TEORI * TEORI PEMBANGUNAN

Download Report

Transcript TEORI * TEORI PEMBANGUNAN

PARADIGMA DAN
TEORI-TEORI PEMBANGUNAN
MENUJU PENGEMBANGAN/
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Paradigma
Definisi Paradigm (Paradigma) menurut Thomas
Khun dlm karyanya “The structure of Scientific
Revolution” adalah sebagai satu kerangka referensi
atau pandangan dunia yg menjadi dasar keyakinan
atau pijakan suatu teori.
Secara sederhana : kaca mata atau alat pandang.
Patton (1975), paradigma adalah konstelasi teori,
pertanyaan, pendekatan serta prosedur yg
dipergunakan oleh suatu nilai dan tema pemikiran.
 Konstelasi
dikembangkan dlm
rangka memahami kondisi
sejarah dan keadaan sosial,
utk memberikan kerangka
konsepsi dlm memberikan
makna realitas sosial.
Hebermas memetakan 3 model
paradigma sosial
1. Paradigma Instrumental Knowledge / paradigma
positivisme
 Pengetahuan dimaksudkan utk mendominasi
obyeknya.
 Positivisme adalah aliran filsafat yg berakar pd
tradisi ilmu sosial yg
 dikembangkan dgn mengambil cara ilmu alam
menguasai benda,
 yaitu kepercayaan adanya universalisme dan
generalisasi.
 Positivisme berasumsi bahwa penjelasan tunggal
bersifat universal.
2. Paradigma Interpretatif/
Hermeneutic Knowledge
 Dasar filsafat paradigma ini adalah
phenomenology,
yakni : tradisi filsafat yg lebih
menekankan minat yg besar untuk
memahami.
 Semboyannya “ biarkan fakta bicara
atas nama dirinya sendiri”
3. Paradigma Kritik / Emansipatory
Knowledge
Paradigma ini dipahami sebagai proses
katalisasi utk membebaskan manusia
dari segenap ketidakadilan.
 Memperjuangkan pendekaan yg
bersifat holistik.
 Melihat realitas sosial dlm perspektif
kesejarahan.
 Menempatkan rakyat sebagai subyek
utama perubahan sosial.

Pembagian Paradigma menurut
Pauolo Freire
Freire (1970) dlm bukunya “ Pedagogy of the Oppresed”
menegaskan bahwa
tgas teori sosial adalah
Conscientizaso atau proses penyadaran terhadap sistem
dan struktur yg menindas.
Freire menggolongkan kesadaran manusia menjadi 3 :
kesadaran magis, naif dan kritis.
Tema pokok gagasan Freire pd dasarnya mengacu pd
suatu landasan bahwa pendidikan adalah “proses
memanusiakan manusia”. Gagasan ini berangkat dari
satu analisis bahwa sistem kehidupan sosial, politik dan
budaya masyarakat menjadikan masyarakat mengalami
proses “dehumanisasi”.
Kesadaran
Magis
Kesadaran
Naif
Suatu keadaan kesadaran, suatu teori perubahan sosial yg tdk
mampu mengetahui hub
antara satu faktor dgn
faktor lainnya.
Aspek manusia dipahami
sebagai akar penyebab
masalah masyarakat
Dikategorikan sbg
Paradigma
reformatif
Tugas teori sosial :
bagaimana membuat dan
mengarahkan agar masyarakat
bisa beradaptasi dgn sistem yg
sdh benar
Kesadaran
kritik
Merlihat aspek sistem
dan struktur sebagai
sumber masalah
Dikategorikan sbg
paradigma
transformatif
Tugas teori sosial :
Menciptakan ruang dan
kesempatan agar may terlibat
dlm proses dialog “penciptaan
struktur secara fundamental
atau lebih adil”
Uraian pembagian peta paradigma yg dipinjam
dari analisis Freire tgersebut, selain dpt
digunakan sebagai pisau analisis utk memahami
dan memetakan teori-teori perubahan sosial dan
teori-teori pembangunan, Peta paradigma tsb
juga sangat berpengaruh terhadap praktisi
pengembangan masyarakat.
Paradigma Sosiologi
1. Humanis Radikal
Para penganut ini pd dasarnya berminat
mengembangkan sosiologi perubahan radikal
dari pandangan subjektivis yakni berpijak pd
kesadaran manusia.
Menekankan perlunya m3ngatasi berbagai
pembatasan tatanan sosial yg ada.
Memahami kesulitan manusia dlm
membebaskan dirinya dari semua bentuk
tatanan sosial yg menghambat perkembangan
dirinya sebagai manusia.
2. Strukturalis Radikal


Memperjuangkan perubahan sosial
secara radikal dari sudut pandang
obyektivisme.
Analisisnya lebih menekankan pd
konflik struktural, bentuk-bentuk
penguasaan dan pemerosotan harkat
kemanusiaan.
3. Interpretatif
Memahami kenyataan sosial menurut
apa adanya, yakni mencari sifat yg
paling dasar dari kenyataan sosial
menurut pandangan subyektif dan
kesadaran seseorang yg langsung
terlibat dlm peristiwa sosial bukan
orang lain yg mengamati.
4. Fugsionalis







Aliran pemikiran yg paling banyak dianut di dunia.
Pandangan fungsionalime berakar kuat pd tradisi
sosiologi keteraturan.
Pendekatannya terhadap permasalahan berakar pd
pemikiran kaum obyektivis.
Pemikiran fungsionalisme sebenarnya merupakan
sosiologi kemapanan, ketertiban sosial, kestabilan
sosial, kesepakatan, keterpaduan sosial,
kesetiakawanan dan hal-hal yg nyata (empirik).
Kaum
fungsionalis
cenderung
realis
dlm
pendekatannya, positivis.
Rasionalitas lebih diutamakan dlm menjelaskan
realitas sosial.
Berorientasi pragmatis, artinya berusaha melahirkan
pengetahuan yg dpt diterapkan.
TEORI – TEORI
PEMBANGUNAN
Secara umum dikelompokkan dua kelompok teori :


Teori yang menjelaskan bahwa kemiskinan ini
terutama disebabkan oleh faktor-faktor internal
 Dikenal dengan Teori Modernisasi
Teori-teori yang lebih mempersoalkan faktorfaktor eksternal sebagai faktor penyebab
kemiskinan
dikenal dengan sebutan Teori Struktural
Beberapa teori yang mewakili beberapa
pemikiran dari teori modernisasi
1. Teori harrod-Domar : Tabungan dan
Investasi
2. Max Weber : Etika Protestan
3. McClelland : Dorongan Berprestasi
4. Rostow : Teori Pertumbuhan Ekonomi
5. Hoselitz : Faktor-faktor non ekonomi
6. Inkeles dan David Smith : Manusia modern
Teori Harrod-Domar :
Tabungan dan Investasi
Pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh
tabungan dan investasi.
Rumus ini didasarkan atas asumsi :
 Bahwa masalah pembangunan pada dasarnya
merupakan masalah menambah investasi.
 Masalah
keterbelakangan adalah masalah
kekurangan modal.
Max Weber : Etika Protestan
Peran agama sebagai faktor yang menyebabkan kapitalisme di
Eropa barat dan Amerika Serikat.
Bahwa seseorang itu sudah ditakdirkan sebelumnya utk masuk
surga atau neraka.
Salah satu cara utk mengetahui apakah ia masuk surga atau
neraka adalah keberhasilan kerjanya di dunia.
Adanya kepercayaan itu membua para penganut Protestan
Calvin bekerja keras utk meraih sukses, mereka bekerja tanpa
pamrih artinya mereka bekerja bukan utk mencari kekayaan
material, melainkan utk mengatasi kecemasannya (berpikir
surga/neraka)
David McClelland : Dorongan
Berprestasi (n-Ach)
Untuk membuat sebuah pekerjaan berhasil, yang
paling penting adalah sikap terhadap pekerjaan
tersebut.
Konsep : “The Need for Achievement”
Kalau dalam sebuah masyarakat ada banyak orang
yang memiliki n-Ach yang tinggi, dapat diharapkan
masyarakat tsb akan menghasilkan pertumbuhan
ekonomi yang tinggi
Ciri Umum Teori-teori modernisasi :
1.
Teori didasarkan pada dikotomi antara
modern dan tradisional
Modern : simbol kemajuan, rasional, cara
kerja efisien, masy modern dianggap sbg ciri2
negara2 industri maju
Tradisional :masy belum maju, irasional,cara
kerja tdk efisien,ciri masy
pedesaan/terbelakang
2. Teori modernisasi juga didasarkan pada
faktor-faktor non material sebagai penyebab
kemiskinan (ide atau alam pikiran).
Pendidikan merupakan cara utk merubah
psikologi seseorang atau nilai-nilai budaya
masyarakat
3. Teori modernisasi bersifat a-historis.

Hukum2nya berlaku secara universal

Dapat diberlakukan tanpa memperhitungkan
waktu dan tempat.

Bahwa masy bergerak secara garis lurus, dari
irasional menuju rasional, dari tradisional menuju
modern.

Beranggapan apabila sudah sampai waktunya masy
akhirnya akan menjadi modern, seperti negaranegara di Eropa.
4. Faktor-faktor yang menghambat atau
mendorong pembangunan harus dicari di
dalam negara ybs, bukan dari luar negara tsb.
Misalnya : rendahnya pendidikan, nilai-nilai
budaya lokal yang tidak menghargai kekayaan
material
Teori Modernisasi
Fondasi teori modernisasi :
1. teori ekonomi klasik,
2. teori evolusionisme
3. teori fungsionalisme.
Teori ekonomi klasik / kapitalisme

Bersumber dari ajaran Adam Smith dlm karyanya
“Wealth of nation” (1776).
 Pengikutnya : David Ricardo, James Mill, Malthus dll.
 Dibangun atas landasan liberalisme
 Asumsi – asumsi :
 Percaya pd laissez-faire yakni kepercayaan akan
kebebasan dlm bidang ekonomi.
 Percaya pd ekonomi pasar
 Percaya pd kondisi full employement>> ekonom
berjalan lancar tanpa intervensi pemerintah.
 Percaya pd harmony of interest >>memenuhi
kepentingan individu berarti memenuhi kepentingan
masy.
 Menitik beratkan pd kegiatan ekonomi khususnya
industri.
 Adam
Smith >>mengemukakan teori
division of labour, menjelaskan bahwa
betapa pentingnya buruh sebagai sumber
kekayaan bangsa.
Maksudnya adalah spesialisasi buruh.
 Adam
Smith>>mengemukakan teori
“labour teory of value” , pentingnya
akumulasi kapital utk pengembangan
ekonomi.
 teori
inilah kemudian dikritik keras oleh
Marx yg menyebutnya sebagai proses
ekploitasi. Maka lahirlah teori nilai lebih
(theory of surplus value) yg mendasari teori
kelas oleh Marx
Teori Evolusi / Teori Organik

Menurut teori ini masyarakat akan
berkembang dari masyarakat sederhama ke
masyarakat modern.

Penganut ini berasumsi : Masyarakat akan
berubah secara linear atau seperti garis lurus
dari masyarakat primitif ke masyarakat
maju.

Teori ini menganut paham bahwa perubahan
masyarakat terjadi dalam waktu lama
sedangkan menurut teori modernisasi
perubahan tsb dpt dipercepat dgn berbagai
intervensi.
Teori Fungsionalisme

Muncul sebagai kritik terhadap teori evolusi.

Menurut teori ini masyarakat dipandang sebagai suatu
sistem yg terdiri atas bagian yg saling berkaitan
(agama, pendidikan, struktur politik dsb).

Perubahan dalam satu bagian masyarakat akan diikuti
oleh perubahan bagian lainnya.
 Perubahan berjalan dg teratur dan selalu menuju pd
keseimbangan baru.
 Pandangan ini menafikan realitas sosial lain bahwa di
dalam masyarakat ada yg diuntungkan dan dirugikan
oleh mekanisme dan proses dalam sistem masyarakat.
 Status quo dipertahankan.
Lahirnya Teori Modernisasi

Dilahirkan tahun 1950-an di Amerika
Serikat. Lahir dlm suasana ketika dunia
memasuki “perang dingin”.

Bangkitnya negara-negara baru merdeka di
Asia dan Afrika menjadi ancaman baru
Amerika karena banyak di antara mereka
tertarik dgn sosialisme sbg cara utk
melakukan perubahan sosial.>>>Amerika
Serikat kemudian mendorong para ilmuwan
mengkaji ilmu-ilmu sosial utk memahami
dunia ketiga.
Rostow : Teori Pertumbuhan Ekonomi

“The Stage of Economic Growth : A NonCommunist Manifesto” Rostow membentangkan
pandangannya tentang modernisasi yg dianggap
sebagai cara utk membendung semangat
sosialisme.

Dalam buku tsb Rostow menjelaskan lima
tahapan pembangunan ekonomi terjadi, yakni :
1. Masyarakat tradisonal
2. Prakondisi tinggal landas.
3. Masyarakat tinggal landas.
4. Masyarakat pematangan pertumbuhan
5. Masyarakat konsumsi masa tinggi.
Rostow mengajukan persyaratan utamanya
adalah MODAL
1. Modal hrs diusahakan melalui penggalian
investasi dengan cara pemindahan dana atau
kebijakan pajak.
2. Modal juga didapat melalui lembagalembaga keuangan atau obligasi
pemerintah utk tujuan produktif.
3. Modal juga diperoleh dari devisa
perdagangan internasional
4. Investasi modal asing (terpenting)
KONSEP DEVELOPMENTALISM /
PEMBANGUNAN
 Di
Indonesia, konsep “pembangunan” menjadi salah satu
pendekatan perubahan sosial terencana yang paling luas dan
terpenting digunakan oleh banyak pihak.
 Pembangunan tidak saja berkonotasi damai tp juga
terkandung gagasan “perubahan nasib”
 Pembangunan” dipahami sebagai proses (dinamik)
transformasi sosioekonomi-kultural yang secara sengaja
dan terencana dijalankan untuk mengubah “statuskemajuan” pada sebuah entitas sosial (pedesaan).
KONSEP DEVELOPMENTALISM….lanjutkan!



Oleh karena derajat kemajuan suatu masyarakat mengambil
standar atau ukuran-ukuran kualitatif dan kuantitatif
sebagaimana yang dikenal di negara-negara maju.
Maka sebagai sebuah “socio- cultural change” proses
pembangunan seringkali dipersamakan maknanya dengan
proses modernisasi ala Westernisasi.
Modernisasi ala westernisasi (western
developmentalism) artinya, proses pembangunan yang
mengambil bentuk atau pola serta standar normatif dan
orientasi nilai budaya Barat sebagai parameter “kemajuan”
tunggal.
KONSEP DEVELOPMENTALISM….lanjutkan!
Dalam bidang sosial-ekonomi, konsep modernisasi ala Barat mendapatkan
kecaman kritis, Ketidakpuasan tersebut berakar pada beberapa fakta:

Pertama, pembangunan berpolakan modernisasi ala Barat ternyata telah
meminggirkan posisi ekonomi masyarakat lokal

Kedua, modernisasi ala Barat menafikan eksistensi sistem sosio-budaya
masyarakat lokal, sehingga bukan kemajuan yang dihasilkan dari proses
modernisasi tersebut melainkan kemadegan.

Ketiga, modernisasi ala Barat sangat menguntungkan pertumbuhan dan
ekspansi modal serta proses akumulasi kapital bagi perekonomian Barat
serta Global.

Keempat, modernisasi ala Barat justru mendorong proses-proses
disintegrasi sosial-masyarakat di kawasan sedang berkembang, dimana
semangat kolektivitas (misal: gotong-royong) sebagai ciri sosiologis penting
hilang secara dramatis.
Kritik Terhadap Teori Modernisasi
Selain keberhasilan menaikkan GNP, semua
strategi pembangunan ekonomi setelah Perang
Dunia ternyata semua pendekatan pembangunan
dalam kenyataannya telah gagal memenuhi janji
mereka mensejahterakan rakyat di dunia ketiga.
Namun yg terjadi adalah pembangunan membawa
dampak negatif, diantaranya :
 Pembangunan telah melanggengkan
pengangguran.
 Pembangunan menumbuhkan ketidakmerataan.
 Menaikkan kemiskinan absolut dll.
Ada tiga kubu yang mempertanyakan efektivitas
konsep pembangunan ala modernisasi :
 Kubu pengkritik yang pertama (teori
ketergantungan)
 Kubu pengkritik kedua (teori sistem-dunia),
 kubu ketiga dalam teori pembangunan
kontemporer (teori pemberdayaan/
pengembangan masyarakat)
Kubu pengkritik yang pertama
(teori ketergantungan)






Utamanya didukung oleh kawasan Amerika Latin.
Mereka menganggap bahwasanya modernisasi adalah “strategilicik” Barat atau negara maju untuk membuat negara-negara sedang
berkembang tergantung secara ekonomi kepada mereka.
Modernisasi melalui investasi asing ternyata mensubstitusi dan
meminggirkan semua moda produksi asli-lokal..
Investasi asing juga telah mengakibatkan terbentuknya struktur sosial
pekerja (buruh)
Pada taraf lanjut, negara-negara tujuan investasi asing menjadi pasar
bagi produk-produk dari investasi asing tersebut.
Pada titik inilah berlangsung proses “economic leakage”
(pembocoran sumberdaya ekonomi) dari negara-negara periferal ke
negara maju
Kubu pengkritik kedua (teori sistem-dunia)






Menggunakan teori ketergantungan sebagai basis teoretik utamanya.
Teori sistem-dunia dianggap sebagai kelanjutan dari teori
ketergantungan,
Wallerstein (1976) sebagai penggagasnya menggunakan analogi
imperialisme untuk menerangkan proses dan akibat dari ekspansikapital TNCs ke segala penjuru dunia.
Sistem produksi-distribusi serta konsumsi lokal digantikan oleh
sistem global.
Proses-proses integrasi sistem ekonomi lokal tsb telah membentuk
struktur world-economy dan hegemoni kapital.
Struktur hegemonik terhadap perekonomian lokal tersebut dianggap
sebagai struktur yang tidak adil dan tidak demokratis, karena mendisplace perekonomian lokal.
kubu ketiga dalam teori pembangunan kontemporer (teori
pemberdayaan/ pengembangan masyarakat)
Secara teoretik, basis ideologi pemberdayaan adalah Neo-Marxisme,
karena menggunakan asumsi pembebasan dari ketertindasan.
Beberapa asumsi yang mendasari teori pemberdayaan :
Fakta pertama adalah keterbelakangan atau
diukur oleh derajat pendidikan, kesehatan, status pangan, status
pendapatan, pemenuhan papan dan akses terhadap informasi, hingga
kepada akses pada aktivitas politik sebagai akibat kapitalisme global.
Fakta kedua adalah ketertinggalan
diukur dari angka pencapaian sasaran indikator-kemajuan yang
dibandingkan secara relatif antara suatu kelompok dengan kelompok
lainnya).
kubu ketiga dalam teori pembangunan kontemporer (teori
pemberdayaan/ pengembangan masyarakat)
Fakta ketiga adalah kemiskinan
diukur melalui angka pendapatan atau pengeluaran per kapita
ataupun oleh pemenuhan kebutuhan fisik minimum seperti pangan,
sandang, papan, kesehatan, pendidikan, serta “martabat” individu
sebagai manusia).
Fakta keempat adalah ketergantungan
diukur oleh derajat kebebasannya dalam menentukan nasib sendiri).
Semua fakta itu bermuara ke satu persoalan, yaitu sindroma
ketidakberdayaan dan ketidakmandirian.
FASE PEMBANGUNAN
PEDESAAN DI INDONESIA
Fase Pertama: Ideologi Modernisme
Tumbuh dan Menguat
 Fase Kedua: Ideologi Modernisme dan
Industrialisme
 Fase Ketiga: Penguatan Ideologi
Demokratisme dan Populisme

Fase Pertama: Ideologi Modernisme
Tumbuh dan Menguat
Pada 25 tahun pertama sejak kemerdekaan
17.08.1945,
 pembangunan pedesaan lebih banyak menempuh
pendekatan pemenuhan basic-needs approach.
Di tengah-tengah hiruk-pikuknya perubahan
politik di masa itu, pendekatan
 pembangunan ini tampil melalui berbagai
program yang sangat memikat seperti :
pemberantasan buta-aksara, peningkatan
pelayanan air-bersih, penekanan angka kematian
ibu melahirkan, memperpanjang usia harapan
hidup, pemenuhan kebutuhan “sandangpanganpapan” dan yang sejenisnya.


Pada kurun waktu itu, pembangunan
pangan dan pertanian pedesaan ditandai
juga oleh introduksi teknologi produksi
pertanian yang kemudian dikenal sebagai
bagian dari revolusi hijau (pengenalan
varietas unggul, pupuk buatan,
mekanisasi pertanian,irigasi teknis, dan
intensifikasi pertanian massal).
Fase Kedua: Ideologi Modernisme
dan Industrialisme


fase 25 tahun kedua (1970-1995),
diperkenalkan pendekatan baru dalam
ranah yang secara sederhana disebut
sebagai transformasi pedesaan yang
agak radikal.
Dalam hal ini, ditempuh strategi
pembangunan manusia seutuhnya
bersama-sama dengan upaya
industrialisasi berbasiskan pertanian.
Strategi industrialisasi yang diambil
menunjukkan bahwa perubahan sosialekonomi tetap berjalan dalam ranah
developmentalism-modernism.

Pada masa ini, kekecewaan terhadap
sistem pembangunan pedesaan sudah
banyak berlangsung, karena desa
mengalami persoalan ketergantungan
serta eksploitasi sumberdaya alam
yang sangat menyakitkan.
Fase Ketiga: Penguatan Ideologi
Demokratisme dan Populisme

Pada fase ketiga, pembangunan
pedesaan menemukan format yang
samasekali berbeda dari dua fase
sebelumnya. Pada fase terakhir ini,
pembangunan pertanian-pedesaan lebih
banyak menitik-beratkan pada
pemenuhan kebutuhan politik warganya.
Terdapat dua kekuatan yang dapat dipandang bertanggung
jawab atas perubahan tersebut, yaitu:
 (1) secara eksternal, terjadi penguatan ideologi populismedemokratisme yang menuntut ruang kekuasaan makin
leluasa bagi civil-society secara signifikan telah
mendorong masyarakat desa untuk “tampil berani”
memperjuangkan hak-haknya. Penguatan kekuatan
masyarakat sipil tersebut sebenarnya secara kesejarahan
dipicu oleh menguatnya kekuatan perlawanan sipil Eropa
yang mampu meruntuhkan Tembok-Berlin, sebagai lambang
kekuasaan otoriter di awal dekade 1990an di Eropa Barat
dan terus merayap ke kawasan lain dunia,
 (2) secara internal kekuasaan otoritarian-sentralisme
yang bekerjsama dengan kekuatan ekonomi kapitalismekorporatisme TNCs makin membuat “sesak-napas”
masyarakat, sehingga memicu gerakan resistensi dari
akarrumput yang makin menguat.

fase ketiga ini, pembangunan pedesaan
lebih banyak dicirikan oleh pemenuhan
kebutuhan akan penyaluran aspirasi
politik daripada pemenuhan kebutuhan
fisik sebagaimana dilakukan pada masa
sebelumnya.
PERBEDAAN DUA PENDEKATAN PEMBANGUNAN
PENDEKATAN LAMA
PENDEKATAN BARU
Pertumbuhan ekonomi sebagai tujuan Keadilan sosial, kedamaian, kualitas
pertumbuhan, peningkatan kualitas
akhirtidak peduli pada hadirnya
sindroma ketergantungan.
lingkungan sebagai tujuan terpenting
Redistribusi kesejahteraan hanya
dilakukan (melalui dan oleh) negara
dan pasar seringkali tidak fair
Merangkul semua pihak
dilakukan secara partisipatif
mengikutsertakan semua pihak
Tumbuhnya kekuasaan otoriter
dipahami sebagai konsekuensi tak
terelakkan (harga) dari prestasi
pencapaian pembangunan (target
angka pertumbuhan)
Pencapaian kebebasan, otonomi, dan
kedaulatan sebagai prinsip penting
pembangunan untuk direalisasikan
target pertumbuhan ekonomi agak
terabaikan.
PERBEDAAN DUA PENDEKATAN PEMBANGUNAN
PENDEKATAN LAMA
PENDEKATAN BARU
Subsisdi ekonomi disediakan oleh
negararakyat menjadi sangat
tergantung pada kekuatan negara
 tuntutan berbagai hal terhadap
negara menjadi sangat tinggi
Memberdayakan lokalitas untuk
pertumbuhan secara mandiri (selfreliance) masyarakat lokal
berprakarsa dan ikut memecahkan
segala persoalan
Transfer teknologi dan pembangunan
berlangsung dari kawasan yang maju
ke
kawasan miskin sindroma
ketergantungan sangat tinggi
Pengembangan teknologi yang
partisipatif dan pengakuan terhadap
pengetahuan lokal
bottom-up, apresiasi terhadap
indigenous knowledge and local wisdom
Pemerintah (negara) sangat
menentukan nilai ekonomi suatu
sumberdaya
Masyarakat lokal menentukan
penilaian dan cara penilaian atas
sumberdaya alamnya
PERBEDAAN DUA PENDEKATAN PEMBANGUNAN
PENDEKATAN LAMA
PENDEKATAN BARU
Prinsip pembangunan yang
kompartementalistik
terkotak-kotak berdasarkan
bidang yang tersekat-sekat
secara ketat
egoisme sektoral
Prinsip pembangunan yang
holistik dan mempedulikan
semua aspek kehidupan,
termasuk eksistensi komponen
alam bukan manusia (non
human society)
Peran negara sangat dominan
dan kuat:sebagai regulator,
producer, dan provider
Negara tidak dominan dan
lebih banyak berperan
memfasilitasi prakarsa
mendorong komunitas lokal
untuk lebih
banyak berinisiatif