Produksi_Antimikroba_Herbal - Universitas Muhammadiyah Malang

Download Report

Transcript Produksi_Antimikroba_Herbal - Universitas Muhammadiyah Malang

PRODUKSI ANTIMIKROBA HERBAL :
KONTROL MASTITIS DAN KESEHATAN
PUTING SAPI PERAH
Oleh
Drh. Imbang Dwi Rahayu, MKes.
Staf Pengajar Jurusan Peternakan
Fakultas Pertanian-Peternakan
Universitas Muhammadiyah Malang
LATAR BELAKANG
Radang ambing (mastitis) pada sapi perah
disebabkan terutama oleh : Staphylococcus
aureus :
produksi susu
Infeksi lewat spincter
Tingkat pertahanan kelenjar mammae mencapai
titik terendah : post pemerahan
sphincter
masih terbuka, jumlah sel darah putih dan
antibodi minim.
LATAR BELAKANG
S. aureus telah resisten terhadap antibiotik :
oksasilin, eritromisin , tetrasiklin, ampisillin dan
gentamisin (Salasia dkk, 2005).
Sudarwanto (1999): residu antibiotik pada susu
segar yang beredar di daerah Bogor, Jakarta
dan Bandung mencapai 31,10 %, pada susu
pasteurisasi sebesar 32,52%.
Antiseptika sebagai pencelup puting post
pemerahan telah dipraktekkan
resistensi
bakteri, seperti antibiotik.
LATAR BELAKANG


Perlu pengganti antibiotik dan antiseptika :
antimikroba alami hasil ekstrak herbal, ”Aloe
barbadensis Miller”.
Astati (2006) : ekstrak Aloe barbadensis Miller
konsentrasi 7,7% mampu menghambat
pertumbuhan Streptococcus agalactiae dan
Staphylococcus aureus. Ekstraksi dilakukan secara
maserasi, perkolasi dengan metanol dan
evaporasi dengan menggunakan evaporator
vacuum putar.
TUJUAN KHUSUS
Memperoleh produk antimikroba alami (antrakuinon
dan saponin) hasil ekstrak Aloe barbadensis Miller untuk
kontrol mastitis dan kesehatan puting sapi perah secara
aman, tanpa resistensi bakteri dan residu antibiotik
dalam susu.
Anmikroba alami hasil ekstraksi diharapkan bisa
digunakan sebagai salep pengoles puting post
pemerahan dan sebagai cairan infus intramammae
DESAIN DAN METODE PENELITIAN
Tahun I Tahap 1 : Isolasi dan identifikasi antrakuinon
Metode : eksperimen
Ekstraksi : maserasi, perkolasi dengan metanol dan
evaporasi dengan menggunakan evaporator vacuum
putar.
Identifikasi antrakuinon dan saponin menggunakan
spektrofotometri (kuantitatif) dan HPLC (kualitatif).
Analisis Data : deskriptif
Ekstraksi
Aloe vera
Vakum Evaporasi
(Maserasi
centrifugal
Perkolasi)
ISOLASI DAN
DENTIFIKASI
ANTRAKUINON
Ekstrak kasar
Kromatografi lapis tipis
(antrakuinon)
Pengembang BEA (Benzena, Etil
Asetat, Asam asetat) = 75 : 24 : 1
Antimikroba :
Antrakuinon
Uji Identifikasi dengan spektrofotometri UV,
Analisis kuantitatif dan kualitatif dg KLT
keluaran
HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji kualitatif (KLT)
Pengembang BEA
Ekstrak A
D : 10.8 dan L : 18,2
Rf : 0,593 x 100 = 59,3
Ekstrak B
D : 11,4 dan L : 18,1
Rf : 0,629 x 100 = 62,9
Ekstrak C
D : 11 dan L : 18,1
Rf : 0,607 x 100 = 60,7
Violet
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengembang Forestal
Ekstrak A
D : 7,5 dan L : 13
Rf : 0,57 x 100 = 57
Ekstrak B
D : 6,8 dan L : 13,1
Rf : 0,52 x 100 = 52
Ekstrak C
D : 7,2 dan L : 13
Rf : 0,55 x 100 = 55
Violet
HASIL DAN PEMBAHASAN
Literatur :
Emodin (Rf x 100) = 52
Krisofanol
= 76
Fision
= 75
Ubikuinon
= 65 -71
Jenis kuinon yg
terkandung dalam
ekstrak Aloe
barbadensis Miller :
Emodin
HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji kuantitatif (spektrofotometer)
Ekstrak A : 3,922 µg/g Emodin
Ekstrak B : 11,248 µg/g Emodin
Ekstrak C : 13,788 µg/g Emodin
KESIMPULAN
Kuinon yang terkandung dalam ekstrak Aloe
barbadensis Miller berupa Emodin.
Kandungan Emodin dalam Aloe barbadensis
Miller :
Ekstrak A : 3,922 µg/g
Ekstrak B : 11,248 µg/g
Ekstrak C : 13,788 µg/g