TEMA KKN TEMATIK BIDANG PENDIDIKAN

Download Report

Transcript TEMA KKN TEMATIK BIDANG PENDIDIKAN

LOKAKARYA KKN TEMATIK
Heris Hendriana
Hotel Situ Buleud Purwakarta, 28 Februari 2013
Hal-hal yang perlu diperhatikan
1. Pelaksanaan KKN Tematik bersamaan yaitu
pada bulan Mei sd. Juli. Ditandai dengan
pelepasan secara bersama di Gedung Sate.
2. Tema KKN Tematik meliputi tiga bidang yaitu
Pendidikan,
Kesehatan
dan
Ekonomi
(Kewirausahaan, Daya Beli)
3. Koordinasi
dengan
Pemerintah
Kabupaten/Kota melalui BAPEDA dan dinas
terkait.
TEMA KKN TEMATIK BIDANG
PENDIDIKAN
1. Wajar Dikdas 9 tahun, Pendidikan Universal
2. Pemberantasan Buta Aksara
3. Pendidikan Anak Usia Dini
Permasalahan yang berkaitan dengan bidang
pendidikan di Jawa Barat yang muncul antara lain :
(1) wajib belajar pendidikan dasar sembilan
tahun; (2) Pemberantasan Buta Aksara; (3)
Pendidikan Anak Usia Dini; (4) manajemen
berbasis sekolah; (5) gender; dan (6) program
paket A/B/C dan fungsional.
Bidang Pendidikan Dasar 9 Tahun
Tujuan Umum
Secara umum tujuan yang ingin dicapai dari KKN
tematik Wajar Sembilan Tahun ini adalah:
•
•
•
Mendukung program penuntasan wajib belajar
pendidikan dasar sembilan tahun di wilayah Jawa Barat.
Meningkatkan peran dan fungsi stakeholders terkait
dalam penuntasan wajib belajar pendidikan dasar
sembilan tahun.
Membantu pemerintah kabupaten, baik pada tahap
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi maupun dalam
mempertajam umpan balik program penuntasan wajar
sembilan yang sedang dijalankan pada kurun waktu ini.
Tujuan Khusus
Secara khusus tujuan yang ingin dicapai KKN tematik Wajar
sembilan tahun ini adalah:
- Melakukan pemetaan terhadap penduduk usia
pendidikan dasar (7-15 tahun).
- Mengidentifikasi permasalahan dan kendala sebagai
faktor penyebab banyaknya penduduk usia SMP yang
tidak sekolah ke SLTP/sederajat.
- Mendorong tingkat kesadaran masyarakat dan institusi
terkait untuk mendukung penuntasan wajib belajar
sembilan tahun.
- Menrencanakan dan melaksanakan program penuntasan
wajar dikdas sembilan tahun yang dapat dilaksanakan
selama KKN berlangsung.
- Memantapkan program tindak lanjut pasca KKN.
Pelaksanaan KKN Tematik
Wajar Dikdas 9 Tahun
a. Sosialisasi program KKN tematik Wajar Dikdas sembilan tahun
melalui rapat minggon desa, rembug desa, ajang sono, temu
kader, pengajian, atau kegiatan lainnya. Sasaran sosialisasi
meliputi camat, kepala desa, ketua RW/RT/kampung, kader PKK,
posyandu, dan atau tokoh masyarakat.
b. Melakukan pendataan terhadap:
c. Penduduk usia SD (7-12 tahun);
d. Siswa SD/MI/sederajat;
e. Lulusan SD yang melanjutkan ke SMP/M.Ts/sederajat;
f. Lulusan SD/MI/sederajat yang tidak melanjutkan ke SMP/M.Ts/
sederajat;
g. Penduduk usia SMP (12-15 tahun);
h. Siswa SMP/M.Ts./sederajat;
Pelaksanaan
Sosialisasi program KKN tematik Wajar Dikdas sembilan tahun melalui
rapat minggon desa, rembug desa, ajang sono, temu kader, pengajian,
atau kegiatan lainnya. Sasaran sosialisasi meliputi camat, kepala desa,
ketua RW/RT/kampung, kader PKK, posyandu, dan atau tokoh
masyarakat. Melakukan pendataan terhadap:
a.
Penduduk usia SD (7-12 tahun);
b.
Siswa SD/MI/sederajat;
c.
Lulusan SD yang melanjutkan ke SMP/M.Ts/sederajat;
d.
Lulusan SD/MI/sederajat yang tidak melanjutkan ke SMP/M.Ts/
sederajat;
e.
Penduduk usia SMP (12-15 tahun);
f.
Siswa SMP/M.Ts./sederajat;
g.
Kondisi orang tua yang anaknya tidak melanjutkan ke
SMP/M.Ts/sederajat;
h.
Kondisi geografi dan budaya masyarakat setempat;
i.
Kondisi SMP/M.Ts/sederajat.
Indikator Keberhasilan
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Terpetakannya data yang akurat tentang anak usia pendidikan dasar.
Jumlah anak usia SD (7-12 tahun).
Jumlah dan identitas anak putus seklah SLTP/sederajat.
Jumlah dan identitas anak SD kelas 6, baik yang akan melanjutkan
maupun tidak melanjutkan ke SLTP/sederajat setiap kecamatan.
Jumlah anak usia SMP(13-15 tahun) yang telah tamat SLTP/sederajat
setiap kecamatan.
Jumlah anak usia SMP(13-15tahun) yang sedang sekolah di SLTP/sederajat
setiap kecamatan.
Jumlah dan identitas anak usia SMP (13-15 tahun / lulusan
SD/MI/sederajat) yang tidak sekolah di SLTP/sederajat.
Tereviewnya APK SLTP kecamatan sehingga menjadi APK pembanding
terhadap APK yang sudah dihitung oleh dinas pendidikan setempat.
Meningkatnya APK SMP/M.Ts.
Mengurangi angka DO SMP/M.Ts.
Tujuan Umum
Secara umum tujuan yang ingin dicapai dari KKN
PBA ini adalah:
a.
Mendukung program pemberantasan buta
aksara di wilayah Jawa Barat.
b.
Meningkatkan peran dan fungsi stakeholders
terkait dalam pemberantasan buta aksara.
c.
Membantu pemerintah kabupaten, baik
pada tahap perencanaan, pelaksanaan,
evaluasi maupun dalam mempertajam
umpan balik program pemberantasan buta
aksara.
Tujuan khusus
Secara khusus tujuan yang ingin dicapai KKN tematik PBA ini adalah:
a. Melakukan pemetaan terhadap penduduk usia produktif yang tergolong
buta aksara.
b. Mengidentifikasi faktor utama yang menyebabkan banyaknya penduduk
buta aksara.
c. Menganilisis hasil pemetaan dan identifikasi sebagai dasar untuk
menentukan jenis program pemberantasan buta aksara.
d. Meningkatkan dan memotivasi kesadaran masyarakat dan institusi terkait
akan pentingnya program pemberantasan buta aksara yang
berkelanjutan.
e. Mendorong peningkatan gerakan percepatan pemberantasan buta
aksara.
f. Terselenggaranya kegiatan pembelajaran PBA Tingkat Dasar/Lanjutan.
g. Terdapatnya sejumlah warga belajar yang memperoleh Surat Keterangan
Melek Aksara (SUKMA) Tingkat Dasar/Lanjutan.
Pelaksanaan
• Sosialisasi program KKN PBA melalui rapat minggon desa, rembug desa,
ajang sono, temu kader, pengajian, atau kegiatan lainnya. Sasaran
sosialisasi meliputi camat, kepala desa, pihak sekolah, penilik kecamatan,
ketua RW/RT/kampung, kader PKK, posyandu, dan atau tokoh masyarakat.
• Melakukan pendataan terhadap penduduk usia produktif yang tergolong
buta aksara.
• Melakukan pemetaan terhadap penduduk yang tergolong buta aksara
berdasarkan wilayah (seperti setiap RT/RW/dukuh/kampung dan
seterusnya).
• Melakukan musyawarah dengan penilik, kepala desa, pihak sekolah, tokoh
masyarakat dan pihak terkait lainnya untuk menentukan langkah-langkah
menangani PBA.
• Membentuk kelompok-kelompok belajar (setiap kelompok yang
dipandang efektif jumlahnya antara 10-15 orang).
• Merumuskan kurikulum dan bahan ajar pembelajaran PBA.
• Menentukan tempat belajar (seperti di rumah, mesjid, madrasah, sekolah,
balai desa tempat pertemuan warga, atau tempat lainnya yang dipandang
cocok untuk pembelajaran buta aksara.
• Menentukan dan menyepakati jadwal pembelajaran dengan warga belajar
(waktu belajar yang sesuai dengan kondisi penduduk biasanya sore hari
atau malam hari).
• Menyiapkan alat-alat belajar seperti papan tulis, buku tulis, pensil/
ballpoint, modul/buku PBA dan lainnya yang diperlukan.
• Merekrut dan membina kader calon tutor dari masyarakat setempat.
• Melakukan pembelajaran PBA secara rutin.
• Berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota untuk melakukan
evaluasi SUKMA.
• Pemberian SUKMA bagi mereka yang dinyatakan lulus.
Indikator keberhasilan
• Terpetakannya data yang akurat tentang penduduk usia
produktif yang tergolong buta aksara.
• Terbentuknya kelompok-kelompok belajar PBA.
• Terjadinya proses pembelajaran PBA secara rutin.
• Meningkatkanya kuantitas dan kualitas pembelajaran PBA.
• Terdapat tutor/kader yang diyakini akan terus melaksanakan
program PBA.
• Sedikit warga belajar yang DO dalam pembelajaran PBA.
• Terlaksananya evaluasi untuk mendapatkan SUKMA.
• Tedapatnya sejumlah warga belajar yang dinyatakan lulus dan
memperoleh SUKMA dari dinas pendidikan kabupaten/kota
Tujuan Umum dan Khusus KKN PAUD
» Tujuan Umum
• Secara umum tujuan yang ingin dicapai dari KKN PAUD ini
adalah:
• Mendukung program pemberantasan buta aksara di
wilayah Jawa Barat.
• Meningkatkan peran dan fungsi stakeholders terkait dalam
pemberan-tasan buta aksara.
• Membantu pemerintah kabupaten, baik pada tahap
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi maupun dalam
mempertajam umpan balik program pemberantasan buta
aksara.
» Tujuan khusus
Secara khusus tujuan yang ingin dicapai KKN tematik PAUD ini
adalah:
• Melakukan pemetaan terhadap penduduk usia dini.
• Mengidentifikasi faktor penyebab orang tua tidak bersedia
memberikan pengalaman belajar pada anak usia dini.
• Mengidentifikasi faktor penyebab tidak terselenggaranya PAUD.
• Menganilisis hasil pemetaan dan identifikasi sebagai dasar untuk
menentukan jenis program PAUD.
• Meningkatkan dan memotivasi kesadaran masyarakat dan
institusi terkait akan pentingnya program PAUD.
• Meningkatkan kuantitas dan kualitas program PAUD yang
diselenggarakan oleh lembaga yang ada di lokasi KKN.
• Membentuk kelompok belajar PAUD.
• Terselenggaranya kegiatan pembelajaran PAUD dan evaluasi
hasil pembelajaran.
Pelaksanaan
• Sosialisasi program KKN PAUD melalui rapat minggon desa,
rembug desa, anjang sono, temu kader, pengajian, atau
kegiatan lainnya. Sasaran sosialisasi meliputi camat, kepala
desa, pihak sekolah, penilik/pengawas kecamatan, ketua
RW/RT/kampung, kader PKK, posyandu, dan atau tokoh
masyarakat.
• Melakukan pendataan terhadap penduduk usia PAUD.
• Melakukan pemetaan terhadap penduduk usia PAUD
berdasarkan wilayah (seperti setiap RT/RW/dukuh/kampung
dan seterusnya).
• Melakukan musyawarah dengan penilik/pengawas, kepala
desa, pihak sekolah, tokoh masyarakat dan pihak terkait
lainnya untuk merumuskan program PAUD.
• Merumuskan kurikulum dan materi pembelajaran PAUD.
• Membentuk kelompok-kelompok PAUD.
• Menentukan tempat belajar PAUD (seperti di rumah, mesjid,
madrasah, sekolah, balai desa tempat pertemuan warga, atau
tempat lainnya yang dipandang cocok untuk pembelajaran
PAUD.
• Menyiapkan alat-alat pembelajaran PAUD.
• Merekrut dan membina kader calon guru PAUD dari
masyarakat setempat.
• Melakukan pembelajaran PAUD rutin.
• Berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota untuk
menentukan tindak lanjut program PAUD setelah KKN tematik
berakhir.
Indikator Keberhasilan
•
•
•
•
•
•
Terpetakannya data yang akurat tentang penduduk usia PAUD.
Tersusunnya program PAUD.
Terjadinya proses pembinaan PAUD secara rutin.
Meningkatnya kuantitas dan kualitas pembinaan PAUD.
Menguatnya kelembagaan/pengelola PAUD.
Meningkatnya kesadaran keluarga yang memiliki anak usia PAUD
untuk mendukung program PAUD di lingkungannya.
• Bertambahnya anak usia PAUD yang mengikuti program
pembinaan PAUD.