POLA-POLA PERUBAHAN Robert H. Lauer, 2003, Bab IV; Piotr

Download Report

Transcript POLA-POLA PERUBAHAN Robert H. Lauer, 2003, Bab IV; Piotr

POLA-POLA PERUBAHAN
Robert H. Lauer, 2003, Bab IV; Piotr
Sztompka, 2007: Bab V.
Pola-Pola Perubahan
Pola-pola Kebudayaan: Beberapa
Pandangan Antropologi:
- Evolusi
- Difusi
- Akulturasi
 Pola-Pola Kemasyarakatan:
- Modernisasi dan Industrialisasi
- Modernisasi dan Teori Perubahan Sosial
- Syarat Modernisasi

Pola . . .
-
Terobosan Menuju Modernisasi
Modernisasi dan Urbanisasi
Modernisasi dan Sekularisasi
Modernisasi dan Birokratisasi
Pola-Pola Kebudayaan: Beberapa
Pandangan Antropologi


Di kalangan Antropolog, terdapat tiga
pola yang dianggap penting: evolusi,
difusi dan akulturasi.
Landasannya adalah penemuan atau
inovasi. “Penemuan paling menentukan
dalam pertumbuhan kebudayaan dalam
arti penemuan sesuatu atau secara
etimologis “menerima” sesuatu yang
baru” (Kroeber, dalam Lauer, 2003: 387)
Evolusi



Pemikiran tentang evolusi dalam Antropologi
adalah pemikiran yang berubah-ubah.
Dimulai dari ide evolusi--generasi berikutnya
hampir menolak ide ini--namun pada generasi
selanjutnya dengan hati-hati menelitinya
kembali.
Pada akhir Abad ke-19, Antropolog
mengidentifikasikan evolusi menurut pola
pertumbuhan kebudayaan, mulai dari yang
paling rendah hingga bentuk yang paling tinggi
Evolusi . . .





Pada Abad XX, pemikiran evolusi kuno yang linear
mengalami kemunduran.
Pemikiran evolusioner baru, menampilkan berbagai
ide:
Beberapa pemikir menyamakan evolusi dengan
perubahan;
Beberapa di antaranya membayangkan evolusi
sebagai pertumbuhan, perkembangan dan
kemajuan.
Beberapa pemikir Evolusi Baru, antaranya: Leslie
White, Julian Steward, dan tim peneliti Marshall
Sahlins dan Elmas Service, dkk.
Difusi




Teori Difusi muncul sebagai alternatif Teori
Evolusi.
Teoritisi Difusi awal, antaranya: G. Elliot Smith
dan W.J. Perry yang menyatakan bahwa
peradaban kuno lahir sebagai akibat difusi
kebudayaan Mesir Kuno.
Teori ini didukung oleh kesamaan antara
masyarakat Mesir Kuno dan masyarakat di
belahan bumi barat;
Totemisme masyarakat Aborigin Australia
dianggap sebagai kemunduran kebudayaan yang
berasal dari Mesir
Difusi . . .



Kroeber (dalam Lauer, 2003: 399),
menyatakan “difusi selalu menimbulkan
perubahan bagi kebudayaan yang
menerima unsur kebudayaan lain yang
menyebar itu…”
Beberapa Antropolog menyatakan 90%
kebudayaan yang diketahui adalah hasil
difusi.
Proses difusi juga merupakan proses
timbal balik, kedua kebudayaan yang
bertemu, saling mempengaruhi.
Akulturasi


Akulturasi mengacu mempengaruhi antara
dua kebudayaan yang mengakibatkan
terjadinya perubahan kebudayaan (Lauer,
2003: 402-403).
“Akulturasi meliputi fenomena yang
dihasilkan sejak dua kelompok yang
berbeda kebudayaannya mulai melakukan
kontak langsung, yang diikuti perubahan
pola kebudayaan asli salah satu atau
kedua kelompok itu” (Redfield, Linton dan
Herskovits, dalam Lauer, 2003: 403).
Akulturasi . . .



Pada prinsipnya, akulturasi adalah pola
perubahan ketika terjadi penyatuan
antara dua kebudayaan.
Penyatuan ini, dihasilkan oleh kontak
yang berlanjut.
Kontak dapat terjadi menurut sejumlah
cara: kolonisasi, perang, penaklukkan &
pendudukan militer, migrasi, penyebaran
agama, perdagangan, pariwisata, selain
media massa: TV, radio, media cetak.
Arah perubahan dari Akulturasi

1.
2.
3.
4.
Menurut Dohrenwed dan Smith (dalam Lauer,
2003: 406), terdapat empat kemungkinan arah
perubahan:
Pengasingan, menyangkut pembuangan cara
tradisional tanpa menerima kebudayaan lain;
Re-orientasi, perubahan ke arah penerimaan
struktur normatif kebudayaan lain;
Penguatan kembali (re-affirmation), kebudayaan
tradisional diperkuat kembali;
Penataan kembali, kemunculan bentuk baru
kebudayaan.
Modernisasi dan Industrialisasi



Modernisasi didefinisikan antara lain dengan:
“seluruh perubahan sosial dan politik yang
menyertai industrialisasi di kebanyakan negara
yang menganut peradaban Barat” (Donald P Roy,
dalam Lauer, 2003: 414)
Modernisasi Barat didahului oleh komersialisasi
dan industrialisasi, sementara di negara-negara
non-Barat, modernisasi dapat dilihat terlepas dari
industrialisasi
Idustrialisasi menurut G.E Lenski (dalam Lauer,
2003: 411) adalah: “pembangunan ekonomi
melalui transformasi sumber daya dan kuantitas
energi yang digunakan”
Industrialisasi & Pertumbuhan Ekonomi

1.
2.
3.
4.
5.

Rostow, menetapkan tingkat-tingkat
perkembangan ekonomi dan industri:
Tingkat tradisional;
Syarat untuk tinggal landas;
Tinggal landas;
Dorongan menuju kematangan; dan
Tingkat ekonomi massal
(Tahapan ini pernah digunakan di
Indonesia di zaman Orde Baru).
Modernisasi dan Pertumbuhan Ekonomi

1.
2.
3.
4.
5.

Ciri-ciri kemodernan, antaranya adalah:
Pertumbuhan ekonomi yang terus berlanjut;
Kadar partisipasi rakyat dalam pemerintahan
yang memadai;
Difusi norma-norma sekuler-rasional dalam
kebudayaan;
Peningkatan mobilitas dalam masyarakat;
Transformasi kepribadian individu ke dalam
tatanan kemodernan
Jadi, modernisasi ditandai antara lain dengan
pertumbuhan ekonomi serta perubahan sosial
dan kebudayaan.
Modernisasi dan Teori Perubahan
Sosial


Hingga kini, belum ada teori perubahan
sosial yang diterima secara umum untuk
menggambarkan proses modernisasi.
Dean Tipps, salah seorang teoritisi
Modernisasi, mengkritisi konsep
Modernisasi, yang kebanyakan
dipengaruhi oleh perspektif evolusi dan
struktural-fungsional
Penggolongan Teori Modernisasi (Dean
Tipps)
Tipe Teori
Toeri variabel
Kritis
Teori Dikotomi
Cakupan
Sejenis perubahan
tunggal, seperti
rasionalisasi &
industrialisasi
Mencakup proses
transformasi
masyarakat
tradisional menjadi
masyarakat modern
Masalah
mendasar
Variabel kritis menjadi Terdari atas tiga:
sama artinya dengan
ideologi, empiris,
modernisasi
metateori
Tabel, diadopsi dari Tipps, dalam Lauer, 2003: 416-417)
Beberapa Kritik Tipps terhadap Teori
Modern
1.
2.
3.
4.

Kritik empirik: Teori Modernisasi cenderung
mengabaikan dampak kekuatan luar
terhadap masyarakat yang sedang berubah;
Terlalu streotip terhadap arti “tradisional”
Mengabaikan keragaman pengalaman
masyarakat tradisional;
Terlalu menekankan sifat dikotomi antara
tradisi dan kemodernan
Olehnya, perlu penataan kembali teori
Modern (Tipss dan Frank, dalam Lauer,
2003: 417-418)
Syarat Modernisasi

1.
2.
3.
Menurut Rostow (dalam Lauer, 2003:
420-321), modernisasi memerlukan
tiga syarat:
Pembangunan modal sosial tambahan,
terutama di bidang transportasi;
Revolusi teknologi di bidang pertanian;
Perluasan impor yang dibiayai dengan
meningkatkan efisiensi produksi dan
sumber alam yang berlebih.
Akibat Modernisasi

1.
2.
3.
4.
5.
Beberapa akibat modernisasi adalah:
Pembagian kerja yang semakin beragam;
Status berdasarkan atas prestasi sebagai
pengganti dari asal-usul;
Alat ukur untuk menilai orang yang terlibat
produksi menjadi perhatian utama
Peranan pekerjaan bergeser dari pemenuhan
kepuasan ke peningkatan kesejahteraan;
Ganjaran yang tersedia untuk didistribusi
meningkat
Akibat . . .
6. Ganjaran didistribusikan atas dasar
yang lebih adil
7. Terjadinya pergeseran dalam peluang
hidup di berbagai strata sosial
8. Terjadinya pergeseran dalam distribusi
gengsi sosial;
9. Pergeseran dan masalah serupa
terdapat dalam distribusi kekuasaan
Terobosan Menuju Modernisasi



Menurut Robert H. Lauer (2003: 442),
modernisasi tidak identik dengan
keseragaman.
Jika terdapat pandangan bahwa modernisasi
akan meninggalkan tradisi, maka pandangan
berbeda adalah, modernisasi tidak harus
meninggalkan tradisi.
Dalam beberapa kasus, ditemukan bahwa
modernisasi ternyata membantu
mempertahankan pola hidup tradisional (C.S.
Whitaker, dalam Lauer, 2003: 446).
Terobosan . . .

1.
2.
3.

Menurut Chodak, terdapat tiga bentuk
modernisasi:
Modernisasi dari industrialisasi
Modernisasi spontan akibat konfrontasi
dengan negara maju;
Modernisasi karena dibujuk sebagai
akibat kegiatan pemerintah yang
direncakan.
Salah satu negara yang melakukan
modernisasi tanpa industrialisasi adalah
Tanzania
Modernisasi dan Urbanisasi



Urbanisasi tidak selalu berarti modernisasi,
walaupun proses modernisasi ditandai
dengan urbanisasi
Terdapat hubungan positif dan nyata,
antara urbanisasi, industrialisasi dan
pendapatan perkapita.
Alasan terpenting antara urbanisasi dan
modernisasi adalah industrialisasi,
menyebabkan mengalirnya penduduk di
kawasan urban dari peluang ekonomi yang
ditimbulkan
Modernisasi dan Sekularisasi

1.
2.
3.


Kecenderungan sekularisasi menurut
Max Weber, dikarenakan oleh:
Rasionalisasi
Intelektualisasi
Kekecewaan dunia
Bagi Max Weber, dunia tidak menjadi
sesuatu yang keramat;
Modernisasi juga merupakan proses yang
secara lambat tapi pasti, “menendang”
agama dari kehidupan manusia
Sekularisasi

O’Dea mendefinisikan Sekularisasi
sebagai:
“Pertama, “desakralisasi” sikap terhadap
orang dan benda--ditariknya sejenis
keterlibatan emosional yang terdapat
dalam tanggapan keagamaan, ditariknya
tanggapan terhadap kesucian. Kedua,
terdapat “rasionalisasi cara berpikir”-tidak melibatkan emosi dalam berfikir
tentang dunia”
Modernisasi dan Birokratisasi

1.
2.
3.
Alasan birokratisasi dunia menurut
Weber:
Berkembangnya ekonomi uang
Tugas-tugas birokrasi di negara modern
secara kualitatif & kuantitatif semakin
meningkat;
Birokrasi muncul karena efisiensi teknis,
dan birokrasi ini dianggap paling unggul
di antara bentuk administrasi lainnya.