Euis Saedah - Yayasan Dharma Bhakti Astra

Download Report

Transcript Euis Saedah - Yayasan Dharma Bhakti Astra

INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH KOMPONEN
SEBAGAI RANTAI NILAI INDUSTRI MANUFAKTUR
Oleh:
Euis Saedah
Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah
Kementerian Perindustrian RI
Disampaikan pada acara Seminar Hari Ulang Tahun Yayasan Dharma Bhakti ASTRA
Jakarta, 23 Agustus 2013
KONDISI UMUM
 Industri Kecil dan Menengah (IKM) mempunyai kedudukan yang strategis
dalam perekonomian nasional.
 Pada akhir RPJMN 2005 – 2009, IKM telah memberikan kontribusi terhadap
PDB sektor industri sebesar 32% (harga berlaku) dan berkembang menjadi
pelaku ekonomi yang makin berbasis iptek dan berdaya saing.
 Tahun 2012, populasi IKM 70 % masih terkonsentrasi di pulau Jawa.
 Pengembangan IKM pada tahun 2010 – 2014 dilakukan dengan pendekatan
perkuatan kewirausahaan dan peningkatan produktivitas.
 Perkembangan IKM dipengaruhi oleh berbagai kondisi :
-
Tataran Global
: Berlakunya AFTA, AC-FTA, dan beberapa FTA yang
akan berlaku
Tataran Nasional
: Otonomi daerah, pengurangan subsidi (BBM dan TDL)
Tataran lintas sektor : Potensi tumpang tindih dengan instansi lain.
Tataran internal
: Perubahan struktur organisasi
AKSELERASI PEMBANGUNAN IKM MELALUI
PENINGKATAN DAYA SAING DAN PENUMBUHAN WUB
2009
2014
2024
2034
I. Unit IKM
: ………………………… . 4 juta
Tenaga kerja : …………………………. 10 juta
Nilai Ekspor : …………………………. US $ 14 juta
Nilai Impor : …………………………..
Nilai Produksi : ……………………….. Rp 650 Triliun
Nilai Tambah : ………………………… Rp 260 Triliun
II. 4 (Empat) Pilar Pendekatan Strategis:
1. Klaster
2. OVOP
Peningkatan Daya
3. Restrukturisasi
Saing
4. Penumbuhan Wirausaha Baru
(Pertumbuhan IKM)
MANDIRI
DAN
BRANDING
APBN
O&M
PDCA
CHAMPION
Muatan :
oKreatifitas
o Inovasi
o Teknologi
o Knowledged-base
Kriteria:
1. Kompetensi sesuai
standard
2. Bankable
3. Subkontrak IK < 10 unit
III. Mandat:
- Perpres No.28 Tahun 2008 : (5 Klaster IKM tertentu)
- Inpres No.6 tahun 2009 (klaster fashion & Kerajinan)
o Basis Ekonomi
nasional yang Kuat
0(Kontribusi
terhadap PDB < 50
%)
Struktur:
o Backward-forward
linkage/network/
supply chain/value
chain kuat – domestik
& internasional
o Regional Seimbang
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN IKM KOMPONEN
 Mengembangkan pasar komponen melalui peningkatan
penggunaan komponen buatan dalam negeri di industri
otomotif.
 Mendorong peningkatan penguasaan teknologi dan
penerapan sistem mutu.
 Melakukan penerapan standar pada komponen yang dibuat
di IKM.
 Memfasilitasi peralatan uji mutu pada sentra IKM pembuat
komponen.
 Memfasilitasi subsidi langsung pembelian mesin/peralatan
produksi untuk IKM termasuk IKM Komponen Otomotif
(Program Restrukturisasi Mesin dan/atau Peralatan IKM).
RANTAI NILAI
Kementerian Pendidikan Nasional
Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan
Kementerian Kehutanan
Kementerian Keuangan
Pemerintah
Kementerian Perhubungan
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Kementerian Ristek
Kementerian Lingkungan Hidup
Peningkatan
Daya Saing
Kepolisian, dll
Asosiasi &
Lembaga Litbang
Perguruan Tinggi, Politeknik Manufaktur (POLMAN)
ASBEKINDO, ASPEP, GAMMA, GABEL, GAIKINDO, GIAMM, KIKO
Lembaga Litbang, UPT, dll
Perusahaan Penyedia Industri Penunjang, Perusahaan Penyedia
Mesin Peralatan, Jasa Transportasi, Jasa Keuangan, Jasa Konsultasi
Produsen
Perusahaan
Penghasil
Bahan Baku
Perusahaan
Pembuatan
Tools, Dies,
Mould
Perusahaan
Alat
Transportasi
Pengumpul
Skrap
ANALISA SWOT
KEKUATAN :
 Tersedianya tenaga kerja untuk industri komponen otomotif.
 Beberapa IKM telah mampu membuat komponen otomotif
sebagai OEM, terutama untuk non-critical parts.
 Tersedianya fasilitasi dalam pelayanan teknis melalui UPT
Logam.
 Ada institusi pendukung:
- Polman Astra, Polman Bandung, Polman Ceper, ATMI
Surakarta, SMK Otomotif
- Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA)
- Sentra Otomotif Indonesia (SOI)
-
Koperasi Industri Komponen Otomotif Indonesia (KIKO)
PELUANG :
 Pasar dalam negeri masih sangat terbuka bagi produk
komponen otomotif karena pelaku pembuat komponen
masih terbatas.
 Adanya investasi asing untuk membangun sentra industri
otomotif di Indonesia.
 Perkembangan industri otomotif baik di dalam maupun luar
negeri trendnya sedang meningkat.
 Import komponen masih besar (tumbuh rata-rata 2,4% per
tahun dari tahun 2000 s/d 2012), diharapkan dapat diisi
produk DN.
 Kebijakan industri otomotif nasional untuk memperkuat
struktur industri otomotif melalui peningkatan kandungan
lokal.
KELEMAHAN:
 Pendidikan keteknikan yang dimiliki pelaku usaha IKM
rata–rata rendah, sehingga kemampuan di bidang desain
produk masih lemah.
 Kemampuan di bidang teknologi produksi dan QCD
belum memadai.
 Pemesinan yang dimiliki kurang mendukung, sebagian
besar “out of date” dan tidak efisien.
 Ketersediaan bahan baku dan bahan penolong tidak
stabil, sehingga mengakibatkan ketidakpastian pasokan
dan tingginya harga bahan baku.
 Masih terbatasnya kemampuan IKM Komponen untuk
membuat produk yang presisi.
 Terbatasnya permodalan.
TANTANGAN:
 Masuknya komponen kendaraan bermotor dari luar
negeri, baik legal maupun ilegal, menjadikan persaingan
produk sejenis sangat ketat.
 Peningkatan kualitas, kapasitas produksi, sistem jaminan
mutu yang perlu diperbaiki.
 Kemampuan melakukan inovasi untuk melakukan
diversifikasi produk masih terbatas.
Automotive Value Chain
Raw
Material
Source: Adapted from Capgemni Consulting; McKinsey
Pasar IKM Komponen dalam Industri Manufaktur
Tier 3
Tier 2
PMA joint
venture
Pasar
Komponen
Dalam & Luar
Negeri
IKM
komponen
Tier 1
OEM
(Original Equipment
Market) /
Manufacturing
REM
(Replacement /After
Market)
Produk
impor
Produk IKM
Genuine parts
Non Genuine parts
STRATEGI PENGEMBANGAN OEM
 Mendorong peningkatan sub-kontrak kemitraan.
 Mengoptimalkan fungsi dan peran UPT logam sehingga dapat menjadi
“center of excellence” yang mendukung pengembangan pembuatan
komponen otomotif.
 Mendirikan UPT Logam di sentra baru yang potensial.
 Memfasilitasi pendirian pooling bahan baku.
 Mendorong dan memfasilitasi industri menengah yang potensial
berkembang untuk masuk bursa saham (go public), serta memfasilitasi
IKM menjadi bankable guna mengakses sumber pendanaan.
 Mendorong dan memfasilitasi IKM komponen masuk dalam sistem
global value chain, melalui peningkatan penguasaan teknologi maju
serta meningkatkan penerapan sistem manajemen mutu dan fasilitasi
untuk sertifikasi.
 Mendorong dan memfasilitasi IKM untuk melakukan diversifikasi produk.
 Penumbuhan Wirausaha Baru di bidang permesinan modern melalui
pelatihan dan inkubator.
STRATEGI PENGEMBANGAN OEM (2)
Pendekatan 1
Meningkatkan kemampuan IKM logam dalam bidang
teknologi produksi dan keterampilan manajemen. Dalam
hal ini mutlak adanya dukungan dari Pemerintah,
assemblers, lembaga litbang, perguruan tinggi dan
institusi lainnya yang terkait.
Pendekatan 2
Pembentukan asosiasi berdasarkan jenis pekerjaan dan
wilayah untuk memudahkan mencari partner dalam
menangani pesanan, memperkuat posisi penawaran
serta mempermudah pembinaan.
STRATEGI PENGEMBANGAN OEM (3)
Pendekatan 3
 Meningkatkan volume dan nilai sub kontrak dari
assemblers.
 Transfer teknologi dari assemblers kepada IKM
sub kontrak perlu didorong.
 Desiminasi informasi pasar dan informasi potensi
IKM
Pendekatan 4
Menyediakan berbagai dukungan berupa iklim bisnis
yang menunjang serta infrastruktur yang diperlukan
oleh stakeholders, termasuk sistem pendanaan,
dukungan R&D dan standardisasi
STRATEGI PENGEMBANGAN REM

Pendekatan 1
Meningkatkan mutu dan standarisasi produk IKM
komponen (QSEAL, SNI, ISO/TS untuk non genuine
parts).

Pendekatan 2
Meningkatkan kemampuan IKM komponen dalam
bidang teknis produksi dan manajemen industri.

Pendekatan 3
Membangun kepercayaan pasar terhadap produk nongenuine parts yang diproduksi IKM komponen melalui
pameran, temu bisnis dan sosialisasi.
STRATEGI PENGEMBANGAN REM (2)

Pendekatan 4
Memberikan jaminan ketersediaan , kualitas dan
kestabilan harga bahan baku lokal

Pendekatan 5
Menyediakan iklim usaha yang menunjang , bantuan
mesin dan peralatan yang diperlukan serta dukungan R
& D sehingga IKM komponen dapat memproduksi
komponen dalam jumlah yang memenuhi skala
ekonomis dengan tetap memperhatikan kualitas produk.
PERAN STAKEHOLDER
1. P e m e r i n t a h
Pengembangan Produksi

Arahan Pengembangan Mutu

Arahan Pengembangan Manajemen

Dukungan Terhadap Kegiatan R & D

Jasa Pengujian Mutu dan HKI

Layanan Teknologi (Balai Litbang, UPT)
Pengembangan Pemasaran
Pelayanan informasi dan promosi serta fasilitasi pameran / temu
bisnis.
Fasilitasi Keuangan
Skim kredit yang mendukung
PERAN STAKEHOLDER (2)
1. P e m e r i n t a h (lanjutan)
Pengembangan Sumber Daya Manusia
Pelatihan ( sistim kelas maupun magang dan studi banding )
Pengembangan Teknologi
 Penguatan
lembaga pembina/pendukung teknologi (unit
pelayanan teknis) di daerah
 Bantuan sertifikasi (ISO 9000 dan ISO/TS 16949) atau standar
terpilih lainnya.
PERAN STAKEHOLDER (3)
2. A s o s i a s i




Penyediaan Informasi Teknis
Pendidikan dan Pelatihan
Promosi / Pameran / Temu Bisnis
Dukungan Untuk Kontak Bisnis
3. Perusahaan Produsen ( IKM )





Pengembangan produksi
Pengembangan sumber daya manusia
Pengembangan pemasaran
Memperkuat aspek permodalan
Pengembangan organisasi dan manajemen
PERAN STAKEHOLDER (4)
4. Perusahaan Assembler







Membuka peluang pesanan
Memberikan arahan teknis dan manajemen
Dukungan keuangan
Pelatihan
Pembinaan ke IKM bersama dengan Sub Kontraktor
Penyediaan Informasi dan Peluang Usaha
Dukungan terhadap Pemasaran
KESIMPULAN
1.
Indonesia memiliki peluang pasar yang besar untuk mengembangkan IKM
komponen untuk memenuhi permintaan pasar original equipment market
(OEM) dan terutama replacement market (REM).
2.
Komponen yang sangat potensial untuk dipenuhi permintaannya oleh IKM
komponen adalah komponen-komponen yang masuk ke dalam kategori
fast moving dan non-critical part.
3.
Tantangan yang dihadapi IKM komponen agar dapat bersaing ialah
berupa peningkatan kualitas dan ketersediaan bahan baku dalam negeri,
kompetensi SDM, peningkatan teknologi dan standarisasi, serta perluasan
akses pasar.
4.
Dalam rangka penumbuhan dan pengembangan daya saing IKM
komponen diperlukan dukungan dari seluruh stakeholder sesuai dengan
tugas dan fungsinya masing-masing.