SELAYANG PANDANG LEMBAGA PEMASYARAKATAN KLAS II A YOGYAKARTA Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Yogyakarta yang terletak di Jalan Tamansiswa Nomor 6 Yogyakarta, dengan luas.

Download Report

Transcript SELAYANG PANDANG LEMBAGA PEMASYARAKATAN KLAS II A YOGYAKARTA Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Yogyakarta yang terletak di Jalan Tamansiswa Nomor 6 Yogyakarta, dengan luas.

SELAYANG PANDANG
LEMBAGA PEMASYARAKATAN KLAS II A
YOGYAKARTA
Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Yogyakarta yang terletak
di Jalan Tamansiswa Nomor 6 Yogyakarta, dengan luas area lebih
kurang 3,8 hektar yang sebelum direnovasi terdiri dari tiga
bangunan uama untuk kantor, serta terdiri dari tujuh blok sel untuk
laki-laki dan satu blok sel perempuan. Lapas Klas II A Yogyakarta
mempunyai kapasitas daya tampung sebanyak 750 orang. Dimana
juga terdapat rumah sakit lapas Yogyakarta yang terdiri dari 3
kamar, serta satu ruang dapur, satu gedung aula, satu masjid, satu
gereja, dan dua gedung bimker sebagai tempat pelatihan kerja bagi
para napi dan tahanan. Lapas Klas I A Yogyakarta merupakan
bangunan peninggalan pemerintahan Belanda dengan nama
Gevangenis En huis Van Devaring. Hal ini terlihat apabila kita
memasuki lapas Yogyakarta bentuk bangunan yang khas dengan
tembok yang tinggi-tinggi dan besar serta kusen pintu dan jendela
yang tebal dan besar.
Sejarah berdirinya Lapas Klas II A Yogyakarta tidak begitu saja diketahui dengan
pasti kapan berdirinya. Karena arsip-arsip yang menyatakan kapan dibangunnya lapas
tidak ada yang mengetahui. Dan menurut penuturan petugas lapas yang sudah purna
tugas bahwa lapas Yogyakarta didirikan antara tahun 1910 sampai 1915.
Nama lapas Yogyakarta telah mengalami berkali-kali ganti nama sebagai berikut :
1. Gevangenis En huis Van Devaring (Zaman Belanda)
2. Penjara Yogyakarta
3. Kepenjaraan daerah Yogyakarta
4. Kantor Direktorat Jendral Bina Luna Warga
5. Lembaga Pemasyarakatan Klas I Yogyakarta
6. Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Yogyakarta
VISI, MISI DAN TUJUAN
1.
VISI
Memulihkan kesatuan hidup, kehidupan dan penghidupan Warga Binaan
Pemasyarakatan sebagai individu, anggota masyarakat dan makhluk Tuhan
YME (Membangun manusia Mandiri)
2.
MISI
Melaksanakan perawatan tahanan, pembinaan dan pembimbingan Warga
Binaan Pemasyarakatan.
3.
TUJUAN
a. Membentuk warga binaan pemasyarakatan agar menjadi manusia seutuhnya,
menyadari kesalahan, memperbaiki diri dan tidak mengulangi tindak
pidana sehingga dapat diterima kembali oleh lingkungan masyarakat, dapat
berperan aktif dalam pembangunan dan dapat hidup secara wajar sebagai
warga yang baik dan bertanggung jawab.
b. Memberikan jaminan perlindungan hak asasi tahanan yang ditahan di
Rumah Tahanan Negara dan Cabang Rumah Tahanan dalam rangka
memperlancar proses penyelidikan, penuntutan dan pemeriksaan di sidang
Pengadilan.
SASARAN
1. Sasaran pembinaan dan pembimbingan WBP adalah
meningkatkan kualitas WBP yang pada awalnya
sebagai atau seluruhnya dalam kendala kurang yaitu
:
a. Kualitas ketaqwaan kepada tuhan Yang
Maha esa.
b. Kualitas intelektual
c. Kualitas sekap dan perilaku
d. Kualitas profesionalisme/keterampilan
e. Kualitas kesehatan jasmani dan rohani
2.
Sasaran pelaksanaan Sistem Pemasyarakatan
pada dasarnya juga merupakan situasi/kondisi
yang memungkinkan bagi terwujudnya tujuan
pemasyarakatan yang merupakan bagian dari
upaya peningkatan ketahanan sosial dan
ketahanan nasional. Sedangkan indikator yang
digunakan untuk mengukur hasil yang dicapai
dalam pelaksanaan sistem pemasyarakatan
sebagai berikut :
• Isi Lembaga Pemasyarakatan lebih rendah dari pada kapasitas.
• Menurunkan secara bertahab dari tahun ketahun angka
pelarian dan gangguan kamtib.
• Meningkatkan secara bertahab jumlah Narapidana yang bebas
sebelum waktunya melalui proses asimilasi dan integrasi.
• Semakin menurunnya dari tahun ketahun angka residivis.
• Semakin meningkatnyanya jenis-jenis institusi sesuai dengan
kebutuhan berbagai jenis/golongan Narapidana.
• Secara bertahab perbandingan banyaknya narapidana yang bekerja di
bidang industri dan pemeliharaan adalah 70 ; 30
• Prosentase kematian dan sama dengan prosentase di masyarakat.
• Biaya perawatan sama dengan kebutuhan biaya minimal manusia pada
umumnya.
• Lembaga Pemasyarakatan dalam kondisi bersih dan terpelihara.
• Semakin terwujudnya lingkungan pembinaan yang menggambarkan
proyeksi nilai-nilai masyarakat ke dalam lembaga pemasyarakatan dan
semakin berkurangnya nilai-nilai sub kultur penjara dalam Lembaga
Pemasyarakatan.
PROGRAM STRATEGIS
Berdasarkan hal-hal sebagaimana yang telah dipaparkan tersebut, maka
ditetapkan 10 program strategi yang akan dilaksanakan dalam
pembangunan Direktorat Jendral Pemasyarakatan :
1.
Pengendalian isi Lapas/Rutan/Cabrutan.
2.
Peningkatan upaya-upaya pencegahan dan penindakan gangguan
keamanan dan ketertiban.
3.
Peningkatan kegiatan asimilasi dan integrasi
4.
Penurunan angka residivis.
5.
Peningkatan jumlah dan prasarana Lembaga Pemasyarakatan.
6.
Peningkatan jumlah tenaga kerja narapidana yang terserap dalam
kegiatan kerja produktif.
7.
Peningkatan pelayanan kesehatan dan perawatan narapidana dan
tahanan.
8.
Peningkatan upaya perawatan kesehatan, kebersihan dan
pemeliharaan Lembaga Pemasyarakatan.
9.
Peningkatan peran serta masyarakat dalam kegiatan pembinaan
dan pembimbingan.
10. Peningkatan kuantitas dan kesejahteraan petugas Pemasyarakatan.
SISTEM PEMBINAAN
TERPADU
Narapidana bukan saja obyek melainkan juga subyek yang
sama dengan manusia lainnya yang sewaktu-waktu dapat melakukan
kesalahan atau kekhilafan yang dapat dikenakan pidana. Sehingga
manusia tersebut jangan dikucilkan apalagi dibrantas. Sedangkan
yang harus dibrantas adalah faktor-faktor penyebab yang
mengakibatkan manusia tersebut berbuat yang bertentangan dengan
hukum, norma-norma, aturan dan nilai-nilai yang berlaku dalam
masyarakat.
Sistem Pemasyarakatan adalah merupakan suatu tatanan
mengenai arah dan batas serta cara pembinaan warga Binaan
Pemasyarakatan yang berdasarkan Pancasila yang dilaksanakan
secara terpadu antara petugas pemasyarakatan dan Warga Binaan
Pemasyarakatan agar menyadari kesalahannya, memperbaiki diri
dan tidak mengulangi tindak pidana, sehingga dapat diterima
kembali oleh masyarakat, dapat berperan aktif dalam pembangunan
dan dapat hidup secara wajar sebagai warga yang baik dan
bertanggung jawab.
Lembaga Pemasyarakatan sebagai ujung tombak bagi pelaksanaan
Undang-Undang No.12 tahun 1995, juga merupakan tempat untuk mencapai
tujuan tersebut diatas. Lembaga Pemasyarakatan mengadakan kegiatankegiatan Pembinaan, Rehabilitasi dan Reintegrasi. Sejalan dengan peran
Lembaga Pemasyarakatan tersebut maka tepatlah bila Petugas Pemasyarakatan
yang melaksanakan tugas-tugas pembinaan bagi Warga Binaan
Pemasyarakatan ditetapkan sebagai Pejabat Fungsional Penegak Hukum.
Pejabat Fungsional Penegak Hukum mempunyai kewajiban atas
terselenggaranya kegiatan-kegiatan pembinaan, rehabilitasi dan reintegrasi di
Lembaga Pemasyarakatan.
I. DASAR
1. Pasal 5 ayat 2 Undang-Undang
Dasar 1945
2. Undang-Undang No. 12 Tahun
1995
3. Peraturan Pemerintah No. 13
tahun 1999
II. PENGERTIAN
Pembinaan adalah segala macam usaha atau kegiatan yang bertujuan
untuk menumbuhkan, mengembangkan, meningkatkan potensi yang ada dalam
diri manusia. Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat kita pastikan bahwa
semua kegiatan yang dilakukan di dalam Lembaga Pemasyarakatan harus
bertujuan untuk menumbuhkan, mengembangkan, meningkatkan potensi yang
ada di dalam diri Warga Binaan Pemasyarakatan. Sedangkan potensi yang ada
di dalam manusia dapat dipandang dari segi intelektual. Affektif dan
Psikomotoriknya hal ini adalah kesatuan yang menyeluruh dan tidak dapat
dipisah-pisahkan. Begitu pula dengan kegiatan-kegiatan di dalam Lembaga
Pemasyarakatan harus diadakan secara terus menerus dan terpadu.
III. PROSES
Karena kegiatan Pembinaan adalah kegiatan yang
bertujuan untuk menumbuhkan, mengembangkan,
meninggalkan potensi yang ada dalam Warga Binaan
Pemasyarakatan, maka sudah selayaknya kegiatan
tersebut dilakukan secara terus menerus dan terpadu.
Adapun kegiatan tersebut adalah sebagai berikut :
A. Tahap Awal
1.
Pada tahab ini kegiatan-kegiatan yang dilakukan adalah Registrasi,
Orientasi, Identifikasi dan Seleksi.
Pada tahab ini dimulai sejak yang bersangkutan berstatus Narapidana
sampai dengan 1/3 dari masa pidana. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan
adalah sebagai berikut :
a.
Regitrasi
Kegiatan ini mencatat sebagai sesuatu yang yang berhubungan dengan
Identitas diri (Nama, Alamat, Perkara, Pidana, dan lain sebagainya). Yang
tak kalah pentingnya dalam kegiatan ini adalah Study Pustaka (Kelengkapan
berkas-berkas dari Instansi yang mengirimnya). Kegiatan ini sangat
menentukan kegiatan berikutnya.
b.
Orientasi
Kegiatan ini berupa kegiatan pengenalan di dalam Lembaga.
Pemasyarakatan, dalam kegiatan ini para Warga Binaan
Pemasyarakatan dikenalkan dengan program-program yang ada di
dalam Lembaga Pemasyarakatan. Di dalam kegiatan orientasi ini
juga dikenalkan Hak serta kewajiban Warga Binaan Pemasyarakatan,
di samping pengenalan terhadap walinya. Kegiatan Orientasi ini juga
bertujuan untuk melengkapi kekurangan-kekurangan pada tahab
registrasi (evaluasi pada tahab Registrasi)
c.
Identifikasi
Kegiatan Identifikasi ini merupakan kegiatan lanjut dari kegiatan Registrasi
dan Orientasi. Kegiatan ini juga merupakan kegiatan evaluasi bagi kegiatan
Registrasi dan Orientasi. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui, menggali
potensi yang ada dalam Warga binaan Pemasyarakatan yang disesuaikan
dengan program-program di Lembaga Peemasyarakatan. Dalam akhir
kegiatan ini sudah ada gambaran-gambaran potensi yang ada di dalam
Warga Binaan Pemasyarakatan.
Dalam kegiatan ini semua Warga Binaan Pemasyarakatan diberikan kegiatan
sama yang ada di dalam program-program Lembaga Pemasyarakatan, untuk
kemudian dievaluasi masing-masing Warga Binaan Pemasyarakatan yang
menonjol/menguasai.
d.
e.
Seleksi
Kegiatan ini bertujuan untuk menyeleksi/ mengelompokkan Warga Binaan
Pemasyarakatan yang sama kemudian dijadikan satu (dalam kelas). Kegiatan
ini juga berfungsi seperti kegiatan-kegiatan sebelumnya yaitu evaluasi dari
kegiatan Identifikasi.
Penelitian Kemasyarakatan
kegiatan ini digunakan untuk mengetahui latar belakang kehidupan Warga
Binaan Pemasyarakatan, sehingga dapat menambah risalah yang masuk pada
kegiatan Registrasi, Orientasi, Identifikasi dan Seleksi dan dapat dijadikan
dasar bagi pembinaan berikutnya
2.
Metode yang digunakan adalah sebagai berikut :
a. Interview
b. Observasi
c. Angket
d. Diskusi Kelompok
e. Ceramah
f. Rool Play
g. Dan lain-lain
3.
Yang bertanggung jawab dalam kegiatan Registrasi, Orientasi, Indentifikasi
dan Seleksi
Kegiatan Pembinaan selai dilakukan terus-menerus melalui proses yang urut
juga perlu diperhatikan pelaksanaannya. Agar pelaksanaan kegiatan dapat
berjalan dengan lancar dan mencapai tujuan maka perlu disusun orang/badan
yang melaksanakannya.
Adapun yang melaksanakan kegiatan ini adalah sebagai berikut :
a. Sub Sie Registrasi dan Bimaswat sebagai pelaksana Utama dari kegiatan
tersebut.
b. Sub.Sie latihan Kerja sebagai pelaksanaan pendukung untuk kegiatan
ini.
c. Kamtib dan KPLP bertanggung jawab atas keamanan dan kelancaran
dari kegiatan ini.
B. TAHAP PELAKSANAAN
PEMBINAAN
Pada tahap ini dimulai bagi Warga Binaan
Pemasyarakatan yang sudah mencapai 1/3 sampai
dengan 2/3 lebih masa pidana. Dalam tahap
pelaksanaan pembinaan ini merupakan pelaksanaan
dari
rencana
dan
program
yang
telah
dicapai/disepakati dalam kegiatan Registrasi,
Orientasi, Identifikasi dan Seleksi. Dalam tahap
pelaksanaan
pembinaan
ini
Warga
Binaan
Pemasyarakatan dibagi menjadi 2 (dua) kelompok
besar kegiatan. Antara lain sebagai berikut:
1. Kelompok Pertama (1) Dasar.
Kelompok pertama (1) ini juga disebut kelompok dasar
karena pada kelompok pertama ini sudah dimulai
diberikan Pembinaan-pembinaan dasar. Yang menjadi
anggota kelompok pertama (10 Dasar ini adalah Warga
Binaan Pemasyarakatan yang sudah menjalani 1/3
sampai dengan 1/2 masapidana. Dalam kelompok dasar
ini diberikan dasar-dasar pembinaan. Bagi Warga
Binaan Pemasyarakatan yang belum berhasil dalam
mengikuti pembinaan ini, juga belum bisa untuk
mengikuti program bimbingan berikutnya yaitu pada
kelompok Ke dua (II) lanjutan.
Semua Warga Binaan Pemasyarakatan yang masuk
dalam kelompok ini berkwajiban untuk mengikuti
kegiatan-kegiatan pembinaan yang dilakukan/diadakan
oleh Lembaga pemasyarakatan.
a. Adapun kegiatan-kegiatan tersebut adalah
sebagai berikut
 Agama dan budi pekerti
Dengan kegiatan ini diharapkan Warga Binaan Pemasyarakatan
dapat meningkatkan keteguhan imannya terutama memberikan
pengertian agar menyadari akibat-akibat dari perbuatan yang benar
dan perbuatan-perbuatan yang salah. Kegiatan ini bukan hanya
menitik beratkan pengetahuan semata, namun lebih ditonjolkan
amalan-amalannya seperti sholay, puasa, pengajian, iqro’ dan lain
sebagainya.
 Kesadaran berbangsa dan bernegara.
Dengan kegiatan ini diharapkan dapat menyadarkan Warga Binaan
Pemasyarakatan untuk menjadi warga negara yang baik yang dapat
berbakti bagi masyarakat, bangsa dan negara.
 Pendidikan Umum
Usaha ini diperlukan agar pengetahuan dan cara berfikir Warga
Binaan Pemasyarakatan meningkat sehinga dapat menunjang
kegiatan-kegiatan positif yang diperlukan selama masa pembinaan.
Pembinaan intelektualitas (kecerdasan) dapat dilakukan baik
melalui pendidikan formal maupun non formal. Untuk mengejar
ketinggalan dibidang pendidikan bai formal maupun non formal
diupayakan cara belajar melalui Kejar Paket A dan Kerja usaha
lainnya.
 Kesegaran jasmani/Kesenian
Kegiatan ini ditujukan guna menjaga kesehatan dan kebugaran
Warga Binaan Pemasyarakatan, sedangkan kegiatan kesenian
dapat digunakan sebagai wahana rekreasi.
 Latihan ketrampilan
Dengan kegiatan ini diharapkan Warga Binaan Pemasyarakatan
dapat dan memiliki ketrampilan yang bermanfaat di masyarakat
dan dapat dikembangkan lebih lanjut. Ketrampilan yang
dikembangkan disesuaikan dengan kemampuan dan bakat serta
minat (sesuai dengan tahapan pendekatan awal).
b. Metode yang digunakan adalah sebagai berikut:
Diskusi kelompok
Ceramah
Rool Play
Praktek
Dan lain-lain.
2. Kelompok Kedua (II) lanjutan
Dalam kelompok ke dua (II) ini merupakan pembinaan
berikutnya sesudah pertama (I) Dasar.
Yang menjadi anggota kelompok ke dua (II) ini adalah Warga
Binaan Pemasyarakatan yang sudah menjalani 1/2 sampai dengan
2/3 masa pidana. Kelompok ke dua (II) ini disebut kelompok
lanjutan.
Dalam kelompok ke dua (II) lanjutan ini dipersiapkan untuk
melakukan kegiatan-kegiatan berikutnya yaitu kegiatan
Reintegrasi.
Semua Warga Binaan Pemasyarakatan yang masuk dalam
kelompok ini berkwajiban untuk mengikuti kegiatan-kegiatan
pembinaan
yang
dilakukan/diadakan
oleh
Lembaga
pemasyarakatan
Kegiatan dalam kelompok ke dua (II) Lanjutan hampir sama
dengan kegiatan pada kelompok pertama (I) hanya dibedakan
dengan tingkatan yang lebih tinggi dan merupakan kelanjutan dari
kegiatan sebelumnya:
a. Adapun kegiatan-kegiatan tersebut adalah
sebagai berikut:
 Agama dan Budi Pekerti
Dengan kegiatan ini diharapkan Warga Binaan Pemasyarakatan
dapat meningkatkan keteguhan imannya terutama memberikan
pengertian agar menyadari akibat-akibat dari perbuatan yang benar
dan perbuatan-perbuatan yang salah. Kegiatan ini bukan hanya
menitik beratkan pengetahuan semata, namun lebih ditonjolkan
amalan-amalannya seperti sholat, puasa, pengajian secara benar
dan rutin.
 Kesadaran berbangsa dan bernegara
Dengan kegiatan ini diharapkan dapat menyadarkan Warga
Binaan Pemasyarakatan untuk menjadi warga Negara yang baik,
yang dapat berbakti bagi masyarakat, bangsa dan negara sekaligus
cara pelaksanaannya di dalam masyarakat.
 Pendidikan Umum
Usaha ini diperlukan agar pengetahuan dan cara berfikir Warga
Binaan Pemasyarakatan meningkat, sehingga dapat menunjang
kegiatan-kegiatan positif yang diperlukan selama masa pembinaan.
Pembinaan intelektualitas (kecerdasan) dapat dilakukan baik melalui
pendidikan formal maupun non formal. Untuk mengejar ketinggalan
dibidang pendidikan baik formal maupun non formal telah
diupayakan kerjasama dengan berbagai pihak yaitu:
 Pendidikan Formal
a. Bekerjasama dengan Departemen Pendidikan dan
Pengajaran/Dikbud Yogyakarta, yaitu Kejar Paket
b.Pernah bekerjasama dengan SMU Stella Duce 2
Yogyakarta
dengan surat Kerjasama No.
178/E
038/SMA/SD2/II/2008, kegiatan ini sponsor
perorangan/pembimbing rohani atas nama Romo
Blujjrs.
c. Bekerjasama dengan perorangan
Kursus border dengan surat : W22Ea.PP.01.03-4998.
Jumlah
WBP 10 orang
d. Bekerjasama dengan PKBM, Departemen Pendidikan
dan Pengajaran, kegiatan dilaksanakan :
- Perpustakaan mendapat bantuan buku paket 2 kali
pada tahun 2006
- Ketrampilan, pelatihan otomotif
2. Pendidikan Formal
a. Pernah bekerja sama dengan UNWAMA
(Universitas
Wangsa Manggala) Fakultas
Ekonomi dengan jumlah mahasiswa 15 orang
WBP.
Perkuliahan dilaksanakan di dalan
LAPAS Yogyakarta. Surat
Kerjasama No.
W22.Ea.PP.014.02-855. Sudah tamat dan
diwisuda 1 orang
b. Pernah Bekerjasama dengan STIE-YPPI
Jakarta Nomor
Surat :
W22.Ea.PP.03.02-173 tanggal 2 Februari
2007, jumlah
mahasiswa 21 orang
dengan
system modul
perkuliahan
jarak jauh.
 Kesegaran Jasmani
Kegiatan ini ditujukan guna menjaga kesehatan dan
kebugaran
Warga Binaan Pemasyarakatan. Sedangkan
kegiatan kesenian
dapat digunakan sebagai wahana
rekreasi.
 Latihan Ketrampilan
Dengan kegiatan ini diharapkan Warga Binaan
Pemasyarakatan dapat dan memiliki ketrampilan yang
bermanfaat di masyarakat dan dapat dikembangkan lebih
lanjut. Ketrampilan yang dikembangkan disesuaikan
dengan kemampuan dan bakat serta minat (sesuai
dengan tahap pendekatan awal)
c. Metode yang digunakan adalah sebagai berikut:
Diskusi kelompok
Ceramah
Rool Play
Praktek
Dan lain-lain.
d. Yang bertanggungjawab dalam kegiatan ini adalah Sub. Sie
Bimaswat, khususnya untuk latihan ketrampilan Sub. Sie
Bimbingan Kerja. KPLP bertanggungjawab atas keamanan dan
kelancaran tersebut
KALAPAS
Santosa Heru Irianto,BcIP,SH,MH
KA. SUBBAG. TATA USAHA
Drs. SUWARSIH
Ka. KPLP
A. SURYAMAN, S.Pd
KA. URPEG & KU
PURNOMO EDDY, SH.
KA. URUSAN UMUM
SUYADI, AKS.
PETUGAS
KEAMANAN
KA.SIE BINAPI
F.JOKO SUJARWO,Bc.IP.
KA. SUBSIE
BIMMASWAT
SUWANJONO,SH.
KA.SUBSIE
REGISTRASI
SYAWALDI, SH.
KA.SIE KEGIATAN KERJA
Drs. SUWARSO
KA. SUBSIE
BIMKERHAKER
EMON YUDO,SH.
KA.SUBSIE
SARANA KERJA
SUHARTADI, SH.
KA.SIE KANTIB
HARYONO,SH
KA. SUBSIE LAPORAN
& TATA TERTIB
YHOGA ADITYA R.
Amd.IP.,SH.
KA.SUBSIE
KEAMANAN