(R) MATERI ARTIKEL ILMIAH 2010 latief wiyata

Download Report

Transcript (R) MATERI ARTIKEL ILMIAH 2010 latief wiyata

PENDAHULUAN, PENDEKATAN
DAN METODE
PELATIHAN PENULISAN ARTIKEL ILMIAH
Direktorat Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Kementerian Pendidikan Nasional
A. LATIEF WIYATA
[email protected]
2010
PENDAHULUAN
1. Memberikan pengantar tentang substansi artikel
sesuai dengan topik dan masalahnya, terutama
alasan-alasan baik teoretis maupun empiris yang
melatar belakangi kegiatan penulisan artikel.
2. Memuat secara eksplisit dengan singkat dan jelas
tentang arah, maksud, tujuan serta kegunaan artikel
agar substansi artikel tidak menimbulkan kerancuan
pengertian, pemahaman dan penafsiran makna bagi
pembacanya.
2
PENDAHULUAN
3. Kalimat-kalimat awal seharusnya merupakan hasil
pemikiran sendiri, bukan kutipan.
4. Pergunakan dan kembangkan kata-kata kunci
sesuai dengan topik dan permasalahannya
kemudian rangkaikan menjadi kalimat-kalimat
dengan menggunakan tata bahasa yang baku.
5. Penyajiannya harus runut secara kronologis. Kaitan
logika antara alinea pertama dengan berikutnya
harus jelas.
3
PENDAHULUAN
6.
7.
8.
4
Oleh karena artikel ditulis berdasarkan hasil penelitian
tentu saja tidak semua substansi laporan penelitian
layak untuk diangkat dan dikemukakan dalam
pendahuluan sebagai pengantar penulisan artikel.
Laporan penelitian pada umumnya ditulis dengan
bahasa sangat formal sehingga terkesan kaku. Di dalam
pendahuluan hal itu perlu diedit kembali agar lebih enak
dibaca, lebih mudah dipahami dan dimengerti
maknanya.
Pilih dan pilah bagian-bagian materi laporan penelitian
yang penting untuk dipertahankan dan yang harus
dibuang, disesuaikan dengan materi artikel.
PENDAHULUAN
9.
Buatlah catatan-catatan khusus pada bagianbagian laporan penelitian yang perlu dimasukkan
dalam pendahuluan terkait dengan materi artikel,
terutama temuan-temuan terbaru agar materi artikel
benar-benar menyajikan informasi mutakhir.
10. Sangat penting mengemukakan metodologi yang
digunakan (baik yang bersifat kuantitatif maupun
kualitatif) agar pembaca dapat mengikuti dan
memahami dengan jelas tentang:


5
Proses pengumpulan informasi dan data dari lapangan.
Pendekatan yang digunakan dalam mengonstruksi pemikiran
ketika membahas, menganalisis dan menafsirkan data serta
informasi tersebut.
PENDAHULUAN
11. Kemukakan secara singkat dan jelas kerangka
berpikir berdasarkan konsep-konsep teoretis yang
digunakan untuk membahas, menganalisis dan
menafsirkan data, informasi serta temuan-temuan
yang diperoleh.
12. Penting mengemukakan pula konsep-konsep
pemikiran yang berasal dari temuan-temuan
penelitian lapangan sejenis, jika mungkin yang
terbaru, yang telah dilakukan oleh para peneliti dan
atau penulis lain sebelumnya.
6
PENDAHULUAN
13. Konsep-konsep teoretis, pemikiran-pemikiran serta
temuan-temuan penelitian terdahulu bermanfaat
sebagai bahan komparasi dan sekaligus
penguatan, pengayaan serta penajaman
pembahasan, analisis serta penafsiran-penafsiran.
14. Konsep-konsep teoretis, pemikiran-pemikiran serta
temuan-temuan terdahulu tersebut seyogyanya
telah dicerna sehingga tidak lagi berupa kutipankutipan utuh yang lebih merupakan “parade
pernyataan orang”.
7
PENDAHULUAN
15. “Posisi keilmuan” penulis dalam keseluruhan
tulisan artikel itu sedapat mungkin sudah harus
muncul dalam pendahuluan ini, agar pembaca
secara lebih awal sudah dapat memahami arah
pemikiran, pendekatan serta paradigma yang
digunakan.
16. Semua uraian dalam pendahuluan harus menjadi
acuan utama untuk bab-bab selanjutnya, agar
konsistensi dan keutuhan tulisan artikel ilmiah
dapat terjaga dengan baik.
8
CONTOH-CONTOH
“PENDAHULUAN”
PERILAKU WANITA DALAM PENGGUNAAN
KOSMETIK (Peserta Pelatihan)
Manusia dilahirkan dalam keadaan menyukai yang
indah-indah dan senang dengan yang bagus-bagus.
Tanpa keindahan, manusia akan lahir sebagai orang
yang biadab...
9
CONTOH-CONTOH
“PENDAHULUAN”
EVALUASI DAN EFEKTIVITAS PEMANFAATAN
BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH DI
SUMATERA UTARA (Peserta Pelatihan)
Kenaikan harga minyak mentah dunia yang cukup tinggi
dan telah menyebabkan semakin tingginya beban subsidi
Bahan Bakar Minyak (BBM) yang harus ditanggung oleh
Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). Oleh
karena itu kebijakan mengurangi subsidi BBM yang
diberikan oleh pemerintah tidak banyak dinikmati oleh
penduduk/keluarga miskin, padahal mereka inilah yang
sangat merasakan akses dari kenaikan harga BBM
tersebut. (…)
10
CONTOH-CONTOH
“PENDAHULUAN”
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA HUTAN
MELALUI PENGELOLAAN HUTAN SOSIAL SECARA
SINERGIS ADAPTIF BERKELANJUTAN (Peserta Pelatihan)
11
Salah satu dari tiga agenda utama dalam program pembangunan
nasional adalah “meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia”.
Kelompok utama sasaran peningkatan kesejahteraan adalah masyarakat
tergolong miskin. (…)
Upaya pemberdayaan masyarakat miskin di wilayah kantong-kantong
kemiskinan memerlukan penekanan, perumusan dan formulasi yang
berbasis pada otonomi komunitas, kemandirian dan keswadayaan lokal.
(…)
Kajian dengan konsentrasi pada pemberdayaan masyarakat miskin di
desa sekitar hutan tidak lepas dari program revitalisasi hutan di Indonesia
yang saat ini sedang digalakkan yaitu melalui pengelolaan hutan sosial
(…)
CONTOH-CONTOH
“PENDAHULUAN”
PEMETAAN DISTRIBUSI DAN DENSITAS MONYET
HITAM SULAWESI (macaca nigra) DI SULAWESI
UTARA (Peserta Pelatihan)
Monyet hitam Sulawesi (macaca nigra) merupakan satu dari tujuh
species monyet Sulawesi yang tersebar secara alopatrik (Bynum,
1979), di samping macaca nigrescens, macaca tonkeana, macaca
maurus, macaca ochreata, dan macaca brunnescens. Beberapa
ahli sekarang memperkenalkan takson kedelapan, yaitu macaca
togianus yang tersebar di ujung distal semenanjung timur Pulau
Sulawesi dan Pulau Malenge yang merupakan bagian dari
Kepulauan Togian (Supriatna & Wahyono, 2000).
12
PENDEKATAN DALAM PENELITIAN
Pendekatan kuantitatif
1. Deduktif.
2. Obyektif, positivistik, dan “bebas nilai”.
3. Subyektivitas sedapat mungkin sangat
dihindari.
4. Hubungan antarfenomena, kondisi, obyek,
atau variabel bersifat kausalitas (sebabakibat atau korelasional). Hubungan
kausalitas ini harus dikemukakan secara
jelas, obyektif, konkrit, reliable, dan testable
dengan menggunakan alat-alat pengukuran
numerik, matematis atau statistik.
13
PENDEKATAN DALAM PENELITIAN
5. Hasil-hasil atau temuan-temuan lapangan
dipaparkan dengan lebih mementingkan
penggunaan penghitungan dan pengukuran
matematis yang disajikan dalam bentuk tabeltabel, diagram, gambar/foto, serta bentuk-bentuk
ilustrasi lainnya.
6. Oleh karena data dan informasi dikumpulkan
berdasarkan alat-alat (instrumen) yang
terstruktur dengan besaran populasi dan sampel
yang sudah ditentukan maka kebenaran temuan
dapat diketahui dengan cepat, tepat dan akurat.
Semuanya harus tercermin dalam penulisan
artikel.
14
PENDEKATAN DALAM PENELITIAN
7. Kualitas artikel ilmiah yang ditulis berdasarkan
pendekatan kuantitatif ini sangat ditentukan oleh
kualitas obyektifitas data atau temuan-temuan
lapangan.
8. Dengan demikian, temuan-temuan tadi
kemudian dapat dijadikan dasar melakukan
generalisasi yang obyektif dengan kadar
kepercayaan yang tinggi serta mampu
melakukan prediksi yang akurat.
15
PENDEKATAN DALAM PENELITIAN
Pendekatan kualitatif
1. Induktif
2. Subyektif, relativisme, dan “ tidak bebas nilai”.
3. Subyektivitas menjadi penting dalam melakukan
interpretasi.
4. Hubungan relasional antarfenomena dan
antarkondisi harus dikemukakan secara jelas.
5. Setiap fenemona sosial-budaya harus
diungkapkan secara rinci, proporsional,
kontekstual dan komprehensif.
16
PENDEKATAN DALAM PENELITIAN
6. Tulisan artikel harus dapat mengungkapkan
dengan jelas hubungan relasional antara kondisi
yang satu dengan yang lainnya sehingga
fenomena-fenomena soial-budaya tersebut
dapat dipahami secara proporsional dan
kontekstual.
7. Oleh karena data dan informasi dikumpulkan
melalui wawancara mendalam dengan metode
paticipant observation maka temuan-temuan
lapangan semakin lengkap bilamana “catatan
harian lapangan” (field notes) dimanfaatkan pula
sebagai dasar penulisan artikel.
17
PENDEKATAN DALAM PENELITIAN
8. Selain itu, cara penulisan artikel lebih bersifat
naratif-interpretatif. Hal ini dimaksudkan agar
makna-makna simbolik yang terkandung dalam
setiap fenomena dapat diungkapkan dan
dipahami sesuai dengan proporsi dan
konteksnya.
9. Meskipun demikian tidak berarti bahwa dalam
penulisan artikel yang didasarkan pada
pendekatan penelitian kualitatif mengabaikan
sama sekali data-data kuantitatif (khususnya
data statistik). Data-data ini tetap diperlukan
namun sebatas sebagai pendukung temuantemuan lapangan.
18
PENDEKATAN DALAM PENELITIAN
10. Dalam penulisan artikel ilmiah yang
menggunakan pendekatan penelitian kualitatif
subyektivitas penulis sangat dihargai dalam arti
pemahaman dan penafsiran pribadi penulis
terhadap semua temuan-temuan lapangan tidak
ditabukan.
11. Kualitas tulisan sangat bergantung pada tingkat
kualitas pemahaman dan penafsiran penulisnya
dalam artian terkait dengan tingkat ketajaman
dan kedalamannya, bukan pada “benar” atau
“salah” menafsrikan.
19
PENDEKATAN DALAM PENELITIAN
12. Tulisan-tulisan artikel ilmiah yang didasarkan
pada penelitian kualitatif hampir tidak pernah
berpretensi menghasilkan suatu generalisasi.
Kalaupun harus membuat suatu generalisasi
sifatnya hanya pada lingkup obyek penelitian.
13. Setiap informasi, data dan pernyataan tentang
sesuatu hal yang menggunakan kata-kata atau
ungkapan-ungkapan lokal seharusnya ditulis
lengkap dalam bahasa lokal sesuai dengan
aslinya (pendekatan emik). Kemudian berilah
penjelasan serinci mungkin. Semua ini
dimaksudkan agar makna-makna simbolik yang
terkandung di dalamnya tetap dapat
dipertahankan.
20
METODE PENULISAN
1. Metode penulisan artikel ilmiah sangat erat
kaitannya dengan pendekatan yang digunakan
dalam penelitian. Dengan demikian, metode
penulisan artikel almiah dapat dibedakan pula
menjadi dua pilar utama, yaitu:


Metode kuantitatif yang senantiasa digunakan dalam
penulisan artikel bidang ilmu-ilmu alam (eksakta atau
natural science).
Metode kualitatif yang selalu dijadikan landasan
penulisan artikel bidang ilmu-ilmu sosial dan humaniora
(social science and humaniora).
2. Meskipun kedua metode ini sangat berbeda satu
sama lain namun bukan untuk dipertentangkan,
oleh karena masing-masing memiliki karakteristik
sesuai dengan disiplin ilmunya.
21
METODE PENULISAN




QUANTITATIVE
Deductive
Positivistic
Objective
Value-free
 Measurement
 Numbers
 Tabulating
22







QUALITATIVE
Inductive
Interpretative
Subjective
Socio-cultural, politic,
etc.
Meaning
Words
Writing
METODE PENULISAN





23
QUANTITATIVE
Significance level
Representation
Co relational
(causality)
Prediction
Generalization



QUALITATIVE
Verstehen,
No representation
Relational


Assumption
Specific findings
LIHATLAH KURA-KURA!
SATU-SATUNYA KESEMPATAN YANG BISA MEMBUAT
KURA-KURA MELANGKAH MAJU ADALAH KETIKA DIA
BERANI MENJULURKAN KEPALANYA KELUAR
(enviromagz)
24
TERIMA KASIH
[email protected]
http://wiyatablog.blogspot.com
081332244666
08176963989
25