Transcript disini
PERUM DAMRI (31 OTOBER 2013) Nama : Suharyanto TTL : Sragen, 30 Juni 1980 Work : Sudin Damkar & PB Jak-Tim Pendidikan: 1. S1 Teknik Kimia, UNDIP, 2003 2. S2 Man. Keuangan, LAN, 2012 Email : [email protected] Mobile : 08179572094 PENDAHULUAN Kebakaran merupakan bencana yang harus senantiasa diantisipasi timbulnya terutama di bangunan gedung/industri BangunanGedung /Perkantoran merupakan sentral aktifitas memerlukan kemampuan pencegahan dan penanggulangan kebakaran secara mandiri (self preven-tion & protection) Fenomena yang terjadi saat ini menunjukkan perlunya kewaspadaan terhadap arson fire disamping kebakaran yang sifatnya natural Oleh karena itu diperlukan sistem baik untuk pencegahan maupun penanggulangan, melalui suatu komitmen bersama Penyebab Kebakaran PROSENTASE KEBAKARAN BERDASARKAN PENYEBAB JAK-TIM TAHUN 2012 KP, 9% LN, 23% Kompor 10 Lampu 11 Listrik 113 Rokok 4 Lainnya Jumlah Kasus 72 LS, 65% RK, 3% 210 LISTRIK Kompor Lampu Listrik Rokok Lain-lain INTENSITAS Phenomena kebakaran 3 - 10 menit STEDY Fully development fires (600-1000 o C) TIME Source Energi FENOMENA FLASHOVER Seluruh benda dalam ruangan serentak terbakar Temperatur di dalam ruangan bisa mencapai 500 – 600 der.C Pancaran panas ke lantai 20 Kw/m2 Juluran api / pa-nas dan gas ke luar jendela nampak. Gas Beracun Hasil Pembakaran ► Carbon Monoksida (CO) ► Carbon Dioksida (CO2) ► Hidrogen Cianida (HCn) ► Phosgene (COCl2) ► Hidrogen Clorida (HCl) Dalam konsentrasi tertentu senyawa kimia hasil pembakaran dapat mengancam keselamatan jiwa manusia. Pengaruh Prosentase Kandungan Gas-Gas Terhadap Kondisi Tubuh Manusia (ASHRAE) Bisa bunuh diri kalo begini caranya… TETRAHEDRON OF FIRE UDARA OKSIGEN > 16 % MATERIAL YG BISA TERBAKAR PANAS YANG MELEBIHI TITIK NYALA Klasifikasi KEBAKARAN Ref : Permenaker -04/80 A ABC Flammable Liquid/gas B A Combustible Material C D B Metals C Multi Purpose Electrical Equipment Prinsip PEMADAMAN Dilution Udara Smothering Starving Bahan bakar Cooling API Heat DI TEMPAT KERJA ANDA ► ► ► Apakah ada peluang utk terjadi kebakaran Apa konsekuensinya bila terjadi kebakaran Upaya apa yang telah dilakukan Referensi / Acuan ► Undang-Undang Repuplik Indonesia No.28 Tahun 2002 tentang, Bangunan Gedung. ► Permen PU No. 26 tahun 2008 tentang “ PERSYARATAN TEKNIS ► Keputusan Menteri Tenaga Kerja No.186 tahun 1999 tentang Penanggulangan Kebakaran di tempat kerja; ► Perda DKI Jakarta No.08 tahun 2008 tentang SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN PADA BANGUNAN GEDUNG DAN LINGKUNGAN.” pencegahan dan Penanggulangan bahaya kebakaran di DKI Jakarta. POTENSI BAHAYA KEBAKARAN PADA BANGUNAN /GEDUNG/INDUSTRI Bangunan Gedung/Perkantoran memerlukan perhatian ekstra kaitan dengan bahaya kebakaran : a. Kegiatan dan aktifitas pada bangunan tersebut b. Karakteristik pengguna dan penghuni c. Penggunaan struktur bahan dan komponen d. Kelengakapan mekanikal dan elektrikal e. Problema evakuasi penghuni f. Tuntutan pemadaman dari dalam gedung secara mandiri; g. Aksesibilitas untuk external fire fighting LOKASI PERLU DIWASPADAI Ruang dapur di restoran tmsk pemakaian LPG Ruang mesin, genset, ruang alat pemindah daya listrik (electric switchgear) Ruang atau tempat pembuangan sampah Ruang shaft vertikal untuk saluran & pemipaan Gudang penyimpanan dan penimbunan bahan Sudut & sisi ruang tempat buangan sampah Lingkungan sekitar bangunan / pagar gedung yang ditempeli tempat berjualan masakan / makanan TINDAKAN PENCEGAHAN ► ► ► ► ► ► ► ► Mengurangi penggunaan bahan mudah terbakar (combustibles) Mencegah terjadinya penyulutan (ignition) Menggunakan bahan penghambat api (fire retardant) Melakukan pemeriksaan dan pemeliharaan berkala terhadap peralatan Mewaspadai pekerjaan hot-works Menjaga kebersihan di tempat kerja Pengecekan terhadap instalasi listrik secara berkala Menerapkan FSM dan menyusun FEP PENCEGAHAN KEBAKARAN Bagian Kesatu : Bangunan Gedung Kewajiban Pemilik/pengelola gedung ( Pasal 7 ) PERDA 08 TAHUN 2008 Proteksi Kebakaran Akses Pemadam Kebakaran Sarana Penyelamatan Jiwa Manajemen Keselamatan Kebakaran Gedung PENCEGAHAN KEBAKARAN Sarana Penyelamatan Jiwa Sarana Jalan Keluar Pencahayaan darurat tanda jalan Ke luar Petunjuk arah Jalan Keluar Komunikasi Darurat Pengendali Asap Tempat Berhimpun Sementara Tempat Evakuasi PENCEGAHAN KEBAKARAN Akses Pemadam Kebakaran Akses mencapai bangunan Gedung ; Akses masuk ke dalam bangunan gedung Area operasional PENCEGAHAN KEBAKARAN Proteksi Kebakaran Bahan bangunan gedung Proteksi pasif Konstruksi bagunan gedung Kompartemenisasi dan pemisahan Penutup pada bukaan Proteksi aktif Alat Pemadam Api Ringan Pencahayaan darurat Sistem deteksi dan Alarm kebakaran Penunjuk arah darurat Sistem Pipa tegak dan selang kebakaran Serta hidran halaman Sistem pasokan daya listrik darurat Sistem springkler otomatis ; Pusat penendali kebakaran Sistem pengendali asap Instalasi pemdam khusus Lift kebakaran PENCEGAHAN KEBAKARAN Manajemen Keselamatan Kebakaran Manajemen Keselamatan Kebakaran Gedung / MKKG (pasal 28 ) Manajemen Keselamatan Kebakaran Lingkungan (MKKL) Sistem Keselamatan Kebakaran Lingkungan (SKKL) PENCEGAHAN KEBAKARAN Bahan Berbahaya Penyimpanan dan Produsen B3 Sedia alat isolasi tumpahan Sedia sarana penyelamatan jiwa, proteksi pasif, proteksi aktif, MKKG • Menginformasikan daftar bahan berbahaya • Memasang plakat dan/atau label Pemilik,pengelola kendaraan khusus • • • • Menyediakan APAR • Menyediakan alat perlindungan awak • Memasang Plakat Menginformasikan Jalan yang akan dilalui. PENANGGULANGAN KEBAKARAN Pada Saat Terjadi Kebakaran Masyarakat wajib melakukan tindakan awal pemadaman ► Menginformasikan kepada Dinas dan instansi terkait ► Mentaati petunjuk petugas ► Memberikan izin kepada petugas untuk : • Memasuki bangunan gedung/pekarangan • Membantu memindahkan barang/bahan yang mudah terbakar • Memanfaatkan air dari kolam renang dan hidran halaman • Merusak/merobohkan sebagian atau seluruh bangunan gedung • Melakukan tindakan lain yang diperlukan ► INSTALASI ALARM KEBAKARAN OTOMATIK TUJUAN AGAR KEBAKARAN DAPAT TERDETEKSI SEDINI MUNGKIN, SEHINGGA TINDAKAN YANG DIPERLUKAN DAPAT SEGERA DILAKUKAN. Signa Signal lalarm alarm Detektor FIRE FOULT FAULT NORMAL Panel Indikator JENIS DAN TIPE DETEKTOR Nyala Panas •ULTRA VIOLET •INFRA RED •FIXED TEMPERATURE •RATE OF RISE Asap Manual •IONIZATION •OPTIC •Push bottom •Full down •break glass INTERCONECTION DETEKTOR KEBAKARAN FIRE ALARM SYSTEM AC Off SPRINKLER (FS) POMPA HYDRANT supply daya LIFT Off PRESS FAN On MCFA Smoke Detector Pipe Work Nozzle Heat Detector Cylinders Control Panel Double Warning Light Manual Release Station Manual Abort Station Sirene Discharge Warning Signal CARA MEN-SELEKSI SISTEM EFEKTIVITAS PEMADAMAN Kecepatan pemadaman Sesuai bahaya yg dihadapi Post-fire hold time Kemampuan menembus api Risiko penyalaan kembali MASALAH INSTALASI Ukuran & berat alat pemadam Masalah pemipaan Kemudahan dlm pemeliharaan Waktu pemasangan Biaya instalasi Biaya pengisian ulang Ketersediaan bahan pemadam KECOCOKAN RUANG Ruang bisa menyimpan gas Tuntutan uji integritas ruangan Kebutuhan menyumbat bocor DAMPAK THD PERALATAN Clean-up pasca pemadaman Kerusakan akibat air Kerusakan bahan & karat Terjadi kondensasi Terjadi regangan termal GANGGUAN THD PENGHUNI Daya racun Level kebisingan Penambahan tekanan udara Jarak pandang / penglihatan Bahaya terhirup Alat listrik bertegangan aman Dekomposisi termal bahan PENERIMAAN THD LINGKUNGAN Potensi penipisan lap. ozon Potensi pemanasan global Lama hidup di atmosfir CO2 ALAT PEMADAM API RINGAN Portable Fire Extinguisher ALAT PEMADAM API RINGAN • DAPAT DIOPERASIKAN SATU ORANG • UNTUK PEMADAMAN MULA KEBAKARAN • SEBATAS VOLUME API KECIL Perencanaan Penempatan tepat Pengadaan Petugas kompeten Sertifikat Kebijakan Fire risk Assessment Pemeliharaan teratur Jenis dan ukuran tepat •Safety •Cepat •Tepat STORED PRESSURE ( N2 ) CO2 Tipe konstruksi CARTRIDGE ALAT PEMADAM API RINGAN Ref : Pert. Menaker No Per-04/Men/1980 HARUS SIAP PAKAI PADA WAKTUNYA • • • • JENIS DAN UKURANNYA SESUAI MUDAH DILIHAT DAN MUDAH DIAMBIL KONDISI BAIK SETIAP ORANG DAPAT MENGOPERASIKAN DENGAN BENAR, TIDAK MEMBAHAYAKAN DIRINYA. JENIS MEDIA PEMADAM FOAM WATER - BUSA POWDER - AIR JENIS KERING - DRY POWDER - CO2 - CLEANT AGENT HALON JENIS BASAH Ukuran tidak sesuai Macet/tidak berfungsi Salah penempatan FOAM Jenis tidak sesuai POWDER 2 HALON WATER KEGAGALAN APAR Tidak bertekanan - bocor Menggumpal - tunda refill • belum ditunjuk Petugas • tidak trampil JENIS MEDIA PEMADAM KEBAKARAN DAN APLIKASINYA Jenis media pemadam Jenis kebakaran Klas A Klas B Tipe basah Tipe kering Air Busa Powder Clean Agent VVV V VV V*) XX XX VV**) VVV Bahan cair XXX VVV VV V*) Bahan gas X X VV V *) Bahan spt (kayu, kertas, kain dsb. Bahan berharga Klas C Panel listrik, XXX XXX VV VVV Klas D Kalium, litium, magnesium XXX XXX Khusus XXX Keterangan : VVV : Sangat efektif X : Tidak tepat VV : Dapat digunakan XX : Merusak V : Kurang tepat / tidak dianjurkan XXX : Berbahaya *) : Tidak efisien **) : Kotor / korosif TANDA PEMASANGAN Sistem Hydrant dan Sprinkler FIRE HYDRANT Jaringan instalasi pipa air untuk pemadam kebakaran yang dipasang secara permanen Komponen sistem Hidrant - Sistem persediaan air (45 menit) - Sistem Pompa (Jockey, Utama & Cadangan) - Jaringan pipa - Kopling outlet / Pilar / Landing valve - Slang dan nozle - Sistem kontrol tekanan & aliran 1 1/2 Inc 2 1/2 Inc Seamiest Connection RESERVOAR 2 1/2 Inc Out door PERENCANAAN HYDRANT KLASIFIKASI HUNIAN Tingkat resiko bahaya kebakaran Resiko Ringan Luas 1000-2000 M2 2 titik hydran, tambahan 1 titik Tiap 1000M2 Resiko Sedang Luas 800-1600 M2 2 titik hydran, tambahan 1 titik Tiap 800M2 Resiko Berat Luas 600-1200 M2 2 titik hydran, tambahan 1 titik Tiap 600M2 KARAKTERISTIK TEKANAN HYDRANT 1 2 Q = 3 US GPM Standar tekanan pada nozle teringgi & terjauh : mak. (H1) = 7.0 kg/cm min. (H3) = 4.5 kg/cm Diuji dengan membuka 3 titik nozle : 1. Nozle terjauh 2. Nozle pertengahan 3. Nozleterdekat 2 2 RESERVOAR High zone Medium Zone Low zone 53o C 141o C 68o C 182o C 79o C 201o C 260o C 93o C ARTI MKKG / FSM Manajemen Keselamatan Kebakaran Gedung (MKKG) atau Fire Safety Management (FSM) adalah segala upaya memobilisasi personil, pemanfaatan biaya, penggunaan bahan, peralatan dan metoda termasuk informasi untuk pencegahan dan penanggulangan terhadap kebakaran dan bahaya terkait lainnya yang sewaktu-waktu terjadi di bangunan / unit industri Kesiapan personil yang kompeten ► Yang mampu mengidentifikasi bahaya kebakaran di tempat kerja; ► yang mampu dan kompeten untuk menghadapi bahaya kebakaran; ► Yang mampu memelihara peralatan / sistem proteksi kebakaran, sehingga peralatan/sistem siap pakai; ► Yang mampu memimpin dan berkoordinasi dalam keadaan darurat; Manajemen Keselamatan Kebakaran Gedung • Pemeriksaan Berkala dan Uji Coba; • Pemeliharaan / Perawatan; AKTIFITAS RUTIN • Pelatihan Personil; • Penyuluhan Karyawan / Penghuni MKKG AKTIFITAS PADA KEADAAN DARURAT S.O.P. (SIADIBIBA) • Siapa • Apa • Di mana • Bilamana • Bagaimana STANDARD MINIMAL : STRUKTUR ORGANISASI KESELAMATAN KEBAKARAN GEDUNG (K2G) KEPALA / WAKIL K2G POSKO - Operator - Teknisi KA. PERAN LANTAI R.PEMADAM P. APAR SATPAM AREA R. P3K R. HDRAN PMK SETEMPAT PP R. EVAKUASI R. RESCUE R. SALVAGE RANGKUMAN LANGKAH-LANGKAH GLADI PENANGGULANGAN KEBAKARAN DAN EVAKUASI DI ………………. Keadaan Aman Alarm Berbunyi Teks I Bul – Sit/Pemicu Kebakaran di ………… Gagal Pemadaman dg APAR Api membesar Pemadaman Hidran Ev Seluruh Penghuni Teks II PERTOLONGAN Evakuasi Berhasil Karyawan di Tempat berhimpun Pemberitahuan Latihan Teks III Inventarisasi Karyawan/Tamu Pertolongan Pertama : •Pembalutan •Pembidaian •RJP •Transportasi korban Ambulance UNIT PEMADAM TIBA Berhasil FIRE EMERGENCY PLAN Lapis II Fire Men Lapis IV Dinas Pemadam Lapis III Bantuan dari lingkungan Lapis I Pet. Peran Kebakaran POSKO TRIANGLES OF FIRE HUMAN LIVES HEAT FUEL OXYGEN Triangle of fire ACTIVE system PROPERTY F.S.M ENVIRONMENT Fire Protection Triangle PASSIVE system Firesafety Triangle TERIMA KASIH MEROKOK SAMBIL TIDUR-TIDURAN TEORI Pembebanan lebih Sambungan tidak sempurna Perlengkapan tidak standar Pembatas arus tidak sesuai Kebocoran isolasi Listrik statik Sambaran petir CABLE FIRE Electricity Short Circuit ► Overload ► Malfunction - Careless - Unbalance Load ► Unbalance Load Heat Release PYROLISIS PYROLISIS Cable Smoldering • Arus listrik memiliki energi (panas)berbanding lurus dengan kuat arus; • Semakin tinggi panas (energi) yang dihasilkan,maka isolator yang digunakan harus sesuai dengan beban arus yang digunakan; • Untuk menghindari kasus kebakaran ini, gunakan kabel sesuai dengan KHA ( Kuat Hantar Arus). • Arus listrik akan berjalan normal apabila hambatan yang ada pada instalasi merata; • Besar kecilnya hambatan tergantung bahan kabel dan penampang kabel; • Menyambung kabel harus besar dan kuat, pemisah arus (isolator)kuat dan rapat; Kalau tidak sama akan timbul fong. • Banyaknya peredaran peralatan yang tidak standar dipasaran hal ini perlu adanya kehati-hatian dalam memilih produk listrik; • Lakukan konsultasi dengan ahli instalatir untuk pemasangan instalasi listrik; • Satu kesalahan akan berakibat fatal. Dalam kelistrikan ada 2 pembatas: 1. Isolator yaitu pemisah antara arus positif dan negatif, apabila kedua arus bertemu akan terjadi korsluiting; 2. Pemutus arus secara automatis (MCB) Miniatur Circuit Brake / Sekring apabila terjadi korsluiting dan MCB/ sekring tidak turun ,maka terjadi panas secara terus menerus dapat menimbulkan kebakaran. ►Binatang( tikus); ►Karena pemasangan rangkaian (instalasi) yang kurang baik (stop kontak / terminal yang longgar) akan menimbulkan spark (percikan). ►Karena gesekan (biasanya kabel yang menempel keplafon terkena angin secara terus menerus dan kabel menipis,sehingga menimbulkan hubungan pendek; ►Karena faktor instalasi yang sudah tua. ( atuaran PLN 15 tahun kabel instalasi harus diganti; ►Kualitas kabel tidak bagus,bahkan isolatornya tidak mampu menahan secara terus menerus. • Aliran listrik yang dihasilkan akibat dari pergesekan benda-benda yang mengandung magnet; • Elektro statis akan menimbulkan kebakaran apabila di medan listrik terdapat bahan-bahan yang sangat mudah terbakar (tnt,touluene,uranium,nuklir dll) • • Petir adalah hasil pertemuan antara ion positip dan negatip di awan yang jumlahnya sangat besar, karena itu menimbulkan suara yang dasyat dan kilatan cahaya;(petir mengandung listrik akan mengalir pada benda-benda yang konduktor; Listrik yang berasal dari petir akan ditangkap oleh bahan yang mengandug koduktor dan akan dinetralkan melalui arde (grounding) yang disambung ke permukaan air di bumi. GAS ELPIJI ADALAH 1. 2. 3. PADA DASARNYA TIDAK BERBAU,UNTUK MENDETEKSI DIBUAT BERBAU; GAS ELPIJI LEBH BERAT DARIPADA UDARA; BERSIFAT SANGAT MUDAH TERBAKAR HINDARI KEBOCORAN; PASANG KLEM DENGAN ERAT DAN KUAT; PERIKSALAH SECARA RUTIN DAN TELITI SLANG,KLEM REGULATOR,VALVE DAN TABUNG; KARENA BD GAS ELPIJI LEBIH BERAT DARI UDARA, DIANJURKAN RUANG DAPUR DIBUAT VENTILASI PADA PERMUKAAN LANTAI; BERSIHKAN KOMPOR GAS SECARA RUTIN DARI TUMPAHAN MINYAK DAN MAKANAN YANG MELEKAT; KOTORAN YANG MELEKAT DAPAT MENYUMBAT DAN MEMBAHAYAKAN ; JANGAN BIARKAN SELANG TERDTINDIH / TERTEKUK KARENA DPT MENGAKIBATKAN KEBOCORAN ► PADA SAAT BANGUN PAGI, SEBELUM MENYALAKAN KOMPOR ,PERHATIKAN APAKAH TERCIUM BAU /AROMA KEBOCORAN; ► JIKA TERCIUM JANGAN MENYALAKAN KOREK API ATAU SAKLAR LISTRIK; ► JAUHKAN BENDA MUDAH TERBAKAR DENGAN KOMPOR GAS ELPIJI; ► JAUHKAN TABUNG GAS ELPIJI DARI SUMBER API; ► MATIKAN SECARA SEMPURNA.