Arah Kebijakan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) di Indonesia Atiek Koesrijanti Soeryo Adiwibowo

Download Report

Transcript Arah Kebijakan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) di Indonesia Atiek Koesrijanti Soeryo Adiwibowo

Arah Kebijakan Kajian Lingkungan
Hidup Strategis (KLHS) di Indonesia
Atiek Koesrijanti
Soeryo Adiwibowo
Triarko Nurlambang
Environmental Sector Program (ESP) 1
Indonesia State Ministry of the Environment and DANIDA
APA KLHS?
DEFINISI
Suatu proses sistematis dan komprehensif
untuk mengevaluasi dampak lingkungan,
pertimbangan sosial dan ekonomi, serta prospek
keberlanjutan dari usulan kebijakan, rencana,
atau program pembangunan
KLHS : Kajian Lingkungan Hidup Strategis (SEA: Strategic Environmental Assessment)
MENGAPA PERLU KLHS?


Meningkatkan manfaat pembangunan.
Rencana dan implementasi pembangunan lebih terjamin keberlanjutannya.
In some cases sustainability remains an implicit background policy. In other cases sustainability
issues are used as (Partidário, 1996b):
(i) benchmarks against which objectives and criteria in SEA can be measured; or
(ii) a strong policy that helps to shape new forms of decision-making in support of sustainable
development.
SEA contribution towards sustainability
1. Provides broader environmental vision
2. Ensures early consideration of environmental issues
3. Anticipates environmental impacts
4. Facilitates environmentally-oriented chain of actions
5. Contributes to integrated policy-making and planning (Partidario, 2003)


Mengurangi kemungkinan kekeliruan dalam membuat prakiraan/prediksi
pada awal proses perencanaan kebijakan, rencana, atau program
pembangunan.
Dampak negatif lingkungan di tingkat proyek pembangunan semakin efektif
diatasi atau dicegah karena pertimbangan lingkungan telah dikaji sejak
tahap formulasi kebijakan, rencana, atau program pembangunan.
PRINSIP-PRINSIP
●
●
●
●
●
●
●
●
Sesuai tujuan (fit for purpose)
Bersifat obyektif (objective led)
Dijiwai oleh semangat keberlanjutan
(sustainability led)
Komprehensif (comprehensive scope)
Relevan untuk keputusan (decision
relevant)
Integratif (integrative)
Partisipatif (participative)
Efektif biaya (cost-effectiveness)
KARAKTERISTIK
 Kajian dapat dilakukan secara BERJENJANG [tiering]:
◊ Nasional  provinsi  kabupaten/kota
◊ Kebijakan  rencana  program
 instrumen
PENGIKAT antar sektor, wilayah, dan lembaga 
menjawab distorsi pemahaman OTDA
 Fokus pada KONSEP, bukan rancangan teknis fisik.
 Antisipatif terhadap dampak lingkungan yang bersifat
KUMULATIF, TIDAK LANGSUNG, dan SINERGISTIK..
BEDA DENGAN AMDAL [1]
POSISI
SIFAT
JANGKAUAN
LIPUTAN
KEPUTUSAN
AMDAL
KLHS
Studi kelayakan proyek [HILIR]
Perumusan kebijakan,
rencana, dan program [HULU]
Wajib
Kontekstual (masih dalam
proses pembahasan)
Areal proyek, dsk
Wilayah
Definisi yg jelas saat dimulai &
berakhirnya proyek
Kajian dapat bersifat tiering
(berjenjang): kebijakan,
rencana, program; nasional,
provinsi, kebupaten/kota
Kelayakan lingkungan proyek
pembangunan
Fokus pada upaya mitigasi
dampak
Mengarahkan keberlanjutan
pembangunan
BEDA DENGAN AMDAL [2]
AMDAL
PRODUK
Dokumen ANDAL, RKL, RPL
KLHS
Dokumen KLHS
Dokumen KRP
PEMRAKARSA
Pemerintah/swasta
Pemerintah
INSTITUSI PENILAI
Diperlukan institusi yang
berwenang memberikan
penilaian & persetujuan AMDAL
Tidak diperlukan institusi yg
berwenang memberikan
penilaian & persetujuan KLHS
TIPOLOGI
Kebijakan
Perencanaan
Program
Proyek
KAJIAN LINGKUNGAN
Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
KLHS Programatik
KLHS Kebijakan
AMDAL
KLHS Regional
KLHS Sektoral
Source: Partidario, 2000
Rekomendasi Kebijakan

Apapun definisi KLHS yang akan dikonstruksikan definisi tersebut
tidak boleh eksklusif, tidak boleh menjadi rujukan tunggal dan tidak
boleh menegasikan definisi lain yang kemungkinan akan timbul dan
dikonstruksikan oleh para akademisi, praktisi atau institusi tertentu.

Definisi KLHS setidaknya perlu mengandung 4 komponen:
– Diselenggarakan pada tahap awal perumusan kebijakan,
rencana atau program KRP);
– Menelaah dampak lingkungan dari KRP
– Mempertimbangkan aspek sosial dan ekonomi
– Mempertimbangkan aspek keberlanjutan
Definisi KLHS untuk Indonesia
Suatu proses sistematis dan komprehensif untuk mengevaluasi dampak
lingkungan, pertimbangan sosial dan ekonomi, serta prospek keberlanjutan
dari usulan kebijakan, rencana, atau program pembangunan
(A systematic and comprehensive process to evaluate environmental impact,
social and economic consideration, as well as sustainability assurance of
proposed development policy, plan or programs)
Atribut
AMDAL
KLHS
Posisi
Akhir siklus pengambilan keputusan
Hulu siklus pengambilan keputusan
Pendekatan
Cenderung bersifat reaktif
Cencerung pro-aktif
Fokus analisis
Identifikasi, prakiraan & evaluasi
dampak lingkungan
Evaluasi implikasi lingkungan dan
pembangunan berkelanjutan
Dampak kumulatif
Amat terbatas
Peringatan dini atas adanya dampak
kumulatif
Titik berat telaahan
Mengendalikan dan meminimumkan Memelihara keseimbangan alam,
dampak negatif
pembangunan berkelanjutan
Alternatif
Alternatif terbatas jumlahnya
Banyak alternatif
Kedalaman
Sempit, dalam dan rinci
Luas dan tidak rinci sebagai
landasan untuk mengarahkan visi &
kerangka umum
Deskripsi proses
Proses dideskripsikan dgn jelas,
mempunyai awal dan akhir
Proses multi-pihak, tumpang tindih
komponen, KRP merupakan proses
iteratif & kontinyu
Fokus pengendalian
dampak
Menangani simptom kerusakan
lingkungan
Fokus pada agenda pembangunan
berkelanjutan, terutama ditujukan
utk menelaah agenda keberlanjutan,
Tujuan KLHS
Tiga macam tujuan KLHS (Sadler 2005: 20):
● Instrumental
● Transformative
● Substantive
Rekomendasi Kebijakan
●
●
Dalam Buku Pegangan dan Pedoman KLHS perlu
disebutkan bahwa tiga macam tujuan KLHS merupakan
pilihan terbuka
Pengguna perlu memahami konsekuensi yang dihadapi
bila yang dipilih adalah KLHS tujuan transformative atau
subtantive
Manfaat KLHS
●
●
●
●
●
●
●
Merupakan instrumen proaktif dan sarana pendukung pengambilan
keputusan,
Mengidentifikasi dan mempertimbangkan peluang-peluang baru melalui
pengkajian sistematis dan cermat atas opsi pembangunan yang
tersedia,
Mempertimbangkan aspek lingkungan hidup secara lebih sistematis
pada jenjang pengambilan keputusan yang lebih tinggi,
Mencegah kesalahan investasi dengan berkat teridentifikasinya peluang
pembangunan yang tidak berkelanjutan sejak dini
Tata pengaturan (governance) yang lebih baik berkat keterlibatan para
pihak (stakeholders) dalam proses pengambilan keputusan melalui
proses konsultasi dan partisipasi
Melindungi asset-asset sumberdaya alam dan lingkungan hidup guna
menjamin berlangsungnya pembangunan berkelanjutan,
Memfasilitasi kerjasama lintas batas untuk mencegah konflik, berbagi
pemanfaatan sumberdaya alam, dan menangani masalah kumulatif
dampak lingkungan.
Manfaat KLHS
Dua manfaat utama KLHS:
● Mengatasi kelemahan dan keterbatasan AMDAL
● Mempromosikan pembangunan berkelanjutan dan
ramah lingkungan dengan lebih efektif
Rekomendasi kebijakan
Di dalam Buku Pegangan dan Pedoman KLHS perlu
dicantumkan macam manfaat KLHS
Prinsip, Nilai Dasar & Mutu KLHS
Nilai dasar (diperoleh dari hasil pilot project KLS)
 Keterkaitan (interdependency)
 Keberlanjutan (sustainable)
 Keadilan sosial dan ekonomi (socio-economic just)
Mutu KLHS: SEA performance criteria (IAIA 2002)
Rekomendasi Kebijakan
Di dalam Buku Pegangan dan Pedoman KLHS perlu
dicantumkan prinsip, nilai dasar dan mutu KLHS
Pendekatan KLHS
Ada 4 macam pendekatan KLHS
● KLHS dengan pendekatan menyerupai AMDAL (EIA
mainframe)
● KLHS sebagai instrumen penilaian lingkungan
(appraisal style)
● KLHS sebagai kajian terpadu (sustainability appraisal)
● KLHS sebagai pendekatan untuk pengelolaan sumber
daya alam berkelanjutan
Rekomendasi Kebijakan
1. Hindari untuk mengharuskan menggunakan pendekatan
yang seragam untuk aplikasi KLHS.
2. Mendorong pemerintah pusat, provinsi, kabupaten dan kota
untuk mengembangkan pendekatan/kelembagaan KLHS
yang sesuai dengan kondisi Indonesia dgn
mempertimbangkan:
– Sumber daya manusia dan kapasitas institusi
– Kompleksitas aplikasi dan pembahasan KLHS
– Peluang untuk menerbitkan kebijakan, rencana atau
program
– Peluang penguatan birokrasi
3.7. Macam Aplikasi KLHS
7 Macam Aplikasi KLHS di Indonesia
KLHS Tata Ruang
KLHS Rencana Pembangunan Nasional (RPJPN, RPJMN)
KLHS Rencana Pembangunan Daerah (RPJPD, RPJMD)
KLHS Regional (Daerah Aliran Sungai, Kawasan Ekonomi Khusus)
KLHS Program Pengembangan Kota
KLHS Sektor
KLHS Pengelolaan Sumber Daya Alam (Nasional, Provinsi, Kabupaten,
Pulau)
Macam Aplikasi KLHS
Ruang
SEA
Natural
Resource
(SENRA)
Nasional
Provinsi
Kabupaten
SEA
Urban
Dev
(NUES)
Kota
Proyek
KLHS
Rencana
Pembanguna
n
KLHS
Tata
Ruang
AMDA
L
Waktu
Proyek
Program
Rencana
Kebijakan
Rekomendasi Kebijakan
KLHS
Tata
Ruang
KLHS
Sektor
KLHS
Rencana
Pembanguna
n
KLHS
Regional
KLHS
Kebijakan
Pengelolaan
SDA
Pedoman
Teknis KLHS
Perlu
ditetapkan
peraturan
perundangan
ttg KLHS
Peraturan
Pemerintah
tentang
KLHS
Rekomendasi Kebijakan
●
Amalgamasi atau Integrasi Pertimbangan Lingkungan
Proses amalgamasi
(merging)
Proses Integrasi
KRP
KLHS
SISTEM PERENCANAAN & KLHS
PERENC. PEMB. NAS
PERENC. SEKTOR NAS
PERENC. TATA RUANG NAS
KLHS
 BAPPENAS
 BKTRN
 DPU
 SEKTOR
 DDN
P’RNC. PMB. Daerah/ Prop
Nasional
 KLH
Propinsi
PERENC. SEKTOR - Prop
 BAPPEDA
 BKPRD
 DINAS
P’RNC.TAT’ RUANG - Prop
 BAPEDALDA
KLHS
Kab/ Kota
P’RNC. PMB. Daeran/ Kab
BAPPEDA
 BKPRD
 DINAS

PERENC. SEKTOR - Kab
P’RNC. TAT’ RUANG Kab
KLHS
 BAPEDALDA
KLHS Prosedur & Metode
KLHS menyerupai
AMDAL
KLHS Penilaian Lingkungan
KLHS Tipe Analisis
Terpadu SDA
Penapisan
Penapisan
Penilaian awal
Pelingkupan
Analisis efek lingkungan
Analisis Terpadu Sumber
Daya Alam
Laporan KLHS
Lingkup dan karakter efek
lingkungan
Final Analisis Terpadu
Sumber Daya Alam
Partisipasi Masyarakat
Pencegahan efek lingkungan
Konsultasi
Lingkup dan karakter efek
residual
Pengambilan Keputusan
Tindak lanjut dan pemantauan
efek lingkungan
Pemantauan
Kepedulian masyarakat dan
stakeholders
Sadler (2005: 18)
Rekomendasi Kebijakan
Buku Pegangan dan Pedoman KLHS harus memuat:
● KLHS adalah “marga” konsep, pendekatan dan
instrumen
● Mendorong pengembangan KLHS yang sesuai
dengan kondisi Indonesia
Sukarela dan Wajib
●
Wajib vs Sukarela: perdebatan
●
Pemerintah Pusat menetapkan kebijakan, rencana, atau
program tertentu yang wajib KLHS tanpa melalui proses
penapisan
●
Kebijakan, rencana, atau program tertentu wajib KLHS
setelah menempuh proses penapisan yang dilakukan
oleh instansi pemerintah yang berkepentingan. Proses
penapisan dapat dilakukan oleh
– Pemerintah pusat
– Pemerintah Provinsi, Kabupaten, Kota
Proses Penapisan
KLHS
Tanpa proses
Penapisan
Proses Penapisan
Perilaku Dampak
Lingkungan
Karakter Kebijakan,
Rencana & Program
Kemungkinan potensi
dampak penting
● Dampak kumulatif
● Resiko terhadap
keberlanjutan ekosistem
●
Kemungkinan ancaman
terhadap keberlanjutan
pembangunan
● Kemungkinan kerusakan
sumber daya alam
●
Daftar Uji, Matrik
Ya
Wajib KLHS
Keputusan
Tidak
Tidak Wajib
Contoh Simplifikasi Model Kajian Integrasi Pembangunan dan LH
(KLHS)
Sistem Lingkungan Hidup
Kejadian ekstrim (bencana)
Perubahan pada emisi
dan tutupan lahan
Tekanan
Ekonomi
Perubahan pada
pola produksi
dan konsumsi
KEBIJAKAN
Mitigasi
Adaptasi
Kerentanan
Tekanan LH
Naiknya permukaan air laut
Ketersediaan SD Air,
udara dan
tanah berkualitas
Perubahan pada SD
Air, Tanah,
Permodalan,
Ketenagkerjaan, dan
produktifitas
Dampak pd Ekonomi
Dampak pd LH
Perubahan Iklim
dan Variasinya
Sistem Ekonomi
Policy recommendation for SEA Guideline
SEA Institution/Approach
Factor
EIA
mainframe
EIA
Modified
Integrated
Assessment
Capacity of institution and
human resource requirements
M
M
H
H
Level of difficulty of SEA
application and review
L
M
H
H
Opportunity to develop better
PPP
M
M
H
H
Opportunity to increase
bureaucracy
H
M
L
L
Sustainable
Resource
ROAD-MAP RENCANA APLIKASI KLHS
TUJUAN
Merancang garis besar rencana penerapan KLHS pada proses perumusan,
pelaksanaan dan pengendalian Perencanaan Pembangunan
HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
• 3 aspek mendasar: capacity building (lembaga, SDM, Sistem)
• Persiapan perumusan perencanaan pembangunan daerah
a. Persyaratan substansi
b. Persyaratan pelaksanaan perencanaan
• Proses perumusan perencanaan pembangunan daerah
a. Tata laksana dan koordinasi
b. Kriteria kinerja perumusan
• Pelaksanaan dan pengendalian pembangunan daerah
a. Kriteria kinerja pelaksanaan
b. Sistem pengendalian
OUTPUT TUGAS
Berupa penjelasan singkat identifikasi permasalahan di atas dan dapat dengan
menggunakan skema ataupun butir-butir penjelasan. Masing-masing kelompok dimohon
untuk mempresentasikan output ini pada sesi I hari Jumat tgl 1 Agustus 2008.
Terima kasih
Jika menggunakan
pendekatan regional maka
akan dilihat lebih holistik
/komprehensif (capturing) dan
sistemik; prioritas nya adalah
kebutuhan stakeholder
Penetapan Prioritas
Pembangunan
Relatif lebih mudah
Pengang
guran
Pertmbhn
eko. rendah
REGION
Relatif lebih sulit
Tabungan
terbatas
Jabodetabekcur
Keluarga
besar
Pendapatan
/kapita
rendah
Permintaan
tenga kerja
tinggi
Sedikit input
modern
Kurang
modal
Daya beli
rendah
Laju
kelahiran
tinggi
Produktifi
tas rendah
Kesehatan
buruk
Pendidikan
kurang
Perumahan
tak layak
Ouput
pertanian
kecil
Diet jelek
Kemiskinan
Output/
pekerja
kurang
Jika menggunakan
pendekatan sektoral
maka sulit menentukan
prioritas diantara sektorsektor
Kondisi hidup
tak sehat
Kurang gizi
Kondisi Krisis Ekologi dan Pembangunan
B
e
r
b
a
s
i
s
R
e
g
i
o
n
a
l
Tidak Layak
untuk
melanjutkan
kegiatan
pembangunan
Krisis
Ekologi
Layak untuk
melanjutkan
kegiatan
pembangunan
A
k
t
i
f
i
t
a
s
P
e
m
b
a
n
g
u
n
a
n
Kondisi
Pembangunan
mengarah kritis
 perlu
perlakuan
khusus
Ambang batas
Tingkat
Pembangunan
Jabodetabekjur
Kondisi
Pembangunan sudah
kritis  Kegiatan
Pembangu Utama
perlu dibekukan/
dihentikan
Tingkat
Pembangunan
Jabodetabekjur
Kondisi
pembangunan
yg aman 
perlu/ dapat
dipertahankan
kelangusngan
nya
Tingkat
Pembangunan
Jabodetabekjur
Ambang batas
A
k
t
i
f
i
t
a
s
M
a
s
y
a
r
a
k
a
t
Waktu
Kondisi Krisis Ekologi dan Pembangunan
gud
ang
Hutan
Sawah/ tegalan
Perumahan
T0
Commercial
Area
Pelab
uhan
tn
Hutan
gud
ang
t0
Perumahan
Housing
allocation
gud
ang
Pelab
uhan
Commercial
Area
gud
ang
Sawah/
tegalan
Tn
• Ketimpangan kesejahteraan sosial
• Akses tidak merata terhadap fasum/ fasos
• Tingkat pelanggaran hukum masih tinggi (pidana dan perdata)
• Masih terjadi ketimpangan/
disparitas pembangunan
ekonomi (wilayah hilr dan hulu)
• Pembangunan sektor sekunder
(manufaktur/ industri) dan sektor
tersier (jasa) semakin
mendominasi
• Pembangunan Infrastruktur
terkonsentrasi di wilayah
perkotaan (hilir)
Sosial
Pembangunan
Berkelanjutan
• Sumberdaya Air menjadi
sangat sensitif ketersediaannya
dibandingkan kebutuhan yang
meningkat pesat (di sektor
industri dan pemukiman baru di
wilayah perkotaan)
• Pencemaran air dan udara
berpotensi menjadi semakin
tinggi, khususnya di wilayah
perkotaan
• Sumberdaya alam lainnya
belum tergali optimal
• lintas sektoral
• lintas wilayah
Adm.
Ekonomi
SDA/ LH
• Masih ada keluhan dari pelaku pembangunan swasta nasional/ asing dan masyarakat terhadap
kinerja pemerintah (good governance dan layanan publik)
• Masyarakat dan pelaku pembangunan belum menyatu dalam proses pembangunan
• Mendambakan Civil Society / Masyarakat Madani – Parisipasi Aktif Masyarakat dalam Pembangunan
Perbandingan Penilaian Daya
Dukung Lingkungan
Motif Perda
SDA yang
Diatur
Di
P. Jawa
Retribusi ijin usaha
(pajak) atau
pemberian ijin untuk
eksploitasi SDA
Tindakan
kolaboratif
pengelolaan
dan
pemanfaatan
SDA
Hak masyarakat
untuk akses,
pemanfaatan dan
kontrol atas SDA

Dg kriteria dunia


Dg khas Indonesia tanpa
pengelolaan sampah &CO2


Dg khas Indonesia
dg pengelolaan sampah dan CO2
Overshoot :
- 462.832.500 ha
Overshoot
- 71.113.436 ha
Overshoot
- 139.695.000 ha
Total
(%)
Air
28
16
2
46 (39%)
Tanah
11
1
0
12 (10%)
Hutan
15
10
7
32 (27%)
Tambang
17
0
0
17 (14%)
Baku Mutu
Lingkungan
0
9
3
12 (10%)
Total
(Persentase)
71 (60%)
36 (30%)
12 (10%)
119 (100%)

Perda
di
P. Jawa per
Tingkat
Wilayah

Jika jejak ekologi diturunkan 90%
maka lahan di P Jawa mencukupi
Motif Perda
Retribusi ijin
usaha (pajak) atau
pemberian ijin
untuk eksploitasi
SDA
Tindakan
kolaboratif
pengelolaan &
pemanftan SDA
Hak masyarakat
untuk akses,
pemanftan dan
kontrol atas SDA
Total
(%)
Provinsi
16
18
3
37 (31%)
Kabupaten
46
15
8
69 (58%)
Kota
9
3
1
13 (11%)
71
(60%)
36
(30%)
12
(10%)
119
(100%)
Total
(Persentase)
Kehidupan dan Pembangunan
Lingkungan Hidup
Definisi
Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang
dengan semua benda, daya, keadaan,
dan makhluk hidup, termasuk manusia
dan perilakunya, yang mempengaruhi
kelangsungan perikehidupan dan
kesejahteraan manusia serta mahluk
hidup lainnya (UU no. 23 tahun 1997
tentang Lingkungan Hidup, Bab 1, pasal
1)
Ruang
Definisi
Ruang adalah wadah yang meliputi ruang
darat, ruang laut dan ruang udara,
termasuk ruang di dalam bumi
sebagai satu kesatuan wilayah,
tempat manusia dan mahluk hidup
lain, melakukan kegiatan, dan
memelihara kelangsungan
hidupnya (UU no. 26 tahun 2007,
tentang Penataan Ruang, Bab 1 ,
Pasal 1)
• Hampir semua kegiatan kehidupan dan
Pembangunan perlu atau berkaitan dengan tempat/
lokasi/ ruang.
• Konsep Ruang identik dengan Lingkungan
PENGURANGAN RUANG
TERBUKA HIJAU DI
(Zone JABODETABEK
(Zone
B3 & B4)
(Zone
B5)
(Zone
B2)
(Zone
B1
N2
& N2)
(Zone
& B4) B1
(Zone
& B4)
(Zone
N2)
(Zone
N2)
N2)
Sumber: Citra
Landsat 30-07-1992
Oleh :Ditjen Penataan
Ruang dan LAPAN
1992
2001
Sumber: Citra
Landsat 17-07-2001
Oleh :Ditjen Penataan
Ruang dan LAPAN
Arah Kebijakan dan Tujuan Pembangunan
Basis Pembangunan Nasional :
Mainstreaming Pembangunan Berkelanjutan
Kebijakan Pembangunan Wilayah harus sejalan dengan
Pembangunan Lingkungan Hidup
OUTPUT:
Peningkatan Kesejahteraan
• Pro growth
• Pro-poor
• Sustainability
Dari Ide menjadi Realita
Peran Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Konsep/
Ide
KLHS :
“is a systematic process for
evaluating the environmental
consequences of proposed
policy, plan, or program
initiatives in order to ensure
they are fully included and
appropriately addressed at the
earliest appropriate stage of
decision-making on par with
economic and social
considerations” (Sadler dan
Verheem, 1996).
Visi & Misi
Tujuan
Pembangunan
Strategi
Pembangunan
Kajian
Lingkung
an Hidup
Strategis
KLHS:
“It is an integrative tools to
support cross-sectoral approaches,
which are needed to achieve long
term Sustainability Objectives”
Arah
Kebijakan
Program
Prosedur/
Peraturan
Pelaksanaan
Monitoring &
Evaluasi
Realita
KLHS sangat disarankan lembaga Persikatan Bangsa Bangsa dan sudah diterapkan dibanyak
negara (Eropah, Asia Timur, Amerika , Australia dan Afrika)
Kajian Lingkungan dalam konteks Tahap
Pengambilan Keputusan
Kebijakan
KAJIAN
LINGKUNGAN
HIDUP
STRATEGIS
Analisa
Dampak
Lingkungan
Perencanaan
Program
Proyek- Proyek
Kontribusi SEA bagi Penguatan
Penataan Ruang
Arah
Kebijakan,
Tujuan dan
Strategi
Pembangunan
Perlu lokasi
untuk ekeskusi
kegiatan
pembangunan
Penataan Ruang
berwawasan
Lingkungan dan
berbasis
Pembangunan
Berkelanjutan
RPJM/D
RTRW
B
K
P
R
N / D
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS
Pelaksanaan
Pembangunan
Proyek-Proyek