PEMANFAATAN KENDARAAN DAN ALAT BERAT DALAM TRANSPORTASI HASIL KELAPA SAWIT Latar Belakang Produksi Restan Transportasi Kegiatan Up Keep Faktor Penghambat • Human Error • Ketersediaan dan kondisi unit • Pemupukan • Bibitan • Angkut.

Download Report

Transcript PEMANFAATAN KENDARAAN DAN ALAT BERAT DALAM TRANSPORTASI HASIL KELAPA SAWIT Latar Belakang Produksi Restan Transportasi Kegiatan Up Keep Faktor Penghambat • Human Error • Ketersediaan dan kondisi unit • Pemupukan • Bibitan • Angkut.

PEMANFAATAN KENDARAAN
DAN ALAT BERAT
DALAM TRANSPORTASI HASIL KELAPA SAWIT
Latar Belakang
Produksi
Restan
Transportasi
Kegiatan Up Keep
Faktor
Penghambat
• Human Error
• Ketersediaan dan
kondisi unit
• Pemupukan
• Bibitan
• Angkut Karyawan
Hal yang menjadi sasaran dalam
transportasi buah
• Menjaga agar ALB produksi harian dalam
kondisi standard ( 2 - 3 %)
• Kapasitas dan kelancaran pengolahan di PKS
• Keamanan TBS di lapangan
• Biaya transport yang minim (Rp/ Kg TBS)
Faktor yang Mempengaruhi Kelancaran
Transportasi TBS
•
•
•
•
Organisasi Potong buah
Bentuk/ pola jalan
Kondisi jalan dan perawatannya
Jenis/ tipe alat transport dan perawatannya
Tipe Alat Transport
1. Alat transport darat
–
Contoh : Dump truck, tractor, trailler
2. Alat transport railban
–
Contoh : kereta lokomotif untuk angkut buah
3. Alat transport air
–
Contoh : perahu motor untuk angkut buah di areal
gambut
Pengembangan dalam Transportasi Hasil TBS
di Darat
•
•
•
•
•
Traktor dengan trailler tipping/ non tipping
Mini traktor dengan trailler – grabber
Mini traktor dengan scissor/ hi- lift trailler
Bin System
Truck crane
Pemanfaatan Alat berat untuk transportasi hasil
Modifikasi Prime Over untuk angkut buah
Pengangkutan menggunakan
alat ini dilakukan dari lapangan
(piringan) ke TPH
Attachment Unit :
• Clamping Unit
• Picker Arm
• FFB Bin ( Cap. 1500 Kg)
Badang (mechanical buffalo)
Buah diturunkan di loading transit
untuk dimuat langsung oleh truk
Pemanen dalam tim memuat
buah dari dalam blok ke luar
(TPH/ loading transit)
Traktor dengan Trailler Tipping
• Paket unit traktor dengan trailler
tipping atau non-tipping sering
digunakan untuk melangsir TBS dari
lokasi yang sulit dilalui oleh truk
angkut buah ke tempat loading transit
• Kapasitas trailler antara 3 – 7 ton
• Loading transit diusahakan
ditempatkan pada lokasi yang agak
terbuka (luas) untuk memudahkan
transit dan transfer buah
• Dioperasikan oleh satu orang
operator traktor dan untuk memuat
buah menggunakan tenaga manual
minimal 2 orang
Mini Traktor dengan trailler-grabber
• Digunakan untuk
melangsir buah dari
piringan ke TPH/ Loading
transit
• Dioperasikan oleh satu
orang operator
• Komponen unit :
– Mini Traktor
– Trailler
– Crane - grabber
Mini traktor dengan Hi – lift Trailler
• Mini traktor dengan hi –lift
trailler bisa digunakan
untuk angkut buah dari
piringan ke TPH atau dari
TPH ke Bin ( pada Bin
system)
• Membutuhkan tenaga
manual untuk menaikkan
buah ke dalam bak (bin)
Komponen Utama :
• Mini traktor
• Scissor/ Hi – Lift trailler
Truck Crane
• Digunakan untuk transportasi buah dari TPH ke Pabrik
secara langsung
• Dioperasikan oleh satu orang sopir dan 1-2 orang untuk
membersihkan brondolan sisa di TPH
• Komponen unit terdiri dari :
– Dump truck
– Crane-grabber
• Grabber bisa dimodifikasi dengan menggunakan jaring
(net) untuk mengurangi pelukaan pada buah
Bin System
• Bin sistem merupakan sistem paket transportasi buah
yang menggabungkan beberapa jenis kendaraan/ alat
berat
• Unit yang dibutuhkan dalam bin system :
– Prime Over, Untuk membawa bin ke pabrik
– Bin (Bak), tempat menampung TBS ( kap. 8-10 ton)
– Mini Traktor dengan Scissor / Hi-Lift trailler, untuk melangsir
buah dari TPH ke dalam Bin
• Jumlah Orang yang dibutuhkan dalam bin sistem :
– Operator 3 orang : 2 orang untuk traktor, 1 untuk prime over
– Orang loading 4 orang/ traktor, bergantian tiap 2 orang
Bin System
Prime Over dengan
buah langsung ke
pabrik (PKS)
Buah dari lapangan
atau TPH dimuat ke
dalam fruit bin
Bin yang sudah terisi
penuh buah ditarik
oleh prime over
Pelaksanaan Bin sistem
• Penentuan jumlah Bin harus didasarkan pada :
– Taksasi Produksi harian divisi/ afdeling
– Jarak kebun/ divisi ke pabrik
• Setiap divisi diusahakan terdapat dua mini traktor
dengan scissor lift trailler supaya pengisian buah ke
dalam bin lebih cepat
• Satu traktor diikuti oleh 4 orang tukang loading,
bergantian tiap 2 orang.
• Operator dan tukang loading diusahakan membawa
bontot
• Koordinasi antara mandor transport dengan mandor
panen untuk penentuan posisi bin
Tujuan Pencapaian dalam Bin Sistem
• Tercapainya target pengiriman produksi harian
maupun bulanan
• Nol restan TBS di lapangan (TPH)
• Penghematan waktu muat
• Lembur/ premi transport buah dapat dikurangi
Pengorganisasian Alat Transpor
• Bertujuan untuk kelancaran proses pengangkutan buah
baik dari lapangan ke TPH maupun dari TPH ke Pabrik
Staff Transport
Staff Agronomy
Mandor Transport
Krani panen/ Transport
Sopir/ Operator
Premi transport
• Tujuan Premi transport :
– Meningkatkan mobilisasi angkutan kebun agar lebih
lancar
– Memudahkan pengawasan operasional
– Meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab
operator/ sopir akan pentingnya alat transport dalam
mendukung operasinal produksi.
– Life time unit meningkat dan losses bisa ditekan
Premi transport
• Ketentuan Premi :
– Basis borong ditentukan dalam tonase angkut
– Penghitungan premi didasarkan pada kelebihan basis
Tonase (Kg)
– Pada hari libur tidak ada basis borong
• Sanksi/ Denda
– Brondolan tidak bersih di TPH
– Kelebihan muatan
– Tidak mengambil TBS yang jatuh di jalan atau di TPH
Tugas dalam Kelompok
• Temukan kelebihan dan kekurangan
masing masing unit transportasi buah
– Traktor dengan trailler tipping/ non tipping
– Mini traktor dengan trailler – grabber
– Mini traktor dengan scissor/ hi- lift trailler
– Bin System
– Truck crane
– Badang (mechanical buffalo)