Transcript part II ank

Pekerja Sosial Anak dan Keluarga
Permasalahan Anak
Permasalahan-permasalahan
Kesejahteraan Anak

Kesejahteraan anak menurut UU RI No 4
Th 1979;
Suatu tata kehidupan dan penghidupan
anak yang dapat menjamin pertumbuhan
dan perkembangan dengan wajar, baik
secara rohani, jasmani maupun sosial
Permasalahan sosial


anak-anak yang tidak mampu tumbuh secara
wajar, dikarenakan mengalami disfungsi
secara sosial.
Semua tingkah laku yang melanggar atau
memperkosa adat istiadat masyarakat.
Sebagian besar masyarakat mengganggap
apa yang dilakukan mengganggu,
berbahaya, tidak diinginkan dan merugikan
orang lain
Permasalahan Psikososial;


Anak-anak yang tidak bisa tumbuh dan
berkembang secara wajar baik jasmani
maupun rohani, karena mengalami
permasalahan secara sosial dan juga
psikologis.
Anak-anak yang mengalami tekanan
psikologis yang disebabkan oleh lingkungan
sosialnya
Permasalahan hukum

Adalah anak-anak yang mengalami
permasalahan yang berhubungan dengan
permasalahan hukum (perundang-undangan,
hukum adat, traktat/perjanjian-perjanjian
internasional
Contoh-contoh permasalahan sosial


Anak jalanan
Pekerja anak
Anak jalanan


Anak jalanan adalah; anak yang
menghabiskan sebagian besar waktunya
untuk mencari nafkah di jalanan, pusat
kegiatan ekonomi dan pusat keramaian
Departemen Sosial RI mendefinisikan anak
jalanan adalah anak yang sebagian besar
menghabiskan waktunya untuk mencari
nafkah atau berkeliaran di jalanan atau
tempat-tempat umum lainnya
Kelompok anak jalananan menurut
Bagong Suyanto



Children on the street, yakni anak-anak yang mempunyai
kegiatan ekonomi, sebagai pekerja anak di jalan, namun
masih punya hubungan yang kuat dengan orang tua mereka.
Children of the street, yakni anak-anak yang berpartisipasi
penuh di jalanan, baik secara sosial maupun ekonomi.
Beberapa diantara mereka masih mempunyai hubungan
dengan orang tuanya, tetapi frekuensi pertemuan mereka
tidak menentu. Dalam kategori ini anak-anak rawan terhadap
tindak kekerasan/perlakuan salah, baik secara emosionalsosial, fisik maupun seksual.
Children from families of the street, yakni anak-anak yang
berasal dari keluarga yang hidup di jalanan mereka bisa
ditemui di kolong-kolong jembatan, rumah-rumah liar di kereta
api atau tepi sungai
Ciri-ciri anak jalanan menurut Yayasan
Nanda Dian Nusantara/YNDN




Berada di tempat umum (jalan, pasar, pertokoan,
tempat-tempat hiburan) selama 3-24 jam sehari.
Berpendidikan rendah (kebanyakan putus sekolah,
sedikit sekali yang tamat SD).
Berasal dari keluarga-keluarga tidak mampu
(kebanyakan kaum urban, beberapa diantaranya
tidak jelas keluarganya).
Melakukan aktifitas ekonomi (melakukan pekerjaan
pada sektor informal).
Permasalahan-permasalahan yang
muncul





Masalah kesehatan
Rawan terhadap tindak kejahatan/kekerasan
Rawan terhadap tindak pelecehan seksual
Tekanan sosial
Rawan kecelakaan lalu-lintas
Permasalahan anjal
Aspek
Permasalahan yang dihadapi
Pendidikan
Sebagian besar putus sekolah karena waktunya
habis di jalan
Intimidasi
Menjadi sasaran tindak kekerasan anak jalanan
yang lebih dewasa, kelompok lain, petugas dan
razia.
Penyalahgunaan obat dan zat adiktif
Ngelem. Minuman keras, pil Bk dan sejenisnya
Kesehatan
Rentan penyakit kulit, PMS, gonorhe, paru-paru
Tempat tinggal
Umumnya di sembarang tempat, di gubuk-gubuk,
atau di pemukiman kumuh.
Hubungan dengan keluarga
Umunya renggang, dan bahkan sama sekali
tidak berhubungan
Makanan
Seadanya, kadang mengais dari tempat sampah,
Faktor Penyebab Keberadaan Anak
Jalanan





Kesulitan keuangan keluarga atau tekanan
kemiskinan
Ketidak harmonisan keluarga/tekanan
orang tua.
Pengaruh teman atau kerabat/pergaulan
Sebagai pelarian dari keluarga
Pilihan hidup anak itu sendiri
Corak mode kehidupan anak jalanan




Menolak tetap (anak) kecil
Gaya pakaian dan dandanan tubuh
Penyalahgunaan obat dan minuman alkohol
Musik
Prinsip-prinsip yang terkandung dalam
KHA adalah:




nondiskriminasi, artinya semua hak yang terkandung
dalam KHA harus diberlakukan kepada setiap anak
tanpa membeda-bedakan anak atas dasar agama,
ras, suku, budaya, dan jenis kelamin;
- hal terbaik menyangkut kepentingan hidup anak
harus menjadi pertimbangan;
- hak anak untuk tetap hidup dan berkembang
sebagai manusia harus dijamin; dan
- anak harus dihargai dan didengarkan ketika
mengeluarkan pendapat (psartisipasi).
Pekerja anak

adalah anak-anak yang melakukan
pekerjaan secara rutin untuk orang tuanya
atau orang lain yang membutuhkan sejumlah
besar waktu, dengan menerima imbalan atau
tidak. Pekerja anak bekerja demi
meningkatkan penghasilan keluarga atau
rumah tangganya secara langsung maupun
tidak langsung
Biro Pusat Statistik (BPS),

pekerja anak didefinisikan sebagai Anak
usia kerja (10-14 tahun) yang melakukan
pekerjaan dengan maksud memperoleh
atau membantu memperoleh pendapatan
keuntungan dan lamanya bekerja paling
sedikit 1 jam secara kontinyu.
Pekerja anak menurut ILO


anak yang kehilangan masa anak dan masa
depan (yang menjadi haknya), melakukan
pekerjaan orang dewasa, jam kerja panjang,
gaji rendah, kondisi kerja yang
membahayakan kesehatan, dan
perkembangan fisik serta mental.
membedakan pekerjaan ringan (ligh work)
dan pekerjaan yang berbahaya (hazardous
work)
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Munculnya Pasar Kerja Anak
sisi penawaran
Ketersediaan tenaga kerja anak sangat tergantung
pada partisipasi anak di sekolah dan ketersediaan
waktu luang mereka, terutama untuk anak-anak
yang bekerja paruh waktu. Selain itu, faktor orang
tua sangat menentukan pula keputusan anak untuk
bekerja
2. sisi permintaan terhadap pekerja anak sangat
ditentukan oleh adanya kebutuhan perusahaan
1.
Teori yang menjelaskan latar belakang
anak melakukan kegiatan ekonomi


Pertama teori strategi kelangsungan rumah
tangga (household survival strategy)
Kedua; teori transisi industrialisasi
Menurut Depsos, faktor pemicu yang
menyebabkan anak terpaksa bekerja
1.
2.
3.
4.
Kemiskinan
Pendidikan;
Perubahan proses produksi
Lemahnya legislasi dan pengawasan
Permasalahan yang muncul




Anak-anak yang bekerja telah dirampas hakhaknya sebagai pribadi, anak sering tidak
memperoleh upah dan dikerjakan secara paksa.
Anak-anak bekerja di bawah tekanan sangat kuat,
walau upah masih diberikan.
Anak-anak yang bekerja pada pekerjaan
berbahaya, baik bagi keselamatan maupun
kesehatan fisik dan mentalnya.
Anak-anak yang bekerja pada usia yang masih
sangat muda, di bawah 12 tahun
Anak-anak yang ditolak

Adalah anak-anak yang kehadirannya
(kelahirannya) tidak diinginkah oleh Ibu dan
atau bapak
Kasus-kasus penolakan anak biasanya
disebabkan oleh
–
–
–
–
–
Faktor ekonomi
Takut anak tidak terurus
Tidak memiliki suami
Usia yang sudah tidak memungkinkan sehingga
malu untuk memiliki anak lagi
Penolakan dari anak-anak yang lebih tua
Hal yang dilakukan ibu bila kehamilan
tidak diinginkan;







Ibu sering uring-uringan
Murung
Menyalahkan kehadiran si janin
Tidak memberi perhatian yang cukup/tidak
memberikan asupan gizi yang cukup
Berupaya untuk menggugurkan kandungan
Apabila anak sudah lahir perhatian yang diberikan
kurang
Membedakan dengan anak-anak yang lain
Yang dilakukan anak apabila merasa
ditolak








Mencari perhatian di luar rumah.
Akan kurang percaya diri dalam pergaulan
Selalu timbul rasa curiga terhadap orang lain
Selalu merasa tidak berbahagia
Merasa selalu ditolak
Sulit bersosialisasi dengan orang lain
Menarik diri dari lingkungan
dan lain-lain
Psikososial


Child abuse
Trafficking
Anak terlantar

Pada tahun 1999 jumlah mereka sekitar
39.861 orang, di tahun 2002 sebanyak
94.674, dan pada tahun 2004 jumlah anak
jalanan menjadi 98.113 orang

jumlah anak jalanan sebagai bagian dari anak
terlantar diperkiran lebih besar dan pada tahun 2002
mencapai angka 3.308.642. Jumlah tersebut belum
termasuk Anak Balita terlantar sebanyak 1.138.126
orang, Anak Korban Tindak Kekerasan sebanyak
48.526 orang, Anak Nakal sebanyak 189.075 orang,
dan anak cacat sebanyak 365.868 orang. Yang lebih
mengkhawatirkan lagi ketika pada tahun 2003
Badan Pusat Statistik (BPS), memaparkan data
anak-anak berusia antara 6 - 18 tahun sebanyak
36.500.000 jiwa yang masih hidup dalam kategori
miskin di 12 kota besar di Indonesia
Child abuse

Child abuse didefinisikan sebagai peristiwa
pelukaan fisik, mental, atau seksual yang
umumnya dilakukan oleh orang-orang yang
mempunyai tanggung jawab terhadap
kesejahteraan anak, yang mana itu semua
diindikasikan dengan kerugian dan ancaman
terhadap kesehatan dan kesejahteraan anak
Child abuse adalah
perlakuan dari orang dewasa atau anak
yang usianya lebih tua dengan
menggunakan kekuasaan atau otoritasnya,
terhadap anak yang tidak berdaya yang
seharusnya berada di bawah tanggung
jawab dan atau pengasuhnya, yang dapat
menimbulkan penderitaan, kesengsaraan,
bahkan cacat. Penganiayaan bisa bersifat
fisik, seksual, maupun emosional.
Menurut Erliwati Suin (2000:59)

Kekerasan pada anak adalah perbuatan mengancam,
memaksa, memperkosa, menjerat, mengikat, melukai,
mendorong, menampar, menyodok, memukul dengan
benda, menggunakan pisau atau senjata serta
perbuatan bengis/kejam lainnya yang dilakukan secara
berulang oleh orang tua, wali atau anggota keluarga
lainnya terhadap anak pada berbagai tingkatan umur
dan bayi sampai remaja dimana perbuatan tersebut
mengakibatkan cedera fisik (bagian luar atau dalam
tubuh), cedera psikologis, histeris, depresi dan lain-lain,
terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan bahkan
mengakibatkan kematian anak.
Macam-macam Bentuk Kekerasan
Emosional abuse (kekerasan emosi)
Misalnya; ibu mengabaikan anak
2.Verbal abuse (kekerasan dalam bentuk kata-kata)
3.
Phisycal abuse (kekerasan fisik)
4.
Sexual abuse (kekerasan seksual)
5.
Social abuse;penelantaran anak dan eksploitasi
(bisa dilakukan keluarga maupun masyarakat)
1.
Faktor-faktor Penyebab Kekerasan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Faktor ekonomi
Masalah keluarga
Faktor perceraian
Kelahiran anak diluar nikah
Permasalahan jiwa/psikologis
Tidak dimilikinya pendidikan dan
pengetahuan religi yang memadai
Faktor-faktor penyebab kekerasan
pada anak menurut Jalaludin Rahmat
adalah
Norma sosial
Tidak ada kontrol sosial pada tindakan
kekerasan pada anak-anak
2. Nilai-nilai sosial
Hubungan anak dengan orang dewasa
berlaku seperti hirarki sosial di masyarakat
3. Ketimpangan sosial
1.
Perilaku anak korban kekerasan pada
fase akut (menurut Ditjen Yanmed
Depkes RI, 2002):


Gejala fisik penganiayaan emosional sering
tidak jelas.
Ekspresi wajah, gerak-gerik, bahasa badan,
dapat mengungkapkan perasaan sedih,
keraguan diri, kebingungan, kecemasaan,
ketakutan, atau amarah yang terpendam
Dampak Kekerasan pada Anak Depsos
(2004)


Korban akan mengalami stress dan trauma serta
seringkali terlihat menyendiri, gemetar, susah tidur,
gelisah, kewaspadaan berlebihan, gangguan
makan dan mudah was-was.
Perasaan korban biasanya cepat sedih, cepat
marah, ingin menangis, ketakutan, merasa
bersalah, merasa tidak berdaya, dan merasa
dipahami oleh orang-orang disekitarnya.
Dampak terhadap kesehatan fisik
akibat kekerasan antara lain




Luka memar, luka-luka simetris di wajah (di kedua sisi), punggung,
pantat dan tungkai.
Luka pada organ tubuh; Trauma pada bagian perut bisa
mengakibatkan pecahnya lambung, usus, hati, pankreas yang tidak
bisa dijelaskan penyebabnya dan yang nampak adalah luka pada
dinding perut. Anak yang mengalami penganiayaan berat
kebanyakan bisa menyebabkan koma, kejang dan meninggal dunia.
Pada kekerasan seksual, terjadi luka memar, rasa sakit, gatal-gatal
di daerah kemaluan, pendarahan di vagina, atau anus, infeksi
saluran kencing yang berulang, keluarnya cairan dari vagina, korban
sulit untuk berjalan atau duduk dan terkena infeksi penyakit kelamin
bahkan bisa terjadi kehamilan.
Kegagalan tumbuh kembang misalnya, malnutrisi, kemungkinan
fisiknya kecil, kelaparan, terjadinya infeksi kronis, hygienenya
kurang, hormon pertumbuhannya turun
Pelaku Kekerasan Pada Anak
Kasus
Usia pelaku
Prosentase
Sexual abuse
19-25 tahun
33,5%
Phisical abuse
26-40 tahun
41-60 tahun
48,2%
5,2%
22-40 tahun
di atas 60 tahun
49,8%
0,9%
Emosional abuse
Pemeriksaan kekerasan thd anak


Ambil data dari polisi, korban, dokter dan
perawat yang terkait.
Anamnesis:
–
–
–
–
Umur
Urutan kejadian.
Jenis penderaan.
Oleh siapa, kapan, dimana, dengan apa, berapa
kali.
Lanjutan
–
–
–
–
–
–
–
–
Akibat pada anak.
Orang yang ada di sekitar
Waktu jeda antara kejadian dan kedatangan ke
RS.
Kesehatan sebelumnya.
Trauma serupa waktu lampau.
Riwayat penyakit lampau.
Pertumbuhan fisik dan psikis.
Siapa yang mengawasi sehari-hari.
Pemeriksaan fisik
–
–
–
–
–
–
–
Gizi, hygiene, tumbuh kembang anak.
Keadaan umum, fungsi vital.
Keadaan fisik umum
Daftar dan plot pada diagram topografi jenis luka
yang ada.
Perhatikan daerah luka terselubung: mata, telinga,
mulut dan kelamin.
Kasus berat bisa dipotret.
Raba dan periksa semua tulang.


Pemeriksaan penunjang.
Dugaan Sexual Abuse






Tanda trauma dan secret vagina.
Tanda trauma anal
Selaput dara
Labia minora dan posterior fourchette
Pengambilan bahan untuk laboratorium (sesuai
prosedur).
Langkah


Ajak bicara dari hati ke hati, berikan
kehangatan rasa aman yang mungkin telah
tercabut dari hatinya. Jangan buat anak
semakin ketakutan.
Buat anak merasa nyaman hingga bisa
memahami bahwa kejadian yang
menimpanya adalah suatu musibah yang
membutuhkan kesabaran dalam
menghadapinya.
Lanjutan




Jangan sampai ia menyimpan dendam
dalam hatinya.
Kondisi fisik juga perlu mendapatkan
perhatian dengan cara rawat luka fisiknya
dengan baik.
Jauhkan anak dari tempat kejadian sampai
keadaan memungkinkan.
Ketahui tanda-tanda kekerasan.
Cara menghadapi korban
kekerasan (seksual) adalah:



Ketika anak bercerita jangan sampai
konselor/pekerja sosial bereaksi secara
berlebihan, (marah, bingung, terkejut)
sehingga membuat anak kebingungan.
Menggunakan bahasa yang mudah
dimengerti oleh anak.
Memastikan pada saat anak bercerita, anak
merasa aman.
Permasalahan-permasalahan lain







Anak dalam kondisi darurat
Anak yang diperdagangkan
Anak yang terlibat kriminalitas atau konflik dengan
hukum
Anak yg terlibat dengan perdagangan obat terlarang
Anak korban HIV/AIDS
Anak korban diskriminasi sosial
Incest (kejadian seksual antara individu sedarah
Penyebab terjadinya incest







Keadaan terjepit, dmn anak perempuan
menjadi figur utama
Kesulitan seksual orangtua
Ketakutan perpecahan keluarga
Sanksi terselubung terhadap ibu
Rumah yang sempit
Alkohol
Isolasi geografis
Perilaku buruk pada anak

Perilaku buruk adalah sebagai tanggapan
atau reaksi individu yang berwujud dalam
gerakan (sikap) dan ucapan yang tidak
menyanangkan orang lain
Macam-macam perilaku buruk






Berkelahi (memukul, medorong dan
menggoda)
Mengamuk atau marah-marah
Jorok dan berantakan
Bersikap kasar
Mencuri
dll
Penyebab perilaku buruk





Emosi yang tidak terkendali
Lingkungan sosial dan keluarga yang tidak
mendukung
Penanaman disiplin yang keliru
Tekanan sekolah, kompetensi
Tidak cukup gizi
Emosi yang tidak terkendali



Korban kekerasan
Frustasi; kemarahan ortu, krg kasih sayang
Terancam;anak mengalami trauma
Lingkungan sosial dan keluarga tdk
mendukung




Merasa diri ‘lain dari orang lain’;perbedaan
fisik sampai status
Sibling rivalry; sikap bermusuhan cemburu
dengan saudara kandung
Media massa
Pertengkaran orang tua
Penanaman disiplin yang keliru




Mudah tersinggung
Malu; disebabkan oleh pola asuh yang keliru,
pemberian label sebagai pemalu, merasa
berbeda dari orang lain
Perfeksionis;bawaan dari kecil, tuntutan org
tua/masa kecil yg kurang menyenangkan
Tingkah laku kekanak-kanakan;timbul
masalah pada masa perkembangannya
Lanjutan





Impulsif;bertindak secara spontan, tanpa
mengindahkan sopan santun
Melamun;kurang puas dengan keadan
dirinya, berbeda atau malu
Dependen;
Anti sosial
Bully;ancaman dari lawan main.
Cara mengatasi





Meningkatkan rasa percaya diri anak
Ciptakan rasa humor dan komunikasi yang
baik
Perkenalkan Tuhan sejak kecil
Mengajarkan anak untuk menyelesaikan
persoalannya
Mengajarkan anak untuk mengendalikan
emosi
QS Al Baqarah ayat 233

“Para ibu hendaklah menyusukan anaknya
selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang
ingin menyempurnakan penyusuan. Dan
kewajiban ayah memberi makan dan pakaian
kepada para ibu dengan cara yang ma’ruf.”
Dalam hadist, menurut kesaksian Abu
Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda

Setiap bayi dilahirkan berdasarkan fitrahnya,
lalu kedua orangtuannya yang (dapat)
menjadikannya seorang yahudi atau seorang
nasrani atau seorang majusi.” (HR. Muslim)
Persoalan yang mempengaruhi
permasalahan anak




Persoalan-persoalan antara orang tua
Salah faham orang tua terhadap target
pendidikan
Kurangnya interaksi orang tua dengan anak
Eksploitasi anak dalam ekonomi keluarga