AKUNTANSI ASET TETAP (PSAK 16) DAN PSAK TERKAIT Agenda Pengakuan Penilaian Depresiasi Pengapusan Pengungkapan Sifat Aset Tetap Ya Aset tetap mempunyai umur yang panjang atau permanen. Tidak Aset tetap berwujud karena mempunyai.

Download Report

Transcript AKUNTANSI ASET TETAP (PSAK 16) DAN PSAK TERKAIT Agenda Pengakuan Penilaian Depresiasi Pengapusan Pengungkapan Sifat Aset Tetap Ya Aset tetap mempunyai umur yang panjang atau permanen. Tidak Aset tetap berwujud karena mempunyai.

AKUNTANSI ASET TETAP (PSAK 16) DAN
PSAK TERKAIT
Agenda
1
Pengakuan
2
Penilaian
3
Depresiasi
4
Pengapusan
5
Pengungkapan
2
Sifat Aset Tetap
Ya
Aset tetap mempunyai umur yang
panjang atau permanen.
Tidak
Aset tetap berwujud karena
mempunyai bentuk fisik.
Ya
Tidak
Ya
Dimiliki dan digunakan oleh
perusahaan dan tidak untuk dijual
sebagai bagian dari operasional.
Tidak
Aset Tetap
Beban / Biaya
Aset Tetap
Aset tak berwujud
Aset Tetap
Persediaan
Investasi
Pengaturan Aset Tetap dalam PSAK
Bunga
Pinjaman
Penurunan
Nilai Aset
PSAK
48
PSAK
26
Aset Tetap
PSAK
16
Sewa
PSAK
30
ISAK 8
PSAK – Terkait
Aset tetap
PSAK
58
PSAK
13 & 19
ISAK 25
Aset Tidak Lancar Dimiliki
untuk Dijual dan Operasi
yang Dihentikan
Investasi Properti
Aset tidak berwujud
Tanah
4
Ikhtisar Perubahan PSAK 16 (Revisi 2011)
No
Perihal
PSAK 16 Revisi
PSAK 16 Lama
1
Istilah
Aset
Aktiva
2
Penyusutan
Digabung di PSAK 16.
Bagian yg signifikan disusutkan
terpisah.
Diatur di PSAK lain
3
Komponen biaya
perolehan
Termasuk:
• biaya imbalan kerja
• biaya pengujian aset – hasil
penjualan dari pengujian
Tidak mengatur 2 hal tsb
secara spesifik.
4
Bukan komponen
biaya perolehan
Kegiatan insidental ini mungkin
terjadi sebelum atau selama
konstruksi atau aktivitas
pengembangan (misal : parkir)
Tidak mengatur hal tsb
secara spesifik.
5
Pertukaran aset
Membedakan antara ada
substansi komersial atau tidak.
Membedakan pertukaran
sejenis dan tidak sejenis
5
Ikhtisar Perubahan PSAK 16 (Revisi 2011)
No
Perihal
PSAK 16 Revisi
PSAK 16 Lama
6
Pengukuran setelah
pengakuan Awal
Cost Model atau Revaluation
Model
Hanya Cost Model,
revaluasi boleh dilakukan
jika sesuai ketentuan
pemerintah
7
Telaah ulang nilai
residu, umur
manfaat & metode
penyusutan
Harus dilakukan minimum tiap
akhir tahun dan perubahannya
diperlakukan sebagai perubahan
estimasi (prospektif).
Telaah nilai residu tidak
diatur, perubahan umur
manfaat diperlakukan
prospektif, perubahan
metode penyusutan
retrospektif.
8
Aktiva Lain-lain
Diatur di PSAK lain
Mengatur Aktiva Lain-lain
9
Dismantling cost
Diakui sebagai biaya perolehan
dan kewajiban
Tidak diatur
6
Pengertian Aset Tetap
• Definisi  Aset tetap adalah aset berwujud yang: (par 6)
1. Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan
barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk
tujuan administratif; dan
2. Diharapkan digunakan selama lebih dari satu periode.
 Ciri
► “Used in operations” and not
for resale.
► Long-term in nature and
usually depreciated.
► Possess physical substance.
 Tidak berlaku untuk
Hak penambangan
Reservasi tambang
7
Harga Perolehan Aset Tetap - Dikapitalisasi
Kapitalisasi — proses menangguhkan biaya perolehan
yang terjadi pada periode sekarang ke periode masa depan
di mana aset tersebut diharapkan memberikan manfaat
Biaya dikapitalisasi jika memenuhi kriteria :
• Terjadi dari transaksi masa lalu
• Dapat diidentifikasi dan memiliki manfaat
di masa mendatang
• Pemilik memiliki kendali atas manfaat
depan dari aset tersebut
control over future benefits
di masa
Harga Perolehan Aset Tetap
Dialokasikan  Beban Depresiasi
Alokasi — proses membebankan biaya yang
dikapitalisasi pada periode di mana aset tersebut
memberikan manfaat.
Ditentukan oleh masa manfaat, nilai sisi dan metode
alokasi
Proses alokasi dikenal sebagai:
• Depreciation untuk aset tetap
Pengakuan Aset Tetap
Biaya perolehan aset tetap harus diakui sebagai aset
jika dan hanya jika : (par 7)
a) Besar kemungkinan manfaat ekonomis di
masa depan berkenaan dengan aset tersebut
akan mengalir ke entitas; dan
b) Biaya perolehan aset dapat diukur secara
andal.
 Kriteria pengakuan berlaku pada saat pengakuan
awal dan untuk biaya setelah perolehan awal.
10
Pengakuan Aset Tetap
 Suku cadang utama dan peralatan siap pakai termasuk
aset tetap jika
 digunakan lebih dari satu periode
 hanya digunakan untuk aset tertentu
 komponen yang diganti tidak diakui lagi.
 Contoh: Entitas membeli suatu komponen suku cadang dari
suatu mesin. Suku cadang tersebut spesifik dan harganya
material dibandingkan dengan nilai aset tersebut. Jangka
waktu pemakaian suku cadang tersebut lebih satu tahun.
 Suku cadang dikategorikan sebagai aset pada saat pembelian,
dengan syarat komponen yang akan diganti dihapuskan dari
pembukuan.
11
Pengakuan Aset Tetap - materialitas
 Unit ukuran dalam pengakuan sesuai kondisi entitas.
Kriteria agregasi atau invidual.
 Mempengaruhi nilai aset
 Mempengaruhi biaya depresiasi atau biaya operasi  Laba
(potensi earning management)
 Materialitas digunakan sebagai tambahan kriteria untuk menentukan, apakah
pengeluaran akan dicatat sebagai aset tetap
 Pengeluaran yang memenuhi kriteria aset tetap namun tidak material dari sisi
jumlah seringkali tidak dikapitalisasi dan dicatat sebagai beban pada periode
berjalan.
 Suatu aset secara individu tidak material, namun pembelian dalam jumlah banyak
 material sehingga dikapitalisasi
12
Pengakuan Aset Tetap - materialitas
 Agregasi
 Entitas membeli satu buah kursi seharga
Rp1.000.000
 Entitas membeli 100 buah kursi dengan harga
satuan Rp1.000.000 total Rp100.000.000
 Materialitas
 Entitas membeli mesin hitung elektrik seharga Rp
1.500.000
 Entitas membeli dinding seharga Rp1.250.000
 ?
 ?
 ?
 ?
13
Pertimbangan - Materialitas
Pertimbangan penentuan batas suatu pengeluaran dikapitalisasi
sebagai aset tetap:
 Ukuran entitas
 Relevansi informasi bagi pengguna
 Biaya dan manfaat, biaya untuk menyelenggarakan pencatatan
aset tetap dan manfaat dari informasi yang dihasilkan dari
pencatatan aset tetap tersebut.
 Konsekuensi ekonomis
 Semakin tinggi batas materialitas  pengeluaran akan cenderung
dicatat sebagai beban
 laba akan kecil
 administrasi pencatatan aset lebih mudah
 Entitas dapat menetapkan 1 jt, 5 jt, 10jt, 25jt, 50jt
 Jika tidak dicatat sebagai aset biasanya tidak diinventarisasi 
sehingga aset tidak dipelihara.
14
Pengukuran Awal
Suatu aset tetap yang memenuhi kualifikasi diakui sebagai
aset tetap pada awalnya harus diukur sebesar biaya
perolehan. (par 15)
Biaya Perolehan
Biaya yang dapat
diatribusikan secara
langsung
Biaya pembongkaran dan
pemindahan aset tetap dan
restorasi lokasi aset
15
Biaya Perolehan awal
 Seluruh biaya terkait aset yang memiliki
manfaat di masa mendatang.
 Aset lain yang berfungsi agar suatu aset dapat
memiliki manfaat di masa mendatang.
 Alat yang dipasang agar pabrik dapat
berjalan sesuai dengan ketentuan
pengolahan limbah industri.
16
Biaya Setelah Perolehan Awal
 Biaya pemeliharaan dan perbaikan  diakui beban di laporan
laba rugi komprehensif periode berjalan
 Perawatan
 Suku cadang kecil
 Penggantian aset akan menambah aset jika:
 Memenuhi kriteria aset (memiliki masa manfaat lebih dari satu
periode dan diukur dengan andal)
 Komponen yang diganti tidak lagi dicatat sebagai aset
 Inspeksi yang signifikan dapat diakui sebagai aset jika:
 Memenuhi kriteria aset
 Nilai inspeksi terdahulu (dibedakan dari fisik) dihentikan
pencatatanya
17
Komponen biaya Perolehan
a) Harga perolehan, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak
dapat dikreditkan setelah dikurangi diskon pembelian dan potongan lain;
b) Biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa
aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai
dengan keinginan dan maksud manajemen
c) Estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan
restorasi lokasi aset. Kewajiban atas biaya tersebut timbul
– ketika aset tersebut diperoleh, atau
– karena entitas menggunakan aset tersebut selama periode tertentu untuk
tujuan selain untuk menghasilkan persediaan.
18
Biaya Diatribusikan Langsung
a)
Biaya imbalan kerja yang timbul dari pembangunan atau
akuisisi aset tetap.
b) Biaya penyiapan lahan untuk pabrik;
c) Biaya handling dan penyerahan awal;
d) Biaya perakitan dan instalasi
e) Biaya pengujian aset apakah aset berfungsi dengan baik
(setelah dikurangi hasil penjualan produk tersebut)
f) Komisi profesional
19
Bukan Komponen Biaya Perolehan
a) Biaya pembukaan fasilitas baru
b) Biaya pengenalan produk baru
c) Biaya penyelenggaraan bisnis di lokasi baru termasuk
biaya pelatihan staf
d) Administrasi dan overhead umum
e) Biaya saat alat belum beroperasi penuh
f) Kerugian awal operasi
g) Biaya relokasi dan reorganisasi operasi entitas.
h) Hasil dari aset sebelum dimanfaatkan (hasil parkir dari
lahan yang belum digunakan).
i) Laba internal jika aset tersebut merupakan persediaan
perusahaan.
20
Ilustrasi Biaya Perolehan
Contoh
• Entitas membeli peralatan tambang, diimport dari
luar neger. Harga peralatan 200.000 USD.
• Cost insurance and freight sebesar 10.000 USD.
• Peralatan tersebut dikenakan bea masuk dan bea
masuk tambahan sebesar 15% dari nilai CIF.
• PPN 10%, PPnBM 10% dan PPh 22 sebesar 2,5%.
• Kurs spot atas atas pembelian peralatan tersebut
sebesar 11.000 dan kurs KMK yang berlaku pada saat
transaksi sebesar 11.100.
21
Ilustrasi Biaya Perolehan
•
•
•
•
•
•
•
•
Contoh
Nilai peralatan : 200.000 + 10.000 = 210.000 USD
210.000 x 11.000 = 2.310.000.000 pencatatan perusahaan
Bea masuk 210.000 x 15% x 11.100 = 349.650.000
Total CIF + bea masuk (kurs pajak) = 210.000 x 115% x 11.100 = 2.680.650.000
PPN = 10% x 2.680.650.000 = 268.065.000
PPnBM = 20% x 2.680.650.000 = 536.130.000
PPh 22 = 2,5% x 2.680.650.000 = 67.016.250
Nilai peralatan 2.310.000.000 + 349.650.000 + 536.130.000 = 3.195.780.000
Peralatan
3.195.780.000
2.310.000.000
Utang Dagang
Peralatan (bea masuk)
349.650.000
Peralatan (PPnBM)
536.130.000
Kas
PPN Masukan
268.065.000
Pajak dby dmk PPh22 67.016.250
Kas
2.310.000.000
885.780.000
604.800.000
22
Ilustrasi Biaya Perolehan
Contoh
Berikut ini biaya yang dikeluarkan PT. Kelana dalam rangka
perolehan mesin baru untuk produk barunya:
1. 20 milyar untuk pembelian mesin
2. 1.300 juta biaya tenaga kerja untuk memodifikasi dan
instalasi mesin sesuai layout pabrik.
3. 200 juta untuk penyiapan lokasi pabrik
4. 300 juta untuk pengiriman mesin
5. 1.000 juta PPN dan 1.500 juta bea masuk.
6. Biaya promosi produk baru 700 juta
7. Biaya pengetesan awal 250 juta
8. Biaya grand opening 350 juta
9. Biaya tenaga enginering yang melakukan pengetesan dan
instalasi 150 juta
10. Biaya administrasi yang dimasukkan dalam biaya overhead
120 juta
Diskusikan
mana yang
merupakan
biaya
perolehan??
23
Pengukuran Awal
Example
• Biaya dari pembukaan pabrik tersebut sebesar
20.000+1.300+200+300+1.500+250+250+150
=
23.700 milyar
• Biaya yang tidak berhubungan langsung dengan
perolehan dan pemasangan mesin pabrik tersebut
tidak boleh diakui.
1. Biaya grand opening 350 juta
2. Biaya promosi produk baru 800 juta
3. Biaya administrasi yang dimasukkan dalam biaya overhead
120 juta
24
Dismantling Cost
Contoh
Perusahaan menyewa sebuah bangunan selama 8 tahun untuk dijadikan kantor senilai
2.000juta. Perusahaan mengeluarkan biaya untuk modifikasi interior ruangan sebesar
1.000juta.
Menurut perjanjian bangunan tersebut harus kembali dalam keadaan kosong di akhir
masa sewa. Estimasi biaya pembongkaran interior tersebut 100 juta. Harga perolehan
peralatan interior perolehan interior adalah 1.000 juta ditambah estimasi biaya
pembongkaran.
100 juta : (1 + 6%)8 = 62.741jt) asumsi tingkat suku bunga 6%
Biaya partisi diakui dalam neraca dengan jurnal berikut:
DrAset Tetap 1.062,741 jt
Cr Kas
1.000 jt
Kewajiban diestimasi
Jurnal penyesuaian kewajiban tahun 1
Cr Beban bunga
Kewajiban diestimasi
63,741jt
3,764 jt
3,764jt
25
Dismantling Cost
Example
PT. ABC membangun instalasi minyak lepas pantai. Biaya yang dikeluarkan
sebesar 500 milyar. Peraturan pemerintah mengharuskan entitas
memindahkan instalasi tersebut di akhir konsesi (20 tahun yang akan
datang). Estimasi biaya untuk melakukan pemindahan dan restorasi
sebesar 80 milyar. Tingkat bunga yang berlaku 6%. PV dari biaya restorasi
24,94.
Instalasi minyak diakui dalam neraca dengan jurnal berikut:
Dr Aset Tetap
524,94 milyar
Cr Kas
500
milyar
Kewajiban diestimasi
24,94 milyar
Jurnal penyesuaian kewajiban tahun 1
CrBeban bunga
1,497 milyar
Kewajiban diestimasi
1,497 milyar
26
Diskusi - Pengukuran Awal
Example
• Entitas membeli peralatan dengan harga 2,4 milyar. Biaya instalasi
dan pemasangan 200 juta. Biaya komisi / perantara sebesar 600
juta, biaya pengadaan dan perjalanan dinas terkait pengadaan
peralatan tersebut 400 juta?
• Biaya lain-lain tersebut apakah dapat dikategorikan sebagai biaya
perolehan aset ?
• Berdasarkan konsep perolehan semua biaya yang terkait dengan
pengadaan dapat ditambahkan dalam penilaian aset.
• Namun jika nilai biaya ini material, akan membuat nilai tercatat
aset tidak mencerminkan manfaat yang akan diperoleh di masa
mendatang.
• Aset dapat dicatat mengalami penurunan nilai pada periode
berikutnya
27
Diskusi - Pengukuran Awal
Example
• Bagaimana pencatatan nilai aset dan biaya-biaya lain terkait
dengan aset tersebut?
• Apakah perlu dipisahkan atau dicatat menjadi satu?
• Praktik yang sering dilakukan, semua biaya tersebut dicatat
menjadi satu sebagai nilai aset.
• Dokumen transaksi yang menjelaskan secara rinci komponen
biaya perolehan.
• Tanggal pengeluaran biaya seringkali berbeda-beda, dapat terjadi
sebelum atau sesudah aset utama diperoleh.
– Untuk sebelum aset utama diperoleh jika dapat diidentifikasi berhubungan
langsung dengan aset dapat diakui sebagai beban tangguhan sebelum dicatat
sebagai aset.
– Untuk beban setelah aset utama diakui sebagai penambah nilai aset tetap 
ditentukan titik pengakuan saat aset mulai digunakan.
28
Diskusi - Pengukuran Awal
Example
• Apakah pencatatan aset dilakukan secara global sebagai satu
kesatuan atau pencatatan harus dilakukan untuk masing-masing
komponen.
• Pertimbangan pencatatan sebagai aset terpisah
–
–
–
–
Manfaat dan biaya dari pencatatan aset secara terpisah
Aset dapat diidentifikasi secara terpisah
Entitas dapat secara ekonomis memisahkan biaya aset per komponen.
Masing-masing komponen aset memiliki masa manfaat yang berbeda
contoh rangka pesawat dan asesoris dalam pesawat; bangunan dan lift;
tanah dan bangunan.
– Perolehan aset dilakukan secara terpisah sehingga dapat diidentifikasi
dengan mudah.
29
Perolehan Bangunan
Semua biaya terkait dengan akuisisi atau konstruksi :

Material, tenaga kerja, overhead selama proses
konstruksi , biaya bunga  jika membangun sendiri

Harga beli bangunan dan pengurusan hak
perolehan bangunan.

Fee profesional

Ijin pendirian bangunan
30
Perolehan Tanah
Semua biaya terkait dengan akuisisi dan penyiapan
tanah sesuai dengan tujuan penggunaan :
(1) Harga Beli
(2) Biaya pengurusan hak tanah (sertifikat,
pajak/BPHTB, biaya notaris, dll.
(3) Biaya untuk perataan tanah, penghancuran
bangunan yang tidak diperlukan.
31
Ilustrasi : Perolehan
Pengeluaran dan penerimaan berikut terkait dengan tanah, land
improvement dan pembelian gedung. Tentukan bagaimana
perusahaan mengklasifikasikan pengeluaran tersebut?
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Biaya arsitek membangun gedung
Biaya untuk membeli pabrik, 2.000juta untuk
tanah dan 5.000 bangunan
Biaya komisi pembelian pabrik
Biaya untuk membangun pagar di sekeliling
tanah dan bangunan
Biaya untuk menghancurkan bangunan yang ada
di atas tanah sebelum gedung dibangun
Hasil dari penjualan sisa bangunan yang
dihancurkan
Biaya untuk membangun lahan parkir
Biaya untuk membeli pohon ditanam sekitar
bangunan
1.
2.
Bangunan
Tanah
3.
4.
Tanah
Land Improvement
5.
Tanah
6.
(Tanah)
7.
8.
Land Improvement
Land
32
PSAK 13
Tanah dan Bangunan  Investasi Properti
• Properti Investasi menurut PSAK 13 adalah:
– properti (tanah atau bangunan—atau bagian
dari bangunan—atau keduanya) yang dikuasai
(oleh pemilik atau lessee melalui sewa
pembiayaan) untuk menghasilkan rental atau
untuk kenaikan nilai, atau kedua-duanya, dan
tidak untuk:
1. Digunakan dalam produksi atau penyediaan barang
atau jasa atau untuk tujuan administratif; atau
2. Dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari.
• Sebagian aset digunakan sebagian yang
lain disewakan  prorata
33
PSAK 13
Pengakuan Investasi Properti
• Kriteria Pengakuan Sama dengan PSAK 16
– Memiliki manfaat ekonomi di masa mendatang
– Dapat diukur dengan andal
• Properti investasi pada awalnya diukur sebesar biaya perolehan.
– Biaya transaksi termasuk dalam pengukuran awal
– Biaya pengurusan surat-surat
• Setelah pengukuran awal perusahaan dapat memilih
menggunakan :
– Metode biaya  harga perolehan dikurangi akumulasi depresiasi
– Metode nilai wajar  nilai properti pada tanggal pelaporan, selisih
perubahan nilai diakui dalam laporan laba rugi komprehensif, aset
properti investasi tidak disusutkan.
34
PSAK 13
Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Fair value model (PSAK 13)
Revaluation model (PSAK 16)
• Menggunakan nilai wajar
• Menggunakan nilai wajar
• Perubahan nilai wajar diakui dalam
laporan laba rugi pada periode
terjadinya.
• Perubahan nilai wajar diakui dalam
ekuitas (laba komprehensif atau laba
rugi untuk penurunan nilai.
• Tidak ada penyusutan.
• Penyusutan.
• Mencerminkan kondisi pasar pada
tanggal neraca.
• Tidak spesifik, hanya mengharuskan
secara reguler.
35
Ilustrasi - Investasi Properti
• Entitas memiliki gedung 20 lantai. 10 lantai
digunakan untuk kegiatan entitas, sedangkan
sisanya disewakan. Aktivitas utama entitas
bukan menyewakan gedung.
• Bagian gedung yang digunakan sebagai aset tetap,
bagian gedung yang disewakan disajikan sebagai
properti investasi
• Alokasi dapat dilakukan berdasarkan jumlah lantai
Ilustrasi - Investasi Properti
•
PT, Melati membeli tanah dan bangunan pada 1 Januari 2012 senilai 4.500juta.
Berdasarkan informasi, harga beli tanah saja 2.000 dan bangunan saja 3.000.
Perusahaan menggunakan metode fair value untuk penilaian properti investasi
tersebut. Nilai wajar tanah dan bangunan dapat dilihat dalam tabel berikut:
31/12/2012
31/12/2013
Tanah
2.000
2.100
Bangunan
3.000
2.800
• Properti Investasi
4.500
Kas
• Properti Investasi
500
Keuntungan peningkatan nilai
• Kerugian penurunan nilai
100
Properti investasi
100
4.500
500
Perolehan Peralatan
 Peralatan dapat meliputi mesin, kendaraan, peralatan
kantor, peralatan pabrik, peralatan tambang, mesin
dan peralatan lain.
 Biaya perolehan meliputi
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Harga beli,
Pajak atau Bea yang tidak dapat dikreditkan
Biaya transportasi
Biaya asuransi selama pengiriman barang
Biaya instalasi dan biaya penyiapan tempat untuk
melakukan instalasi
(6) Biaya untuk pengetesan peralatan
38
Aset Dibangun Sendiri
• Biaya yang dikeluarkan sampai aset tersebut siap
digunakan:
– Material dan tenaga kerja
– Overhead  biaya variabel dan porsi dari fixed
overhead yang terkait langsung dengan pembangunan
aset.
– Biaya bunga selama proses pembangunan
39
Bunga selama Proses Konstruksi
• Alternatif pembebanan biaya bungan yang muncul
selama proses konstruksi
Rp 0
Biaya bunga
tidak
dikapitalisasi
selama
konstruksi
Menambah Nilai Aset
Kapitalisasi biaya
bunga aktual
selama konstruksi
(dengan modifikasi)
Rp ?
Kapitalisasi
semua biaya
bunga
IFRS/PSAK
40
Bunga Pinjaman (PSAK 26)




PSAK 26 (IFRS 23) mengkapitalisasi biaya bunga aktual (dengan modifikasi)
SAK ETAP dan IFRS SME, bunga pinjaman tidak dikapitalisasi
Konsisten dengan prinsip harga perolehan
Dalam kapitalisasi ada tiga pertimbangan
1. Qualifying assets
2. Periode kapitalisasi
3. Jumlah yang dikapitalisasi
Qualifying Assets / Aset kualifikasi
 Memerlukan periode yang cukup lama untuk membangun atau
menyiapkan aset tujuan penggunaannya:
 Ada dua jenis aset : aset yang dibangun sendiri maupun aset
yang akan dijual / disewakan.
41
Bunga Pinjaman (PSAK 26)
Periode Kapitalisasi

Dimulai :
1.
2.
3.
•
terjadinya pengeluaran untuk aset;
terjadinya biaya pinjaman; dan
entitas telah melakukan aktivitas yang diperlukan untuk
menyiapkan aset untuk digunakan atau dijual sesuai dengan
maksudnya.
Berakhir
1.
2.
Aset telah selesai dibangun dan siap digunakan
Jika aset dihentikan pembangunannya karena kondisi force
major maka kapitalisasi dihentikan sementara.
42
Bunga Pinjaman (PSAK 26)
Jumlah yang dikapitalisasi

Jumlah yang lebih kecil antara
 Biaya bunga aktual
 Avoidable interest – bunga yang dapat dihindarkan yaitu
biaya bunga yang tidak akan muncul jika kegiatan
pembangunan tersebut tidak dilaksanakan.
43
Bunga Pinjaman (PSAK 26)
 Pinjaman dapat meliputi
1.
2.
Pinjaman khusus yang dikeluarkan untuk untuk mendanai aset
tersebut
Pinjaman umum yang ada saat proses pembangunan aset tersebut
terjadi
• Pinjaman khusus  menggunakan aktual biaya bunga yang terjadi
dikurangi pendapatan bunga yang dihasilkan dari pinjaman khusus
sebelum digunakan.
• Pinjaman umum  menggunakan rata-rata tertimbang dana yang
terpakai dikalikan dengan bunga rata-rata.
• Dana yang digunakan gabungan ??
•
•
PSAK / IFRS tidak ada penjelasan khusus
US GAAP  sampai dengan jumlah sebesar pinjaman khusus
menggunakan rate bunga pinjaman khusus, sisanya menggunakan
bunga pinjaman umum
44
Pengakuan PSAK 26
• Sepanjang entitas meminjam dana secara spesifik
untuk tujuan memperoleh aset kualifikasian, entitas
harus menentukan jumlah biaya pinjaman yang dapat
dikapitalisasi sebesar:
– biaya pinjaman aktual yang terjadi atas pinjaman tersebut
selama periode berjalan dikurangi
– penghasilan investasi dari investasi temporer pinjaman
tersebut.
45
Pengakuan bunga pinjaman
• Menggunakan dana secara umum  tingkat kapitalisasi untuk
pengeluaran atas aset tersebut.
• Tingkat kapitalisasi adalah rata-rata tertimbang biaya pinjaman
yang dapat diterapkan atas saldo pinjaman selama periode
berjalan, selain pinjaman yang secara spesifik untuk tujuan
memperoleh aset kualifikasian.
• Jumlah biaya pinjaman yang dikapitalisasi  tidak boleh melebihi
jumlah biaya pinjaman yang terjadi.
• Gabungan dana  dipisahkan sumber dana dari pinjaman khusus
dan pinjaman umum
– Pinjaman khusus = bunga aktual dikurangi hasil investasi
– Pinjaman umum = rata tertimbang biaya pinjaman x pinjaman
umum yang digunakan untuk pembangunan aset
46
Ilustrasi Kapitalisasi Bunga Pinjaman
• PT. Melati meminjam ke Bank sejumlah 10.000 juta untuk
membangun gedung dengan tingkat bunga 8%.
Pengeluaran dilakukan selama proses pembangunan
sehingga sebagian dana diinvestasikan.
• Hasil investasi yang terjadi selama proses pembangunan
gedung dari pinjaman yang belum dipakai sebesar 300juta.
• Total biaya bunga yang terjadi adalah:
10.000 x 8% = 800 juta
• Bunga yang dapat dikapiltalisasi adalah
800 juta – 300 juta = 500 juta
47
Ilustrasi Kapitalisasi Bunga Pinjaman
• PT. Mutiara memiliki beberapa utang pada 1/1/2010
– Utang 1 sebesar 1.600 juta bunga 9%
– Utang 2 sebesar 4.000 juta bunga 8%
– Utang 3 sebesar 800 juta bunga 7,5%
• Perusahaan membangun pabrik baru dengan total biaya 1.600 juta.
Waktu untuk membangunnya 6 bulan. Tidak ada utang khusus yang
ditarik untuk mendanai pembangunan pabrik tersebut.
• Bunga rata-rata pinjaman (1.600 x 0.09) + (4.000 x 0.08) + (800 x 0.075)
/ (1.600 + 4.000 + 800) = 8%
• Bunga yang dikapitalisasi adalah : 1.600 x 8% x 6/12 = 64 juta
48
Ilustrasi Kapitalisasi Bunga Pinjaman
PT. Melati membangun sendiri gedung dengan melakukan
pengeluaran selama tahun 2011:
Jan 31: 480.000juta
Juli 31: 360.000 juta.
Dana yang tidak dipakai diinvestasikan dengan bunga 6%. Perusahaan
sebelumnya memiliki utang outstanding utang dalam bentuk notes. Sumber
pendanaan pembangunan tersebut adalah sbb:
1.
10%, utang bang 2 tahun untuk proyek tersebut : 500.000 juta
2.
8%, utang bank 5 untuk keperluan modal kerja 400.000 juta
Berapa bunga yang dikapitalisasi ??
Ilustrasi Kapitalisasi Bunga Pinjaman
Up to
specific loan,
500.000 at
10% x 11/12
Expenditure
840.000
45.833
avoidable
+
Excess
(840,000 less
500.000 = 340.000)
At 8% x 5/12
11.333
avoidable
600
Revenue
56.567
-
Ilustrasi Kapitalisasi Bunga Pinjaman
Bunga yang dapat dihindari :
56.567
Bunga aktual :
• 500,000 @ 10%
= 50.000
• 400,000 @ 8%
= 32.000
82.000
• Bunga yang dihindari lebih kecil dari bunga
aktual sehingga bunga yang dapat
dikapitalisasi 56.567.
• Beban bunga 25.433 (82.000-56.567).
Pengukuran Biaya Perolehan
•
Diskon — Diskon harus dikurangkan dari harga
perolehan aset  aset dicatat setelah diskon
•
Pembayaran ditangguhkan— Aset yang dibeli dengan
pembayaran ditangguhkan dinilai setara nilai tunainya.
Perbedan nilai tunai dengan pembayaran diakui sebagai
beban bunga.
•
Pertukaran aset — menggunakan nilai wajar kecuali
tidak ada substansi ekonomi atau tidak ada nilai wajar
yang andal.
•
Pembelian dengan lumpsum — dialokasikan nilai total
biaya perolehan ke masing-masing aset dengan dasar
nilai wajar aset. (jika asetnya diklasikan atau memiliki
masa manfaat berbeda).
52
Pengukuran Biaya Perolehan
•
•
Penerbitan saham — menggunakan dasar nilai
wajar dari saham sebagai indikator nilai wajar aset,
jika nilai saham dapat diandalkan.
–
Mana yang lebih andal antara nilai wajar saham atau aset.
–
Jika keduanya andal maka nilai wajar aset yang
diserahkan digunakan untuk mengukur aset yang diterima.
Hibah pemerintah — tidak boleh diakui sampai
diperoleh keyakinan bahwa entitas memenuhi
persyaratan dan hibah akan diperoleh.
53
Pertukaran Aset
Biaya perolehan aset tetap dari suatu pertukaran diukur sebesar
nilai wajar
kecuali:
– Tidak memiliki substansi komersial, atau
Substansi Komersial
– Nilai wajar aset yang diterima dan
diserahkan tidak dapat diukur secara
andal
Nilai wajar
Aset dipertukarkan
 Biaya perolehannya diukur dengan jumlah tercatat dari
aset yang diserahkan.
54
Ilustrasi Pembayaran Tangguhan
• PT. Kencana membeli kendaraan melalui angsuran. Uang muka yang
dibayarkan sebesar 500 juta dan angsuran selama 5 tahun yang dibayarkan
200juta per tahun.
• Tingkat bunga yang berlaku 12%
• Nilai tunai mesin tersebut adalah PVA i=12%, n=5. Nilai tunai angsuran =
720,95
• Nilai mesin 730,95+500 = 1.230,95
Jurnal perolehan
 Kendaraan
1.230,95
Kas
Utang
Pembayaran angsuran 1
 Utang
113,49
Beban bunga 86,51
Kas
500
720,95
200
55
Pengeluaran setelah Perolehan
Aset
•
Pengeluaran yang dilakukan untuk mengakuisisi aset tetap
baru atau menambah aset tetap baru belanja modal =
capital expenditure.
•
Pengeluaran akan dicatat menambah nilai aset jika sesuai
dengan definisi aset tetap yaitu memiliki manfaat ekonomi
di masa depan dan nilainya dapat diukur dengan andal
Pengeluaran setelah Perolehan
Aset
•
Pengeluaran untuk memperbaiki atau
memelihara aset tetap yang tidak
memberikan manfaat di masa mendatang
disebut belanja pendapatan = revenue
expenditure.
•
Pengeluaran akan diklasifikasikan sebagai
beban pemerliharaan
Pengeluaran setelah Perolehan Aset
KEWAJIBAN
CAPITAL
EXPENDITURE
ASET
EKUITAS
PEMILIK
Laba bersih
1. Biaya awal
2. Penambahan
3. Peningkatan
4. Perbaikan luar biasa
BEBAN
PENDAPATAN
REVENUE
EXPENDITURE
Perbaikan dan
pemeliharaan
normal dan rutin
Pengukuran setelah Pengakuan
Awal
Entitas harus memilih antara:
Cost Model
Revaluation Model
 Sebagai kebijakan
akuntansinya, dan
 Menerapkan kebijakan
tersebut terhadap seluruh
aset tetap dalam kelompok
yang sama.
59
Pengukuran setelah Pengakuan
Awal
Cost Model
Revaluation Model
Setelah diakui sebagai aset, aset tetap dicatat
sebesar :
 Biaya perolehan dikurangi
 Akumulasi penyusutan dan Akumulasi rugi
penurunan nilai aset
Setelah diakui sebagai aset, aset tetap dicatat
sebesar :
– Jumlah revaluasian, yaitu nilai wajar pada
tanggal revaluasi, dikurangi
– Akumulasi penyusutan dan Akumulasi rugi
penurunan nilai aset
yang terjadi setelah tanggal revaluasi.
60
Nilai Wajar
Nilai wajar adalah jumlah yang dipakai untuk
mempertukarkan suatu aset antara pihakpihak yang berkeinginan dan memiliki
pengetahuan memadai dalam suatu
transaksi dengan wajar.
Bukan nilai yang akan diterima atau dibayarkan
entitas dalam suatu transaksi yang dipaksakan,
likuidasi yang dipaksakan, atau penjualan akibat
kesulitan keuangan.
61
Hirarki Penentuan Nilai Wajar
• Kuotasi harga di pasar aktif;
• Jika pasar tidak aktif, maka menggunakan teknik
penilaian yang meliputi:
– penggunaan transaksi-transaksi pasar wajar yang terkini
antara pihak-pihak yang mengerti, berkeinginan, jika
tersedia;
– referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang
secara substansial sama;
– analisis arus kas yang didiskonto (discounted cash flow
analysis); dan
– model penetapan harga opsi (option pricing model)
62
Definisi Nilai Wajar – PSAK 68
• harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau
harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas
dalam transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal
pengukuran.
• “...the price that would be received to sell an asset or transfer
a liability in an orderly transaction between market
participants at the measurement date.”
IFRS 13 par 9
63
Hirarki Fair Value – PSAK 68
Yes
Apakah ada harga kuotasian
dalam pasar aktif untuk aset
atau liabilitas yang identik
(Level 1)
* Maksimumkan input yang dapat
diobservasi, termasuk informasi pasar
dan informasi publik lainnya
‡ Input yang tidak dapat diobservasi
diantaranya data entitas (anggaran,
proyeksi), harus disesuaikan jika
pelaku pasar menggunakan asumsi
berbeda
No
Apakah ada input selain
harga kuotasioan yang
dapat diobservasi*
Gunakan nilai wajar
pengukuran dengan Level 1
Harus digunakan tanpa
penyesuaian
64
No
Yes
Gunakan input selain
Harga kuotasian yang
dapat diobservasi baik
secara langsung atau tidak
langsung, pengukuan ‡
Level 2
64
Gunakan input yang
bukan berdasarkan
harga pasar yang
dapat diobservasi.
Level 3
Penentuan Nilai Wajar
• Nilai wajar tanah dan bangunan biasanya
ditentukan melalui penilaian yang dilakukan
oleh penilai yang memiliki kualifikasi
professional berdasarkan bukti pasar.
• Nilai wajar pabrik dan peralatan biasanya
menggunakan nilai pasar yang ditentukan oleh
penilai.
65
Pengukuran setelah Pengakuan Awal
• Jika tidak ada pasar yang dapat dijadikan dasar penentuan nilai
karena sifat aset yang khusus dan jarang diperjualbelikan,
kecuali sebagai bagian dari bisnis yang berkelanjutan, maka
 Entitas mengestimasi nilai wajar menggunakan pendekatan
 penghasilan atau
 biaya pengganti yang telah disusutkan (depreciated
replacement cost).
66
Frekuensi Penilaian
• Frekuensi revaluasi tergantung perubahan
nilai wajar dari suatu asset tetap.
• Jika nilai wajar dari asset yang direvaluasi berbeda secara
material dari jumlah tercatatnya, maka revaluasi lanjutan perlu
dilakukan.
• Beberapa asset tetap mengalami perubahan nilai wajar secara
signifikan dan fluktuatif, sehingga perlu direvaluasi secara
tahunan.
• Revaluasi tahunan tidak perlu, apabila perubahan nilai wajar
tidak signifikan, asset dapat direvaluasi setiap tiga atau lima
tahun sekali.
67
Revaluation Model
Revaluation Model
Revaluasi harus dilakukan secara
reguler Untuk memastikan jumlah
tercatat tidak berbeda secara
material dengan nilai wajar pada
tanggal neraca.
Akumulasi penyusutan pada tanggal
revaluasi diperlakukan dengan metode:
proporsional, atau eliminasi.
68
Akumulasi Penyusutan – Revalution Model
Revaluation Model
Akumulasi penyusutan pada tanggal
revaluasi diperlakukan dengan
metode:
• proporsional
Nilai akumulasi depresiasi dan harga
perolehan dinaikkan secara
proporsional sehingga nilai bersih
aset sama dengan nilai revaluasi.
• eliminasi.
Nilai akumulasi depresiai ditutup
mengurangi nilai aset. Kemudian aset
dinaikkan menjadi nilai revaluasi
69
Revaluation Model
Metode Proporsional
1/1/2012
31/12/2012
31/12/ 2012
Example
Peralatan senilai 100.000.000 diperoleh tanggal 1
Januari 2012 dengan masa manfaat ekonomis 5
tahun tanpa nilai sisa. tanggal 31 Desember 2012
nilai wajar aset adalah 90.000.000.
Aset tetap
100.000.000
Kas
Beban Penyusutan
20.000.000
Akumulasi Penyusutan
Aset Tetap
Akumulasi Penyusutan
Surplus Revaluasi
100.000.000
20.000.000
12.500.000
2.500.000*
10.000.000
*(90.000.000 - 80.000.000) / 80.000.000) x 20.000.000 = 2.500.000
70
Revaluation Model
Peralatan senilai 100.000.000 diperoleh tanggal 1
Januari 2012 dengan masa manfaat ekonomis 5
tahun tanpa nilai sisa. tanggal 31 Desember 2012
nilai wajar aset adalah 90.000.000.
Metode Eliminasi
1/1/2012
31/12/2012
31/12/ 2012
Example
Aset tetap
100.000.000
Kas
Beban Penyusutan
20.000.000
Akumulasi Penyusutan
Akumulasi Penyusutan
Surplus Revaluasi
20.000.000
20.000.000
Aset Tetap
Aset Tetap
100.000.000
20.000.000
10.000,000
10.000.000
71
Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Revaluation Model
• Jika suatu aset tetap direvaluasi, maka
– seluruh aset tetap dalam kelompok yang sama harus
direvaluasi
• Jika jumlah tercatat aset meningkat akibat revaluasi,
kenaikan tersebut langsung dikreditkan ke ekuitas pada
bagian surplus revaluasi.
– Dikredit ke saldo laba jika sebelumnya ada penurunan
akibat revaluasi terdahulu / impairment.
• Jika jumlah tercatat aset menurun akibat revaluasi,
penurunan tersebut diakui dalam laporn laba rugi.
– Didebit ke surplus revaluasi (ekuitas) – sejumlah saldo
kredit surplus revaluasi (jika ada) sebelum debit ke saldo
laba.
Entire class
To Equity
directly
Negative to
P/L
72
Revaluation Model
Revaluation Model
• Surplus revaluasi di ekuitas dapat dipindahkan langsung ke sado laba
pada saat aset tersebut dihentikan penggunaannya.
• Namun, pemindahan ke saldo laba dapat dilakukan seiring dengan
penggunaan aset oleh entitas. (partially realized)  saat penyusutan
– Dipindahkan sebesar perbedaan penyusutan dengan revaluasian
dan penyusutan dengan biaya perolehan (atau nilai surplus
revaluasi dibagi sisa manfaat ekonomis)
Dr Surplus Revaluasi
Cr Saldo Laba
• Pemindahan surplus revaluasi tidak dilakukan melalui Laporan
Laba Rugi.
73
Revaluation Model
Example
• Aset tetap dengan biaya perolehan Rp 6.000.000 dan akumulasi
penyusutan Rp 3.300.000 dilakukan revaluasi dan menghasilkan
nilai Rp 3.900.000.
Dr - Akumulasi Penyusutan
Cr – Aset Tetap
3.300.000
3.300.000
Dr – Aset Tetap
Cr – Surplus Revaluasi
1.200.000
1.200.000
74
Revaluation Model
Example
Aset tetap dengan biaya perolehan Rp 6.000.000 dan akumulasi
penyusutan Rp 3.300.000 dilakukan revaluasi dan menghasilkan nilai Rp
3.900.000. Sebelumnya pernah direvaluasi dengan penurunan Rp
400.000.
Dr - Akumulasi Penyusutan
Cr – Aset Tetap
Dr – Aset Tetap
Cr – Keuntungan Revaluasi
Cr - Surplus Revaluasi
3.300.000
3.300.000
1.200.000
400.000
800.000
75
Revaluation Model
Example
• Aset tetap dengan biaya perolehan Rp 6.000.000 dan akumulasi
penyusutan Rp3.300.000 dilakukan revaluasi dan menghasilkan
nilai Rp 2.000.000.
Dr - Akumulasi Penyusutan
Cr – Aset Tetap
Dr – Rugi Revaluasi
Cr – Aset Tetap
3.300.000
3.300.000
700.000
700.000.
76
Revaluation Model
Example
• Aset tetap dengan biaya perolehan Rp 6.000.000 dan akumulasi
penyusutan Rp 3.300.000 dilakukan revaluasi dan menghasilkan
nilai Rp 2.000.000. Sebelumnya pernah direvaluasi dengan
surplus Rp 400.000.
Dr - Akumulasi Penyusutan 3.300.000
Cr – Aset Tetap
3.300.000
Dr – Rugi Revaluasi
Dr – Surplus Revaluasi
Cr – Aset Tetap
700.000
300.000
400.000
77
Revaluation Model
Revaluation Model
•
•
•
•
Contoh
1.1.2010
Dr Aset tetap
PT. Kenanga membeli
Cr
Kas
mesin dengan harga 50.000
pada 1 Jan 2010 dan
31.12.2010
menggunakan metode
Dr Beban Penyusutan
revaluasi
Cr
Akumulasi Penyusutan
Mesin tersebut disusutkan
dengan metode garis lurus
Dr Akumulasi Penyusutan
5thn.
Cr
Aset tetap
Pada 31 Desember 2010
Cr
Surplus Revaluasi
direvaluasi sebesar 48.000
31.12.2011
Buat jurnal untuk tahun
Dr Beban Penyusutan ($48K/4)
2010 dan 2011.
Cr
Akumulasi Penyusutan
Dr Surplus Revaluasi
Cr
Saldo Laba
50,000
50,000
10,000
10,000
10,000
2,000
8,000
12,000
12,000
2,000
2,000
78
Penyusutan
Cost Model
Penyusutan
Revaluation Model
Penyusutan adalah alokasi sistematis jumlah yang dapat
disusutkan (depreciable amount) dari suatu aset selama umur
manfaatnya (useful life).
79
Sifat Penyusutan
Semua aset tetap kecuali
tanah kehilangan kapasitasnya
saat digunakan.
Kehilangan kapasitas produksi
ini diakui sebagai Beban
Depresiasi.
Depresiasi  alokasi biaya
perolehan
Depresiasi fisik terjadi dari
pengausan atau perusakan
saat digunakan atau karena
cuaca.
Depresasi fungsional terjadi
saat aset tetap tidak lagi
dapat digunakan pada tingkat
yang diharapkan.
Sifat Penyusutan
Faktor yang Mempengaruhi
Beban Depresiasi
Biaya Perolehan
-
Nilai Sisa
=
Biaya didepresiasi
Masa Manfaat
Beban Depresiasi
Periodik
Penyusutan
• Setiap bagian aset tetap yang
memiliki biaya perolehan cukup
signifikan terhadap total biaya
perolehan seluruh aset harus
disusutkan secara terpisah.
Penyusutan
– Contoh : rangka dan mesin
pesawat
• Beban penyusutan untuk setiap
periode harus diakui dalam
laporan laba rugi kecuali jika
beban tersebut dimasukkan dalam
jumlah tercatat aset lain.
82
Penyusutan
 Penyusutan aset dimulai pada saat aset
tersebut siap digunakan
– Pada saat aset berada di lokasi dan
kondisi yang diinginkan agar aset siap
digunakan sesuai dengan keinginan dan
maksud manajemen.
 Penyusutan aset dihentikan lebih awal
ketika:
– Diklasifikasikan sebagai aset dimiliki
untuk dijual; dan
– Aset dihentikan pengakuannya.
Penyusutan
Implikasinya,
penyusutan tidak
dihentikan sekalipun
aset:
– tidak digunakan
atau
– dihentikan
penggunaannya
 Tanah dan bangunan diperlakukan
sebagai aset terpisah walaupun
diperoleh sekaligus.
83
Penyusutan
• Nilai residu dan umur manfaat suatu aset
harus di-review minimum setiap akhir
tahun buku
– Jika hasil review berbeda dengan estimasi
sebelumnya maka perbedaan tersebut harus
diperlakukan sebagai perubahan estimasi
akuntansi.
84
Penyusutan
Umur Manfaat
Faktor yang harus diperhitungkan dalam menentukan
umur manfaat.
•
Prakiraan daya pakai aset;
•
Prakiraan tingkat keausan fisik;
•
Keusangan teknis dan keusangan komersil;
•
Pembatasan penggunaan aset karena aspek hukum (misal :
sewa).
85
Penyusutan
• Metode penyusutan yang
digunakan:
Metode Penyusutan
– Harus mencerminkan ekspektasi pola
konsumsi manfaat ekonomis masa
depan atas aset oleh entitas.
– Harus di-review minimum setiap
akhir tahun buku, dan
– Perubahan metode diperlakukan
sebagai perubahan estimasi.
86
Penyusutan
Metode Penyusutan
Garis Lurus
Saldo Menurun
Jumlah Unit
Menghasilkan pembebanan yang tetap sepanjang
umur manfaat selagi nilai residu tidak berubah
Menghasilkan pembebanan yang menurun
sepanjang umur manfaat
Menghasilkan pembebanan berdasarkan
penggunaan
87
Penyusutan
Sebagian besar perusahaan
di USA menggunakan
metode garis lurus /
straight line
Saldo Menurun
Lainnya
4%
8%
5%
Unit Produksi
83%
Garis Lurus
Sumber: Accounting Trends & Techniques, edisi 56, American Institute of
Certified Public Accountants, New York, 2002.
Data
Biaya Awal.....…………..
... 2.400.000
Masa manfaat dalam tahun.. 5 tahun
Masa manfaat dalam jam…...
Nilai sisa............................
10.000
200.000
Metode Penyusutan Garis Lurus
Biaya – Nilai Sisa
Masa Manfaat
= depresiasi tahunan
2.400.000 – 200.000
5 tahun
= 440.000 depresiasi tahunan
440.000
2.400.000
= 18.3%Tingkat depresiasi
garis lurus
Metode Garis Lurus
Tahun
1
2
3
4
5
Biaya
Akum. Depr.
pada awal
tahun
2.400.000
2.400.000 440.000
2.400.000 880.000
2.400.000 1.320.000
2.400.000 1.760.000
Nilai Buku
pada awal
tahun
2.400.000
1.960.000
1.520.000
1.080.000
640.000
Biaya (2.400.000) – Nilai Sisa (200.000)
Estimasi Masa Manfaat 5 thn)
Beban
Depr.
440.000
440.000
440.000
440.000
440.000
=
Nilai buku
pada akhir
tahun
1.960.000
1.520.000
1.080.000
640.000
200.000
Beban
Depresiasi
tahunan (440.000)
91
Metode Unit Produksi
Biaya – Estimasi nilai sisa
= Depresiasi per unit, jam,
Estimasi masa manfaat dalam unit, jam,
dsb.
dsb.
2.400.000 – 200.000
= 220 per jam.
10,000 jam
Metode unit produksi lebih sesuai
dibandingkan dengan metode garis lurus saat
jumlah penggunaan aset tetap bervariasi dari
tahun ke tahun.
Metode Saldo Menurun
Tahap 1
Mengabaikan nilai sisa,
menghitung tingkat
garis lurus
2.400.000 – 200.000
5 tahun
480.000
2.400.000
= 480.000
= 20%
Tahap 2
Tingkat garis lurus dikali dua.
0.20 x 2 = .40
Cara mudahnya dengan
membagi satu dengan
jumlah tahun (1 ÷ 5 = .20).
Untuk tahun pertama, biaya dari aset dikalikan dengan 0.40. Setelah tahun
pertama, nilai buku yang menurun dari aset dikalikan dengan 0.40.
93
Tabel Perhitungan Saldo Menurun
Tahap 3
Tahun
Nilai Buku
Awal Tahun
Tingkat
Depresiasi
Tahunan
Akumulasi
Depresiasi
Akhir Tahun
Nilai Buku
Akhir Tahun
1
2.400.000
40%
960.000
960.000
1.440.000
2
1.440.000
40%
576.000
1.536.000
864.000
3
864.000
40%
345.600
345.600
518.400
4
518.400
40%
207.360
207.360
311.040
5
311.040
111.040
111.040
200.000
311.040 – 200.000
Nilai Buku akhir
yang diinginkan
Penurunan Nilai – PSAK 48
• PSAK 48 tentang Penurunan Nilai Aset, yang membahas:
1.
2.
3.
Bagaimana entitas melakukan review atas nilai tercatat aset,
Bagaimana menentukan recoverable amount suatu aset, dan
Kapan mengakui atau membalik rugi penurunan nilai.
• Penurunan nilai terjadi jika nilai tercatat aset lebih tinggi dibandingkan
nilai terpulihkan (recoverable amount)
• Recoverable amount adalah nilai tertinggi antara nilai wajar dikurangi
biaya penjualan dengan nilai kini penggunaan aset.
• Penurunan nilai diakui di laporan laba rugi
• Revew penurunan nilai dilakukan setiap pelaporan
• Penurunan boleh dapat dibalikkan sebesar yang telah terjadi
95
Identifikasi Aset yang Mungkin Mengalami Penurunan
Nilai Aset
Akhir periode
Jika ada indikasi
Entitas menilai apakah
terdapat indikasi suatu
aset mengalami
penurunan nilai
Entitas mengestimasi
jumlah terpulihkan aset.
Terlepas apakah terdapat indikasi penurunan nilai entitas harus:
– Minimal setahun sekali, melakukan pengujian penurunan nilai
(impairment test).
•
•
•
Aset tidak berwujud dengan masa manfaat tidak terbatas
Aset tidak berwujud yang belum digunakan
Goodwill yang diperoleh dalam kombinasi bisnis
96
Identifikasi Aset yang Mungkin Mengalami Penurunan Nilai
Aset
PSAK 48 par 12
Informasi minimum yang dipertimbangkan
•
•
•
•
Informasi dari sumber-sumber
eksternal
Perubahan signifikan nilai pasar
Perubahan signifikan teknologi,
pasar, ekonomi dan lingkup
hukum
Perubahan suku bunga
Jumlah tercatat aset neto
enttitas melebihi kapitalisasi
pasarnya
Informasi dari sumber-sumber
internal
• Bukti keusangan atau kerusakan
fisik aset
• Perubahan signifikan atas
penggunaan, penghentian dan
masa manfaat aset
• Bukti internal mengindikasikan
bahwa kinerja ekonomi aset lebih
buruk dari yang diharapkan.
97
Pendekatan Umum dari Pengukuran Penurunan Nilai
Carrying
Amount
Recoverable
Amount 
Nilai tertinggi
Nilai Aset
Nilai Wajar dikurangi
Biaya Penjualan
Nilai Pakai
Akumulasi
Penyusutan
dan Akumulasi
Rugi
Penurunan
Nilai
Recovered through
sale
Recovered through
use
98
Pengukuran Jumlah Terpulihkan
• PSAK 48 mendefinisikan jumlah terpulihkan suatu aset sebagai jumlah
yang lebih tinggi antara:
Fair Value Less Costs to Sell
adalah jumlah yang dapat dihasilkan
dari penjualan suatu aset atau unit
penghasil kas dalam transaksi antara
pihak-pihak yang mengerti dan
berkehendak bebas tanpa tekanan,
dikurangi biaya pelepasan aset.
dan
Nilai pakai (Value in Use)
adalah nilai sekarang dari
taksiran arus kas yang
diharapkan akan diterima atau
unit penghasil kas.
99
Pengakuan Rugi Penurunan Nilai
nilai terpulihkan aset < dari nilai tercatatnya
–
–
nilai tecatat aset diturunkan menjadi sebesar nilai
terpulihkan.
Penurunan tersebut adalah rugi penurunan nilai
PSAK 48
Par 59-60-61
Rugi penurunan nilai segera diakui dalam laporan laba rugi,
• Kecuali aset disajikan pada jumlah direvaluasi sesuai dengan standar lain
(Contoh PSAK 16: Aset Tetap)
100
Pengakuan Rugi Penurunan Nilai
• Setiap rugi penurunan nilai aset revalusian diperlakukan
sebagai penurunan revaluasi.
 diakui dalam pendapatan komprehensif lain,
sepanjang kerugian penurunan nilai tidak melebihi
jumlah surplus revaluasi untuk aset yang sama
 rugi penurunan nilai atas aset revaluasian
mengurangi surplus revaluasi untuk aset tersebut
101
Ilustrasi Penurunan Nilai 1
Contoh: Misalkan PT Anggrek melakukan uji penurunan nilai terhadap
peralatan yang dimilikinya. Nilai tercatat dari peralatan sebesar Rp 200
juta, nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual Rp180 juta dan nilai
pakainyaRp 205 juta.
Rp 200 juta
Rp 205 juta
Tidak ada
penurunan
nilai
Rp 180 juta
Rp 205 juta
102
Ilustrasi Penurunan Nilai 2
Contoh: Misalkan infromasi PT Mawar yang tersedia sama kecuali nilai
pakai dari peralatan sebesar Rp 175 juta.
Rp20 juta Rugi Penurunan Nilai
Illustration 11-15
Rp 200 juta
Rp 180 juta
Rp 180 juta
Rp 175 juta
103
Ilustrasi Penurunan Nilai 2 (Cont’d)
PT Mawar membuat jurnal berikut ini untuk mencatat kerugian
penurunan nilai:.
Dr. Kerugian Penurunan Nilai
Cr. Akulumasi Depresiasi - Peralatan
Rp 20 juta
Rp 20 juta
104
Penghentian Pengakuan
• Jumlah
tercatat
aset
pengakuannya pada saat:
tetap
dihentikan
a) dilepaskan; atau
b) Tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang
diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya.
• Laba atau rugi yang timbul dari penghentian
pengakuan aset tetap harus dimasukkan dalam
laporan laba rugi pada saat aset tersebut
dihentikan pengakuannya (kecuali transaksi jualsewa balik).
• Laba tidak boleh diklasifikasikan sebagai
pendapatan.
105
Penghentian Pengakuan
• Penghentin pengakuan pada saat penggantian sebagian aset tetap
– Entitas mengakui biaya perolehan dari penggantian dalam jumlah tercatat
aset,
– Kemudian menghentikan pengakuan jumlah tercatat bagian yang
digantikan tanpa memperhatikan bagian yang digantikan telah disusutkan
secara terpisah. Jika tidak praktis, biaya perolehan penggantian = biaya
perolehan yang digantikan .
• Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan suatu aset
tetap harus ditentukan sebesar perbedaan antara :
– Jumlah neto hasil pelepasan, jika ada, dan
– Jumlah tercatat dari aset.
106
Penghentian Pengakuan
Penghentian pengakuan aset dapat dilakukan dengan beberapa
cara :
1. dibuang,
2. dijual, atau
3. ditukar tambah dengan aset serupa.
Jurnal yang diperlukan tergantung pelepasan dan kondisi,
namun secara umum terdiri dari:
• Akun aset dikredit untuk mengeluarkan aset dari pembukuan
• Akun Akumulasi Penyusutan terkait harus didebit untuk mengeluarkan
saldonya dari buku besar.
• Tambahkan aset yang diterima dari proses penghentian jika ada
• Selisih akan diperhitungkan dalam keuntungan atau kerugian
Penghentian aset
Suatu peralatan dibeli dengan harga 2.50.000
telah sepenuhnya disusutkan. Pada tanggal 14
Februari, peralatan tersebut dibuang.
Feb. 14 Akumulasi Peny.—Peralatan
Peralatan
Menghapus peralatan yang
sudah sepenuhnya disusutkan.
2.500.000
2.500.000
Penjualan Aset
• Ketika aset tetap dijual, dapat timbul kerugian atau
keuntungan.
 Jika harga jual sama dengan dengan nilai buku, tidak ada untung atau
rugi.
 Jika harga jual lebih kecil dari nilai buku, ada kerugian sebesar selisih
tersebut.
 Jika harga jual lebih besar dari nilai buku, ada keuntungan sebesar
selisih tersebut.
• Keuntungan atau kerugian akan dilaporkan di laporan laba
rugi sebagai Pendapatan Lain-lain atau Kerugian Lain-lain.
Penjualan Aset
Peralatan seharga 1.000.000 didepresiasikan dengan metode
tahunan garis lurus 10 tahun. Peralatan tersebut dijual secara
tunai pada tanggal 1 Oktober. Akumulasi Penyusutan
(terakhir disesuaikan tanggal 31 Des.) memiliki saldo sebesar
700.000.
Okt.
1 Beban Penyusutan—Peralatan
75.000
Ak. Penyusutan—Peralatan
75.000
Mencatat beban penyusutan
tahun berjalan atas peralatan
yang dijual.
1.000.000 × ¾
×10%
Penjualan Aset
Asumsi 1: Peralatan tersebut dijual
seharga 225.000, jadi tidak
untung maupun rugi.
Okt.
1 Kas
225.000
Ak. Penyusutan—Peralatan
Peralatan
Menjual peralatan.
775.000
1.000.000
Penjualan Aset
Asumsi 1: Peralatan tersebut dijual
seharga 100.000, jadi
terjadi kerugian.125.000
Okt.
1 Kas
100.000
Ak. Penyusutan—Peralatan
775.000
Kerugian atas Pelepasan Aset Tetap
125.000
Peralatan
Menjual peralatan.
1.000.000
Penjualan Aset
Asumsi 1: Peralatan tersebut dijual
seharga 300.000, jadi
terjadi keuntungan.75.000
Okt.
1 Kas
300.000
Ak. Penyusutan—Peralatan
Keuntunganatas Pelepasan Aset
Peralatan
Menjual peralatan.
775.000
75.000
1.000.000
Ilustrasi Penjualan Aset
Penjualan Aset
PT. Kelud memilik mesin yang dibeli 1 Juli 2X07 dengan harga 20.000.000.
Depresiasi sebesar 2.400.000 per tahun, jurnal depresiasi dilakukan setiap
akhir tahun. Pada 1 September 2X11 mesin dijual dengan harga 10.000.000.
Buatlah jurnal untuk mencatat penjualan tersebut.
Mencatat depresiasi 3 bulan
Beban depresiasi
1.600.000
Akumulasi depresiasi
1.600.000
Jurnal penjualan
Akumulasi depresiasi
10.000.000
Kas
10.500.000
Mesin
20.000.000
Akumulasi depresiasi
5.000.000
Nilai akumulasi depresiasi 1 September 2X11
4.167 tahun x 2.400.000 = 10.000.000
114
PSAK 58 - Aset tidak lancar dimiliki untuk dijual dan operasi dihentikan
• Aset tidak lancar dimiliki untuk dijual dan operasi dihentikan
• Kriteria :
• aset (atau kelompok lepasan) harus berada dalam keadaan yang dapat
dijual dengan segera
• penjualan tersebut dapat dikatakan sangat mungkin terjadi, manajemen
pada hirarki yang memadai harus mempunyai komitmen terhadap
rencana penjualan aset.
– Diukur pada nilai yang lebih rendah antara jumlah
tercatat dan nilai wajar setelah dikurangi biaya untuk
menjual, dan penyusutan atas aset tersebut dihentikan
– Aset Yang Dimiliki Untuk Dijual disajikan sebagai aset lancar
dan terpisah dari pos lainnya.
115
Klasifikasi Aset Tidak Lancar Dimiliki untuk Dijual
Aset tidak lancar dimiliki untuk dijual
JIKA
Jumlah tercatatnya akan dipulihkan melalui transaksi
penjualan daripada melalui pemakaian berlanjut
• Syarat yang harus terpenuhi:
– Berada dalam keadaan dapat/tersedia dijual
– Penjualannya harus sangat mungkin terjadi (highly probable)
Penyajian Menurut PSAK 58
2005 Annual Report:
117
Contoh 1
• PT XYZ mempunyai aset tetap yang diperoleh 1 Desember
2004 pada biaya perolehan Rp100juta.
• Nilai residu aset diestimasikan sebesar Rp10juta dan masa
manfaat 10 tahun. Pada 1 Desember 2007, aset tsb
diklasifikasikan sebagai “aset dimiliki untuk dijual”.
• Nilai wajar diestimasikan Rp80juta dan biaya untuk menjual
adalah Rp3juta.
• Aset tersebut terjual pada 30 Juni 2008 pada harga Rp77juta.
118
Contoh 1
a. Pada saat reklasifikasi aset tgl 1 Desember 2007:
a.
b.
Aset dipindahkan dari kelompok Aset Tetap ke kelompok Aset dimiliki
untuk dijual
Nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual aset tsb adalah Rp77juta
(Rp80 – Rp3juta). Jumlah ini lebih tinggi dari nilai tercatat aset
sebesar Rp73juta (Rp100 – ((Rp100-Rp10)/10 X 3). Jadi Aset tetap
diukur sebesar Rp73juta.
b. Pada saat dijual tgl 30 Juni 2008, mengakui laba dari
penjualan sebesar Rp4juta (perolehan Rp77juta – nilai
tercatat kini Rp73juta)
119
Contoh 1
• Jurnal:
• 1 Desember 2007
Dr. Aset dimiliki untuk dijual
Rp73juta
Dr. Akumulasi depresiasi Rp27juta
Cr.
Aset tetap
Rp100juta
• 30 Juni 2008
Dr. Kas
Rp77juta
Cr.
Aset dimiliki utk dijual
Rp73juta
Cr.
Keuntungan penjualan aset Rp4juta
120
Pengungkapan
 Dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan jumlah
tercatat bruto
 Metode penyusutan yang digunakan
 Masa manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan
 Jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan awal dan akhir
periode.
 Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode
 Keberadaan dan jumlah restriksi atas hak milik karena
penjaminan utang
 Jumlah pengeluaran yang diakui dalam pembangunan
 Jumlah komitmen kontraktual dalam perolehan
 Jumlah kompensasi pihak ketiga untuk aset yang mengalami
penurunan nilai, hilang / dihentikan.
 Pemilihan metode akuntansi
 Perubahan estimasi
121
Pengungkapan Revaluasi
•
•
•
•
Dasar yang digunakan untuk menilai kembali aktiva
Tanggal efektif penilaian
Nama penilai independen, bila ada
Hakekat setiap petunjuk yang digunakan untuk
menentukan biaya pengganti
• Jumlah tercatat setiap jenis aktiva tetap
• Surplus penilaian kembali neraca
122
Penyajian dan Analisis
Analisis Aset Tetap
Asset Turnover Ratio
Mengukur kemampuan
perusahaan untuk
menghasilkan penjualan yang
dihasilkan dari aset yang
diinvertsasikan
Illustration 11-24
123
Penyajian dan Analisis
Analisis Aset Tetap
Profit Margin on Sales
Mengukur kemampuan
perusahaan untuk
menghasilkan laba dari setiap
penjualan yang dilakukan
Illustration 11-25
124
Penyajian dan Analisis
Analisis Aset Tetap
Rate of Return on Assets
Mengukur keberhasilan
perusahaan menggunakan
asetnya untuk menghasilkan
laba
Illustration 11-26
125
LO
8
Penyajian dan Analisis
ROA dapat diagregasi menjadi komponen profit margin dan turnover
yang merupakan perpaduan antara efisiensi dan profitabilitas
Rate of Return
on Assets
Net Income
Average Total Assets
=
=
Profit Margin on
Sales
Net Income
Net Sales
x
x
Asset Turnover
Net Sales
Average Total Assets
126
Penyajian dan Analisis
Agregasi ROA menjadi komponen profitabilitas dan efisiensi
Profitabilitas
Rate of Return
on Assets
=
€644
Profit Margin on
Sales
x
€644
(€9,533 €8,325) / 2
€10,799
(€9,533 €8,325) / 2
€10,799
=
Asset Turnover
x
=
7.2%
Efisiensi
5.96%
x
1.21
127
Ilustrasi Kapitalisasi Bunga
Ilustrasi kapitalisasi bunga: Blue Corporation meminjam dana senilai $200,000 dengan suku
bunga 12% dari Bank Negara pada tanggal 1 Januari 2011. Pinjaman tersebut khusus
digunakan untuk membuat peralatan yang akan digunakan untuk kegiatan operasinya.
Pembuatan peralatan tersebut dimulai pada tanggal 1 Januari 2011. Dana yang tidak terpakai
diinvestasikan dengan bunga 10%. Berikut ini pengeluaran yang terjadi untuk pembuatan
peralatan sebelum pembuatan selesai pada tanggal 31 Desember 2011:
Pengeluaran Aktual 2011:
1 Januari
$100,000
30 April
150,000
1 November
300,000
31 Desember
100,000
Total pengeluaran $650,000
Pinjaman umum yang ada
pada 1 Januari 2011:
Obligasi $500,000, 14%,
10 tahun
Wesel bayar $300,000,
10%, 5 tahun
128
Menghitung Avoidable Interest Rate
Up to
specific loan,
$200,000 at
10% x 11/12
$18,333.33
avoidable
+
Expenditure
$650,000
Excess
($650,000 less
$200,000 = $450,000)
At 12.5% x 8/12
$37,500
avoidable
$22,500
$3,333.33
Revenue
129
Membandingkan Bunga Aktual dan Avoidable:
Avoidable interest:
$22,500
Actual interest:
 $500,000 @ 14% = 70,000
 $300,000 @ 10% = 30,000
$100,000
 Capitalize avoidable interest of $22,500
(the lesser of avoidable and actual interest).
 Expense $77,500 ($100,000 less $22,500).
Kasus Pertukaran Aset
Santana Company exchanged equipment used in its
manufacturing operations plus $2,000 in cash for similar
equipment used in the operations of Delaware Company. The
following information pertains to the exchange.
Equipment (cost)
Accumulated Depreciation
Fair value of equipment
Cash given up
Santana
$28,000
19,000
13,500
2,000
Delaware
$28,000
10,000
15,500
Instructions: Prepare the journal entries to record the
exchange on the books of both companies.
131
Kasus Pertukaran Aset
Calculation of Gain or Loss
Fair value of equipment received
Cash received / paid
Santana
$15,500
Delaware
$13,500
(2,000)
2,000
Less: Bookvalue of equipment
($28,000-19,000)
(9,000)
($28,000-10,000)
Gain or (Loss) on Exchange
(18,000)
$4,500
($2,500)
132
Kasus Pertukaran Aset
Has Commercial Substance
Santana:
Equipment
Accumulated depreciation
Cash
Equipment
Gain on exchange
15,500
19,000
2,000
28,000
4,500
Delaware:
Cash
Equipment
Accumulated depreciation
Loss on exchange
Equipment
2,000
13,500
10,000
2,500
28,000
133
Kasus Pertukaran Aset
Santana (Has Commercial Substance):
Equipment
Accumulated depreciation
Cash
Equipment
Gain on disposal of equipment
15,500
19,000
2,000
28,000
4,500
Santana (LACKS Commercial Substance):
Equipment (15,500 – 4,500)
Accumulated depreciation
Cash
Equipment
11,000
19,000
2,000
28,000
134
Kasus Pertukaran Aset
Delaware (Has Commercial Substance):
Cash
Equipment
Accumulated depreciation
Loss on disposal of equipment
Equipment
2,000
13,500
10,000
2,500
28,000
Delaware (LACKS Commercial Substance):
Cash
Equipment
Accumulated depreciation
Loss on disposal of equipment
Equipment
2,000
13,500
10,000
2,500
28,000
135
Kasus Revaluasi
Revaluation—Land
Illustration: Siemens Group (DEU) purchased land for
€1,000,000 on January 5, 2010. The company elects to use
revaluation accounting for the land in subsequent periods. At
December 31, 2010, the land’s fair value is €1,200,000. The
entry to record the land at fair value is as follows.
Land
Unrealized Gain on Revaluation - Land
200,000
200,000
Unrealized Gain on Revaluation—Land increases other comprehensive
income in the statement of comprehensive income.
136
Kasus Revaluasi
Revaluation—Depreciable Assets
Illustration: Lenovo Group (CHN) purchases equipment for
¥500,000 on January 2, 2010. The equipment has a useful life
of five years, is depreciated using the straight-line method of
depreciation, and its residual value is zero. Lenovo chooses to
revalue its equipment to fair value over the life of the
equipment. Lenovo records depreciation expense of ¥100,000
(¥500,000 5) at December 31, 2010, as follows.
Depreciation Expense
Accumulated Depreciation—Equipment
100,000
100,000
137
Kasus Revaluasi
Revaluation—Depreciable Assets
After this entry, Lenovo’s equipment has a carrying amount of
¥400,000 (¥500,000 - ¥100,000). Lenovo receives an
independent appraisal for the fair value of equipment at
December 31, 2010, which is ¥460,000.
Accumulated Depreciation—Equipment
100,000
Equipment
40,000
Unrealized Gain on Revaluation—Equipment
60,000
138
Kasus Revaluasi
Revaluation—Depreciable Assets
Illustration 11-22
Financial Statement
Presentation—Revaluations
Lenovo reports depreciation expense of ¥100,000. The Accumulated Other
Comprehensive Income account related to revaluations cannot have a negative
balance.
139
Kasus – Model Revaluasi & Cost
An asset was acquired January 1, 2006, for 1.000.000 and is expected to have a
5-year life without any salvage value. Straight-line depreciation is used.
• On January 1, 2007 the asset is appraised at a sound value (depreciated
replacement cost) of 1.200.000
• On January 1, 2008 the asset is appraised at a sound value (depreciated
replacement cost) of 450.000
• On January 1, 2009 the asset is appraised at a sound value (depreciated
replacement cost) of 500.000
Required:
a. Prepare all necessary journal based on revaluation model!
b. Prepare all necessary journal based on cost model! Assume that the condition
of January 1, 2008 fulfills the criteria for impairment!
140
Ilustrasi Perubahan Estimasi
Arcadia HS, purchased equipment for $510,000 which was estimated
to have a useful life of 10 years with a residual value of $10,000 at the
end of that time. Depreciation has been recorded for 7 years on a
straight-line basis. In 2010 (year 8), it is determined that the total
estimated life should be 15 years with a residual value of $5,000 at
the end of that time.
Questions:
–
What is the journal entry to correct
years’ depreciation?
–
Calculate the depreciation expense
2010.
the prior
for
141
Kasus Penurunan Nilai
Impairments Illustrations
Case 1
At December 31, 2011, Hanoi Company has equipment with a cost of
VND26,000,000, and accumulated depreciation of VND12,000,000. The
equipment has a total useful life of four years with a residual value of
VND2,000,000. The following information relates to this equipment.
1.
The equipment’s carrying amount at December 31, 2011, is
VND14,000,000 (VND26,000,000 VND12,000,000).
2.
Hanoi uses straight-line depreciation. Depreciation was VND6,000,000
for 2011 and is recorded.
3.
Hanoi has determined that the recoverable amount for this asset at
December 31, 2011, is VND11,000,000.
4.
The remaining useful life after December 31, 2011, is two years.
142
Kasus Penurunan Nilai
Case 1: Hanoi records the impairment on its equipment at
December 31, 2011, as follows.
VND3,000,000 Impairment Loss
VND14,000,000
VND11,000,000
Loss on Impairment
3,000,000
Accumulated Depreciation—
Equipment
3,000,000
143
Kasus Penurunan Nilai
Equipment
Less: Accumulated Depreciation-Equipment
Carrying value (Dec. 31, 2011)
VND 26,000,000
15,000,000
VND 11,000,000
Hanoi Company determines that the equipment’s total useful life has
not changed (remaining useful life is still two years). However, the
estimated residual value of the equipment is now zero. Hanoi
continues to use straight-line depreciation and makes the following
journal entry to record depreciation for 2012.
Depreciation Expense
5,500,000
Accumulated Depreciation—Equipment
5,500,000
144
Kasus Penurunan Nilai
Impairments Illustrations
Case 2
At the end of 2010, Verma Company tests a machine for impairment. The
machine has a carrying amount of $200,000. It has an estimated remaining
useful life of five years. Because there is little market-related information on
which to base a recoverable amount based on fair value, Verma determines
the machine’s recoverable amount should be based on value-in-use. Verma
uses a discount rate of 8 percent. Verma’s analysis indicates that its future
cash flows will be $40,000 each year for five years, and it will receive a
residual value of $10,000 at the end of the five years. It is assumed that all
cash flows occur at the end of the year.
Illustration 11-16
145
Kasus Penurunan Nilai
Case 2: Computation of the impairment loss on the machine at
the end of 2010.
$33,486 Impairment Loss
Illustration 11-15
$200,000
$166,514
Unknown
$166,514
146
Kasus Penurunan Nilai
Case 2: Computation of the impairment loss on the machine at
the end of 2010.
$33,486 Impairment Loss
Illustration 11-15
$200,000
$166,514
Loss on Impairment
33,486
Accumulated Depreciation—
machine
33,486
Unknown
$166,514
147
Kasus Penurunan Nilai
Reversal of Impairment Loss
Tan Company purchases equipment on January 1, 2010, for
$300,000, useful life of three years, and no residual value.
At December 31, 2010, Tan records an impairment loss of $20,000.
Loss on Impairment
20,000
Accumulated Depreciation—Equipment
20,000
148
Kasus Penurunan Nilai
Reversal of Impairment Loss
Depreciation expense and related carrying amount after the
impairment.
At the end of 2011, Tan determines that the recoverable amount of the
equipment is $96,000. Tan reverses the impairment loss.
Accumulated Depreciation—Equipment
Recovery of Impairment Loss
6,000
6,000
149
Main References
• Intermediate Accounting
Kieso, Weygandt, Walfield, 13th edition, John Wiley
• Standar Akuntansi Keuangan
Dewan Standar Akuntansi Keuangan, IAI
• International Financial Reporting Standards – Certificate Learning
Material
The Institute of Chartered Accountants, England and Wales
150
TERIMA KASIH
Profesi untuk
Mengabdi padamu
Negeri
Dwi Martani
081318227080
[email protected] atau [email protected]
http://staff.blog.ui.ac.id/martani/