Pemanfaatan Informasi Iklim untuk Menyusun

Download Report

Transcript Pemanfaatan Informasi Iklim untuk Menyusun

Pemanfaatan Informasi Iklim
untuk Menyusun Strategi
Budidaya Tanaman Pangan
Rizaldi Boer
Laboratorium Klimatologi
Departemen Geomet, FMIPA-IPB
Bogor
E-mail: [email protected]
HP: 0811117660
Pendahuluan
• Keragaman hasil tanaman pangan dari musim ke musim
sangat erat kaitannya dengan keragaman iklim
• Perlu memahami faktor apa yang sangat mempengaruhi
keragaman iklim
– Kejadian iklim ekstrim di Indonesia sangat erat kaitannya
dengan fenomena ENSO (El-Nino Southern Oscillation)
– Data dari tahun 1844 menunjukkan bahwa telah terjadi
kekeringan sebanyak 43 kali dan hanya 6 kejadian yang tidak
berkaitan dengan El-Nino
– Oleh karena itu, indikator ENSO sering digunakan dalam
menduga dampak kejadian iklim ekstrim di Indonesia
Applikasi Informasi Iklim dalam
Budidaya Tanaman Pangan
• Untuk bisa memanfaatkan informasi ramalan iklim untuk
menentukan strategi budidaya tanaman hortikultura
terlebih dahulu harus memahami:
– Sistem usahatani dan masalah iklim yang sering mempengaruhi
usahatani tersebut
– Langkah-langkah yang harus diambil sesuai dengan masalah
yang dihadapi. Pengetahun tentang hal-hal berikut akan sangat
membantu dalam menentukan langkah-langkah yang harus
diambil seperti:
• Memahami sifat musim yang mempengaruhi pemilihan strategi
budidaya
• Memahami bagaimana perubahan sifat iklim akan mempengaruhi
pola tanam atau pertumbuhan tanaman Sifat iklim yang
mempengaruhi hasil tanaman
• Memahami faktor-faktor yang menentukan keragaman musim dan
iklim dan mempelajari bentuk hubungannya
Rainfall (mm)
Risiko
kekeringan/
Kebakaran
Risiko kekeringan
(false rain atau
AMH mundur)
Risiko Banjir
Memahami Bagaimana Iklim
Mempengaruhi SUT
O
Irigasi teknis
N
D
J
padi
Irigasi
pedesaan/
Tadah hujan
padi
Lahan kering
Jagung
padi
F
M
A
M
J
J
A
S
padi
bera
sayuran
Sayuran/bera
Palawija
Jagung
Sayuran/bera
Sayuran/bera
Bentuk risiko iklim di
Pola tanam lahan sawah
• Padi-1 risiko terkena banjir
di beberapa daerah (JanFeb)
• Padi-2 risiko terkena
kekeringan (AMK lebih
cepat)
• Jagung risiko terkena
kekeringan (deret hari
kering panjang awal MH)
Bentuk risiko iklim di
Pola tanam lahan kering
1. Jagung/kacang-kacangan
risiko terkena kekeringan
(deret hari kering pada
awal MH dan AMK lebih
cepat
2. Jagung risiko terkena
angin kencang (Jan-Feb)
Contoh Applikasi Informasi Iklim: Kasus
Indramayu
Source: Boer et al., 2003
400
CH-Normal
Terkena
Puso
300
250
Tanam
70000
DS rainfalls were far
below normal
60000
50000
40000
150
30000
100
20000
50
10000
Prakiraan diberikan
Ganti Pola Tanam
Sep-91
Aug-91
Jul-91
Jun-91
May-91
Apr-91
Mar-91
Feb-91
Jan-91
0
Dec-90
Okt-90
0
Nov-90
200
Luas (ha)
Curah Hujan (mm)
350
80000
CH
BENTUK INFORMASI IKLIM
YANG DIBUTUHKAN
• Waktu masuknya musim hujan (AMH)
• Waktu masuknya musim kemarau atau
akhir musim hujan (AMK)
• Lama musim kemarau atau kemungkinan
terjadinya deret hari kering panjang atau
long dry spell yang akan meningkatkan
risiko kebakaran
Contoh Analisis: Keragaman Awal MH dan Lama MH di Oekabiti, Kupang
73/74
74/75
75/76
76/77
77/78
78/79
79/80
80/81
81/82
82/83
83/84
84/85
85/86
86/87
87/88
88/89
89/90
90/91
91/92
92/93
93/94
94/95
95/96
96/97
97/98
98/99
99/00
Persen Luas Tanam
Padi thd Total
OKT
1 2
NOV
3 1 2
DES
3 1 2
3
2
4
JAN
3 1 2
24
FEB
3 1 2
33
MAR
3 1 2
19
APR
3 1 2
MAI
3 1 2
1
1
3
Hubungan SOI September dengan Awal MH
dan Lama MH di Oekabiti, Kupang
25
Akhir Nov,
Awal Des
350
Lama MH (Dekade)
Awal MH (Hari ke)
370
330
310
290
y = -1.1175x + 331.48
R 2 = 0.3195
270
250
y = 0.1233x + 12.002
2
R = 0.1886
20
15
10
Lama MH:
4 bulan
5
0
-30
-20
-10
0
10
20
30
SOI September
Apabila SOI September sekitar nol
(normal) awal masuk musim hujan
sekitar akhir November atau awal
Desember. Apabila nilai SOI naik 10
dari nol, maka awal MH akan maju
sekitar 11 hari, sebaliknya kalau turun
10, awal MH mundur sekitar 11 hari
-30
-20
-10
0
10
20
30
SOI September
Apabila SOI September sekitar nol
(normal) lama musim hujan diperkirakan
sekitar 4 bulan (120 hari). Apabila nilai
SOI naik 10 dari nol, maka lama MH
akan lebih panjang sekitar 12 hari,
sebaliknya kalau turun 10, lama MH
akan lebih singkat 12 hari
•
Apabila pada bulan
September Fase SOI masuk
kategori 1 atau 3 (El-Nino),
maka peluang awal MH akan
mundur menjadi besar dan
lama MH relatif menjadi lebih
singkat dibanding fase lain
(normal atau La-Nina)
Sebaliknya apabila Fase SOI
bulan September masuk
kategori 2 dan 4 (La-Nina),
maka peluang terjadinya MH
yang lebih panjang lebih
besar dibanding fase lain
(normal atau El-Nino)
Peluang Terlampaui
•
1.0
Fase 1+3
Normal
Fase 2+4
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
265 275 285 295 305 315 325 335 345 355 365
Awal MH
1.0
Peluang Terlampaui
Prediksi Peluang Awal Masuk
MH dan Lama MH berdasarkan
Fase SOI September di
Oekabiti, Kupang
Fase 1+3
Normal
Fase 2+4
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
6
8
10
12
14
16
Lama MH (Dekade)
18
20
22
0.60
0.60
0.50
0.50
p(x>=15 hari)
p(X>=10 hari)
Hubungan Peluang Deret Hari Kering
dan Hujan Bulanan
0.40
0.30
0.20
0.40
0.30
0.20
0.10
0.10
0.00
0.00
0
200
400
Hujan (mm)
600
0
200
400
Hujan (mm)
p(x10) = 1/[1+exp(-0.26880+ 0.00745 X)]
p(x 15) = 1/[1+exp(0.22913+ 0.00831 X)]
600
Memetakan wilayah kemungkinan terkena dampak dan langkah operasional
yang perlu dilakukan untuk menanggulanginya: Contoh Kasus Flores-NTT
Produktivitas
Flores-NTT
untukKedelai
pertanamandi
kedelai
Kondisi Rata-Rata
10 April Kering
-8.00
-8.00
10 April Normal
-8.50
-8.50
-8.50
-9.00
-9.00
-9.00
-9.50
119.5
120.0
120.5
121.0
121.5
122.0
122.5
123.0
-9.50
123.5
119.5
120.0
120.5
121.0
10 April Basah
-8.00
121.5
122.0
122.5
123.0
-9.50
123.5
119.5
120.0
120.5
121.0
121.5
122.0
122.5
123.0
123.5
122.0
122.5
123.0
123.5
Prediksi 1999
-8.00
21 Maret
-8.00
10 April
-8.00
-8.50
-8.50
-8.50
-9.00
-9.00
-9.00
-9.50
-9.50
119.5
120.0
120.5
121.0
121.5
122.0
2.0
122.5
1.9
123.0
1.8
123.5
1.7
119.5
1.6
120.0
1.5
120.5
1.4
121.0
1.3
121.5
122.0
1.2
122.5
1.1
123.0
1.0
123.5 -9.50 119.5
0.9
Sumber: Boer et al. (2000)
0.8
30 April
120.0
0.7
120.5
0.6
121.0
0.5
121.5
Periode Rawan Kebakaran: Bulan
yang peluang kejadian DHK (>15)
melebihi 50%
Wilayah
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
Pelaksanaan
langkah antisipatif:
- Menghindari
penanaman MK
- Membuat sekatsekat bakar
- Dan lain-lain
6
7
8
9
10
11
12
Penutup
• Untuk bisa memanfaatan informasi iklim dalam
menyusun strategi budidaya tanaman, sangat perlu
memahami dengan baik hal-hal berikut:
– Bagaimana sifat hujan mempengaruhi kegiatan usahatani
– Apakah ada model yang andal yang dapat memprakiraan
perubahan sifat musim/hujan
– Wilayah mana saja yang sangat mungkin terkena dampak
– Apakah sudah disiapkan atau tersedia cara, teknik atau metode
untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya penyimpangan
iklim tersebut
– Bagaimana mekanisme kelembagaan dalam melaksanakan
langkah-langkah antisipasi tersebut