraktur, fraktur sepanjang garis tengah tulang.
• Patologik fraktur, fraktur yang terjadi pada daerah tulang
berpenyakit (kista tulang, paget, metastasis tulang, tumor).
• Fraktur terbuka
– Compound fraktur
– Infected fraktur
– Missile fraktur
– Puncture fraktur
– Benda asing
• Open fracture (compound frakture / komplikata/ kompleks),
merupakan fraktur dengan luka pada kulit (integritas kulit rusak dan
ujung tulang menonjol sampai menembus kulit) atau membran
mukosa sampai ke patahan tulang. Fraktur terbuka digradasi
menjadi: Grade I: luka bersih dengan panjang kurang dari 1 cm.
• Grade II: luka lebih luas tanpa kerusakan jaringan lunak yang
ekstensif.
• Grade III: sangat terkontaminasi, dan mengalami kerusakan jaringan
lunak ekstensif.
• Fractur complicata :
– fraktur yang menembus jaringan lunak sehingga ada
hubungan fraktur dengan dunia luar
– Fraktur yang terdapat luka didaerah dekat fraktur yang
mempunyai potensi untuk menimbulkan kontami pada
fragmen – fragmen fractur
• Pathologi fraktur
– Fraktur yang tidak terdapat anamnesa trauma sebelumnya
– Terjadi karena primary akibat keganasan didarah tsb atau
suatu metastase
– Akibat osteomyelitis , defisiency vitamin, kelainan kongenital
Fraktur dikepala ada 4 macam tipe :
– Impresion frakture
– Linear fraktur
– Diastase ( fraktur dan sutura )
– Fraktur comminativa
Frakture extremitas
• Colles fraktur/ silverfork fr / linear fork deformity
– Fraktur 1/3 distal os radius dengan fragmen distalnya
mengarah keposterior
– Kadang colles fraktur disertai fraktur processus styloid
ulnae
• Bonnet`s fraktur : yaitu fraktur dari basis metacarpal I disertai
dislokasi metecarpal I
• Fraktur os femur .
• Fraktur os calcaneus
• Pootts fraktur : yaitu :
–
–
–
–
robeknya ligamentum tibiofibulare
Fraktur fibula diatas ligamentum tibiofibularis
robekan pada ligamentum colateral medialis
Subluxatio os talus
PROSES PENYEMBUHAN TRAUMA PADA
TULANG / FRAKTURE
1.
Mula – mula terjadi Hematom disertai pembengkakan jaringan lunak 
terjadi organisasi – dan hematom mengkerut
2.
Terbentuk Fibrous callus  tulang jadi sedikit osteoporosis akibat
resorpsi Ca untuk penyembuhan
3.
Fibrous callus berubah menjadi primary bone callus / osteoclast karena
Ca sudah mulai menumpuk , terjadi sesudah 4 minggu ( Rontgen tampak
Radio opaque ) pada anak-anak terjadi lebih cepat
4.
Primary bone callus diresorbsi menjadi Secondary bone callus yang sudah
mirip jaringan tulang yang normal, fase ini terjadi sesudah 7 minggu
5.
Scundary bone callus sudah ditimbuni Ca yang banyak dan tulang sudah
terbentuk dengan baik .
Komplikasi fraktur
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Bone atrofi-> osteoporosis yang terbentuk tidak berkurang tapi menjadi
menetap permanen/ semi permanen
Infeksi -> Karena stafilokokus,streptokokus, gas gangren
Delayed union-> disebabkan imobilisasi kurang sempurna, terlalu banyak
manipulasi, fragmen letak tidak benar, pyogenik infeksi,ketuaan ,gangguan
sirkulasi, pasang plate kurang tepat
Non union -> bila pergeseran fragmen fraktur terus terjadi hyalin cartilago
terlalu banyak terbentuk sehingga primary bone kurang sempurna
Aseptic nekrosis-> terjadi bila terdapat gangguan vascularisasi pada fraktur
Gangguan pertumbuhan-> terpisahnya tulang sebelum mmengalami
calsificasi
Myositis ossificans-> pembentukan callus didaerah hematom
Kerusakan struktur sekitar fraktur -> pada otot, (contractur ) saraf,
pembuluh darah sekitar (necrosis-emboli-pseudo aneurisma), artikulasi
sendiri ( disebut arthritic post traumatica)
Fat emboli -> terjadi pulmonary edema
Luka pada jaringan ikat
( joint capsue ligament )
•
•
•
•
Avulsi
Laserasi
Sprain
Traumatic :
– Haem arthrosis
– Rupture
– Sub luksasi
– tear
Luka pada jaringan saraf dan tulang
punggung
• Spinal cord
– Complete
– Incomplete
– Persambungan saraf dengan spinal
• Trauma :
– Division of nerve
– Haematomyelia
– Paralysis / transient
– Paraplegia
– quadriplegia
Luka pada pembuluh darah
•
•
•
•
Avulsi
Terpotong
Laserasi
Traumatik :
– Aneurisma
– Fistula
– Haematom
– rupture
Luka pada tendon dan otot
•
•
•
•
Avulsi
Terpotong
Laserasi
Ruptur karena trauma
LUKA BAKAR
Parahnya luka bakar ditentukan oleh 2 faktor yaitu :
• Persentase luas bagian tubuh yang terbakar
– Ringan : < 15 %
– Sedang : 15 – 50 %
– Berat : > 50 %
• Kedalaman luka bakar, dibagi 3 derajat
– Derajat pertama :
• hanya permukaan luar epidermis yang terkena , Gejala : sakit, merah jadi putih jika ditekan,
bengkak tapi tidak melepuh , Bisa sembuh sempurna dalam waktu 3-4 haridengan
terkelupasnya bagian kulit yang mati
– Derajat kedua :
• Bagian kulit sampai bagian dalam epidermis dan bagian atas dermia , Gejala : kulit terasa sakit,
bengkak, merah, panas , melepuh , Penyembuhannya berawal dari regenerasi jaringan epitel
pada derivat epidermis misal : folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea yang tidak
mati
– Derajat ketiga :
• Semua bagian kulit : epidermis,dermis,dan semua derivat epidermis mati terbakar , Sering
tidak melepuh , kulit jadi merah dan bengkak , Rasa sakit berasal dari jaringan subdermis , kulit
tidak berasa bila diraba karena reseptor saraf telah rusak , Penyembuhan lama , Terjadi parut
yang hebat dan sering menimbulkan kontraktur/ penciutan kulit setelah sembuh
– Derajat Empat :
– Semua jaringan telah menjadi arang
•
•
•
•
•
•
Luka bakar dapat disebabkan oleh banyak hal:
Panas (misal api, air panas, uap panas)
Radiasi
Listrik
Kimia
Laser
TRAUMA KARENA SUHU TINGGI
• Etiologi ;
– Api
– Benda padat panas
– Benda cair
• Gambaran luka tergantung : tingginya suhu dan lamanya kontak
• Luka dapat berupa : eritema , vesikel , karbonisasi
• Luka oleh karena api dan benda padat biasanya gambaran sesuai
kontak
• Luka karena benda cair biasanya luas mengikuti arah pengaliran
yang lebih rendah
• Reaksi tubuh yang terjadi
– Reaksi umum
– Reaksi lokal
REAKSI PADA SUHU TINGGI
• Pada suhu tinggi dan kelembaban tinggi terjadi reaksi tubuh
yang dipengaruhi oleh keadaan gizi , atherosclerosis, penyakit
kronis yang diderita, keadaan – keadaan yang melemahkan
tubuh ( diare , febris) dll
• Reaksi umumnya yaitu ;
– Heat fatigue
– Heat syncope
– Heat cramps
– Heat exhaustion
– Heat stroke
• Reaksi lokal yaitu ;
– Luka bakar
– Luka korosif
– Masuk arus listrik , dsb
REAKSI UMUM
• Heat fatigue
– Timbul gangguan dalam melakukan aktifitas
• Heat syncope
– Terjadi gangguan sirkulasi , sesak
• Heat cramps
– Orang berkeringat banyak ( hiperhidrosis) , Nacl banyak keluar terjadi
spasme tetanik ,Nyeri otot --. Kekakuan
– Terapi ; air , garam , sedativum , masage ringan pada otot
• Heat exhaustion
– Gangguan pusat respirasi ( pada medula oblongata )
– Dapat akut menimbulkan kematian karena circulation failure
– Pada type lambat / perlahan – lahan dapat timbul gejala gangguan
gastro intestinal tract, panas, gangguan circulasi berupa hipotensi &
pulse ireguler
– Terapi ; infus glukosa + Nacl
• Heat stroke
• Heat stroke
• Dibedakan ;
– heat pyrexia : gangguan thermoregulator
– Heat stroke ; paralisis thermoregulator
• Biasanya pada gurun pasir
• Gejala ;
– haus, head ache , gangguan SSP ( motorik , sensorik, coma)
– kulit kering , merah
– Pupil midriasis , reflek cahaya (-)
– Gejala renal failure sampai kerusakan ginjal seperti
degenerasi albumin
– hipotensi
Stadium luka bakar
• Hiperemia
– Setelah 6-8 jam timbul infiltrasi limfosit
• Vesikel
– Dasarnya hiperemis
– Berisi cairan serous , albumin dan clorida
– Mikroskopik ; cairan intraepidermal
– Bila vesikel dipecahkan akan tampak sisa-sisa epidermis dan tampak
hiperemis
• Nekrosis koagulatif
– Kerusakannya lebih dalam , bahkan jaringan dapat sampai hilang ,
banyak infiltrasi limfosit
• Karbonisasi
– Timbul oleh karena kontak langsung dengan sumber api
– Dapat menimbulkan kematian oleh karena shock atau keracunan gas CO
– kulit , otot kering , meng arang dan pecah-pecah karena kontraksi
– Rambut terbakar habis , cornea keruh
• Sebab kematian karena luka bakar :
– Shock , dapat :
• Primary shock : timbul karena neurogenik shock 6-8 jam
• Intermediate shock ; timbul karena hipovolemik dan
toksemia dari jaringan
• Delayed shock
– Sekunder infeksi
– Renal failure
– Pneumonia hipostatik --. Karena berbaring lama
– Curling`s ulcer  pada kasus kronis
• Prognosa , tergantung pada :
– Luas ; Rule of Nine
– Terapi
– Keadaan umum sebelumnya
– Adanya komplikasi ; frakture tulang
TERAPI LUKA BAKAR
• Setiap pasien luka bakar harus dianggap sebagai pasien trauma,
karenanya harus dicek Airway, breathing dan circulation-nya
terlebih dahulu.
• Airway - apabila terdapat kecurigaan adanya trauma inhalasi, maka
segera pasang Endotracheal Tube (ET). Tanda-tanda adanya trauma
inhalasi antara lain adalah: riwayat terkurung dalam api, luka bakar
pada wajah, bulu hidung yang terbakar, dan sputum yang hitam.
• Breathing : apakah ada trauma yang dapat menghambat gerakan
pernapasan, misalnya pneumothorax, hematothorax, dan fraktur
costae
• Circulation - luka bakar menimbulkan kerusakan jaringan sehingga
menimbulkan edema. pada luka bakar yang luas dapat terjadi syok
hipovolumik karena kebocoran plasma yang luas.
• Manajemen cairan pada pasien luka bakar, dapat diberikan dengan
Formula Baxter.
TRAUMA KARENA SUHU RENDAH
• Kontak dingin
• Terjadi spasme arteriole , iskhemia, hipoxia jaringan , timbul kerusakan
pada jaringan epidermis dan subkutan
• Khas ;
– Kerusakan endothel kapiler
– Timbul vesikel
– edema
• Predisposisi : kelainan pembuluh darah
• Macam :
– Trench foot 0`-4`C -> oleh karena thrombosis ischemic
– Frostbite (-)4`- 10`c
• Terapi
– Penghangatan dengan air panas
– Hindari faktor trauma , Jangan lakukan masage
– Beri antiseptik
TRAUMA LISTRIK
• Sumber listrik
– Alam : petir , kilat
– Buatan ; listrik rumah tangga , baterei
• Arus listrik terbagi dalam 2 macam:
– Directing current ( DC)
– Alternating Current (AC)
– Pada AC lebih berbahaya dari pada DC karena
arusnya bolak balik ( 4x lebih berbahaya
Berbahaya tidaknya arus listrik tergantung pada :
1.
2.
3.
4.
5.
Voltage ( Volt)
– Makin besar volt ,intensitas makin besar, efek meningkat
Intensitas ( amperage)
Frekwensi ( Hertz / cycle)
– Cycle sangat rendah atau sangat tinggi tidak berbahaya
– Cycle yang berbahaya ukuran 40 - 50
Isolator
– Bila terdapat penyaluran arus listrik ketanah ( graunding )
tahanan akan makin kecil
– Sehingga bila ada isolator listrik tidak membahayakan (
pakai sepatu karet )
Resistensi / tahanan kulit
– Tahanan kulit rendah , misal basah , intensitas akan besar ,
efek lebih besar
– Kulit kering , tahanan tinggi , intensitas kecil , efek kecil
6.
Keadaan korban
– Bila tak menyangka akan kena listrik biasanya efek lebih
besar
– Orang sehat lebih tahan
– Usia muda lebih tahan daripada orangtua
– Karena kebiasaan dan adaptasi tukang listrik lebih tahan a
7. Lamanya kontak
– Lebih lama kontak , efek lebih besar
8. Arah arus
– Dalam hal terjadinya shock listrik organ yang paling penting
adalah jantung
•
Sebab kematian ;
– Ventrikel fibrilasi
– Paralysis centrum medulare : jarang
– Asphyxia : akibat kejang otot pernafasan dan diafragma
Efek arus listrik pada tubuh :
• I 1 Ma  stimulus sensorik : kesemutan ,
– dapat terjadi luka bakar ,
• I 5 Ma  stimulasi motorik ; kontraksi flexor ,
– untuk pegang listrik sebaiknya pakai punggung tangan
• I 20 – 30 m A  stimulasi otot pernafasan
• I 70 – 80 m A  stimulasi Cor ; ventrikel fibrilation
• Lebih besar lagi  Cardiac arrest
Electric mark :
Gambaran luka bakar dengan tepi yang menimbul, sekitarnya pucat( halo ring),
dan hiperemis lebih luar lagi
• Tempat kontak berkulit tipis : Vesikel seperti luka bakar , kulit warna merah
• Kontak cukup lama dan aliran listrik kuat : Kulit mengeras dan atau hangus
seperti arang
• Kontak dengan percikan api ( sparks ) Titik – titik kecil yang hangus
• Kontak dengan arus yang melompat / tegangan tinggi : Luka bakar tidak
teratur derajatnya ( flash burns)
PETIR / LIGHTNING / BLIKSEM
• Petir adalah listrik alam dengan sifat :
– Arus searah ( DC)
– Tegangan tinggi ( > 20 juta Volt)
– Intensitas tinggi ( 20.000 A)
– Kerja sangat singkat (1/1000 detik )
– Tertari benda – benda yang menjulang tinggi seperti pohon,
pacul, payung, tanah
– Petir membutuhkan konduktor ,
• Pada orang yang berlindung dibawah pohon yang tersambar
petir orangnya karena orang merupakan konduktor yang
lebih baik dibanding kayu
• Kelainan pada tubuh oleh petir disebabkan faktor :
• Faktor arus listrik
• Faktor suhu tinggi
• Faktor ledakan
LUKA OLEH ZAT KIMIA
• contoh asam kuat ; H2SO4, HCO3, Hcl, Asam acetat
• Jarang menimbulkan kematian kecuali bila cukup luas
permukaan tubuh yang kena
• Terken asam kuat : cairan sel kulit akan diabsorbsi oleh asam
dan terjadi prepitisasi protein
• Luka tampak sebagian kering , keras, kecoklatan
• Tes lakmus menunjukan reaksi asam
• Contoh basa kuat ; Naoh
• Gambaran luka tampak bagian yang pucat
• Terkena basa kuat ; timbul reaksi penyabunan dengan dengan
bahan – bahan dalam sitoplasma sel , sel – sel menggembung
dan basah
• Pada perabaan terasa basah dan seperti lilin
TRAUMA BAHAN KIMIA
• Bahan kimia chemicals yang dapat menyebabkan luka bakar
adalah :
– Asam kuat atau acids
– basa kuat atau bases
– Luka bakar akibat bahan kimia umumnya disebabkan
karena sifat kimiawi bahan tersebut yang tajam dan dapat
membakar kulit, seperti [sodium hidroksida]], silver
nitrate, dan bahan kimia berbahaya lainnya (seperti asam
sulfur ataupun asam nitrat)
– Asam hidroflorik dapat menyebabkan kerusakan tulang,
HEMATOTHORAKS
• Suatu penyakit akibat cedera pada dada
• Dapat menyebabkan kematian mendadak atau cacat
• Gejala : respiratory distress syndrome yaitu bunyi nafas hilang dan dullness pada
perkusi
• Pemeriksaan Rontgen dan Torakokinesis dapat ditemukan darah didalam rongga
pleura
• Patofisiologi :
– Biasanya disebabkan oleh trauma tumpul rongga dada dan organ – organ
didalamnya
– Cedera menyebabkan fraktur tulang rusuk , yang dapat melukai jaringan
paru
– Pasien mengalami nyeri yang sangat pada pergerakan dada, ventilasi
terganggu, sekresi trakea bronkus meningkat, pergerakan dada tidak
simetris( flail chest bila mengenai lebih dari 2 tulang rusuk) sering pada iga
ke 5 – 9
– Perdarahan dapat masuk rongga thoraks, terjadi simple hemotoraks( darah
kurang dari 1500 ml ) atau hemotoraks masif ( lebih ).
HEMATOTHORAKS
• Cedera hebat menyebabkan kontusio pulmoner dapat menyebabkan gagal
nafas dan menimbulkan kematian
• Kontusio pulmoner ditandai dengan perdarahan intra alveolar, edema
intertisial paru, penurunan compliance paru dan luas membran difusi
berkurang
• Pemeriksaan penunjang diagnosa : Radiologi , Auskultasi dan perkusi paru
• Terapi :
– Beri Oksigen
– Tanggulangi nyeri dengan beri obat injeksi morphin
– Pasien diposisikan semi fowler
– Tingkatkan ekspansi paru dengan latihan nafas dalam
– Bimbing batuk efektif dan aspirasi sekret bila perlu trakeostomi
– Atasi gagal nafas dengan ventilasi mekanik
– Atasi syok
– Pasang perban elastis untuk fungsi fiksasi
RESPON TUBUH TERHADAP
CEDERA
•
Terjadi proses peradangan dan proses perbaikan pada
jaringan tubuh yang terkena trauma / cedera
• Respon tubuh terhadap cedera dimana sel – sel / jaringan
tubuh mengalami trauma dan hospes tetap hidup , akan ada
respon dari jaringan sekitar trauma , respon ini disebut
peradangan
• Jadi peradangan adalah reaksi vaskular yang hasilnya
mengirim cairan , zat-zat yang terlarut dan sel-sel dari sirkulasi
darah ke jaringan – jaringan interstitial pada daerah yang
terkena trauma .
• Peradangan sebenarnya adalah hal yang menguntungkan dan
merupakan mekanisme pertahanan tubuh dimana hasilnya
adalah proses netralisasi , pembuangan agen infeksi.
penghancuran jaringan nekrosis dan pembentukan keadaan
yang dibutuhkan untuk perbaikan dan pemulihan
•
REAKSI TUBUH APABILA TIDAK ADA RESPON
PERADANGAN
•
•
•
•
merupakan peluang besar terjadinya infeksi yang hebat
Proses penyebaran yang cepat
Dapat terjadi infeksi yang mematikan
Hal tersebut dikarenakan proses pertumbuhan dari
mikroorganisme tidak ada yang menghambat .
Jadi reaksi peradangan itu sebenarnya adalah peristiwa yang
dikoordinasi dengan baik , dinamis dan kontinyu
Untuk menimbulkan reaksi peradangan jaringan sekitar harus
hidup dan mempunyai mikrosirkulasi yang berfungsi dimana :
- Jika terjadi nekrosis luas maka reaksi peradangan akan timbul
pada bagian tepi antara jaringan yang mati dan jaringan hidup
dengan sirkulasi utuh
TANDA – TANDA POKOK PERADANGAN /
INFLAMASI
•
•
•
•
•
Red : Kemerahan : Rubor
Hot : Panas : Color
Tender : Nyeri : Dolor
Swollen : Pembengkakan : Tumor
Lost of fungtion : Perubahan fungsi : Fungtio
laesa ( Tergantung dari site dan beratnya
inflamasi )
PATOFISIOLOGI TANDA POKOK PERADANGAN /
INFLAMASI
• Rubor ( kemerahan )
– Merupakan hal pertama yang terlihat pada proses peradangan
– Arteriol yang mensuplai daerah tersebut melebar sehingga banyak
darah yang mengalir kedalam mikrosirkulasi lokal : keadaan ini
dinamakan hiperemia atau kongesti .
– Menyebabkan warna merah lokal karena peradangan akut
– Reaksi ini diatur secara neurogenik dan kimia melalui pengeluaran zat
histamin
• Kalori ( panas)
– Terjadi bersamaan dengan rubor pada reaksi peradangan akut
– Hanya terjadi pada permukaan tubuh
– Daerah peradangan menjadi lebih panas dari sekelilingnya .sebab
darah yang disalurkan lebih banyak dari daerah normal
PATOFISIOLOGI TANDA POKOK PERADANGAN /
INFLAMASI
• Dolor ( rasa sakit )
– Perubahan Ph lokal atau konsentrasi lokal ion – ion tertentu dan
pengeluaran zat kimia histamin merangsang ujung – ujung saraf
– Pembengkakan jaringan yang meradang juga mengakibatkan
peningkatan tekanan lokal juga menimbulkan rasa sakit.
• Tumor ( pembengkakan )
– Merupakan pembengkakan lokal
– Bengkak ditimbulkan oleh pengiriman cairan dari sirkulasi darah
kejaringan interstitial
– Campuran dari cairan dan sel yang tertimbun didaerah peradangan
disebut eksudat
– Sel – sel darah putih akan meninggalkan aliran darah dan tertimbun
sebagai bagian dari eksudat bersama sel – sel mati menimbulkan apa
yang disebut nanah
PATOFISIOLOGI TANDA POKOK PERADANGAN /
INFLAMASI
• Fungtio laesa ( perubahan fungsi )
– Terjadi gangguan fungsi jaringan akibat jaringan tersebut
mengalami bengkak, nyeri disertai sirkulasi abnormal dan
lingkungan kimiawi abnormal
Keadaan yang memberi reaksi peradangan / inflamasi di
antaranya:
Cedera (> pada infeksi bakterial)
Suhu terlalu tinggi atau terlalu rendah
Iritasi kimiawi
Reaksi antigen-antibodi (Contoh: penyakit infeksi)
PROSES PERADANGAN / INFLAMASI
• Proses Inflamasi bisa akut atau kronik yang masing-2 memiliki
pola khusus, walau biasanya kronik didahului oleh fase akut.
• Inflamasi akut akan menjurus ke supurasi  Abses
• Inflamasi kronis akan menimbulkan perlengketan
PROSES PENYEMBUHAN
• Primary healing Healing by First Intention: sanatio perprimum
intentionumTerjadi penyembuhan luka tanpa komplikasi
Ini terjadi pada luka dengan kerusakan minim di kedua ujung luka yang
disambung dan dijahit, garis insisi segera terisi bekuan darah, terjadilah
penyembuhan dengan penyambungan primer.
Contoh : luka elektif operasi / luka steril , missal hernia , kista atherom
• Pada hari pertama pasca bedah setelah luka disambung dan dijahit
bekuan darah segera terjadi. Darah merembes ke dalam di bagian luka,
terjadi bekuan kering yang menjadi suatu kerak yang menutup luka yang
akan menjadi basis pembentukan jaringan parut fibrosis.
• Secondary healing : sanatio persecundary intentionum , Luka tidak
sembuh sendiri setelah tindakan , perlu tindakan berikut
• Tertiary healing , Jika dengan 2 x tindakan belum juga sembuh .misal, perlu
skin graft , Contoh : luka diobati infeksi diobati – luka masih terbuka/
basah  skin graft
• Pada hari kedua, timbul dua aktivitas yang terpisah:
(1) ada re-epitialisasi permukaan dan
(2) pembentukan jembatan yang terdiri dari jaringan fibrosis
yang
menghubungkan kedua tepi celah sub-epitel.
• Keduanya sangat bergantung kepada anyaman fibrin yang
terjadi pada bekuan darah yang akan menjadi kerangka bagi
sel epitel, fibroblast dan tunas kapiler yang ber migrasi.
• Setelah 48 jam, tonjolan saling bertemu dan luka tertutup
epitel yang mulanya hanya terdiri dari selapis sel di bagian
tengah insisi. Kemudian proliferasi progresif terjadi dan
pembentuk an epitel skuamosa berlapis banyak sebagai
epidermis normal.
• Setelah dua hari fibroblast pada tepi luka mengalami
hipertrofi dan sitoplasmanya tampak lebih basofilik.
• Pada hari ketiga pasca bedah: respons radang akut mulai berkurang dan
sebagian besar neutrofil diganti makrofag yang membersihkan tepi luka
dari sel-sel yang rusak dan pecahan fibrin.
• Pada hari kelima: celah insisi (incision) biasanya terdiri jaringan granulasi
longgar yang kaya pembuluh darah disertai serabut kolagen yang tersebar.
• Pada akhir minggu pertama, luka tertutup epidermis dengan tebal kurang
normal, celah subepitel terisi jaringan ikat kaya pembuluh darah, dan
mulai membentuk jaringan kolagen.
• Selama minggu ke 2, tampak proliferasi fibroblast dan pembuluh darah
secara terus-menerus dan terjadi timbunan progresif serabut kolagen.
Pada saat ini kerangka fibrin sudah lenyap. Jaringan parut masih akan
tetap berwarna merah cerah sebagai akibat peningkatan vaskularisasi
namun belum cukup rentang, sebagian daya rentang luka baru masih
didukung oleh benang jahit (sutura) bedah dan epitel penutup luka.
Pada saat ini reaksi radang juga sudah hampir hilang seluruhnya, dengan
meninggalkan beberapa makrofag dan mungkin juga sedikit infiltratif
limfosit saja.
• Pada akhir minggu ke 2, struktur dasar jaringan parut telah mantap dan
suatu proses yang panjang berjalan (jaringan parut warna lebih muda
akibat tekanan pada pembuluh darah)  timbunan kolagen dan
peningkatan daya rentang luka yang lebih mantap, namun tidak dapat
mencapai kembali daya rentang semula, ekstensisitas maupun elastisitas
yang dimiliki kulit normal tanpa luka.
• Folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar lemak (adneksa kulit) yang rusak
tidak dapat diganti lagi.
• Healing by Second Intention
Ini terjadi bila ujung luka tidak tersambung tepat melekat satu sama lain.
Penyembuhan akan lebih lama dan terjadi jaringan granulasi yang
berkembang jadi jaringan parut (scar tissue)
Penyembuhan dengan penyambungan Sekunder:
Proses pada ini memerlukan waktu lebih lama karena jaringan yang mati
dan debris nekrosis perlu dibersihkan dan celah akibat luka perlu diisi
dengan sel yang masih vital. Dasar dan tepi luka (jaringan yang rusak)
pertama dilapisi jaringan granulasi. Proliferasi fibroblas dan
pembentukan tunas kapiler telah dimulai, sedangkan di bagian sentral
reaksi radang akut dan kronik kadang ada yang masih aktif.
Proses penyembuhan jaringan tubuh :
• Epithel & Mucosa membrane  akan kembali semula karena daya
regenerasi cukup tinggi
• Tendon  penyembuhan diganti jaringan granulasi
• Otot  penyembuhan diganti jaringan granulasi
• Tulang -- > jaringan tulang akan terbentuk kembali
• Tulang rawan  Hasil tidak teratur , bisa kembali / tidak
• Membran serious  hasil regenerasi cukup baik , ( peritoneum, pleura )
• Otak & Sumsum tulang  diganti jaringan ikat
• Saraf perifer  hanya axonnya yang akan regenerasi , bila terputus yang
disambung hanya perinural sheathnya saja, axon distal akan mati, axon
proximal akan bermigrasi kedistal , lama sembuh (1 hari tumbuh 1 mm)
PROSES PENYEMBUHAN
• Phase initial = lag phase
langsung dimulai sesaat setelah terjadi luka ,Terjadi reaksi inflamasi , vasodilatasi
, Proses fagositosis mulai bereaksi : leukosit, histiocyt, macrofag, serum. Enzyme2
meningkat, factor pembekuan darah segera bereaksi  Proses thrombosis --.
Thrombus , pembekuan darah  Terbentuk trabekula fibrin dari bekuan darah
• Phase fibroblast = pembentukan jaringan fibroblast
Hari ke 2 Terjadi proliferasi dan migrasi endothel kapiler kedalam blood cloth ,
Jaringan fibroblast terbentuk  membentuk jembatan / anyaman fibrin ,terjadi
lebih cepat pada hari ke 7 mencapai puncak pada hari ke 10 – 14 , sesudah 3
minggu kemampuan berkurang kembali .Sel fibroblast – membentuk zat dasar
diextraseluler  zat kolagen ( bersifat kontraktil ) ,Terjadi multiplikasi jaringan
kolagen + jaringan granulasi ,Setelah 3 hari terjadi proses proliferasi
pembentukan epithel  Terjadi proses epithelisasi, Squamos berlapis, fibroblast
menjadi hipertrofi
• Phase kontraksi =
Dimulai setelah 2 minggu dan jelas pada minggu ke 3 ,Terbentuk scare tissue /
jaringan parut ,bisa berlangsung lama > 1 tahun ,Mula – mula jaringan parut
berwarna merah muda lama – kelamaan menjadi lebih muda – putih
LANJUT KULIAH MENDATANG
KERACUNAN