KESIAPAN INDONESIA MEMASUKI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN DI 2015

Download Report

Transcript KESIAPAN INDONESIA MEMASUKI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN DI 2015

KESIAPAN INDONESIA MEMASUKI
MASYARAKAT EKONOMI ASEAN
DI 2015
Direktorat Kerja Sama ASEAN
DITJEN Kerja Sama Perdagangan Internasional, KEMENDAG
Hotel Aryaduta, Jakarta, 13 Desember 2010
1
Outline
Latar belakang Masyarakat Ekonomi ASEAN
(MEA) 2015
2. MEA 2015 dan Perkembangan Saat ini
3. Kesiapan Indonesia Memasuki MEA: Kondisi Daya
Saing, Tantangan dan Kinerja Perdagangan
4. Strategi Menghadapi FTA
1.
LATAR BELAKANG
MASYARAKAT EKONOMI ASEAN
(MEA) 2015
3
1. Posisi Indonesia di Dunia
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Negara demokratis terbesar ketiga di dunia
setelah India, USA;
Ekonomi terbesar di Asia Tenggara dengan
240 juta penduduk;
Pertumbuhan ekonomi tertinggi di dunia
(4,5%) setelah RRT dan India;
Pendiri (dan “pemimpin”) ASEAN;
Anggota G-20;
Anggota APEC;
Ketua G-33 WTO;
Chairmanship ASEAN 2011.
4
ENLARGEMENT
1984: BRU
1967: INA, MAL
PHI, SIN, THA
1995: VN
2004: ASN-China
1997: LAO, MYM
1977: PTA
1999: CAM
1992: CEPT AFTA
DEEPENING
EAFTA Study
2006: ASN-KOR
CEPEA Study
2008: ASN-JAP
2009: ASN-ANZ;
ASN-India;
ASN-China Investment;
ASN Korea Investment
1995: AFAS
1997: ASEAN Vision 2020
2010: ASEAN Plus Working
Groups on ROO, Tariff
Nomenclature, Customs, Ec
Cooperation
1998: AIA
2003: 3 Pillars of ASEAN Community 2020;
11 Priority Integration Sectors (PIS)
2005: Logistics as PIS
2007: AEC 2015; ASEAN Charter; AEC Blueprint
2008: first year of AEC Blueprint;
ASEAN Charter entered into force
ASEAN Economic
Community 2015
2009: ATIGA, ACIA, AEC Scorecard
2010: Connectivity Master Plan
2011: ASEAN Economy in a Global Economy of Nations
5
 Market size: 591 juta dan 80% penduduknya berusia di bawah
45 tahun
 GDP growth 4,4% tahun 2008 dan 1,3% tahun 2009, total
GDP/capita meningkat dari US$ 960 tahun 1998 menjadi US$
2.521 tahun 2009, dan total GDP US$ 1,5 trilyun pada 2009
 ASEAN Free Trade Agreement (AFTA) disepakati 1992, mulai
diterapkan tqhun 2002 dan Januari 2010 ASEAN-6
menghapus seluruh tariff pada kategori “Inclusion List”
 Pada tahun 2010, 99,11% tariff ASEAN-6 adalah 0%, dan
98,86% tariff ASEAN-4 berada di kisaran 0-5%
 Kerangka kerjasama perdagangan barang, jasa dan investasi
telah berjalan sejak 1990-an: CEPT-AFTA 1992; ASEAN
Framework Agreement on Services (AFAS, 1995) dan ASEAN
Investment Area (1998)
6
Mengapa MEA 2015


Perdagangan intra dan extra ASEAN terus berkembang
 tumbuh kesadaran untuk menjaga Sentralitas
ASEAN dalam peta dunia yang semakin mengarah
pada regionalism
Impetus untuk mewujudkan AEC antara lain:
 meningkatkan daya saing dan daya tarik vis a vis
RRT dan India;
 meningkatkan kesatuan dan posisi tawar ASEAN
dalam rangka perundingan ASEAN + 1 (RRT, Korea,
Jepang, Australia-NZ, India) dan arsitektur reginal
baru (ASEAN+3/ASEAN+6/ASEAN+8?);
 merespon meningkatnya trend regionalism vs
multilateralism
7
ASEAN Institutional Framework
ASEAN
SUMMIT
Reporting Line
Coordination
ASEAN
COORDINATING
COUNCIL
Committee of Permanent
Representatives
ASEAN National Secretariats
(FOREIGN MINISTERS)
ASEAN POLITICALSECURITY COMMUNITY
COUNCIL
ASEAN ECONOMIC
COMMUNITY COUNCIL
ASEAN SOCIOCULTURAL
COMMUNITY COUNCIL
ASEAN SECTORAL
MINISTERIAL
BODIES
ASEAN SECTORAL
MINISTERIAL
BODIES
ASEAN SECTORAL
MINISTERIAL
BODIES
SECTORAL
SOMs
SECTORAL
SOMs
SECTORAL
SOMs
8
ASEAN
Summit
AEC
Council
AEM
AFTA
Council
AFMM
AMAF
AMEM
AMMin
AMMST
TELMIN
ATM
M-ATM
AMBDC
AIA
Council
HLTF-EI
SEOM
AFDM
SOMAMAF
Customs
DG
ASOF
SOME
ASOMM
COST
TELSOM
STOM
ATRC
Committee of Permanent Representatives
NTOs
AMBDC
SC
HLFC
ASEAN National
Secretariats
Note:
AFMM: Finance; AMAF: Agri, Forestry, Fisheries; AMEM: Energy; AMMin: Minerals; AMMST: Science & Technology
TELMIN: Telecom & Information Technology; ATM: Transport; M-ATM: Tourism;
AMBDC: ASEAN Mekong Basin Development Cooperation
Coordination
Reporting
9
ASEAN Vision 2020
A stable, prosperous, and highly competitive region with
equitable economic development, and reduced poverty and
socio-economic disparities (ASEAN Summit, Kuala Lumpur,
December 1997)
Bali Concord II 2003
Three pillars of realizing ASEAN Vision: ASEAN Economic
Community, ASEAN Security Community, ASEAN SocioCultural Community (ASEAN Summit, Bali, October 2003)
10
Bali Concord II 2003
ASEAN Economic Community: “free flows of goods, services,
investment, skilled labor and freer flow of capital” no later than
2020
(Target 2020 dipercepat menjadi 2015 pada ASEAN Summit
bulan Januari 2007)
Pada tahun 2003 juga disepakati 11 Priority Integration Sectors
(7 goods dan 4 services) yang ditargetkan mencapai integrasi
pada 2010 (pada tahun 2005 ditambah satu lagi PIS services:
logistics services)
KTT ASEAN 2007 Singapore
AEC Blueprint 2015 disahkan, bersama penandatanganan
ASEAN Charter
11
(7 sektor barang, 5 sektor jasa-jasa)
Agro-based products
Air travel
Automotive
E-ASEAN
Electronics
Fisheries
Healthcare
Rubber-based products
Textiles & apparels
Tourism
Wood-based products
Logistics Services (2013)
12
MEA 2015 DAN
PERKEMBANGAN SAAT INI
13
AEC Blueprint
• AEC Blueprint  cetak-biru dalam mewujudkan AEC 2015,
memuat secara komprehensif elemen2, specific measures dan
timeframe bagi pelaksanaan setiap measure hingga 2015
• AEC Blueprint:
 menampung seluruh perjanjian/kesepakatan ASEAN di
bidang ekonomi;
 dapat membantu proses perencanaan ASEAN dan
anggota secara lebih baik,
 kemajuannya dapat diukur, dan
 menjadi alat menegakkan disiplin anggota  setelah
menyepakati ASEAN Charter maka kesepakatan ASEAN
secara hukum menjadi mengikat (legally binding)
14
Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015
Pasar Tunggal dan
Basis Produksi
Regional
Kawasan Berdayasaing Tinggi
Kawasan dengan
Pembangunan
Ekonomi yang
Merata
Integrasi dengan
Perekonomian
Dunia
15
ELEMEN/PILAR AEC
ASEAN ECONOMIC COMMUNITY
Strategic Schedule
SINGLE MARKET AND
PRODUCTION BASE
COMPETITIVE
ECONOMIC
REGION
EQUITABLE
ECONOMIC
DEVELOPMENT
INTEGRATION INTO
THE GLOBAL
ECONOMY
SME development
Coherent
Approach towards
External Economic
Relations
Free flow of goods
Competition policy
Free flow of
services
Free flow of
investment
Consumer
Protection
Initiative for
ASEAN Integration
(IAI)
Intellectual
Property Rights
Freer flow of
capital
Enhanced
participation in
global supply
networks
Infrastructure
development
Free flow of skilled
labor
Taxation
Priority Integration
Sectors
e-Commerce
Food, Agriculture and
Forestry
Human Resource Development
Research and Development
16
Inti Sari AEC Blueprint
 Memuat kerangka dan elemen AEC, rencana aksi dan target
waktu hingga tahun 2015 (8 tahun)
 Kerangka AEC dengan masing-masing elemennya:
 SINGLE MARKET AND PRODUCTION BASE: free flows
of goods, services, investment, skilled labor and freer flow of
capital, Priority Integration Sectors (PIS), and food,
agriculture and forestry;
 COMPETITIVE ECONOMIC REGION: competition
policy, consumer protection, Intellectual Property Rights
(IPR), infrastructure development, energy, taxation, ecommerce
 EQUITABLE ECONOMIC DEVELOPMENT: SME
development, initiative for ASEAN Integration
 FULL INTEGRATION INTO GLOBAL ECONOMY:
coherent approach towards external economic relations,
enhanced participation in global supply networks
17
AEC Scorecard Periode 2008-2009
(per 20 Okt 2010)
98
96
95.37
94.4
94.4
93.6
94
92.6
92.59
91.6
92
90
88
86
86
85.19
85.8
84
82
80
BRUN
CAMB
INA
LAO
MAL
MYAN
PHIL
SING
THA
VIET
Sumber: ASEAN Secretariat
18
• AEC Council melaporkan sejumlah pencapaian & kemajuan di
•
•
•
•
bidang ekonomi kepada KTT ASEAN ke-17 bln Okt 2010
Goods: Entry into Force (EIF) ASEAN Trade in Goods
Agreement pada 17 Mei 2010; Finalisasi ASEAN Framework
Agreement on Facilitation of Goods in Transit; Pilot Project on
Self Certification mulai 1 Oktober 2010 antara Brunei, Malaysia
& Singapore;
Services: Pemenuhan threshold untuk the 7th ASEAN
Framework Agreement on Services Protocol (Protocol AFAS
7); penandatanganan Protocol AFAS 8;
Investment: Penyelesaian reservation list dari ASEAN
Comprehensive Investment Agreement;
Finance: Implementasi CMIM (Chiang Mai Initiative
Multilateralisation) mulai 24 Maret 2010;
19
• Agriculture & Forestry: Pengesahan ASEAN Integrated
Food Security (AIFS) Framework; Strategic Plan of Action on
ASEAN Food Security (SPA-FS); ASEAN Multi-Sectoral
Framework on Climate Change (AFCC); Sustainable Forest
Management; Forest Law Enforcement and Governance
•
(FLEG)
Competition: peluncuran ASEAN Regional Guidelines on
Competition Policy dan Handbook on Competition Policy and
Law in ASEAN for Business
• Consumer Protection: menerapkan Rapid Alert System
and Information Exchange di ASEAN, Mechanisms for
Cross Border Consumer Redress dan melakssanakan
berbagai training
• IPR: Penyusunan ASEAN IPR Strategic Plan 2011-2015;
20
• Energy: Implementasi ASEAN Plan of Actions on Energy
Cooperation 2010-2015;
• Transportation: Finalisasi ASEAN Multilateral Agreement
•
•
•
on Full Liberalisation of Passenger Air Services, dan
ASEAN Strategic Transport Plan 2011-2015;
ICT: Peluncuran ASEAN ICT Master Plan 2011-2015;
Tourism: Finalisasi ASEAN Tourism Strategic Plan 20112015;
SME Development: Penyusunan Strategic Plan of Action
for ASEAN SME Development 2010-2015; pembentukan
ASEAN SME Advisory Body
21
• Connectivity: Pengesahan ASEAN Connectivity Master
Plan;
• ASEAN+1 FTA: EIF AANZFTA & AIFTA; penyempurnaan
ACFTA-Goods; peluncuran perundingan AIFTA bidang
jasa & investasi; penjajagan perundingan AJCEPA bidang
jasa dan investasi; peluncuran ASEAN-China Business
Portal; pembentukan AANZFTA Support Unit;
pembentukan 4 ASEAN-Plus Working Groups, dll
22
Measures untuk Periode
Implementasi 2010-2011
 Total measures yang harus diimplementasikan pada
periode 2010-2011: 184, sebanyak 169 measures
merupakan individual measures of AMS;
 Kategori penilaian AEC Scorecard lebih baik dari
penialaian 2008-2009 (fully implemented dan not fully
implemented), yaitu fully implemented, on-going, not
commence yet, dan not fully implemented
 Rata-rata tingkat implementasi AMS hingga Oct 2010
masih rendah, 17,75% dari total 169 measures. Matriks
measures untuk AEC Scorecard 2010-2011
 Kelambatan implementasi terjadi di bidang barang, jasa,
transportasi, dan lainnya seperti komitmen ASEAN + 1
lainnya.
23
KESIAPAN INDONESIA
MENGHADAPI MEA 2015
24
Kinerja Perdagangan Indonesia - ASEAN
In (000 million) US$
40.9
10.7
7.7
12.9 11.5
3.0
15.8
17.0
18.5
19.4
In million US$
Ekspor Indonesia ke
ASEAN
Impor Indonesia dari
ASEAN
Neraca Perdagangan
(INA - ASEAN)
Ekspor Indonesia ke
Dunia
Impor Indonesia dari
Dunia
Neraca Perdagangan
(INA - Dunia)
27.7
16.6
-0.9
2004
2005
2003
2004
-1.5
2006
Ekspor
Uraian
24.6
18.8
1.4
-1.2
2003
27.1
22.3 23.8
Impor
2005
-3.1
2007
2008
-13.8
(jan-jun) -2.2
2009
2010
Neraca Perdagangan
2006
2007
2008
2009
2010
(jan-jun)
10,725.30
12,994.20
15,823.70
18,483.10
22,292.10
27,170.80
24,623.90
16,550.55
7,729.80
11,494.40
17,039.90
19,379.20
23,792.10
40,991.70
27,722.00
18,781.94
2,995.50
1,499.80
-1,216.20
-896.10
-1,500.00
-13,820.90
-3,098.10
-2,231.39
61,058.20
71,584.60
85,660
100,798.60
114,100
137,020.40
116,510.03
72,558.68
32,550.70
46,524.50
57,700.90
61,065.50
74,473.40
129,197.30
96,829.24
62,937.38
28,507.50
25,060.10
27,959.10
39,733.10
39,626.60
7,823.10
19,680.79
9,621.30
Source: National Bureau of Statistics prepared by Ministry of Trade
Nilai Ekspor Indonesia ke Negara Anggota ASEAN
14.000
Nilai (US$ juta)
12.000
10.000
2005
2006
2007
2008
2009
8.000
6.000
4.000
2.000
0
BRU
CAMB
LAO
PHIL
MAL
MYAN
SING
THA
VIET
• Ekspor Indonesia yang paling nyata dengan SING dan THAI
terjadi pada tahun 2008,
• Ekspor ke MAL dan PHIL dari tahun ke tahun mengalami
peningkatan;
26
Nilai Impor Indonesia dari Negara ASEAN
Nilai (US$ juta)
25.000
20.000
2005
15.000
2006
2007
2008
2009
10.000
5.000
0
BRU
CAMB
LAO
PHIL
MAL
MYAN
SING
THA
VIET
• Namun, impor Indonesia terbesar juga berasal dari SING, MAL
dan THAI, dengan nilai tertinggi terjadi pada tahun 2008
27
Neraca Perdagangan Indonesia vs Negara ASEAN
4.000
Nilai (US$ juta)
2.000
0
BRU
CAMB
LAO
PHIL
MAL
MYAN
SING
THA
VIET
-2.000
-4.000
-6.000
2005
2006
2007
2008
2009
-8.000
-10.000
• Neraca perdagangan INA surplus dengan PHIL, VIET, CAMB, MYAN dan
LAO selama 2005 – 2009; dengan MAL kembali surplus pada thn 2009
• Dengan BRUN dan THA sepanjang 2005-1009 selalu mengalami defisit;
• Defisit perdagangan dengan SING pada 2008-2009 cukup besar.
28
Nilai Ekspor Indonesia ke ASEAN, Negara Mitra dan Dunia
Periode 2005-2009
160,000.0
140,000.0
Nilai: juta US$
120,000.0
100,000.0
80,000.0
60,000.0
40,000.0
20,000.0
0.0
2005
2006
ASEAN
CHINA
2007
JEP ANG
KOREA
2008
INDIA
AUSTRALIA
2009
DUNIA
Nilai ekspor ke ASEAN, Negara Mitra, dan Dunia dari tahun ke tahun
mengalami peningkatan, tertinggi pada tahun 2008. Setelah ASEAN, Jepang
merupakan negara tujuan ekspor penting Indonesia
29
Impor Indonesia dari ASEAN, Negara Mitra dan Dunia
Periode 2005-2009
140,000
Nilai : Juta US$
120,000
100,000
80,000
60,000
40,000
20,000
0
2005
ASEAN
2006
CHINA
2007
JEPANG
KOREA
2008
INDIA
AUSTRALIA
2009
DUNIA
30
Kinerja Perdagangan Jasa ASEAN
 Rata-rata sektor jasa menyumbang 40-50% thdp GDP negaranegara ASEAN
 Kontribusi sektor jasa ke GDP di Singapura mencapai lebih dari
65%, yang terendah adalah Laos + 25%
Export 2007
Philippines
5.2%
Singapore
45.4%
Myanmar
0.2%
Malaysia
19.1%
Lao PDR
0.2%
Thailand
19.1%
Indonesia
5.3%
Cambodia
0.9%
Brunei
Darussalam
0.5%
Viet Nam
4.1%
Ekspor jasa INA berada pada urutan ke-4 setelah SIN, THA & MAL,
hampir sama dgn PHI
Philippines
4.1%
Myanmar
0.3%
Import 2007
Singapore
40.0%
Malaysia
15.5%
Lao PDR
0.1%
Thailand
21.7%
Indonesia
13.2%
Cambodia
Brunei
0.4%
Darussalam
0.6%
Viet Nam
4.0%
SIN juga importir jasa terbesar di ASEAN, diikuti THA, MAL & INA di
urutan ke-4
Beberapa Kondisi Sistemik
Warta Ekonomi (Nomor 26 Tahun XXI,
28 Desember 2009-10 Januari 2010)
Infrastruktur
 Jalan-raya 34.000 km, sebagian besar peninggalan jaman
Belanda
 Jalan tol hanya 1,82% dari total jalan raya; pertumbuhan dalam 1
dekade terakhir hanya 3% per tahun
 Neraca listrik PLN defisit 10,95 gigawatt
 Rasio panjang jalan dan jumlah pelabuhan adalah 4,5 ribu
km/pelabuhan
Regulasi
 Masih perlu perbaikan pada indikator (1) starting business, (2)
dealing with permits, (3) employing workers, (4) registering
property, (5) getting credit), (6) protecting investors, (7) paying
taxes, (8) trading across borders, (9) Enforcing contracts, (10) closing
business
34
Warta Ekonomi (Nomor 26 Tahun XXI,
28 Desember 2009-10 Januari 2010)
Konsumerisme


Pertumbuhan ekonomi semakin ditopang oleh konsumsi
publik yang secara agregat tidak memberikan nilai tambah
bagi masyarakat dan negara
Perilaku konsumtif disebabkan oleh tingkat pendidikan
rendah, perkembangan IT yang mempengaruhi gaya hidup,
iklan yang semakin gencar mendorong ke arah konsumsi
Daya Saing

Global Competitiveness Index 2009-2010: peringkat
Indonesia yang berada pada urutan ke-4 di ASEAN (rank
54-55 di dunia)
35
GCI 2009-2010
GCI 2008-2009
Rank
Rank
Singapore
3
5
Malaysia
24
21
China
29
30
Thailand
36
34
Indonesia
54
55
Viet Nam
75
70
Philippines
87
71
36
Warta Ekonomi (Nomor 26 Tahun XXI,
28 Desember 2009-10 Januari 2010)
Infrastruktur Teknologi
 Pertumbuhan jaringan telepon per 1.000 orang dan pemakaian

telepon bergerak per 1.000 orang masih rendah dibanding Malaysia,
Singapore dan Thailand
Berdampak pada ketertinggalan pelaku usaha dalam hal akses
kepada data dan informasi pasar
Akses Permodalan
 Data World Bank 2008 menunjukkan bahwa akses pada
permodalan masih lebih baik daripada China dan India, namun
masih berada di bawah Malaysia, Thailand dan Singapore. Tetapi
maslaah utama adalah tingkat suku bunga (INA adalah yang
tertinggi di ASEAN!)
37
Mengapa? Karena FTAs?

Utilisasi fasilitas FTA oleh Negara Mitra dan oleh INA masih
rendah*

Contoh dalam ACFTA: ekspor China ke INA tahun 2009 total
US$ 14.7 milyar namun hanya 16,7% di antaranya (US$ 2,44
milyar) yang memanfaatkan skim preferensi tarip ACFTA
menggunakan Certificate of Origin Form E

Produk mitra FTA masuk ke INA dengan memanfaatkan MFN
tariff rate, atau melalui negara ketiga. Ini memerlukan
kemampuan lakukan verifikasi Certificate of Origin oleh INA
(apakah telah memenuhi origin criteria)
 What is the bottom-line problem? Competitive disadvantage!
Ada atau tidak ada FTA dengan ASEAN, China atau negara
mana pun, masalahnya tetap sama
38
Impor dengan Fasilitas FTA masih rendah
•
Secara agregat kegiatan perdagangan dengan skim FTA masih rendah dibanding dengan skim
MFN
39
39
Pemanfaatan SKA Preferensi FTA
Penggunaan SKA Preferensi FTA, Januari-Agustus 2010 (Nilai dalam US$)
No
Jenis Preferensi
Jumlah SKA
Nilai SKA
IJEPA
21,018
16,159
76,300
35,377
1,711,765,448
3,520,368,697
6,084,182,794
1,811,422,352
Total
148,854
13,127,739,291
1
AKFTA
2
ACFTA
3
AFTA
4
Nilai Ekspor
Terhadap Total Ekspor (%)
4,463,510,709
38.35
8,216,776,618
42.84
17,293,025,051
35.18
10,407,140,435
17.41
40,380,452,813
32.51
Sumber: Sucofindo (diolah Litbang Perdagangan)
TINGKAT PENERIMAAN SKA FORM E
Total Impor
Non Migas
Total Penerimaan
Form E
% Penerimaan
Form E
TAHUN 2008
14.947.903.330
1.831.004.206,74
12,25%
TAHUN 2009
13.491.361.079
2.188.687.326,37
16,22%
Sumber: Dit.Informasi Kepabeanan dan Cukai
40
STRATEGI INDONESIA
MENGHADAPI MEA 2015
41
Pengaman
an Pasar
Domestik
Penguatan
Daya Saing
Global
Penguatan
Ekspor
Pertumbuhan & Stabilitas Ekonomi
42
I.
1.
2.
3.
4.
5.
Pengamanan Pasar Produk Dalam Negeri
Pengetatan pengawasan penggunaan Surat Keterangan Asal barang
(SKA) dari negara mitra FTA.
Penggunaan produk dalam negeri dengan gerakan ACI, kampanye
“Nation Branding”, dan pengemb ekonomi kreatif (Inpres No. 6/2009:
Program Ekonomi Kreatif yg hrs dilaksanakan 27 Kementerian dan
PEMDA) PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF.ppt
Menciptakan perdagangan yang sehat dan iklim usaha yang kondusif:
reformasi kebijakan pendukung investasi, pengemb kawasan
perdagangan bebas dan kawasan ekonomi khusus, dan peningkatan
pelayanan perizinan perdagangan bagi dunia usaha (Unit Pelayanan
Perdagangan, Inatrade, NSW, SKA Online)
Tindakan pengamanan produk dalam negeri dan pengawasan
terhadap barang beredar dan jasa
Menerapkan Early Warning System terhadap kemungkinan terjadinya
lonjakan impor.
43
II. Penguatan Daya Saing Global
1.
Ditetapkan UU Nomor 39 Tahun 2009 Tentang Kawasan Ekonomi
Khusus (KEK).
2. Perbaikan pelayanan publik (National Single Window (NSW),
National Infrastructure Quality, Pelayanan Terpadu Satu Pintu
(PTSP)/ Sistem Pelayanan Informasi dan Perijinan Investasi Secara
Elektronik (SPIPISE)
3. Peningkatan Efisiensi Perdagangan DN: revitalisasi pasar domestik,
pemberian KUR, penyaluran pupuk bersubsidi, bantuan pemasaran
UMKM dan pengemb jaringan kemitraan, pengemb ketrampilan
pelaku MUKM, pengemb UMKM ekspor, pengemb perdagangan
berjangka komoditi, pasar lelang dan resi gudang.
4. Pengembangan Infrastruktur lainnya: pembentukan lembagalembaga sertifikasi, Reformasi Regulasi, Harmonisasi Regulasi Pusat
dan Daerah, Penyusunan Regulasi
5. Menyusun peta logistik dan pasar dalam negeri untuk komoditas
strategis dan unggulan ekspor
44
III. Penguatan Ekspor
1. Peresmian LPEI pada tanggal 1 September 2009 (UU No. 2
tahun 2009), Arah Pengembangan Indonesia Eximbank Tahun
2010: Pembiayaan, Penjaminan, Asuransi, dan Sumber Dana
2. Promosi Pariwisata, Perdagangan dan Investasi
3. Program Pengembangan Produk dan Akses Pasar melalui
penciptaan brand, identifikasi potensi ekspor, dan pengemb
produk; serta Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Pelaku
Ekspor
4. Program Pengembangan Citra Indonesia: Promosi Produk
Ekspor Nasional (misi dagang, penetrasi pasar, dan promosi
ekspor), ikut serta dalam World Expo
5. Peningkatan Kerjasama dan Diplomasi Perdagangan
Internasional ditingkat Multilateral, Regional dan Bilateral serta
Penguatan peran perwakilan Luar Negeri: ATDAG, ITPC di
negara-negara potensi pasar Indonesia
45
HAL LAINNYA
1.
Program Reformasi Birokrasi
2.
Program peningkatan daya saing oleh masing-masing
Departemen Pembina Sektor (Industri, Koperasi dan UKM,
Pertanian, Perikanan, Kehutanan)
3.
Koordinasi dan Konsultasi antara instansi pemerintah dan
dengan dunia usaha secara reguler  komunikasi yang
intensif antara pemerintah dan pelaku usaha dalam
rangka membenahi infrastruktur yang diperlukan untuk
mendukung pelaku usaha meningkatkan dayasaingnya di
pasar ASEAN maupun non ASEAN
46
Upaya Pemerintah Meningkatkan “Doing Business”
No
Process
Days Before
Days
Targeted
1
Clearance of corporation name
7
1
2
Signing of act of deed
7
1
3
Domicile information
10
Omitted
4
Tax Identification Number
14
1
5
Opening account for paid-up capital
4
1
6
Payment of non-tax revenue
1
1
7
Validation of act of deed
30
7
8
Company registration
15
3
9
Stated in the State Gazette
2
2
10
Trade license
14
3
11
Registration of workers
14*
1*
12
Workers insurance
7*
1*
104
20
Days Total to Open Business
*Can be processed in parallel with # 10
47
Terima Kasih
www.depdag.go.id
CHAIRMAN OF ASEAN FOR 2011: INDONESIA
THEME: ASEAN ECONOMY IN A GLOBAL
ECONOMY OF NATIONS
48