IMAN KEPADA QADHA’ DAN QADAR Oleh: Imron Rosadi, M.Pd.I PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SMK LANJUT.

Download Report

Transcript IMAN KEPADA QADHA’ DAN QADAR Oleh: Imron Rosadi, M.Pd.I PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SMK LANJUT.

IMAN KEPADA
QADHA’ DAN QADAR
Oleh: Imron Rosadi, M.Pd.I
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SMK
LANJUT
MAIN MENU
IMAN KEPADA QADHA’ DAN QADAR
Kelas XII SMK
IDENTITAS
MAPPING
MATERI
TUGAS
IDENTITAS
STANDAR KOMPETENSI
33. Meningkatkan Keimanan kepada Qadha’ dan
Qadar
KOMPETENSI DASAR
33.1. Menjelaskan tanda-tanda keimanan kepada
Qadha’ dan Qadar
33.2. Menerapkan hikmah beriman kepada
Qadha’ dan Qadar
MAPPING
IMAN KEPADA QADHA’ DAN QADAR
1
PENGERTIA
N IMAN
KEPADA
QADHA’ DAN
QADAR
2
Hubungan
Qadha’
dan Qadar
3
Macammacam
Takdir
4
Tadatanda
Iman
Kepada
Qadha’
Dan
Qadar
5
Ikhtiar
dan
Tawkal
6
Hikmah
Kepada
Qadha
dan
Qadar
MATERI
PENGERTIAN IMAN KEPADA QADHA’ DAN
QADAR
Iman kepada qadha’ dan qadar adalah meyakini
dengan sepenuh hati bahwa segala sesuatu yang
terjadi di alam ini dikuasai oleh suatu hukum (Allah
SWT.) yang pasti dan tetap, yang tidak tunduk
kepada kemauan manusia yang meliputi semua
kejadian yang menimpa seluruh makhluk hidup
termasuk manusia dan benda-benda yang ada di
alam semesta ini.
Secara bahasa Qadha’ berarti :
a. Hukum atau keputusan (QS. An Nisa’: 65)
b. Mewujudkan atau menjadikan (QS. Fussilat:
12)
c. Kehendak (QS. Ali Imran : 47)
d. Perintah (QS. Al Isra’: 23)
Secara Bahasa Qadar berarti
a. Mengatur serta menentukan sesuatu menurut
batas-batasnya (QS. Fussilat: 10)
b. Ukuran (QS. Ar Ra’d : 17)
c. Ketentuan dan kepastian (QS. Al Mursalat: 23)
d. Kekuasaan dan kemampuan (QS. Al Baqarah :
236)
e. Perwujudan kehendak Allah terhadap
makhluknya dalam bentuk dan batasan tertentu
(QS. Al Qamar: 49)
Secara istilah :
Qadha adalah ketentuan Allah swt mengenai
segala hal dan keadaan, kebaikan atau keburukan
yang sesuai dengan apa yang akan diciptakan dan
tidak akan berubah-ubah sampai terwujudnya
Qadar adalah perwujudan kehendak Allah swt
terhadap semua makhluk-Nya dalam bentuk dan
batasan-batasan tertentu baik mengenai zatnya
atau pun sifat-sifatnya
Hubungan Qadha’ dan Qadar
Dalam pembicaraan sehari-hari Qadha’ dan Qadar
di sebut dengan Takdir. Qadha’ dan Qadar
merupakan satu kesatuan. Qadha’ merupakan
ketentuan, kehendak dan kemauan Allah swt.,
sedangkan Qadar merupakan perwujudan dari
kehendak itu. Qadha’ bersifat Qadim (dahulu),
sedangkan Qadar bersifat Hudus (baru)
Artinya :
“Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi
dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan
telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh)
sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya
yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.”
(QS. Al Hadid ayat 22)
Ada dua macam takdir :
1. Takdir Mubrom : Takdir yang pasti akan terjadi
dan tidak bisa dihindari/dielakkan. Contoh: hari
kelahiran, ibu yang melahirkan, bentuk muka,
postur tubuh, kematian dan sebagainya.
Artinya :
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati.
Kemudian hanyalah kepada Kami kamu
dikembalikan” (QS. Al Ankabut: 57)
2. Takdir Muallaq : Ketetapan Allah yang masih
dapat dirubah dan digantungkan kepada usaha
manusia dalam mencapainya.
Contoh : jika ingin pintar maka harus belajar, jika
ingin kaya maka harus bekerja dan sebagainya
Artinya :
Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan
sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan
yang ada pada diri mereka sendiri. ( QS. Rad : 11)
TANDA-TANDA IMAN QADHA’ DAN QADAR
a. Menerima dan melaksanakan ketentuanketentuan Allah sebagaimana dijelaskan dalam
Al Qur’an
b. Mengamati dan memanfaatkan dengan baik
ciptaan Allah dalam alam semesta.
c. Melakukan usaha/ikhtiar dengan akal dan
pikirannya dalam mencapai tujuan hidup.
d. Menyandarkan hasil ikhtiar kepada Allah swt
Sunnatullah
Sunnatullah berarti ketentuan - ketentuan atau
hukum Allah swt. yang berlaku atas segenap alam
dan berjalan secara tetap dan teratur.
Contoh :
api - panas, es - dingin, batu - keras, air - cair dan
sebagainya.
Sunnatullah ada dua macam :
Sunnatullah Qauliyah adalah Sunnatullah yang
berupa wahyu yang tertulis dalam bentuk
lembaran atau dibukukan, yaitu Al Qur’an.
Sunnatullah Qauniyah adalah Sunnatullah yang
tidak tertulis dan berupa kejadian atau fenomena
alam. Contoh: api itu panas dan membakar,
pergantian siang dan malam
Kedua Sunnatullah tersebut memiliki persamaan,
yaitu :
1. Berasal dari Allah.
2. Dijamin kemutlakannya.
3. Tidak dapat diubah atau diganti dengan hukum
lainnya.
Firman Allah dalam Al Qur’an Surat Al Ahzab ayat
62
Artinya :
“Sebagai sunnah Allah yang berlaku atas orangorang yang telah terdahulu sebelum (mu), dan
kamu sekali-kali tiada akan mendapati perubahan
pada sunnah Allah.”
IKHTIAR DAN TAWAKKAL
Ikhtiar adalah berusaha secara maksimal dalam
mencapai tujuan dan hasil.
Dalam berikhtiar yang memberikan kekuatan
memilih adalah Allah swt., sedangkan yang
memilih adalah manusia
Allah berfirman dalam Al Qur’an Surat Ar Ra’d
ayat 11:
Artinya :
Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan
sesuatu kaum sehingga mereka merobah
keadaan[768] yang ada pada diri mereka sendiri
Tawakkal adalah berserah diri kepada Allah SWT,
berserah diri kepada Qadha’ dan Qadar Allah
setelah melakukan usaha secara maksimal
Allah berfirman dalam Al Qur’an Surat At Taubah ayat
51
Artinya :
Katakanlah : "Sekali-kali tidak akan menimpa kami
melainkan apa yang telah ditetapkan Allah untuk kami.
Dialah Pelindung kami, dan hanya kepada Allah
orang-orang yang beriman harus bertawakal."
Ikhtiar dan Tawakkal memiliki hubungan yang
erat sekali, sehingga seseorang harus memiliki
motivasi yang kuat, namun juga harus menyadari
segala keterbatasan yang ada pada dirinya.
Seseorang tidak akan mudah putus asa ketika
gagal dan tidak akan mudah lupa diri ketika
sukses.
Hikmah beriman kepada Qadha dan Qadar
1. Memotivasi setiap mukmin dan muslim untuk
selalu mengerjakan kebajikan.
2. Memperoleh ketenangan dan ketentraman
dalam beribadah.
3. Mendorong manusia untuk berbuat dengan
penuh tangung jawab.
4. Mendorong manusia untuk memiliki optimisme
dalam hidup.
Senantiasa disiplin dan berusaha maksimal
dalam beribadah kepada Allah SWT.
Manyadarkan manusia untuk menyeimbangkan
antara kehidupan dunia dan akhirat.
Menumbuhkan sifat sosial agamis dan
menghilangkan sifat egois.
EVALUASI
1.
Menurut QS. Ar Ra’d ayat 17 tersebut, kata
“Qadar” mempunyai arti ....
a. Ketentuan
b. Ukuran
c. Kehendak
d. Ketetapan
e. Perintah
2.
Artinya : dan Dia menetapkan ukuran ukurannya
dengan serapi-rapinya (QS. Al Furqan : 2)
Ayat diatas menjelaskan tentang ...
a. Qadla’
b. Qadar
c. Qadla’ dan Qadar
d. Takdir
e. Ikhtiar
3. Sunnatullah yang dapat diukur secara empiris
adalah sunnatullah ...
a. Qauliyah
b. Kauniyah
c. Qadariyah
d. Dhahiriyah
e. Sama’iyah
4. Berserah diri pada qadha dan qadar Allah
setelah berusaha secara maksimal disebut....
a. Tadabbur
b. Qanaah
c. Takdir
d. Tawakkal
e. Tasyakur
5. Orang yang mengaku dirinya muslim tapi tidak
beriman kepada qadha’ dan qadar di sebut...
a. Murtad
b. Kafir
c. Fasik
d. Munafiq
e. Zalim
6. Dalam konteks terjadinya kehendak Allah SWT,
maka qadar bersifat....
a. Adam
b. Awal
c. Qidam
d. Akhir
e. Huduts
7. “ Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum
sehingga….”
a. Manusia menemukan ajalnya
b. Kaum itu yang merubah keadaan yang ada
pada mereka
c. Kaum itu menemukan takdir Allah
d. Kau itu bertawakkal
e. Manusia menemukan apa yang
diinginkannya
8. Allah dalam menetapkan makhluknya dengan
ketetapan yang disebut Sunatullah, yaitu ....
a. Hukum-hukum positif
b. Hukum-hukum negatif
c. Hukum-hukum yang berlaku
d. Hukum-hukum sebab akibat
e. Hukum-hukum konvensional
9.
Ayat tersebut menjelaskan bahwa segala
sesuatu yang menimpa kita ....
a. Telah ditetapkan Allah
b. Bisa diprediksi sebelumnya
c. Bisa kita rubah
d. Tidak bisa berubah
e. Bisa diperbaiki
10. Adanya usaha merupakan bagian dari
perwujudan keyakinan terhadap ketentuan
dan kepastian Allah, karena itu setelah
berusaha kita wajib ...
a. berbenah diri
b. berkhalwat
c. Bermunajat
d. bersemedi
e. bertawakkal
http://www.gpaismkmucrb.wordpress.com