PERANCANGAN LAPIS PERKERASAN POKOK BAHASAN 8

Download Report

Transcript PERANCANGAN LAPIS PERKERASAN POKOK BAHASAN 8

POKOK BAHASAN 8
PERANCANGAN LAPIS
PERKERASAN
Struktur Perkerasan
Ada 2 jenis struktur perkerasan yaitu :
- Perkerasan Lentur (Flexible Pavement)
- Perkerasan Kaku (Rigid Pavement)
Perkerasan Lentur
• Terdiri dari satu atau lebih lapis material yang
diklasifikasikan sebagai “lapis permukaan
(surface course)”, “lapis base (base course)”
dan lapis subbase (subbase course)” yang
dibangun di atas tanah asli (prepared subgrade).
• Lapis permukaan terdiri dari campuran bitumen
(umumnya aspal) dan agregat dengan ketebalan
berkisar 3 atau 4 inci hingga 12 inci atau lebih.
• Lapis base terdiri dari material granular dengan
dan tanpa treatment
• Lapis subbase dibentuk dari material pilihan
dengan dan tanpa treatment.
Metode Perancangan Perkerasan Lentur
• Metode Perancangan : Metode CBR
• Dikembangkan oleh California Division of Highway pada
tahun 1928
• Diadopsi untuk keperluan lapangan terbang militer oleh
persatuan insinyur tentara AS
• Dasar penggunaan metode CBR :
– Kemudahan prosedur pengujian subgrade dan komponen
perkerasan
– Catatan pengalaman yang memuaskan
– Adaptasi pada masalah lapangan terbang dalam jumlah yang
cukup
• Penggunaan metode CBR memungkinkan para
perancang menentukan tebal lapis subbase, lapis base
dan lapis permukaan dengan memasukkan data-data
dari hasil uji tanah ke dalam satu kumpulan kurva
perancangan
Adaptasi Metode CBR pada
Perkerasan Lapangan Terbang
Lihat gambar 12.3 buku Planning &
Design of Airport halaman 337
Kurva A : tebal perkerasan jalan untuk kondisi lalu lintas rata-rata tinggi
(highways)
Kurva B : tebal minimum struktur perkerasan untuk lalu lintas ringan
Adaptasi Metode CBR pada
Perkerasan Lapangan Terbang
Lihat gambar 12.4,12.5 dan 12.6 buku
Planning & Design of Airport halaman 338
- 340
Perkerasan Kaku
• Berdasarkan riset dan observasi prilaku
perkerasan terhadap data-data yang
dikumpulkan selama beberapa tahun
• Kontribusi terbesar diberikan oleh : Corps
of Engineers, The Portland Cement
Association, dan FAA
Perkerasan Kaku
• Tegangan pada perkerasan beton dapat
disebabkan oleh berbagai hal yaitu :
– Beban roda
– Perubahan bentuk pelat karena perbedaan
temperatur antara sisi atas dan bawah pelat.
– Perubahan bentuk pelat akibat perbedaan
kelembaban antaras sisi atas dan bawah
pelat
– Terjadi gesekan antara pelat dan pondasi
ketika pelat mengalami perubahan volume
Kurva Perancangan
Lihat gambar 12.15 – 12.23 buku Planning
& Design of Airport halaman 351 – 364
Sambungan dan Spasi Sambungan
Lihat gambar 12.25 buku Planning &
Design of Airport halaman 367
Metode FAA
Berdasarkan klasifikasi tanah yang dikembangkan
oleh FAA berdasarkan karakteristik berikut :
– Fraksi yang tertahan pada saringan no. 10
– Fraksi lewat saringan no. 10 tetapi tertahan pada
saringan no. 40
– Fraksi lewat saringan no. 40 tetapi tertahan pada
saringan no. 200
– Fraksi lewat saringan no. 200
– Batas Cair (Liquid Limit)
– Indeks Plastis (Plasticity Index)
Kurva FAA
Lihat gambar 12.32 – 12.39 buku Planning
& Design of Airport halaman 382 – 387
LCN System
Lihat gambar 12.40 buku Planning &
Design of Airport halaman 389
Perancangan Overlay Perkerasan
Tipe-tipe overlay perkerasan :
- Overlay Pavement
- Portland Cement Concrete Overlay
- Bituminous Overlay
- Flexible Overlay
Bituminous or Flexible Overlays On
Portland Cement Concrete Pavements
t = 2,5 (F.hd – h)
Dimana :
t = tebal bituminous or flexible overlay (inci)
hd = Tebal perkerasan beton (inci)
h = tebal perkerasan eksisting
F = faktor yang tergantung dari modulus
subgrade tanah (lihat gambar 12.49 dan
tabel 12.10 buku Planning & Design of
Airports halaman 403)
Overlay Perkerasan Kaku di atas Perkerasan Kaku
hc 
1, 4
h  C.h
1, 4
1, 4
e
hc  h  C.he
2
2
Dimana :
hc = tebal pelat overlay
he = tebal pelat eksisting
h
= tebal pelat tunggal ekivalen yang langsung diletakkan di atas
tanah dasar
C
= coefficient yang tergantung dari kondisi perkerasan eksisting
= 1 jika perkerasan dalam kondisi bagus
= 0,75 jika perkerasan eksisting ditemukan keretakan pada
sisi/sudut konstruksi namun bukan progressive
crack
= 0,35 jika keretakan pada perkerasan eksisting banyak
Prosedur Evaluasi Perkerasan
Lihat gambar 12.50 buku Planning &
Design of Airport halaman 406)