Visual Art, Kebutuhan Fisik, dan Psikis, Efek yang timbul, Ruang Luar Pertemuan 5-6

Download Report

Transcript Visual Art, Kebutuhan Fisik, dan Psikis, Efek yang timbul, Ruang Luar Pertemuan 5-6

Matakuliah
Arsitektur
Tahun
: R0044/Metode Perencanaan dan Perancangan
: 2006
Visual Art, Kebutuhan Fisik, dan
Psikis, Efek yang timbul, Ruang
Luar
Pertemuan 5-6
1
•
Arsitektur dikenal sebagai visual-art.
Makanya setelah kita mem-bicarakan
mengenai “tampak”, sekarang
mengenai “ ruang” juga dapat dilihat
dan dinikmati oleh manusia.
2
•
Ruang dalam arsitektur ada 2 jenis:
•
•
Ruang dalam (interior) yang seluruhnya buatan
manusia.
Ruang luar (exterior) yang dapat terjadi
perpaduan antara buatan manusia dan alam
(seperti batu, tebing, pohon, dll.)
3
•
Ruang selalu mengelilingi ke-hidupan
kita dan melalui volume ruang manusia
melakukan akti-vitasnya. Baik ruang
luar maupun ruang dalam dipakai oleh
manusia untuk kegiatan dengan
berbagai maksud, tujuan, acara dan
kegiatan lainnya. Suasana ruang harus
sesuai dengan jenis kegiatan yang ada
diruang tersebut.
4
• Suasana ruang tidak hanya di-tentukan
oleh kebutuhan pisik saja tetapi juga oleh
kebutuhan psikis, Dan kebutuhan psikis ini
sulit untuk ditentukan karena banyak
factor untuk ditentukan karena banyak
segi yang mempengaruhinya seperti segi
umur, jenis kelamin, pendidikan, kelas
social dan sebagainya.
5
•
Seluruh indra manusia dapat merasakan
suasana dari suatu ruangan.
• Dapat melihat bentuk, pola, warna,
texture dan lain-lain dari suatu ruangan.
• Mendengar adanya bunyi dari desis
angin, debur ombak, air terjun, gesekan
daun-daunan dan lain-lain.
• Mencium bau-bauan seperti bau harum
bunga, kelembaban, dan lain-lainnya.
• Alat peraba dapat merasakan panas
atau dinginnya ruang tersebut.
6
Jadi suatu karya arsitektur yang baik tidak
hanya memenuhi persyaratan visual tetapi
juga memikirkan factor-faktor pendu-kung
lainnya yang dapat mem-bantu penciptaan
suasana ruang yang diingini.
7
Faktor-faktor pendukung itu adalah
pendengaran, penciuman dan perabaan.
Sudah jelas factor utama adalah
pengelihatan karena bagaimana-pun juga
arsitektur adalah visual-art
8
Kualitas dari suatu ruangan di
pengaruhi oleh :
•
•
•
•
•
•
•
•
Bentuk gaya ruangan
Proporsi
Skala
Kualitas cahaya
Warna
Tekstur (texture)
Pola
Opening/pembukaan
9
Kualitas dari suatu ruangan terjadi bukan
hanya dari gaya bentuk ruangan tetapi
juga dari factor-faktor lainnya seperti
diatas.
10
Proporsi atau perbandingan dari panjang,
lebar dan fungsi ruangan harus cocok
untuk suatu aktifitas yang terjadi.
11
Skala ruangan juga menjadi factor yang
mendukung kualitas ruangan tersebut.
Misalnya apa skala ruang itu sesuai
dengan aktifitas untuk 300 orang
pesenam?
12
Kualitas cahaya apa cocok dengan
kegiatan yang ada diruangan ter-sebut?
Misalnya untuk ruang men-jahit, ruang
belajar, ruang berolah-raga dan lainlainnya membutuh-kan jenis pencahayaan
yang berbeda.
13
Juga factor warna harus sesuai dengan
jenis kegiatan. Warna dapat menyilaukan
mata, dapat memberi kesan ceria atau
gelap atau muram, dan lain-lainnya
14
Jenis tekstur juga harus sesuai dengan
ukuran. Apa dasar per-mukaan bahan,
halus, atau sedang? Sesuai harus pertimbangan agar tidak membahaya-kan
penguna ruang tersebut.
15
Pola dapat memberi kesan dimensi dan
kedalaman dari suatu ruangan disamping
dapat menghilangkan kesan monotone.
Pembukaan juga menjadi factor
pendukung yang harus difikirkan apa perlu
pem-bukaan yang besar, sedang atau
tertutup? Apa untuk restaurant, lobby,
tahanan, shopping center?
16