BAB 2 POWER POINT NEGARA DAN TEORI

Download Report

Transcript BAB 2 POWER POINT NEGARA DAN TEORI

“NEGARA DAN TEORI
KENEGARAAN”
Istilah negara yang dikenal sekarang mulai timbul
sejak zaman renaissance yakni sekitar abad ke 15 di
Eropa. Kata-kata atau istilah “negara” bila dengan
bahasa asing, adalah state (inggris), de staat
(Belanda), l’etat (Perancis), dan stato (Itali). Untuk
mendapatkan gambaran tentang negara maka berikut
ini dikemukakan pendapat tentang pengertian negara.
a. Menurut Kamus
Pengertian Negara menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia:
 Negara adalah organisasi disuatu wilayah yang
mempunyai kekuasaan tertinggi yang sah dan ditaati
oleh rakyat.
 Negara adalah kelompok sosial yang menduduki
wilayah atau daerah tertentu yang di organisasi di
bawah lembaga politik dan pemerintah yang efektif,
mempunyai kesatuan politik, berdaulat sehingga
berhak menentukan tujuan nasionalnya.
(Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi ke-3, Cetakan
ke-2, Jakarta, Balai Pustaka, 2002)
 Aristoteles: Negara ialah persekutuan dari keluarga dan
desa untuk mencapai kehidupan yang sebaik-baiknya
(Aristoteles, 2006: 1).
 Hans-Kelsen: Negara ialah suatu susunan pergaulan
hidup bersama dengan tata paksa (Hans-Kelsen, 2006: 1-2).
 Hugo Grolins: Negara merupakan suatu persekutuan yang
sempurna dari masyarakat yang merdeka untuk
memperoleh perlindungan hukum (Grolins, 2006: 2).
 Logermann:
Negara
adalah
suatu
organisasi
kemasyarakatan yang bertujuan dengan kekuasaannya
mengatur serta menyelenggarakan suatu masyarakat
(Logermann, 2006: 2)
 Prof. Dr. Djokosutono S.H: Negara ialah suatu organisasi
manusia atau kumpulan manusia-manusia yang berada di
bawah suatu pemerintah yang sama (Djokosutono, 2006:
2).
 Prof. G. Pringgodigdo S.H: Negara ialah suatu organisasi
kekuasaan atau organisasi kewibawaan yang harus
memenuhi persyaratan unsur-unsur tertentu, yaitu harus
ada pemerintah yang berdaulat, wilayah tertentu, dan
rakyat yang hidup teratur sehingga merupakan suatu
bangsa (Nation) (Pringgodigdo, 2006: 2).
 Jean Bodin: Negara ialah suatu persekutuan dari keluarga
dengan segala kepentingannya yang dipimpin oleh suatu
kekuasaan yang berdaulat (Bodin, 2007: 4).
 Mr. Soenarko: Negara adalah organisasi masyarakat yang
mempunyai daerah atau teritorial yang tertentu, dimana
kekuasaan negara berlaku sepenuhnya sebagai souverin
(Soenarko, 2007: 5).
 Harold J. Laski: Negara adalah suatu masyarakat yang
diintegrasikan karena mempunyai wewenang yang bersifat
memaksa dan secara sah lebih agung dari individu atau
kelompok (Laski, 2007: 5).
 Bluntschli: Negara adalah suatu diri rakyat yang disusun
dalam suatu organisasi politik di suatu daerah tertentu
(Bluntschli, 2006: 108).
 Prof. Sumantri: Negara adalah suatu organisasi
kekuasaan, oleh karenanya dalam setiap organisasi yang
bernama negara selalu kita jumpai adanya organ atau alat
perlengkapan yang mempunyai kemampuan untuk
memaksakan kehendaknya kepada siapapun juga yang
bertempat tinggal di dalam wilayah kekuasaannya
(Sumantri, 2006: 108).
 Leon Duguit: Negara adalah kekuasaan orang-orang kuat,
yang memerintah orang-orang yang lemah dan kekuasaan
orang-orang yang kuat tersebut diperoleh karena faktorfaktor politik (Duguit, 2006: 108).
 Herman Finer: Negara adalah organisasi kewilayahan yang
bergerak di bidang kemasyarakatan dan kepentingan
perseorangan dari segenap kehidupan yang multidimensional
untuk pengawasan pemerintahan dengan legalitas kekuasaan
tertinggi (kedaulatan yang sah) (Finer, 2006: 108).
 Kranenburg: Negara adalah suatu sistem dari tugas-tugas
umum dan organisasi-organisasi yang diatur, dalam usaha
negara untuk mencapai tujuannya, yang juga menjadi tujuan
rakyat atau masyarakat yang diliputinya, maka harus ada
pemerintah yang berdaulat (Kranenburg, 2006: 109).
 Prof. Hoogerwerf: Negara adalah suatu kelompok yang
terorganisasi, yaitu suatu kelompok yang mempunyai tujuantujuan yang sedikit banyak dipertimbangkan pembagian tugas
dan perpaduan kekuatan-kekuatan (Hoogerwerf, 2006: 109).
 Roger H. Soltau: Negara adalah alat atau wewenang yang
mengatur atau mengendalikan persoalan-persoalan bersama
atas nama masyarakat (Soltau, 2006: 109-110).
 Miriam Budiardjo: Negara adalah suatu daerah
teritorial yang rakyatnya di perintah oleh sejumlah
pejabat dan yang berhasil menuntut dari warganya
ketaatan pada peraturan perundang-undangan
melalui penguasaan (kontrol) monopolistis dari
kekuasaan yang sah (Budiardjo, 2006: 110).
 George Jellineck: Sebagai organisasi, negara adalah
kekuasaan dari sekelompok manusia yang berada atau
tinggal di wilayah suatu negara (Jellineck, 2007: 9).
 Robert Mc Iver: Negara adalah suatu susunan
persekutuan dari keluarga-keluarga dengan segala
kepentingan yang dipimpin oleh akal dari suatu
kekuasaan yang berdaulat (Iver, 2007: 9).
Tinjauan Tentang Negara dan Teori
Kenegaraan
a. Buku
 Unsur-Unsur Pembentuk atau Berdirinya Negara
Unsur berdirinya suatu Negara dibedakan menjadi dua
macam, yaitu unsur konstitutif dan unsur deklaratif.
Keduanya dijelaskan berikut ini.
1. Unsur Konstitutif
 Unsur konstitutif merupakan unsur pokok pembentuk
negara yang mutlak harus dipenuhi untuk berdirinya
suatu negara. Unsur konstitutif berdirinya suatu
negara terdiri atas rakyat, wilayah, dan pemerintah.
Wujud pengakuan suatu negara terhadap negara lain,
adalah sebagai berikut:
 Pengakuan De Facto
Pengakuan dari suatu negara terhadap negara lain (yang
baru berdiri) secara de facto berarti pengakuan yang
berdasarkan kenyataan (fakta) bahwa suatu bangsa telah
memenuhi syarat (unsur konstitutif ) untuk berdiri sebagai
negara.
 Pengakuan De Jure
Pengakuan secara de jure berarti pengakuan resmi secara
hukum sesuai dengan kaidah hubungan internasional.
Terjadinya Negara Menurut Teori “Primer” dan
“Sekunder”
 Teori Primer
Teori primer membahas terjadinya negara mulai tahap
awal, yaitu kelompok yang masih sangat sederhana
(belum bernegara) sampai dengan terbentuknya
negara modern yang rumit dan kompleks seperti
sekarang ini. Tahapan-tahapan yang dimaksud adalah
sebagai berikut.
 Persekutuan Masyarakat (Suku atau Genotschap)
 Kerajaan (Rijk)
 Negara Nasional (Staat)
 Negara Demokrasi
 Diktator
Teori sekunder membicarakan tentang timbulnya
negara baru yang dikaitkan dengan pengakuan dari
negara lain, baik pengakuan secara de facto dan
pengakuan secara de jure.
Dalam kenyataan hidup menurut sejarah terjadinya,
Negara dapat terbentuk oleh fakta-fakta berikut ini.
 Pendudukan (Occupatie)
Hal ini terjadi ketika suatu wilayah yang tidak bertuan dan
belum dikuasai, kemudian diduduki dan dikuasai.
Misalnya, Liberia yang diduduki budak-budak Negro yang
dimerdekakan tahun 1847.
 Peleburan (Fusi)
Hal ini terjadi ketika negara-negara kecil yang mendiami
suatu wilayah mengadakan perjanjian untuk saling
melebur atau bersatu menjadi negara yang baru. Misalnya,
terbentuknya Federasi Jerman tahun 1871.
 Penyerahan (Cessie)
Hal ini terjadi Ketika suatu wilayah diserahkan kepada
negara lain berdasarkan suatu perjanjian tertentu.
Misalnya, wilayah Sleeswijk pada Perang Duni
I, diserahkan oleh Austria kepada Prusia (Jerman).
 Penaikan (Accesie)
Hal ini terjadi ketika suatu wilayah terbentuk akibat
penaikan lumpur sungai atau dasar laut (Delta).
Kemudian di wilayah tersebut dihuni oleh sekelompok
orang sehingga terbentuklah negara. Misalnya,
wilayah negara Mesir yang terbentuk dari delta sungai
Nil.
 Pengumuman (Proklamasi)
Hal ini terjadi karena suatu daerah yang pernah
menjadi daerah jajahan ditinggalkan begitu saja.
Sehingga
penduduk
daerah
tersebut
bisa
mengumumkan
kemerdekaannya.
Contohnya,
Indonesia yang pernah ditinggalkan Jepang karena
pada saat itu negara Jepang di bom oleh Amerika di
daerah Hiroshima dan Nagasaki.
 Teori Kenyataan
Yaitu teori yang menganggap bahwa sudah kenyataannya
berdasarkan syarat-syarat tertentu yang dipenuhi, negara
itu dapat timbul.
 Teori Ketuhanan
Menurut teori ini negara terbentuk atas kehendak tuhan.
Kedaulatan negara berasal dari tuhan yang dianugerahkan
kepada Raja.
 Teori Perjanjian
Teori ini disebut juga dengan nama teori kontrak sosial.
Menurut teori ini terjadinya suatu negara karena adanya
perjanjian masyarakat. Semua warga negara mengikatkan
dirinya dalam suatu perjanjian bersama untuk mendirikan
negara.
 Teori Penaklukan
Yaitu teori yang menganggap bahwa negara itu timbul karena
serombongan manusia menundukkan rombongan manusia yang
lain sehingga dengan demikian negara didirikan berdasarkan
pemberontakan, proklamasi, peleburan, ataupun penguasaan.
 Teori Kekuasaan
Kekuasaan adalah upaya dan ciptaan mereka yang paling kuat
dan berkuasa baik secara fisik, ekonomi, politik maupun sosial.
Yang berkemampuan untuk memiliki kekuasaan atau yang
berhasil mencapai suatu kekuasaan selayaknya memegang
tampuk pemerintahan.
 Teori Patrilineal
Yaitu teori yang menganggap bahwa negara itu timbul karena
dalam suatu kelompok keluarga yang masih primitif pada
mulanya, sang ayah sebagai pemimpin keluarga pada mulanya
memiliki kekuasaan kemudian pewarisnya ditarik dari garis
keturunan anak laki-laki (tertua ataupun berikutnya). Keluarga
ini kemudian berkembang baik menjadi pemula kepala
pemerintahan negara.
 Teori Matrilineal
Yaitu teori yang menganggap bahwa negara itu timbul karena
dalam suatu kelompok keluarga yang masih primitif pada
mulanya, walaupun yang berkuasa adalah sang ayah ataupun
sang ibu, namun garis keturunan pewarisan ditarik dari pihak
perempuan (sebagai contoh budaya Minangkabau atau
pewarisan di Tibet) sehingga dengan begitu sang paman
mewariskan kepala pemerintahan kepada kemenakannya.
 Teori Organis
Yaitu teori yang menganggap bahwa negara itu sebagai manusia.
Pemerintah dianggap sebagai tulang, undang-undang dianggap
sebagai syaraf, kepala negara dianggap sebagai kepala dan
masyarakat dianggap sebagai daging. Dengan demikian negara
itu lahir, tumbuh, berkembang, dan akhirnya mati.
 Teori Alamiah
Yaitu teori yang menganggap bahwa negara itu adalah ciptaan
alam yang sudah terbentuk, tumbuh, dan berkembang secara
alami. Kemudian karena manusia itu dianggap makhluk sosial,
sekaligus juga makhluk politik, oleh karenanya manusia
ditakdirkan untuk hidup bernegara.
 Teori Filosofis
Yaitu teori yang menganggap bahwa negara itu
berdasarkan renungan-renungan filosofis tentang negara,
diyakini memang sudah selayaknya ada. Keberadaan
negara merupakan kebenaran, karena setelah dipikirkan
bagaimana negara itu seharusnya ada, disadarilah negara
itu sebagai suatu yang mistis, yang bersifat supranatural,
namun memiliki hakikatnya sendiri, yang terlepas dari
komponen-komponennya.
 Teori Historis
Yaitu teori yang menganggap bahwa negara itu lembagalembaga sosial kenegaraan yang tidak dibuat dengan
sengaja, tetapi tumbuh secara evolusioner, sesuai dengan
kebutuhan-kebutuhan situasi dan kondisi ruang dan waktu
manusia. Oleh karenanya, lembaga-lembaga sosial
kenegaraan itu dipengaruhi oleh situasi dan kondisi dari
lingkungan setempat tersebut, waktu dan tuntutan zaman.
Sehingga secara historis berkembang menjadi negaranegara sebagaimana yang kita lihat seperti sekarang ini.
 Sifat Hakikat Negara
Negara mempunyai sifat-sifat khusus, yaitu memaksa,
monopoli, dan mencakup semua.
 Bentuk-Bentuk Kenegaraan
 Negara Kesatuan atau Unitaris, yaitu negara yang bersusun
tunggal.; artinya hanya ada satu pemerintahan, satu kepala
negara, dan satu hukum dasar. Pengaturan suatu daerah
dilakukan pemerintah pusat. Contohnya, Indonesia.
 Negara Serikat (Federasi), yaitu negara yang bersusun jamak;
artinya tersusun dari beberapa negara yang semula berdiri
sendiri
kemudian
mengadakan
perjanjian
untuk
mewujudkan ikatan (terbatas) yang efektif guna membentuk
suatu negara yang besar (federasi) dan negara-negara
tersebut menjadi negara bagian. Contohnya, negara
Malaysia..
 Fungsi Negara Secara Umum
 Melaksanakan penertiban
 Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran
rakyatnya
 Pertahanan
 Menegakkan keadilan




Tujuan tentang negara dikemukakan oleh para ahli sebagai
berikut ini.
Plato, negara dibentuk untuk melayani atau memenuhi
kebutuhan-kebutuhan kemanusiaan baik kedudukannya
sebagai insan individu maupun sebagai insan sosial (Plato,
2007: 33).
Aristoteles, negara bertujuan menyelenggarakan
kehidupan yang dicita-citakan oleh warga negaranya
(Aristoteles, 2007:33).
Roger H Soltau, tujuan negara adalah mengusahakan
rakyatnya berkembang dan dapat mengembangkan daya
ciptanya sebebas mungkin (Soltau, 2007: 33).
Charles E. Miriam, tujuan negara adalah mencapai
keamanan, ketertiban, intern, keadilan kesejahteraan
umum, dan kebebasan(Miriam, 2007: 33).
Negara Indonesia tumbuh dan berkembang dengan
dilatar belakangi oleh kekuasaan dan penindasan
bangsa asing seperti penjajahan Belanda serta Jepang.
Oleh karena itu, bangsa Indonesia tumbuh dan
berkembang dilatar belakangi oleh adanya kesatuan
nasib, yaitu bersama-sama dalam penderitaan di
bawah penjajahan bangsa asing serta berjuang
merebut kemerdekaan. Selain itu, yang sangat khas
bagi bangsa Indonesia adalah unsur-unsur etnis yang
membentuk bangsa itu sangat beraneka ragam , baik
latar belakang budaya seperti bahasa, adat kebiasaan
serta nilai-nilai yang dimilikinya.
Gambaran umum perbatasan Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) meliputi wilayah daratan
dan perairan. Daratan yaitu wilayah negara yang
berupa tanah di permukaan bumi dengan batas-batas
tertentu dan di dalam tanah di bawah permukaan
bumi. Lautan/perairan adalah perairan laut/samudera
yang menjadi wilayah kekuasaan suatu negara. Negara
Indonesia merupakan Negara kepulauan, yaiu suatu
Negara yang terdiri dari sekumpulan pulau-pulau,
perairan yang saling bersambung dengan karakteristik
alamiah lainnya dalam pertalian yang erat sehingga
membentuk satu kesatuan.
Bukan perkara mudah menjaga wilayah-wilayah
perbatasan tersebut. Sejarah mencatat, negeri kita
berulang kali mengalami persoalan yang menyangkut
perbatasan, antara lain kaburnya batas-batas wilayah
negara (sengketa pulau sipadan-ligitan maupun sengketa
blok ambalat). Didaratan juga terjadi kaburnya batas
wilayah negara di daerah Entikong Kalimantan Barat
dengan wilayah sabah dan serawak yang merupakan
wilayah negara bagian Malaysia, masalah perbatasan
wilayah antara Indonesia dan Malaysia di perairan sebelah
Pulau Sebatik masih berlarut-larut.
Sumber: Majalah Forum Keadilan No.26, 31 Oktober 2010
 Negara dan Teori Pembentukan Negara
1. Pengertian Negara
 Negara adalah suatu organisasi dari sekelompok atau
beberapa kelompok manusia yang bersama-sama
mendiami satu wilayah tertentu dan mengakui adanya
satu pemerintahan.
 Negara adalah satu perserikatan yang melaksanakan
suatu pemerintahan melalui hukum yang mengikat
masyarakat dengan kekuassaan untuk memaksa pada
ketertiban sosial.
2. Teori Pembentukan Negara
 Teori hukum alam
 Teori ketuhanan
 Teori perjanjian
3. Proses Terbentuknya Negara di Zaman Modern
Proses terbentuknya negara
dapat berupa
penaklukan, peleburan(fusi), pemisahan diri dan
pendudukan atas negara/wilayah yang belum ada
pemerintahan sebelumnya.
4. Unsur Negara
 Bersifat Konstitutif
 Bersifat Deklaratif
5. Bentuk Negara
 Sebuah negara dapat berbentuk
negara kesatuan (unitary state) dan
berikat (federation).
NKRI adalah negara berdaulat yang mendapatkan
pengakuan dari dunia internasional dan menjadi
anggota PBB. Ia mempunyai kedudukan dan
kewajiban yang sama dengan negara lain didunia, ikut
serta memelihara dan menjaga perdamaian dunia.
NKRI didirikan berdasarkan UUD 1945 yang
mengatur tentang kewajiban negara terhadap
warganya dan hak serta kewajiban warga negara
terhadap negaranya dalam suatu sistem kenegaraan.
Proses bangsa yang bernegara memberikan gambaran
tentang bagaimana terbentuknya bangsa, dimana
sekelompok manusia yang berbeda didalamnya
merasa sebagai bagian dari bangsa. Bangsa Indonesia
menerjemahkan secara terperinci perkembangan teori
kenegaraan tentang terjadinya negara kesatuan RI
sebagai berikut :
 Terjadinya negara kesatuan Republik Indonesia
merupakan suatu proses yang tidak sekedar dimulai
dari proklamasi.
 Proklamasi
baru “mengantar bangsa Indonesia”
sampai kepintu gerbang kemerdekaan.
 Terjadinya negara adalah kehendak seluruh bangsa.
 Keadaan negara yang kita cita-citakan belum tercapai
dengan adanya pemerintahan, wilayah dan bangsa.
 Regiositas yang tampak pada terjadinya negara
menunjukan kepercayaan bangsa Indonesia terhadap
Tuhan YME.
Karena itu UUD 1945 harus mengandung isi yang
mewajibkan pemerintah dan penyelenggara negara
untuk memelihara budi pekerti yang luhur dan
memegang teguh cita-cita moral rakyat yang luhur.
Kesimpulan
Pada dasarnya sebuah negara memiliki unsur-unsur, yaitu
pemimpin, rakyat, pemerintah yang berdaulat, wilayah,
dan pengakuan dari negara lain. Negara terbentuk atas
adanya keinginan dan tujuan yang sama dari setiap
individu yang ingin mendapat kehidupan yang lebih baik.
Negara memiliki pengertian begitu banyak dari para ahli
sehingga pengertian negara sampai sekarang belum
ditemukan definisi yang baku atau tetap. Sifat dari suatu
negara tersebut memaksa, monopoli, dan mencakup
semua. Tiap negara menganut sistem dan hukum yang
berbeda. Sebuah Negara dapat dipandang sebagai
persekutuan manusia yang hidup dan bekerja sama untuk
mengejar beberapa tujuan bersama. Dapat dikatakan
bahwa tujuan terakhir setiap Negara pada umumnya adalah
menciptakan kebahagiaan dan kesejahteraan bagi
rakyatnya.
THANK’S FOR WATCHING