TRAUMA ORGAN GENITALIA PEREMPUAN

Download Report

Transcript TRAUMA ORGAN GENITALIA PEREMPUAN

TRAUMA ORGAN GENITALIA
PEREMPUAN
1. Perlukaan akibat persalinan
•
•
•
•
Vagina : orifisium & klitoris
Perineum
Servik uteri
Nekrosis jalan lahir : akibat tekanan pada
persalinan lama , dpt tjd fistel.Terapi :operasi
penutupan fistel
2. Perlukaan akibat koitus :
• ringan – berat.
• Fc. Predisposisi hipoplasia genitalis,
penyempitan introitus vagina, vagina
kaku, himen tebal, kasar, mabuk.
• Penatalaksanaan : jahit luka.
3.Perlukaan akibat pembedahan
Perlukaan ureter, Vesica , urethra
4.Perlukaan akibat trauma hematoma: kecil kompres,
observ,
besar 
evakuasi,jahit,tamponade
5.Perlukaan akibat benda asing
Kain : infeksi,bau.
Karet spt pessarium : iritasi,luka
6.Perlukaan akibat bahan kimia
Pembilasan dengan cairan
sangat panas.
Kesalahan teknik pemakaian
elektrokauter.
Bahan kimiawi.
Pengobatan tergantung penyebab
dan bahan kimianya.
Hematoma vulva
• Bergantung pada lokasi dan besar hematoma.
• Hematoma kecil cukup dilakukan kompres.
• Hematoma besar dilakukan sayatan di sepanjang bagian
hematoma yang paling terenggang.
• Seluruh bekuan dikeluarkan sampai kantong hematoma
kosong.
• Dicari sumber perdarahan, perdarahan dihentikan
dengan mengikat atau menjahit sumber perdarahan
tersebut.
• Luka sayatan kemudian dijahit.
• Dalam perdarahan difus dapat dipasang drain.
Robekan dinding vagina
•
•
Robekan dinding vagina harus dijahit.
Kasus kolporeksis dan fistula visikovaginal
harus dirujuk ke rumah sakit.
Robekan serviks
KLASIFIKASI ROBEKAN PERINEUM
• Sultan (1999)
:
– Derajat 1 : robekan hanya mengenai epitel vagina dan kulit
– Derajat 2 : robekan sampai otot perineum tapi tidak sfingter ani
– Derajat 3 : robekan sampai sfingter ani :
» 3a. < 50 % ketebalan sfingter ani
» 3b. > 50 % ketebalan sfingter ani
» 3c. hingga sfingter interna
– Derajat 4: robekan hingga epitel anus
– Robekan mukosa rektum tanpa robekan sfingter ani sangat jarang dan
tidak termasuk dalam klasifikasi diatas.
CONFIRMING A TEAR BY PALPATING THE SPHINCTER BETWEEN
THE INDEX FINGER IN THE ANUS AND THE THUMB OVER THE
VAGINAL TEAR (“PILL ROLLING” ACTION)
ANORECTAL MUCOSAL REPAIR USING
INTERRUPTED VICRYL 3-0 SUTURES
Overlap repair of third degree tear
(insertion of first set of sutures
End-to-end primary anal sphincter repair
Primary overlap anal sphincter repair
Sultan Ah 2006 (redrawn from Sultan et al 1999)
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
PADA PERINEUM POSTPARTUM ADALAH :
• REEDA
– R (Rednes)
 kemerahan
– Edema
– Ecchymosis
 kebiruan
– Discharge
 cairan berupa lokhia
– Approximation of suture (aproksimasi jahitan)
PERAWATAN PASCA EPISIOTOMI
1. Usahakan setiap hari defekasi
2. Membersihkan perineum setelah defekasi
dengan air hangat atau cairan antiseptik (arah
dari depan kebelakang kemudian dikeringkan)
PERAWATAN PASCA EPISIOTOMI
3. Kompres dengan kassa antara vagina dan rektum
supaya mencegah gesekan diganti 2x sehari
setelah mandi
4. Sith bath jika ada :
Nyeri perineum
Swelling (bengkak)
Menggunakan air hangat
2x sehari setiap 20 menit
PERAWATAN PASCA EPISIOTOMI
5. Jika nyeri sekali  kompres dingin dengan ice pack
Keuntungan kompres dingin :




Membuat vasokonstriksi
Menurunkan edema
Menghambat pembentukan hematom
Menurunkan spasme otot
PERAWATAN PASCA EPISIOTOMI
6. Latihan kegel untuk mengencangkan vagina
7. Jika terjadi ruptur grade III, robekan perineum
yang luas, nyeri perineum dan periuretra yang
bengkak (swelling)  kemungkinan dapat terjadi
retensio urin.
Untuk mencegah ini  pasang dauer kateter 24
jam
PERAWATAN PASCA EPISIOTOMI
8. Lokhia
 Tidak boleh ada stasis (sumbatan) lokhia.
 Perhatikan lokhia bau/tidak.
STRATEGI PENCEGAHAN PRIMER
• Seksio Sesarea Elektif
STRATEGI PENCEGAHAN SEKUNDER
• Modifikasi faktor risiko obstetri
• Metode lainnya
– Masase perineum
– Persalinan di air
– Persalinan di rumah
• Cara persalinan pada kehamilan berikutnya :
STRATEGI PENCEGAHAN TERSIER
• Seksio sesarea pd wanita dgn riwayat perineorafi
• Seksio sesarea pd wanita dgn defek pada sfingter ani