Surat An-Naas Muwashafat yang ingin dicapai • Hafal surat Adh-dhuha sampai An-Naas • Tidak berhubungan dengan jin (p) • Tidak meminta tolong kepada.

Download Report

Transcript Surat An-Naas Muwashafat yang ingin dicapai • Hafal surat Adh-dhuha sampai An-Naas • Tidak berhubungan dengan jin (p) • Tidak meminta tolong kepada.

Surat An-Naas
Muwashafat yang ingin dicapai
• Hafal surat Adh-dhuha sampai An-Naas
• Tidak berhubungan dengan jin (p)
• Tidak meminta tolong kepada orang yang berlindung
kepada jin (p)
• Tidak menghadiri majlis dukun dan peramal (p)
• Mengimani rukun iman (s)
• Tidak mengadu domba (p)
• Tidak ghibah (p)
• Menjauhi dosa besar (p)
I. TUJUAN UMUM
Memperkuat tali ikatan dengan Kitabullah,
dasar pemahaman yang benar, penanaman
cinta, penguasaan untuk mengajarinya,
merasa terikat dengan taujihnya,
mengamalkan kandungannya,
memburnikan sasaran-sasaran dengan
menyesuaikan ruang dan waktu, dan
kembali kepada Al-Qur’an ketika berselisih.
II. TUJUAN KHUSUS
1. Menjelaskan kosa kata dan dilalahnya
2. Menjelaskan surat yang setara dengan
sepertiga surat dengan menerangkan
dalil-dalilnya dari sunah
3. Mengenali surat-surat pengusir
syetan, pembatal sihir, dan penjaga
manusia dari godaan syetan
III. SASARAN AFEKTIF
1. Baik bacaannya, hafalan dan pemahaman kandungan
surat.
2. Meluruskan pemahaman yang salah yang ada di
Masyarakat.
3. Tetap bertawakal kepada Allah dan bergantung
kepadaNya
4. Senantiasa mempersiapakan diri untuk bertemu Allah
dengan bekal ketakwaan
5. Mencari petunjuk dari ayat-ayat Allah swt dalam
pembahasan ilmiah.
6. Menjauhi para penjajah nafsu orang munafik da
berlindung kepada Allah dari mereka
IV. SASARAN PSIKOMOTORIK.
1. Memperindah bacaan surah Annas
2. selalu mewiridkan surat Annas
diwaktu pagi dan petang
3. membacanya pada waktu-waktu
tertentu
IV. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pilihan kegiatan yang bisa diselenggarakan dalam halaqah adalah:
1. Kegiatan Pembuka
• Mengkomunikasikan tentang urgensi mengkaji Tafsir surat AnNas
2. Kegiatan Inti:
• Kajian tentang Tafsir surat An-Nas
• Berdikusi dan tanya jawab seputar pokok bahasan ( lihat
tujuan Kognitif, afektif dan psikomotor
• Penekanan dari murobbi tentang nilai dan hikmah yang
terkandung dalam materi tersebut
3. Kegiatan Penutup:
• Tugas mandiri (lihat kegiatan pendukung)
• Evaluasi (dibuat soal sesuai tujuan khusus, afektif, dan psikomotor)
V. PILIHAN KEGIATAN PENDUKUNG.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Belajar membaca surat Al-Qur’an dan menghapalnya
Mendokumentasikan film yang berbicara tentang kehebatan Al-Qur’an.
Merangkum inti-inti surat dan menulisnya pada kertas di dinding agar
mudah dihafal .
Menulis cerita yang berkenaan dengan kemulian orang yang bertaqwa
dan kehinaan orang yang durhaka
Mengadakan Rihlah individu untuk merenungi ayat-ayat Allah.
Mengadakan halaqah tahsin Al-Qur’an beserta tafsir untuk remaja dan
pemuda.
Membahas rahasia-rahasia dan mukjizat yang ada dalam Al-Qur’an
Melengkapi buku-buku kaset video dan kaset tafsir yang sederhana
Melengkapi kaset-kaset muratal di perpustakaan masjid seperti murattal
Syaikh Mahmud Al-Hushori.
VI.
SARANA EVALUASI DAN MUTABA’AH.
1. Menguji peserta sekitar hukum-hukum tajwid
baik teori maupun praktek
2. Menguji hafalan surat setiap peserta secara
lafazh dan maknanya
3. Mengevaluasi perilaku peserta dan
komitmennya terhadap adab-adab Al-Quran
4. Membuat format untuk mengevaluasi
keikutsertaan dalam kegiatan-kegiatan di atas
VII. SASARAN PEMBELAJARAN.
Paruh kedua dari Juz Amma (Al-‘ala s/d An-nas)
Menjelaskan makna dari kosakata dan dilalah yang ada
Menerangkan kesesuian risalah Islam dengan ciptaan Allah.
Menyebutkan tugas-tugas Rasul dari kesimpulan surat tersebut .
Menjelaskan kehancuran orang-orang zhalim dan dampaknya
dalam kemenangan dakwah para da’i, dan meluasnya dakwah
islamiyyah.
6. Menerangkan rahasia dibalik ujian Allah, dan pengaruh ujian
tersebut terhadap manusia, dan bagaimana sikap seorang
mukmin menghadapinya.
7. Menjelaskan fadilah menyegerakan berbuat kebajikan.
8. Memaparkan peranan dai dalam menyebarluaskan akhlak islami
1.
2.
3.
4.
5.
VIII. Referensi
1.At-Tafsir Al-Wadhih, DR.
Mahmud Al-Hijazi
2.Fi DzilailAl-Qur’an
Al-Muhtawa
َ ْ‫) مِن‬3( ‫اس‬
‫ش ِّر‬
ِ ‫) إِلَ ِه ال َّن‬2( ‫اس‬
ِ ‫) َملِكِ ال َّن‬1( ‫اس‬
ِ ‫قُلْ أَ ُعو ُذ ِب َر ِّب ال َّن‬
َ‫) مِن‬5( ‫اس‬
ُ ‫س فِي‬
ُ ‫) الَّذِي ُي َو ْس ِو‬4( ‫اس‬
ِ ‫ُور ال َّن‬
ِ ‫اس ا ْل َخ َّن‬
ِ ‫ا ْل َو ْس َو‬
ِ ‫صد‬
)6( ‫اس‬
ِ ‫ا ْل ِج َّن ِة َوال َّن‬
1. Katakanlah, "Aku berlidung kepada Tuhan
(yang memelihara dan menguasai) manusia.
2. Raja manusia. 3. Sembahan manusia. 4.
Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa
bersembunyi, 5. Yang membisikkan
(kejahatan) ke dalam dada manusia, dari
(golongan) jin dan manusia. 6. Dari
(golongan) jin dan manusia."
Surat An-Nas termasuk
golongan dari surat Makkiyah,
terdiri dari 6 ayat. Ini
merupakan ayat perlindungan
yang kedua.
Kosa Kata
Arti
1. Yang membisikkkan kata-kata jahat
di dada manusia.
2. Bentuk hiperbola dari kata AlKhunus yang berarti kembali atau
terlambat. Karena kalau ia diusir ia
mundur dan kembali.
3. Makhluk tersembunyi, tidak ada
yang
mengetahuinya
selain
Penciptanya.
Mufradat
‫الو ْس َواس‬
َ .1
ِ‫ اخلَنَّاس‬.2
‫ م َِن اجلنَّة‬.3
Katakan kepada mereka, "Aku berlindung kepada Allah agar menjagaku
dari kejahatan makhluk yang berbisik kepadaku. Aku berlindung kepada
Tuhan menusia yang mendidik dan mengambil sumpah kepada mereka
di kala mereka kecil atau lemah. Allah telah menguasai urusan mereka
dan Dialah Pemilik Manusia. Dia ilah mereka dan mereka budak-Nya.
Dia yang layak disembah, ditunduki, dan dituju. Sebab Dialah Allah
Ta'ala yang menciptakan manusia, menumbuh-kembangkan mereka,
serta menguasai urusan mereka. Karena Dialah tempat berlindung dan
meminta pertolongan. Bernaung kepada-Nya dari kejahatan bisikan di
dalam hati yang biasa menghiasi kejahatan dan menampakkan
keburukan dengan bentuk kabaikan. Itulah bisikan yang kebanyakan
mengajak kepada larangan, baik dari bangsa jin, makhluk yang
tersembunyi, yang mereka itu anak-anak dan tentara Iblis atau dari
bangsa manusia seperti halnya teman-teman buruk. Mudah-mudahan
kita dipelihara Allah dari kejahatan syetan jin dan syetan manusia.
Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengabulkan. Dia
juga Maha Kuasa atas segala sesuatu. Allah sendiri telah mengajarkan
kita bagaimana berlindung diri dari kejahatan lahir maupun batin.
Dalam tafsir
fi Zhilalil
Qur’an
َ
َّ
ُ
ْ
ِّ‫ب‬
‫ َملِ ِك‬، ‫اس‬
‫ن‬
‫ال‬
‫ر‬
‫ب‬
‫ة‬
‫ر‬
‫ُو‬
‫س‬
‫ال‬
‫ه‬
‫ذ‬
‫ه‬
‫ي‬
‫ف‬
‫ة‬
‫ذ‬
‫اإلِسْ ِت َعا‬
ِ
ِ
ِ
ِ
َ
َ
َ
ِ
ِ
َ
َّ
َّ
‫ن‬
‫ال‬
‫ه‬
‫ل‬
‫إ‬
،
‫اس‬
‫ن‬
ُّ‫ َشر‬: ‫ َو ْالمُسْ َت َع ُاذ ِم ْن ُه ه َُو‬. ‫اس‬
ِ
ِ
ِ ِ ‫ال‬
ْ
ْ
َّ
َ
ْ‫س‬
‫ص ُد ْو ِر‬
ُ ‫ الَّ ِذي ي َُوسْ ِوسُ ِفي‬، ‫اس‬
‫ن‬
‫خ‬
‫ال‬
‫اس‬
‫و‬
‫و‬
‫ال‬
َ
َ
ِ
ِ
ْ
َّ
َّ
َّ
. ‫اس‬
‫ن‬
‫ال‬
‫و‬
‫ة‬
‫ن‬
‫ج‬
‫ال‬
‫ن‬
‫م‬
،
‫اس‬
‫ن‬
ِ
ِ
َ
َ
ِ
ِ
ِ ‫ال‬
Memohon perlindungan yang disebutkan pada
surat ini adalah kepada Tuhan manusia, raja
manusia dan sembahan manuisa.
Yang dimintakan perlindungan darinya adalah
Jahatnya bisikan yang bersumber dalam dada
manusia; baik dari jin atau manuisa
‫ضه ُر‬
ِ ْ‫ َتسْ َتح‬، ‫ اإلِ َله ُه‬، ‫ ْال َملِ ِك‬، ِّ‫َواالِسْ ِت َعا َذةُ ِبالرَّ ب‬
، ‫هللا ُسب َْحا َن ُه َمها ِبه ِه َي ْهد َف ُ ال َّشهرَّ َعا َمهة‬
ِ ‫ص َفا‬
ِ ْ‫ِمن‬
ِ ‫ت‬
ْ
ْ
َّ
َ
ْ‫س‬
. ‫صة‬
‫ن‬
‫خ‬
‫ال‬
‫اس‬
‫و‬
‫و‬
‫ال‬
َّ‫َو َشر‬
َ ‫اس َخا‬
َ
َ
ِ
ِ
Memohon perlindungan kepada
Tuhan, Raja dan Ilah akan
menghadirkan sifat-sifat Allah yang
dapat menolak segala kejahatan
secara umum dan kejahatan bisikan
secara khusus.
. ‫اعههي َو ْال َحهها ِمي‬
ِ َّ‫ُههو ْالم َُربِّههي َو ْالم َُوجِّ هه ُه َوالر‬
َ ‫َفههالرَّ بُّ ه‬
ْ
ْ
ْ
ْ
َ
ُ
ِّ‫ههر‬
ُ
ُ
ُ
ُ
‫اإل َلههه ُه ُهههه َو‬
‫و‬
.
‫ه‬
‫ص‬
‫ت‬
‫م‬
‫ال‬
‫هها‬
‫ه‬
‫ح‬
‫ال‬
‫ك‬
‫هه‬
‫ه‬
‫ل‬
‫ا‬
‫م‬
‫ال‬
‫ههو‬
‫ه‬
‫ه‬
‫ك‬
‫هه‬
‫ه‬
‫ل‬
‫م‬
‫ال‬
‫َو‬
ِ
ِ
ِ
َ
َ
َ
َ
َ
َ
ُ
ِ
ُ ‫صههه َف‬
ِّ ‫ َو َهههه ِذ ِه ال‬. . ُ ِّ‫ْالمُسْ ههه َتعْ لِي ْالمُسْ ههه َت ْولِي ْال ُم َت َسهههل‬
‫ات ِف ْي َهههها‬
َ‫هي ال‬
َ ‫ َو ِه‬. . ‫ِح َما َي ٌة ِم َن ال َّشرِّ الَّ ِذي َي َتدَ سَّهسُ إِ َله الصُّه ُد ْو ِر‬
. ‫َتعْ ِر ُ َ ْي َ َت ْد َف ُع ُه ألَ َّن ُه َمسْ ُت ْو ٌر‬
Ar-Rabb
adalah
murabbi
(yang
membimbing,
mengarahkan, memelihara dan melindungi.
Al-Malik adalah yang memiliki, yang menentukan dan
mengatur.
Al-Ilah adalah yang Maha tinggi, berkuasa dan menekan.
Sifat-sifat ini dapat memberikan perlindungan dari segala
kejahatan yang berasal dari dada (hati), yang kebanyakan
manusia tidak mampu melakukannya karena tersembunyi
، ‫ك ُ ِّل َشيْ ٍء‬
ُ ِ‫ َو َمل‬، ‫َوهللاُ َربُّ ُ ِّل َشيْ ٍء‬
‫صيْصُ ِذ ْ ِر‬
ِ ‫ َو َل ِ نْ َت ْخ‬. ‫َوإِ َل ُه ُ ِّل َشيْ ٍء‬
َّ
‫اس ُه َنا َيجْ َعلُ ُه ْ َي ُحس ُّْو َن ِب ْالقُرْ َب ِفي‬
‫ن‬
ِ ‫ال‬
. ‫َم ْو ِق ِ ْال ِع َيا ِذ َواالِحْ ِت َما ِء‬
Allah adalah Pengatur dan penata dari segala
sesuatu, pemilik dari segala sesuatu dan Ilah (Tuhan)
yang berhak disembah dari segala sesuatu. Namun
dikhususkan penyebutan beriring dengan sebutan
manusia membuat mereka merasakan kedekatan
terutama pada saat memohon perlindungan dan
penjagaan.
‫صلَّ هللاُ َع َل ْي ِه َو َسلَّ َ َوأ ُ َّم َت ُه‬
َ ‫َوهللاُ ِب َرحْ َم ٍة ِم ْن ُه ي َُوجِّ ُه َر ُس ْو َل ُه‬
‫ص َفا ِت ِه‬
ِ ‫ار َم َعا ِني‬
َ ْ‫ َم َ اسْ ِتح‬، ‫إِ َل ْال ِع َيا ِذ ِب ِه َواالِ ْل ِت َجا ِء إِ َل ْي ِه‬
ِ ‫ض‬
‫ الَ قِ َب َل َل ُه ْ ِبدَ ْف ِع ِه إِالَّ ِب َع ْو ٍن ِم َن‬، ‫ب‬
ِ ‫ ِمنْ َشرٍّ َخفِيِّ ال َّد ِب ْي‬، ‫َه ِذ ِه‬
ُ ‫ َفه َُو َيأْ ُخ ُذ ُه ْ ِمنْ َحي‬. ‫الرَّ بِّ ْال َملِ ِك اإلِ َل ِه‬
، ‫ْث الَ َي ْش ُع ُر ْو َن‬
ُ ‫َو َيأْ ِتي ِْه ْ ِمنْ َحي‬
.. ‫ْث الَ َيحْ َت ِس ُب ْو َن‬
Allah dengan rahmat-Nya memberikan pengarahan
kepada Rasulullah saw dan umat untuk senantiasa
berlindung dan bersimpuh kepada-Nya, diiringi dengan
menghadirkan makna dari sifat-sifat-Nya dari berbagai
bisikan yang tersembunyi yang tidak memiliki kekuatan
untuk menghadapinya kecuali dengan pertolongan Allah;
Rabb, al-Malik dan al-Ilah. Karena bisikan tersebut hadir dari
arah yang tidak dapat mereka rasakan, datang dari arah yang
tidak mereka duga.
َ َ‫َو َق ْههد أَ ْ ل‬
‫ َو َحهه َّد َد‬. . } ‫ههاس‬
ِ ‫اس ْال َخ َّن‬
ِ ‫ { ا ْل َوسْ َههو‬: ‫ههل الهه َّنصُّ الصِّهه َف َة أَ َّوال‬
ُ ‫ { الَّه ِذيْ ي َُوسْ ه ِهوسُ فِههي‬: ‫َع َملَه ُه‬
‫ { ِمه َهن‬: ‫ ُثه َّ َحه َّد َد َما ِه َي ُته ُه‬. } ‫اس‬
ِ ‫صه ُد ْو ِر ال َّنه‬
ُ ‫ َو َهههه َذا ال َّترْ ِت ْيهههبُ ُي ِث ْيههه ُر ِفهههي ْال ِحهههسِّ ْال َي ِق َ ههه ُة َوال َّتلَ ُّفه‬. . } ‫ههاس‬
‫ههت‬
ِ ‫ْال ِج َّنههه ِة َوال َّنه‬
‫ص ه َف ِت ِه فِههي أَ َّو ِل‬
ِ ‫ َبعْ ه َد إِ ْ هَِ ِل‬، ‫هاس‬
ِ ‫اس ْال َخ َّنه‬
ِ ‫َواالِ ْن ِت َبههاهُ لِ ُت َب هي َِّن َحقِ ْي َق ه َة ْال َوسْ ه َهو‬
ُ ‫اك َ ِر ْي َق ه َة فِعْ لِ ه ِه الَّ ِت هي َي َت َح َّقه‬
‫ َتأ َهُّبهها لِ َد ْف ِع ه ِه أَ ْو‬، ُ‫هل ِب َههها َشههرَّ ه‬
ِ ‫ْال َ هَِ ِ و َوإلِ ْد َر‬
!‫م َُرا َق َب ِت ِه‬
Dalam nash disebutkan sifat pertama: “Al-Was was al-khannas” (bisikan
orang yang kembali), dan menetapkan pekerjaannya “yang membisikkan di
dada manusia” kemudian ditetapkan pula substansinya “dari jin dan
manusia”.
Urutan ini membangkitkan perasaan sadar, hati-hati dan perhatian
untuk menjelaskan bisikan al-khannas, setelah menyebutkan secara global
karakternya pada awal pembicaraan; ini untuk memberikan pemahaman
akan pebuatan yang mengarah pada kejahatan dan memberikan arahan
untuk menolak atau memantaunya!
‫اس‬
ِ ُ‫َوال َّن ْفس‬
َ ‫ْل َواإلِ ْي َقا ِ أَنَّ ْال َوسْ َهو‬
ِ ‫حي َْن َتعْ ِر ُ َبعْ دَ َه َذا ال َّت ْش ِوي‬
ْ
َّ
َّ
َ
ُ
ْ
ْ‫س‬
‫ج َّنه ُة‬
‫ن‬
‫ال‬
‫ر‬
‫و‬
‫د‬
‫ص‬
ُ
‫ي‬
‫ف‬
ُ‫س‬
‫و‬
‫ُو‬
‫ي‬
‫اس‬
‫ن‬
‫خ‬
‫ال‬
ِ
َ
َ
ِ ‫ َوأَ َّن ُه ه َُو ْال‬، ‫اس ُخ ْف َية َو ِسرا‬
ِ
ِ
ِ
‫ُّهس‬
ُّ ‫ َوه َُو َ َذلِ َك ال َّناسُ الَّ ِذي َْن َي َتدَ َّسس ُْو َن إِ َل ال‬، ‫ْال َخا ِف َي ُة‬
َ ‫ص ُد ْو ِر َتدَ س‬
ْ
َّ
َ
َّ
ْ‫س‬
ْ
ْ‫س‬
ُ ‫حهي َْن َتعْ ه ِهر‬
‫ي‬
‫ا‬
‫هي‬
‫ه‬
‫ش‬
‫ال‬
‫ة‬
‫ه‬
‫س‬
‫و‬
‫و‬
‫ن‬
‫هو‬
‫ه‬
‫س‬
ُ
‫و‬
‫ُو‬
‫ي‬
‫و‬
،
‫ة‬
‫ه‬
‫ن‬
‫ج‬
‫ال‬
ِ ُ‫ اله َّن ْفس‬. . ‫ْن‬
ِ
ِ
َ
َ
َ
َ
َ
َ
ِ
ِ
ِ
ِ
َ ‫َه َذا َت َتأ‬
ْ ‫ َو َق ْد َع َر َف‬، ‫اع‬
َ
ِّ
!‫ت ْال َم ْ َم َن َو ْال َم ْد َخ َل َوال َّ ِري َْل‬
‫ف‬
‫د‬
‫ل‬
‫ل‬
ُ‫َّب‬
‫ه‬
ِ
ِ
Dan kata “jiwa” ketika dipahami setelah adalah kesadaran dan kehatihatian bahwa bisikan al-khannas senantiasa membisikkan di dalam dada
manusia secara sembunyi-sembunyi dan rahasia, adalah Jin yang tidak
tampak, dan manusia yang selalu membisikkannya ke dada manusia seperti
yang dilakukan oleh jin.. Dan mereka membisikkan itu seperti halnya bisikan
syaitan.. Dan karena itu, jika jiwa telah memahami ini maka akan tergerak
untuk mempertahankkannya, karena dirinya telah mengetahui celahnya,
tempat masuknya danjalannya!.
‫َو َوسْ َو َس ُة ْال ِج َّن ُة َنحْ نُ الَ َن ْد ِري َ ْي َ َت ِت ُّ ‪َ ،‬و َل ِ َّنا‬
‫َ‬
‫ُ‬
‫ُّ‬
‫َ‬
‫ُ‬
‫ْ‬
‫س َو َوا ِق ُ ْال َح َيا ِة ‪َ .‬و َنعْ ِر ُ‬
‫و‬
‫ف‬
‫ن‬
‫ال‬
‫ق‬
‫ا‬
‫و‬
‫ي‬
‫ف‬
‫ا‬
‫ه‬
‫ار‬
‫ث‬
‫آ‬
‫د‬
‫ج‬
‫ن‬
‫ِ‬
‫ِ‬
‫َ‬
‫َ‬
‫َ‬
‫ِ‬
‫ِ‬
‫ِ‬
‫أَنَّ ْال َمعْ َر َ َة َبي َْن آ َد َ َوإِ ْبلِيْسُ َق ِد ْي َم ٌة َق ِد ْي َم ٌةو َوأَنَّ‬
‫ان َق ْد أَعْ َل َن َها َحرْ با َت ْن َب ِث ُل ِمنْ َخلِ ْي َق ِة ال َّشرِّ ِف ْي ِه ‪،‬‬
‫ال َّش ْي َ َ‬
‫ْ‬
‫ْ‬
‫َ‬
‫ان! َوأَ َّن ُه َق ْد‬
‫س‬
‫ن‬
‫اإل‬
‫ل‬
‫ع‬
‫ه‬
‫د‬
‫ق‬
‫َو ِمنْ ِ ب ِْر َيا ِئ ِه َو َح َس ِد ِه َو َح‬
‫ِ‬
‫ِ‬
‫َ‬
‫َ‬
‫ِ ِ‬
‫هللا إِ ْذنا ‪َ ،‬فأ َ َذ َن ِف ْي َها ُسب َْحا َن ُه لِ ِح ْ َم ٍة‬
‫اسْ َتصْ َد َر ِب َها ِم َن ِ‬
‫ْ‬
‫َ‬
‫ان ِف ْي َها م َُجرَّ دا ِم َن ْال ُع َّد ِة ‪َ .‬ف َق ْد‬
‫ُك‬
‫ر‬
‫ت‬
‫ي‬
‫ل‬
‫َي َرا َها! َو‬
‫ِ‬
‫اإل ْن َس َ‬
‫َ‬
‫ْ‬
‫ِ‬
‫ان ُج َّنة ‪َ ،‬و َج َع َل َل ُه ِم َن ِّ‬
‫الذ ْ ِر ُع َّدة ‪،‬‬
‫اإل ْي َم ِ‬
‫َج َع َل َل ُه ِم َن ِ‬
‫السْ ِت َعا َذ ِة ِسَِحا ‪َ . .‬فإِ َذا أَ‬
‫َ‬
‫ْ‬
‫َ‬
‫اإل ْن َسانُ‬
‫ُ‬
‫ل‬
‫ف‬
‫غ‬
‫ا‬
‫ن‬
‫م‬
‫ه‬
‫ل‬
‫َو َج َع َل‬
‫ِ‬
‫َ‬
‫َ‬
‫ِ‬
‫ِ‬
‫ُج َّن َت ُه َو ُع َّد َت ُه َو ِسَِ َح ُه َفه َُو إِ َذنْ َوحْ دَ هُ ْال َملُ ْو ُ!‬
Adapun bisikan jin kita tidak mengetahui bagaimana
caranya, namun kita mendapatkannya melalui dampak yang
terjadi di dalam tubuh setiap jiwa dan realita kehidupan.
Sebagaimana kita fahami bahwa perang antara Adam dan
Iblis adalah laten; dan syetan telah mengumandangkan
perang yang bersumber dari akhlak yang jahat di dalamnya,
oleh karena kesombongannya, kedengkitannya,
kebenciannya terhadap manusia! Dan syaitan telah meminta
izin kepada Allah dan Allah mengizinkan untuk melihat
adanya hikmah dibalik semua itu! Sementara manusia tidak
dibiarkan begitu saja, namun diberikan kepadanya benteng
dan menjadikan zikir sebagai tameng dan menjadikan
istiadzah sebagai senjata… karena itu jika manusia lalu;
bentengnya, perangkatnya dan senjatanya maka pada
hakikatnya dia sendiri yang tercela!
‫ قال رسو ُل هللا صل هللا‬: ‫َّاس َقا َل‬
ٍ ‫ْن َعب‬
ِ ‫َع ِن اب‬
ْ
َّ
َ
‫ابن‬
‫ب‬
‫ل‬
‫ق‬
‫ل‬
‫ع‬
‫ث‬
‫ا‬
‫ج‬
ُ‫ان‬
‫ي‬
‫ش‬
‫ «ال‬: ‫عليه وسل‬
ِ
ِ
َ
ٌ
ِ
‫ فإذا ذ َر ه‬، َ ‫آ َد‬
»‫س‬
َ ‫س وإذا َغ َف َل َوسْ َو‬
َ ‫هللا َخ َن‬
Dari ibnu Abbas RA berkata: Nabi saw
bersabda: “Syaitan selalu berada di hati
anak cucu Adam, jika ia berdzikir kepada
Allah maka ia akan menjauh namun jika
lengah maka ia akan membisiki” (Jami’ AlUshul)
‫عن وسوسته الشيء ال ثير ‪ .‬ونعر‬
‫منها ما هو‬
‫وأما الناس فنحن نعر‬
‫أشد من وسوسة الشيا ين!‬
‫رفيل السوء الذي يتدسس بالشر إل قلب رفيقه وعقله من حيث ال يحتسب‬
‫ومن حيث ال يحترس ‪ ،‬ألنه الرفيل المأمون!‬
‫وحاشية الشر التي توسوس ل ل ذي سل ان حت تتر ه اغية جبارا مفسدا‬
‫في األرض ‪ ،‬مهل ا للحرث والنسل!‬
‫والنما الواشي الذي يزين ال ِ ويزحلقه ‪ ،‬حت يبدو أنه الحل الصراح‬
‫الذي ال مرية فيه ‪.‬‬
‫وبائ الشهوات الذي يتدسس من منافذ الغريزة في إغراء ال تدفعه إال يق ة‬
‫القلب وعون هللا ‪.‬‬
‫وعشرات من الموسوسين الخناسين الذين ينصبون األحابيل ويخفونها ‪،‬‬
‫ويدخلون بها من منافذ القلوب الخفية التي يعرفونها أو يتحسسونها ‪ . .‬وه شر‬
‫من الجنة وأخف منه دبيبا !‬
Adapun manusia kita banyak tahu akan bisikan mereka. Dan kita tahu
bahwa ia lebih berbahaya dari bisikan syaitan!
- Teman yang jahat yang selalu membisikkan kejahatan ke dalam hati dan akal
teman lainnya dari arah yang tidak disangka dan tidak dijaga, karena ia
mengira adalah sahabat karibnya!
- Bawahan –pejabat- yang jahat selalu membisikkan kepada pemimpinnya
sehingga ia akan melakukan segala kejahatan dan kediktatoran serta
kerusakan di muka bumi, menghancurkan dan membinasakan tanaman dan
keturunan
- Para pengadu domba (pengumpat) yang senantiasa menghiasi dan
membuat elok ucapannya, sehingga tampak seakan sebagai kebenaran
yang tidak ada keraguan di dalamnya.
- Para penjual syahwat yang selalu membisikkan melalui pintu-pintu syahwat,
mempedaya yang tidak mampu ditolak kecuali bagi siapa yang memiliki hati
dan jiwa yang waspada dan pertolongan Allah.
Dan para pembisik lainnya yang senantiasa bergentayangan dan
menyembunyikannya, masuk dari berbagai pintu hati yang tersebut yang tidak
disadari dan dirasa,.. Mereka adalah lebih jahat dari jin dan lebih tersembunyi
dari derap semut hitam!
‫ ومن ث يدله هللا عل عدته وجنته وسِحه في‬. ‫واإلنسان عاجز عن دف الوسوسة الخفية‬
!‫المعر ة الرهيبة‬
‫ فهذه الصفة تدل من جهة عل‬. . } ‫وهناك لفتة ذات مغزى في وص الوسواس بأنه { الخناس‬
‫ ول نها من جهة أخرى توحي بضعفه أما‬. ‫تخفيه واختبائه حت يجد الفرصة سانحة فيدب ويوسوس‬
‫ فهو سواء ان من الجنة أ ان من الناس إذا ووجْ ه‬. ‫ ويحمي مداخل صدره‬، ‫من يستيق لم ره‬
: ‫ أو ما قال الرسول ال ري في تمثيله المصور الدقيل‬. ‫ وقب واختف‬، ‫ وعاد من حيث أت‬، ‫خنس‬
. » ‫ وإذا غفل وسوس‬، ‫« فإذا ذ ر هللا تعال خنس‬
‫ ضعي أما عدة المؤمن في‬. ‫ فهو خناس‬. ‫وهذه اللفتة تقوي القلب عل مواجهة الوسواس‬
. ‫المعر ة‬
Bahwa manusia memang lemah dari menolak bisikan yang tersembunyi. Karena itulah Allah
memberikan petunjuk dengan perangkat, benteng dan senjata dalam perang yang sangat
mengerikan!
Ada pelajaran yang sangat penting dalam mensifati kata-kata “Al-waswas” yaitu dengan AlKhannas… bahwa sifat ini –dari satu sisi- menunjukkan tersembunyi dan samar sehingga
mendapatkan kesempatan yang baik untuk membisikkan dan merayu. Namun –dari sisi lainmengisyaratkan kelemahannya dihadapan orang-orang yang sadar akan tipu daya dan selalu
melindungi pintu-pintu masuk yang ada di dadanya. Baik yang berasal dari jin atau dari manusia,
jika mampu dihadapai akan lambat dan kembali lagi sebagaimana semula, lalu menutup dan
bersembenyi. Atau seperti yang disabdakan oleh nabi saw: “jika ia berdzikir kepada Allah maka ia
akan menjauh namun jika lengah maka ia akan membisiki”
Dari pelajaran ini akan memperkuat hati dalam menghadapi berbagai bisikan, karena ia
adalah lambat, lemah dihadapan orang yang beriman dan sadar terhadap perang ini.
‫ول نها من ناحية أخهرى معر هة ويلهة ال تنتههي أبهدا ‪ .‬فههو أبهدا قهاب خهانس ‪ ،‬مترقهب‬
‫للغفلة ‪ .‬واليق ة مرة ال تغني عن اليق ات ‪ . .‬والحرب سجال إل يو القيامهةو مها صهورها‬
‫القرآن ال ري في مواض شت ‪ ،‬ومنها هذه الصورة العجيبة في سورة اإلسراء ‪:‬‬
‫{ وإذ قلنا للمِئ ة اسهجدوا دد ‪ ،‬فسهجدوا إال إبلهيس ‪ ،‬قهال ‪ :‬أأسهجد لمهن خلقهت ينها‬
‫قال ‪ :‬أرأيتك هذا الذي ره َ‬
‫مت علي لئن أخرتني إل يو القيامة ألحتن نَّ ذريته إال قليِ ‪ .‬قال‬
‫هتفز ْز مههن اسههت عت مهنه‬
‫‪ :‬اذهههب فمههن تبعههك مههنه فههإن جهههن جههزآؤ جههزاء موفههورا ‪ .‬واسه ِ‬
‫بصههوتك ‪ ،‬وأجلههب علههيه بخيلههك ورجلههك ‪ ،‬وشههار ه فههي األمههوال واألوالد ‪ ،‬وعههده ‪ ،‬ومهها‬
‫يعده الشي ان إال غرورا ‪ .‬إن عبادي لهيس لهك علهيه سهل ان ‪ .‬و فه بربهك و هيِ } وههذا‬
‫التصوُّ ر ل بيعة المعر ة ودواف الشر فيها سواء عن ريل الشي ان مباشهرة أو عهن ريهل‬
‫عمِئه من البشر من شأنه أن يشعر اإلنسان أنه ليس مغلوبا عل أمره فيها ‪ .‬فإن ربه ومل ه‬
‫وإلهه مسي ر عل الخلل له ‪ .‬وإذا ان قد أذن إلبليس بالحرب ‪ ،‬فههو آخهذ بناصهيته ‪ .‬وههو‬
‫ل يسل ه إال عل الذين يغفلون عن ربه ومل هه وإلههه ‪ .‬فأمها مهن يذ رونهه فهه فهي نجهوة‬
‫من الشر ودواعيه الخفية ‪ .‬فالخير إذن يستند إل القوة التي ال قوة سواها ‪ ،‬وإل الحقيقة التي‬
‫ال حقيقة غيرها ‪ .‬يستند إل الرب الملك اإلله ‪ .‬والشهر يسهتند إله وسهواس خنهاس ‪ ،‬يضهع‬
‫عن المواجهة ‪ ،‬ويخنس عند اللقاء ‪ ،‬وينهز أما العياذ باهلل ‪. .‬‬
‫وهذا أ مل تصور للحقيقة القائمة عن الخير والشر ‪ .‬ما أنه أفضل تصور يحمي القلب‬
‫من الهزيمة ‪ ،‬ويفعمه بالقوة والثقة وال مأنينة ‪. .‬‬