Virus Disusun oleh : Mekanisme Infeksi Ciri-ciri HN Gejala Penularan & Pencegahan MEKANISME INFEKSI Flu babi (Swine Influenza) akibat virus H1N1 yang diduga dari Meksiko saat ini sudah.

Download Report

Transcript Virus Disusun oleh : Mekanisme Infeksi Ciri-ciri HN Gejala Penularan & Pencegahan MEKANISME INFEKSI Flu babi (Swine Influenza) akibat virus H1N1 yang diduga dari Meksiko saat ini sudah.

Virus
Disusun oleh :
Mekanisme Infeksi
Ciri-ciri
H
1
N
1
Gejala
Penularan &
Pencegahan
MEKANISME INFEKSI
Flu babi (Swine Influenza) akibat virus H1N1 yang diduga dari
Meksiko saat ini sudah menelan banyak korban. Penyebarannya
semakin ekspansif dan sudah menjelajah ke semua benua. Alat
transportasi modern serta tingginya mobilisasi manusia
antarnegara maupun antarbenua juga mempercepat penyebaran
virus ini.
Virus ini memiliki materi genetik berupa (-)ssRNA (negative single
strand RNA). Genom tersebut akan ditranskripsi menjadi mRNA dan
mengkopi untaian positif strand dengan bantuan polimerase
tunggal. Hasil kopi tersebut digunakan untuk sintesis (-)ssRNA baru.
Sementara genom mRNA akan digunakan untuk sintesis protein
(Rantam, 2005).
MEKANISME
INFEKSI
Mekanisme virus H1N1
yang menyerang sistem
respirasi manusia :
Perlekatan
Penetrasi
Endositosis
Pelepasan materi
genetik
Transkripsi
Perakitan
Pelepasan
Gambar 1. Siklus infeksi virus H1N1
MEKANISME INFEKSI
Tahapan awal mula virus masuk kedalam sel. Tahapan ini melibatkan
reseptor sel inang (Reseceptor Binding Site/RBS). Reseptor sel yang
berperan dalam infeksi virus flu tersusun atas glikoprotein atau
glikolipid yang mengandung gugus terminal sialyl-galactosyl [Neu5Ac(α
2,3)Gal] atau [Neu5Ac(α 2,6)Gal].
Kedua reseptor tersebut biasanya disebut α 2,3 asam sialat/sialic acid
atau α 2,6 asam sialat/sialic acid (Thomson et al., 2006). Pada virus
avian influenza (AI), haemaglutinin virus cenderung berikatan dengan
α 2,3 asam sialat sedangkan virus flu manusia berikatan dengan α 2,6
asam sialat.
MEKANISME INFEKSI
Pada kasus flu burung, haemaglutinin virus AI terdapat kemungkinan
perubahan akibat mutasi yang menyebabkan kompabilitas dengan
reseptor α 2,6 asam sialat pada manusia. Sementara pada babi
ditemukan dua jenis reseptor yaitu α 2,3 asam sialat dan α 2,6 asam
sialat.
Hal ini dapat menimbulkan adanya kemungkinan rearsosi genetik
(mixing vesel) antara virus influenza antara unggas dengan virus asal
manusia pada tubuh babi.
MEKANISME INFEKSI
Setelah haemaglutinin virus H1N1 berikatan dengan RBS sel inang
(hospes), maka virus akan masuk melalui fusi envelope virus dengan
membran endosomal sel inang.
Proses ini memerlukan bantuan protease sel inang untuk mengaktivasi
prekusor hemaglutinin (HAo) menjadi fragmen 1 (HA1) dan fragmen 2
(HA2) yang dapat menyebabkan virus melepaskan
ribonukleoproteinnya ke dalam sel inang, akibatnya akan terjadi
replikasi di dalamselinang.
MEKANISME INFEKSI
Tahapan selanjutnya adalah pelepasan materi genetik yang kemudian
diikuti dengan proses transkripsi menjadi RNAm (RNA messenger) yang
siap untuk ditranslasi menjadi bagian-bagian tubuh virus. Tahapan ini
membutuhkan mekanisme kaskade yang melibatkan protein kinase,
yaitu ERK 1/2 (Extracellulear-signal Regulated Kinase 1 dan 2) melalui
jalur Ras–Raf–MEK–ERK (Gambar 2).
ERK ini berperan dalam tahap akhir replikasi virus, yaitu pada saat
pengiriman ribonukleoprotein (RNP) yang telah direplikasi di nukleus
sel inang ke sitosol pada saat fase perakitan.
MEKANISME INFEKSI
 Bagian virus H1N1 yang mengaktivasi
ERK adalah hemagglutinin (HA) yang
terakumulasi di membran sel pada
tahap perakitan. Hemagglutinin
menempel pada Lipid Rafts dan
kemudian mengaktivasi kaskade ERK
melalui PKC (Protein Kinase C).
 Kondisi ini akan mempercepat
pertumbuhan virus H1N1 melalui
proses transkripsi gen. Usai
mengalami perakitan virus H1N1,
maka virus tersebut akan dilepaskan
melalui proses penguncupan
(budding) yang selanjutnya akan
menginfeksi sel-sel yang lain.
Gambar 2. Jalur transduksi ERK (sumber gambar: wwwermm.cbcu.cam.ac.uk)
V
I
R
U
S
CIRI-CIRI H1N1
8
Secara morfologi, virus H5N1 dan H1N1 memiliki persamaan. Virus ini memiliki selubung
dengan diameter 80-120 nm, mengandung genom RNA, beruntai tunggal, dan memiliki
envelope berupa lipid bilayer yang permukaannya terdapat protein transmembran
glikoprotein yaitu haemagglutinin (HA) dan neuraminidase (NA). Kedua protein ini
digunakan sebagai identifikasi kode subtipe flu burung yang banyak jenisnya.
V
I
R
U
S
CIRI-CIRI H1N1
8
Virus influenza tipe A memiliki 15 antigen H yaitu H1-H15 dan 9 antigen N yaitu N1N9. Kombinasi antigen H dan N menghasilkan lebih dari 135 kombinasi subtipe virus
influensa pada manusia antara lain: H1N1, H2N2, H3N3, H5N1, H9N2, H1N2, H7N7
dan kombinasi lainnya. Di luar membran terdapat protein M1 yang berfungsi
memberikan bentuk virus dan enkapsid kompleks ribonukleoprotein (RNP)
V
I
R
U
S
CIRI-CIRI H1N1
8
Komplek ribonukleoprotein terdiri dari RNA yang terikat pada nukleoprotein (NP) dan
enzim polimerase PA, PB1 dan PB2. Tiga enzim polimerase ini nantinya bertanggung
jawab dalam replikasi dan transkripsi RNA. Sedangkan protein M2 sebagai protein
matriks.
GEJALA H1N1

Pada Babi :


Peningkatan suhu tubuh,
depresi, batuk, keluar cairan dari
hidung atau mata, bersin, susah
bernafas, mata merah, tak mau
makan.
Pada Manusia :


Demam, lesu, kurang semangat,
batuk, hidung meler, radang
tenggorokan, mual, muntah,
diare.
Tahap lanjut, terjadi sesak nafas.
Kematian terjadi akibat
kegagalan pernafasan.
Manusia terinfeksi virus H1N1 dari babi
melalui kontak langsung atau via benda-benda
yang terkontaminasi. Flu babi menular dari
manusia ke manusia, lalu bercampur dengan
virus flu manusia lewat udara (bersin, batuk).
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Tutup hidung dan mulut dengan tisu saat batuk/bersin. Buang
tisue ke tempat sampah.
Cuci tangan dengan sabun dan air, terutama setelah batuk atau
bersin. Bisa juga gunakan tisu alkohol.
Hindari kontak dengan penderita flu.
Jika sakit, hendaknya tetap berada di rumah.
Jangan sentuh mata, hidung, atau mulut. Virus menular lewat
bagian tubuh tersebut.
Jangan memakan daging babi yang telah terinfeksi flu H1N1.
Masaklah daging babi pada suhu minimal 70 derajat Celcius agar
semua virus dan bakteri mati.
Sama dengan flu burung (H5N1).
Gunakan antivirus oseltamivir
(Tamiflu), zanamivir, mantadine,
dan rimantadine. Vaksin tersebut
hanya efektif jika diberikan pada
tahap dini saat infeksi sel paruparu belum terlalu parah.
SELESAI
TERIMA KASIH