Transcript Document

Iman pada
Qadha dan Qadar
Pengantar
Definisi
Tanda-tanda
Hikmah
Pengantar
 Beberapa Pemikiran tentang ‘TAQDIR’ :
Faham Jabbariyyah : Jabariah ekstrim mengatakan bahwa
segala perbutaan manusia bukan merupakan perbutan yang timbul dari
kemauannya sendiri, tetapi perbuatan yang dipaksakan atas dirinya.
Faham Qadariyyah : segala tingkah laku manusia dilakukan atas
kehendaknya sendiri, manusia mempunyai kewenangan untuk melakukan
perbuatan baik maupun perbuatan buruk.
Faham Asy’ariyyah : manusia ditempatkan pada posisi yang
lemah, ia di ibaratkan anak kecil yang tidak memiliki pilihan dalam hidupnya, dan
aliran ini lebih dekat dengan fahan Jabariah.
Taqdir ‘mubran’ & ‘mu’allaq’
1. Taqdir ‘mubran ialah qadha dan qadar yang tidak dapat untuk
dielakkan, pasti terjadi pada diri manusia, telah ditetapkan oleh Yang Maha
.
Pencipta, yang kita tidak mempunyai kesempatan untuk memilihnya ketentuan
Allah swt. terhadap makhluknya yang tidak bisa diubah lagi, contohnya adalah
kematian.
"Tiada satu bencana pun yang menimpa dibumi dan tidak pula pada dirimu melainkan telah
tertulis dalam kitab (LAUHIL MAHFUZ) sebelum kami menciptakannya. Sesungguhnya
yang demikian itu mudah bagi Allah." (QS. al Hadiid ayat 22.)
Tertutupnya pilihan
2. Taqdir ‘mu’allaq’ qadha dan qadar yang bergantung kepada ikhtiar
seseorang, atau usaha menurut kemampuan yang ada pada manusia. takdir
yang bisa diubah dengan doa, dan usaha.
Pilihan-pilihan dalam hidup
Definisi :
 Qadha :
Secara etimologi :
hukum, ketetapan,perintah, kehendak,
pemberitahuan, penciptaan.
Secara terminologi :
ketetapan Allah sejak zaman Azali sesuai
dengan iradah-Nya tentang segala sesuatu
yang berkenan dengan makhluk.
 Qadar :
Secara etimologi :
kepastian, peraturan, ukuran.
Secara terminologi :
perwujudan atau kenyataan ketetapan Allah terhadap
semua makhluk dalam kadar dan berbentuk tertentu
sesuai dengan iradah-Nya.
Tanda-tanda Keimanan
pada Qadha dan Qadar
 Ikhltiar (lahir – bathin)
Buatlah Studi kasus :
 Tawakkal
Peragakan dalam Sosiodrama :
 Husnudzan
Tuliskan ‘pernyataan’
Hikmah Beriman pada Qadha dan Qadar
 terhadap Keimanan
(keyakinan semakin mantab, hindari musyrik)
 terhadap Ibadah
(ritual semakin rajin, ibadah sosial semain tekun)
 Terhadap Akhlaq
(kepada Allah dan kepada sesama)
Ada empat macam takdir
 Takdir Umum (Takdir Azali)
Takdir mengenai segala sesuatu yang ditetapkan sebelum
penciptaan langit, bumi, dan seluruh isinya.
 Takdir Umuri
Takdir yang diberlakukan atas manusia pada masa awal
penciptaannya dan bersifat umum. Meliputi rizki, ajal,
kebahagiaan, dan kesengsaraan.
 Takdir Samawi
Takdir yang dicatat pada malam Lailatul Qadar setiap tahun.
 Takdir Yaumi, takdir yang ditetapkan untuk peristiwa dalam satu
hari, baik berkenaan dengan rizki,kehidupan, kematian,
pengampunan dosa, kesusahan dan hilangnya kesusahan
KISAH

Khalifah Umar bin khattab, suatu ketika, pernah mau berkunjung ke syam ( yordania,
palestina, suriah dan sekitarnya). pada saat itu di syam sedang berjangkit penyakit
menular, lalu Umar membatalkan rencananya tersebut. pembetalan tersebut didengar
oleh seorang sahabatnya yang kemudian berkata : " apakah anda mau lari dari
takdir Allah ?". lalu Umar menjawab " aku lari dari takdir Allah ke takdir Allah yang
lain yang lebih baik".
Hal senada itu juga dialami oelh Ali bin Abi Thalib, ketika beliau sedang duduk
menyandar pada sebuah tembok yang ternyata rapuh, lalu beliau pindah ke tempat
yang lain, sahabatnya bertanya : " apakah anda mau lari dari takdir Allah ?". Ali
menjawab rubuhnya tembok, berjangkitnya penyakit adalah hukum Allah. apabila
seseorang tidak menghindarinya maka ia akan mendapatkan bahayanya itu. ITULAH
YANG DINAMAKAN TAKDIR. dan apabila ia menghindar da luput dari bahayanya itu
juga disebut dengan TAKDIR. BUKANKAH TUHAN TELAH MENGANUGRAHKAN
MANUSIA, Kemampuan memilah dan memilih, kemampuan itu juga takdir yang
ditetapkan-Nya.
Dari uraian diatas, dapat kita pahami bahwa takdir manusia dapat diubah dengan
usaha. salah satu contoh yang lazim dalam masyarakat umum adalah jodoh, rezeki
dan lain-lain. semua memang telah ditakdirkan Allah, akan tetapi manusia harus
berusaha untuk mendapatkan jodoh, rezeki dan lain-lain yang lebih baik atau yang
disebut dengan takdir yang lebih baik.