Pertemuan 11 Beton bertulang & pembesian penulangan Matakuliah

Download Report

Transcript Pertemuan 11 Beton bertulang & pembesian penulangan Matakuliah

Matakuliah
Tahun
Versi
: S0362/Konstruksi Bangunan dan CAD II
: 2006
:
Pertemuan 11
Beton bertulang & pembesian
penulangan
1
Learning Outcomes
Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa
akan mampu :
• Mahasiswa dapat menjelaskan konstruksi
bangunan yang terbuat dari beton
2
Outline Materi
•
•
•
•
•
Materi 1 :Istilah umum beton bertulang
Materi 2 :Tabel kelas dan mutu beton
Materi 3 :Tulangan
Materi 4 :Tabel selimut beton
Materi 5 :Pelaksanaan pemasangan
penulangan
3
Konstruksi Beton Bertulang
Istilah-istilah :
• Beton : bahan yang diperoleh dengan mencampurkan
agregat halus, agregat kasar, semen dan air.
• Beton bertulang : beton yang mengandung batang
tulangan dan direncanakan berdasar-kan anggapan
bahwa kedua bahan tersebut bekerja sama dalam
memikul gaya-gaya.
• Beton pratekan : beton bertulang didalam mana telah
ditimbul-kan tegangan-tegangan intern dalam nilai dan
pembagian yang demikian rupa hingga tegangantegangan akibat beban dapat dinetralkan sampai suatu
taraf yang diinginkan.
4
• Beton pracetak : bagian-bagian beton
bertulang atau tak bertulang yang dicetak dalam
kedudu-kan yang lain dari pada kedudukan
akhirnya di dalam konstruksi.
• Beton ringan : beton dimana agregatnya terdiri
dari bahan-bahan yang ringan.
• Beton tak bertulang : beton yang tidak
mengandung batang tulangan.
• Baja tulangan : jenis baja yang dipakai untuk
tulangan beton yang harus memenuhi
ketentuan-ketentuan tertentu.
5
• Batang yang diprofilkan (ulir) : batang
tulangan dengan bentuk penampang khusus
untuk memperbesar lekatan dengan beton.
• Batang polos : batang tulangan dengan
permukaan licin dan berbentuk prismatis.
• Berkas tulangan : berkas terdiri dari 2,3,4 atau
lebih batang yang diprofilkan yang diikat
bersama dengan erat, sehingga seluruh berkas
bekerja sebagai satu kesatuan.
6
Kelas dan mutu beton :
• Beton untuk
konstruksi beton
bertulang dibagi
dalam mutu dan kelas
seperti dalam tabel
dibawah ini :
Kelas
Mutu
I
B
II
B1
K-125
K-175
K-225
III
K > 225
Tujuan
Non
Strukturil
Strukturil
Strukturil
7
Tulangan
Kait dan Bengkokan
• Kait penuh :
Batang Polos
Batang yang diprofilkan
d
= diameter batang polos
dp
= diameter pengenal batang
yang diprofilkan
8
• Kait Miring :
Batang Polos
Batang yang diprofilkan
9
• Kait Miring pada
Sengkang
10
•
•
•
•
•
•
Untuk tulangan juga harus diperhatikan :
Panjang penyaluran tulangan tekan
Panjang penyaluran tulangan tarik
Panjang lewatan
Jarak antara batang tulangan
Dan sebagainya, seperti tulangan geser,
dll.
11
Bagian-bagian konstruksi :
•
•
•
•
Pelat
Dinding
Balok
Kolom
12
PELAT :
• Tebal pelat tidak boleh diambil kurang dari 7 cm untuk pelat atap
dan 12 cm untuk pelat lantai.
• Tulangan pelat, termasuk tulangan pembagi tidak boleh diambil
kurang dari pada yang diperlukan untuk memikul susut dan
perubahan suhu. Luas tulangan harus diambil minimum 0,25 % dari
luas beton yang ada.
• Luas tulangan pembagi minimum diambil 20 % dari luas tulangan
pokok.
• Diameter tulangan untuk pelat minimum tulangan pokok  8 mm,
tulangan pembagi  6 mm, bila digunakan baja lunak dan tulangan
pokok  5 mm, tulangan pembagi  4 mm untuk baja keras.
• Pelat yang lebih tebal dari 25 cm harus dipasang tulangan atas dan
tulangan bawah.
• Pada pelat di tempat-tempat momen tumpuan maksimum dan
momen lapangan maksimum jarak masing-masing batang tulangan
tidak boleh lebih dari 20 cm atau 2 kali tebal pelat.
13
• DINDING :
• Tebal dinding vertikal diambil minimum 1/30 dari bentang bersih
dinding atau 12 cm untuk dinding yang memikul lentur dan 10 cm
untuk dinding yang tidak memikul lentur.
Dinding-dinding luar dari ruang dibawah tanah minimum 20 cm.
• Pemasangan tulangan pada dinding vertikal dengan tebal kurang
dari 12 cm, tulangan dipasang ditengah, sedangkan pada dinding
reservoir air, dan dinding lainnya dengan tebal >/30 cm harus
dipasang tulangan rangkap.
• Luas tulangan minimum 0,25 % dari luas beton yang ada.
• Diameter tulangan yang digunakan sama dengan tulangan pelat.
14
• BALOK :
• Lebar badan balok minimum 1/30 kali bentang bersih. Tinggi balok
harus sesuai dengan lebar balok dan memenuhi pembatasan
penulangan.
• Untuk balok tinggi, perbandingan antara tinggi dan lebar lebih dari
2,5 untuk balok menerus dan lebih 4,5 untuk balok atas 2 tumpuan.
• Tulangan tarik minimum untuk setiap penampang balok
•
• Ukuran penampang baja tulangan minimum  12 mm.
• Jarak masing-masing tulangan tidak boleh lebih dari 15 cm dan
kurang dari 3 cm
• Jarak sengkang pada balok maksimum 30 cm atau 2/3 tinggi balok.
15
• KOLOM :
• Ukuran kolom strukturil minimal lebar = 15 cm.
• Luas tulangan minimum = 1 % dari luas penampang kolom, dengan
minimum 1 batang tulangan di masing-masing sudut penampang.
• Diameter batang tulangan memanjang minimal  12 mm.
• Luas tulangan memanjang kolom tidak boleh diambil lebih dari 6 %
dari luas penampang beton.
• Apabila tulangan memanjang kolom disambung, ujung-ujung batang
tidak boleh diberi kait.
• Jarak sengkang maksimum pada tulangan memanjang kolom
diambil yang terkecil dari :
- Ukuran terkecil dari penampang kolom
- 15 kali diameter tulangan memanjang terkecil
- 30 cm
16