Pendidikan Olah Raga Pertemuan 14

Download Report

Transcript Pendidikan Olah Raga Pertemuan 14

PENDIDIKAN JASMANI
DAN
OLAHRAGA
By
ABDUL HALIM, M.Pd
PENGERTIAN PENDIDIKAN JASMANI
SK Menpora No. 053 A/MENPORA/1994
”Pendidikan
Jasmani adalah suatu proses
pendidikan yang dilakukan secara sadar
dan sistematis melalui berbagai kegiatan
jasmani dalam rangka memperoleh
kemampuan dan ketrampilan jasmani,
pertumbuhan fisik, kecerdasan dan
pembentukan watak.”
”Orandum
et u sit mensana in
corpore sano” bukan
”Mensana in corpore sano”
Artinya ”Berdoalah semoga
dalam tubuh yang sehat
terdapat jiwa yang kuat”
PERSAMAAN
1. Tujuan : Membantu meningkatkan kualitas manusia
Indonesia seutuhnya.
2. Penekanan Tujuan : Penjas menekankan pada
pembinaan perilaku hidup sehat, dengan menganut
prinsip ”Pendidikan melalui jasmani”. Olahraga
menekankan pada peningkatan prestasi olahraga,
dengan catatan tidak terperangkap ke dalam prinsip
”Pendidikan untuk jasmani”
3. Media yang digunakan : Menggunakan media
jasmani atau Psikomotorik
PERBEDAAN
PENDIDIKAN JASMANI & OLAHRAGA







PENJAS
Diselenggarakan di
lingkungan sekolah
Berorientasi pada Pendidikan
yang mengacu ke pembunaan
hidup sehat
Sebagai mata ajar wajib
dilingkungan sekolah
Materi berpusat pada anak
sesuai perkembangan
psikofisik
Dikelola dibawah Mendiknas
Memasyarakatkan olahraga







OLAHRAGA
Diluar sekolah/masyarakat
Pada kepelatihan yang mengacu
pada pembinaan dan
peningkatan prestasi olahraga
Kegiatan sukarela dimasyarakat
Berpusat pada jenis olahraga
yang harius dikuasai
sepenuhnya
Dikelola dibawah Menpora
bersama Ormas
Mengolahragakan masyarakat




TUJUAN PENJAS
Meletakkan landasan karakter moral melalui
internalisasi nilai dalam PenJas.
Membangun Kepribadian yang kuat, sikap
cinta damai, sikap sosial dan toleransi dalam
kemajemukan budaya, etnis, dan agama.
Menumbuhkan berfikir kritis melalui tugas ajar
PenJas.
Mengembangkan Ketrampilan Gerak.




TUJUAN PENJAS
Mengembangkan ketrampilan pengelolaan diri
dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola
hidup sehat melalui aktifitas jasmani dan olahraga.
Mengembangkan ketrampilan menjaga diri sendiri
dan orang lain.
Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga
untuk mencapai hidup kesehatan,kebugaran, dan
pola hidup sehat.
Mengisi waktu luang dengan aktivitas jasmani
yang kreatif.




FUNGSI PENJAS
Aspek Organis : fungsi sistem tubuh lebih baik,
meningkatkan kekuatan otot, daya tahan otot dan
kardiovaskuler, dan kelentukan.
Aspek Neuromuskuler : meningkatkan
keharmonisan fungsi saraf dan otot.
Aspek Perseptual :mengembangkan kemampuan
menerima dan membedakan isyarat.
Aspek Kognitif : mengembangkan kemampuan
mengeksplorasi,
FUNGSI PENJAS
 Aspek Kognitif : mengembangkan kemampuan
mengeksplorasi, menemukan sesuatu,
memahami, memperoleh pengetahuan dan
membuat keputusan.
 Aspek Sosial : menyesuaikan diri dengan
lingkungan.
 Aspek Emosional : mengembangkan respon
yang positif terhadap aktifitas jasmani dan
rekreasi.
KEBUGARAN JASMANI
Adalah kemampuan tubuh seseorang
untuk melakukan tugas pekerjaan
sehari-hari penuh vitalitas dan
kesiagaan tanpa menimbulkan
kelelahan yang berarti, sehingga tubuh
masih memiliki cukup energi untuk
beraktivitas pada waktu yang senggang
dn hal-hal yang bersifat darurat.
Komponen Kebugaran Jasmani
Berhubungan Dengan Kesehatan
 Kekuatan (Strenght) : kemampuan otot
/sekelompok otot untuk melakukan satu
kali tahanan atau beban.
 Kelentukan (Flexibility) : kemampuan sendi
untuk melakukan gerakan dalam ruang
gerak sendi secara maksimal sesuai
kemungkinan geraknya (range of
movement).
Komponen Kebugaran Jasmani
Berhubungan Dengan Kesehatan

Komposisi Tubuh : prosentase relatif dari lemak
tubuh dan massa tubuh :
a. IMT (Indek Massa Tubuh) : BB (Kg )
TB (M2)
b. Prosentase Lemak Tubuh : perbandingan
antara lemak tubuh dan berat badan yang
diperoleh melalui rubus tertentu berdasarkan
pengukuran ketebalan lemak dengan
skinfold caliper.
Komponen Kebugaran Jasmani
Berhubungan Dengan Kesehatan

Daya Tahan (Endurance) :
kemampuan untuk melakukan
gerkan atau usaha melewati suatu
periode waktu. Daya tahan dibagi 2
komponen yaitu :
 Daya tahan kardiorespiratori (umum) :
kemampuan kerja sistem jantung, paru
dan peredaran darah.
 Daya tahan otot (lokal) : kemampuan
otot untuk melakukan kontraksi secara
terus menerus.



Komponen Kebugaran Jasmani
Berhubungan dengan Ketrampilan
Kecepatan (Speed) : kemampuan untuk
bepindah tempat dalam waktu
sesingkatnya.
Daya ledak (Power) : pengerahan
kekuatan otot secara maksimal dengan
kecepatan maksimal. Ini gabungan antara
kekuatan dan kecepatan.
Kelincahan (Agility) : kemampuan
bergerak berubah-ubah arah dengan
cepat dan tepat tanpa kehilangan
keseimbangan.
Komponen Kebugaran Jasmani Berhubungan
dengan Ketrampilan
Keseimbangan (Balance) : kemampuan
mempertahankan sikap atau posisi tubuh
pada bidang tumpuan saat berdiri (static)
dan bergerak (dynamic).
 Koordinasi (Coordination) : kemampuan
melakukan gerak dengan tepat dan efisien.
 Kecepatan Reaksi (Reaction Speed) :
berkaitan dengan waktu yang diperlukan
untuk melakukan respon atas stimulus
yang diterima.

Faktor yang Mempengaruhi
Kebugaran Jasmani
1.
2.
3.
4.
5.
Genetik
Usia
Jenis Kelamin
Aktifitas Fisik
Kebiasan Olahraga
6. Status Gizi
7. Kadar Hemoglobin
8. Status Kesehatan
9. Kebiasaan Merokok
10. Kecukupan Istirahat
Aktifitas Latihan Menuju Kebugaran
Jasmani
1. Intensitas Latihan : dosis latihan yang
harus dilakukan seseorang
berdasarkan training zone yaitu
batasan latihan berdasarkan denyut
nadi yang telah ditetapkan dan
dianggap aman. Untuk menghitung
rumus yang digunakan :
Denyut Nadi Maksimal : 220 – Usia
DENYUT NADI
Sebagai pengukuran kebugaran jasmani
hal yang harus diketahui :
 Denyut Nadi Basal : diukur pada waktu
bangun tidur, tidak bergerak, tidak mimpi.
 Denyut Nadi Istirahat : tidak bekerja ( 60-80
dpm)
 Denyut Nadi Latihan : 60-90 % dpm dari
DNM
 Denyut Nadi Pemulihan setelah
aktifitas/latihan
Aktifitas Latihan Menuju
Kebugaran Jasmani
2. Frekuensi Latihan : berapa kali orang
melakukan latihan yang cukup dalam 1
minggu. ( 3-5 kali 1 minggu )
3. Lama Latihan : waktu yang digunakan
dalam 1 kali latihan ( 15-60 menit)
Atletik : lari, lompat dan lempar.
Senam : SKJ, Senam Penyembuhan,
Sibuyung, Aerobik dan Prestasi.
Beladiri : pencak silat, tinju, judo, gulat,
karate, dan anggar.
Olahraga Aquatik : renang
Olahraga Rekreasi : jalan sehat
Olahraga Permainan : Permainan
Tradisional dan Permainan Besar.
ORGANISASI
PENYELENGARAAN
DAN
SISTEM PERTANDINGAN
OLAHRAGA
Faktor-Faktor Menentukan
Sistem Pertandingan Olahraga
1. Tujuan pertandingan
2. Waktu yang tersedia
3. Sarana dan
4.
5.
6.
7.
Prasarana
Tenaga Pelaksana
Jenis cabang
olahraga
Jumlah peserta
Dukungan dana
Susunan Panitia
Penyelenggara Pertandingan
1. Ketua Pelaksana
2. Sekretaris
3. Bendahara
4. Pimpinan Pertandingan
Dibantu oleh Seksi-Seksi
1. Puplikasi dan
Dokumentasi
2. Perlengkapan/
logistik
3. Pertandingan
4. Upacara/UPP
5. Akomodasi
6. Keamanan
7. Konsumsi
8. Kesehatan dan
PPPK
9. Transportasi
Sistem Pertandingan
A. Sistem Gugur (elimination).
1. Sistem Gugur Tunggal.
a. Jumlah pertandingan n-1
b. Dapat ditetapkan seeded
c. Bagan dapat dengan bye atau
pendahuluan
Sistem Pertandingan
2. Sistem Gugur Rangkap
a. Ada 2 Juara yaitu juara kelompok menang dan
juara kelompok kalah
3. Sistem Gugur Ganda
a. Peserta gugur bila kalah 2 kali
b. Peserta menang lanjut ke bagan kanan dan
kalah ke bagan kiri
c. Jumlah pertandingan : 2n-1
d. Juaranya adalah juara sejati.
Sistem Pertandingan
B. Sistem Kompetisi
Ini memungkinkan peserta saling
berhadapan, hasil pertandingan
mencerminkan prestasi sesungguhnya.
1. Sistem Setengah Kompetisi
a. Jumlah Pertandingan : n(n-1) : 2
b. Setiap peserta akan 1 x bertemu dengan
semua peserta lain.
Sistem Pertandingan
2. Sistem Kompetisi Penuh
a. Setiap peserta akan saling berhadapan 2
x ditempat yang berbeda ( home dan
away )
b. Jumlah pertandingan : n(n-1)
Sistem Pertandingan
C. Sistem Tantangan
1. Sistem Tangga
a. Peserta diurut satu per satu (peringkat),
juara dipuncak.
b. Urutan penantang juara dari no.2 sampai
10 dengan catatan diterima sang juara.
c. Ini berlaku untuk olahraga tinju
professional
Sistem Pertandingan
2. Sistem Piramid
a. Setiap kolom piramid dapat menantang
peringkat/kolom diatasnya dengan catatan
sebagai juara dalam kolomnya, kemudian
menantang peserta dari kolom diatasnya.
b. Atau dari kolom paling bawah ada
pertandingan, makin keatas peserta makin
sedikit kemudian keluarlah satu persatu untuk
menantang.
c. Ini digunakan pada Piala Thomas 1960