disini - Universitas Gadjah Mada

Download Report

Transcript disini - Universitas Gadjah Mada

Membangun Daya Saing Bangsa
Bacharuddin Jusuf Habibie
Presidential Lecture
Universitas Gadjah Mada
Auditorium Grha Sabha Pramana
Bulak Sumur, Jogyakarta
Kamis 26 Mei 2011

Persentasi penduduk
dgn pendapatan/orang
< US$ 1,25 /hari dari

 Timur Tengah & Afrika Utara:
3,6%
Persentasi penduduk dgn
pendapatan/orang < US$
2,00 / hari dari:
 Timur Tengah & Afrika Utara:
16,9%
 Eropa & Asia Tengah: 3,7%
 Eropa & Asia Tengah: 8,9%
 Amerika Latin & Carribbean:
 Amerika Latin & Carribbean:
17,1%
8,2%
 Asia Timur & Pacifik: 16,8%
 Asia Timur & Pacifik: 38,7%
 Asia Selatan: 40,3%
 Asia Selatan: 73,9%
 Sub-Sahara Afrikca: 50,9%
 Sub-Sahara Africa: 72,9%
(BJ Habibie, 2011)
Penduduk pedalaman & pedesaan
(rural population):
 Least developed countries
 Arab: 44%
 Asia Timur & Pasifik: 55%
 Wilayah EURO: 27%
 Eropa & Asia Tengah: 36%
Carribbean: 21%
 Timur Tengah & Afrika
Utara: 42%
 EU: 26%
 Amerika Latin &
(UN classification): 71%
 OECD: 23%
 Asia Selatan: 70%
 Sub-Sahara Africa: 63%
 DUNIA: 50%
(BJ Habibie, 2011)
Angka Pemanfaat Internet / 100 orang
 Arab: 16,2 %
 Asia Timur & Pacific:
19,4 %
 Wilayah EURO: 62,6 %
 Least develloped countries
(UN classification): 2,2%
 Timur Tengah & Afrika
Utara: 18,9 %
 EU: 61,8%
 OECD: 63,2 %
 Eropa & Asia Tengah:
 Asia Selatan: 4,7 %
26,4 %
 Amerika Latin &
 Sub-Sahara Africa: 6,5 %
 DUNIA: 23,9 %
Carribbean: 29%
(BJ Habibie, 2011)
Export High-Technology :
 Arab: 1%
 Asia Timur & Pacifik: 28%
 Timur Tengah & Afrika
Utara: 4 %
 Wilayah EURO: 14%
 OECD: 14%
 EU: 14%
 Asia Selatan: 5 %
 Eropa & Asia Tengah: 6 %
 Sub-Sahara Africa: 3%
 Amerika Latin & Caribbean:
 DUNIA: 17 %
12%
(BJ Habibie, 2011)
(*) estimasi
Tahun
Rupiah
US Dollars
1998
1,056,131.53
105.469
1999
1,215,231.19
154.705
2000
1,389,769.90
165.521
2001
1,646,322.00
160.657
2002
1,821,833.40
195.593
2003
2,013,674.60
234.834
2004
2,295,826.20
257.005
2005
2,774,281.10
285.856
2006
3,339,216.80
364.35
2007
3,950,893.20
432.232
2008
4,951,356.71
511.489
2009*
5,613,441.70
539.377
6,311,183.77
695.059
2010*
(BJ Habibie, 2011)
(BJ Habibie, 2011)
(Sumber: Badan Pusat Statistik, Republik Indonesia)
(BJ Habibie, 2011)
(BJ Habibie, 2011)
1998
2002
2007
2009
Pertanian, Peternakan, Kehutanan &
Perikanan
18%
16%
14%
15%
Pertambangan & Penggalian
13%
9%
11%
11%
Industri Pengolahan
25%
30%
27%
27%
Listrik Gas & Air Bersih
1%
1%
1%
1%
Konstruksi
7%
5%
8%
10%
15%
17%
15%
13%
Pengankutan dan Komunikasi
5%
5%
6%
6%
Keuangan, Real Estate & Jasa
Perusahaan
7%
8%
8%
7%
Jasa-Jasa
7%
9%
10%
10%
100%
100%
100%
Perdagangan, Hotel & Restoran
Catatan:
98%
• PDB 1998 menggunakan tahun dasar 1993
• PDB 2002, 2007 & 2009 mengguanakan tahun dasar 2000
(BJ Habibie, 2011)
Data Statistik Pelaku Usaha di Indonesia
Usaha Besar/Konglomerat :
• Kekayaan Bersih/th Lebih dari 10 M
• Hasil Penjualan Lebih dari 50 M
Usaha Menengah:
• Kekayaan Bersih/th > Rp 500 Jt s.d 10 M
• Hasil Penjualan > Rp 2,5 M s.d 50 M
Usaha Kecil :
• Kekayaan Bersih/th > Rp 50 Jt s.d 500 Jt
• Hasil Penjualan > Rp 300 Jt s.d 2,5 M
Jumlah ± 4,37 ribu (0,01%)
Jumlah 39,66 ribu (0,08%)
Jumlah ± 520,22 Ribu (1,01%)
Jumlah ± 50,70 juta
(98,90%)
Usaha Mikro :
Kekayaan Bersih/th < Rp 50 Jt
Hasil Penjualan < Rp 300Jt
Kreteria sesuai UU No. 20/2008 ttg UMKM
SUMBER : DIOLAH DARI DATA UMKM TAHUN 2008, BPS 2009
• Usaha Mikro dan Kecil (UMK) = pelaku usaha terbesar di Indonesia
• Jumlah UMK 51,2 juta atau 99,91% dari total jumlah pelaku usaha (2008)
(BJ Habibie, 2011)
Jumlah
Usaha
Tenaga
Kerja
Nilai PDB
PDB /
PDB per TK
Usaha
Usaha
Mikro
98,90%
89,30%
32,10%
35,95%
32,45%
Usaha
Kecil
1,01%
4,30%
10,10%
234,88%
1000,00%
Usaha
Menengah
0,08%
3,50%
13,40%
382,85% 16750,00%
444000,00
%
Usaha
Besar
0,01%
3%
44,40%
100,00%
100,10%
100,00%
(BJ Habibie, 2011)
1480,00%
Tabel Perkembangan Jumlah Penyerapan Tenaga Kerja
Menurut Skala Usaha Tahun 2008
3%
3%
4%
NO Sektor Ekonomi
2008
% dari total
1 Usaha Mikro
83,647,711
89.3%
2 Usaha Kecil
3,992,371
4.3%
3 Usaha Menengah
3,256,188
3.5%
Total Usaha Kecil & Menengah
4 Usaha Besar
JUMLAH TOTAL
90,896,270
2,776,214
3.0%
90%
93,672,484
Sumber: Website Kementerian Koperasi & UKM
Usaha Mikro
Usaha Kecil
Usaha Menengah
Usaha Besar
Tabel Perkembangan Nilai PDB Menurut Skala Usaha
Menurut Skala Usaha Tahun 2008
NO Sektor Ekonomi
2008
% dari total
1 Usaha Mikro
1,505,308
32.1%
2 Usaha Kecil
473,267
10.1%
3 Usaha Menengah
630,785
13.4%
Total Usaha Kecil & Menengah
4 Usaha Besar
32%
45%
2,609,360
2,087,121
10%
44.4%
13%
JUMLAH TOTAL
4,696,481
Sumber: Website Kementerian Koperasi & UKM
Usaha Mikro
(BJ Habibie, 2011)
Usaha Kecil
Usaha Menengah
Usaha Besar

Sumber Daya Manusia (SDM) terbaharukan

Hasil Kerja dan Karya SDM

Sumber Daya Alam dan Energi terbaharukan
dan tidak terbaharukan (SDA & E)

Hasil diversifikasi dan peningkatan kualitas
SDA & E
(BJ Habibie, 2011)

Pendidikan dan Pembudayaan

Pengembangan dan penerapan IPTEK

Produk Nilai Tambah Perangkat Keras dan Lunak

Produk Nilai Tambah Pribadi

Lapangan Kerja dan Jam Kerja

Proses ketrampilan

Peningkatan produktivitas dan daya saing
(BJ Habibie, 2011)

Pengembangan teknologi tepat guna

Pembangunan prasarana ekonomi dan sistem
informasi terpadu

Menghasilkan produk unggulan dan andalan untuk
pasar nasional, regional dan global

Membentuk Pusat Keunggulan PENDIDIKAN,
RISTEK dan PRODUKSI

Memperjuangkan Neraca Perdagangan, Neraca
Pembayaran dan Neraca Jam Kerja yang
menguntungkan Masyarakat.
(BJ Habibie, 2011)

Produksi SDA protein, karbohidrat, cellulose
disesuaikan dengan iklim dan kondisi setempat
terus dikembangkan menjadi Pusat Keunggulan
terpadu di darat maupun laut

Pertambangan harus memperhatikan dampak pada
ramah perubahan iklim dan lingkungan

Pengembangan dan pemanfaatan energy hijau
seperti angin-, bio-, hydro-, solar-energy dsb.
(BJ Habibie, 2011)

Industri pertanian, perkebunan, pertambangan, perternakan, perikanan;
industri bangunan, perhubungan, jasa, perbankan, perdagangan saja
tidak dapat menyediakan lapangan-kerja atau jam-kerja yang sangat
dibutuhkan

Kita harus memberi perhatian khusus pada “industri manufaktur”, baik
mikro, kecil, menengah maupun besar

Pasar dalam negeri diamankan untuk produk dalam negeri tanpa
membedakan siapa pemilik perusahaan

Penggerak utama industri manufaktur adalah pasar dalam negeri.

Industri manufaktur obat, jamu, makanan, kerajinan, tekstil, pakaian
jadi, transportasi darat-laut-udara, mesin, baja, elektonik dsb. Harus
segera mendapat perhatian.
(BJ Habibie, 2011)

Yang diperhatikan bukan hanya Neraca Perdagangan dan
Neraca Pembayaran namun juga Neraca Jam-Kerja.

Dalam proses globalisasi, Neraca Jam Kerja harus segera
mendapat perhatian khusus.

Defisit Jam Kerja dapat diperbaiki melalui peningkatan daya
saing industri manufaktur yang memanfaatkan SDM dan
teknologi secanggih apa pun.

Untuk memperbaiki Neraca Jam Kerja diperlukan
perencanaan jangka panjang yang konsisten dan
berkesinambungan harus diamankan, tidak mungkin
dilaksanakan dalam waktu yang singkat.
(BJ Habibie, 2011)

Diperlukan produk hukum yang dapat membantu
peningkatan daya saing industri manufaktur dan
mengamankan pasar domestik untuk produk buatan dalam
negeri.

Kebijakan ini bukan proteksionisme, namun untuk
menciptakan lapangan kerja dalam rangka memperbaiki
Neraca Jam Kerja

Kebijakan peningkatan kualitas dan daya saing SDM, harus
senantiasa mengandalkan pada kualitas IPTEK dan proses
pendidikan keahlian yang disesuaikan dengan kebutuhan
industri manufaktur yang perlu terus ditingkatkan.
(BJ Habibie, 2011)

Pemberian insentif keringanan pajak pada semua
produk yang padat karya.

Mempersulit impor produk padat karya

Memberi informasi yang tepat guna pada
masyarakat bahwa membeli produk buatan dalam
negeri sama dengan mengamankan lapangan
kerja dan menjamin proses pemerataan dan
kesejahteraan yang berkesinambungan.
(BJ Habibie, 2011)

Memberi insentif khusus pada investor dalam dan luar
negeri bidang manufaktur padat karya

Memberi insentif pada semua perusahaan yang memiliki
program pendidikan untuk meningkatkan daya saing

Meningkatkan peran Dewan Riset Nasional, Dewan
Standardisasi Nasional, BPPT, LIPI, AIPI,PUSPITEK dan
lembaga suasta dan pemerintah sejenis lainnya yang
diperlukan untuk mengembangkan produk dalam negeri.

Mengembalikan peran lndustri Strategis sebagai ujung
tombak proses peningkatan “Jam Kerja“ melalui suatu
perusahaan holding
(BJ Habibie, 2011)

Mendorong Berlangsungnya proses Pembudayaan
yang memadai dalam lingkungan keluarga/rumah
tangga oleh orang tua. Mengembangkan, sosialisasi
dan pembinaan proses Pembudayaan tersebut
kepada orang tua melalui jalur RT, RW, Puskesmas,
dan lembaga masyarakat yang lain.

Pembebasan biaya total untuk Pendidikan Anak Usia
Dini (PAUD)

Pembebasan biaya total untuk Sekolah Dasar (SD)
dan Madrasah Ibtidaiyah (MI)
(BJ Habibie, 2011)

Pembebasan biaya total untuk Sekolah Menengah
Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs)

Pembebasan biaya total untuk Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) dan Madrasah Aliyah Kejuruan
(MAK)

Pembebasan biaya selektif untuk pendidikan
Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Madrasah
Aliyah (MA)

Pembebasan biaya selektif untuk pendidikan S1,
S2 dan S3
(BJ Habibie, 2011)

Pemerataan kualitas informasi melalui media
cetak dan elektronik yang disempurnakan oleh
jaringan atau network informasi elektronik.

Penyediaan dan penyebaran informasi yang
berorientasi pada pasar, lapangan kerja,
produktivitas SDM dan pembangunan setempat
dan nasional harus diutamakan
(BJ Habibie, 2011)
Ilustrasi (1.a.)
(BJ Habibie, 2011)
Sumber: Kepolisian RI & AISI (Asosiasi Industri Sepeda
Motor Indonesia); tahun 2010 hingga bulan Agustus
Ilustrasi (1.b.)
(BJ Habibie, 2011)
Sumber: AISI (Asosiasi Industri Sepeda Motor
Indonesia); tahun 2010 hingga bulan Agustus
Ilustrasi (2.a.)
Sumber: DitjenPostel RI, tahun 2010 hingga kuartal-I
(BJ Habibie, 2011)
Ilustrasi (2.b.)
(BJ Habibie, 2011)
Sumber: Ditjen Postel RI, tahun 2010 hingga kuartal-I

Peningkatan kualitas IMTAQ sedini mungkin melalui
proses pembudayaan SDM

Peningkatan pengembangan dan penerapan IPTEK
melalui proses pendidikan SDM

IMTAQ dan IPTEK harus dikembangkan secara seimbang

‘Konflik‘ diperlukan untuk memperbaiki kualitas,
mengendalikan secara budaya dan rasional ‘konflik‘ yang
disebabkan dan dibutuhkan oleh masyarakat
(BJ Habibie, 2011)

Dialog selalu menjadi awal toleransi

Toleransi adalah dasar dari pengertian dan
kerjasama yang saling menguntungkan

Pengertian dan kerjasama akan meningkatkan
produktivitas dan daya saing.

Konflik yang konvergen pada kepentingan bersama
adalah salah satu dasar kemajuan.
(BJ Habibie, 2011)

Dalam waktu sesingkat-singkatnya Persatuan Insinyur
Indonesia (PII) bersama Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia
(ISEI) mengambil inisiatif untuk mengadakan Pertemuan
Nasional mengenai masalah JAM KERJA

Menyusun kriteria JAM KERJA

Mengkuantifikasikan JAM KERJA dalam nilai IDR dan USD

Menyusun Rancangan Undang-undang (RUU) yang
berkaitan dengan JAM KERJA dan LAPANGAN KERJA

Menggalakkan kerja sama antara Pemerintah Daerah dan
Pusat dalam memperbaiki Neraca JAM KERJA
(BJ Habibie, 2011)

Melanjutkan Pola Industri Strategis

Melanjutkan dan menyesuaikan dengan
keadaan sekarang rencana pembangunan
berkesinambungan pulau BATAM.

Melanjutkan rencana Kawasan Pembangunan
Ekonomi Terpadu (KAPET) di Wilayah Indonesia
bagian Timur.

Mengembangkan KAPET secara nasional
(BJ Habibie, 2011)

Mengembangkan mekanisme kerjasama antar
daerah berdasarkan pengalaman 10 tahun Otonomi
Daerah

Memberi Insentif khusus pada pembangunan di
daerah yang belum memiliki Pendapatan Asli
Daerah (PAD) yang memadai, dan perlu disusun
kriterianya

Perlu dikembangkan dan berperan Bank
Pembangunan Daerah atau Bank Pembangunan
Wilayah
(BJ Habibie, 2011)