PENGERTIAN INKLUSI  SUATU KONSEP ATAU PENDEKATAN PENDIDIKAN YANG BERUSAHA MENJANGKAU SEMUA ORANG TANPA KECUALI.

Download Report

Transcript PENGERTIAN INKLUSI  SUATU KONSEP ATAU PENDEKATAN PENDIDIKAN YANG BERUSAHA MENJANGKAU SEMUA ORANG TANPA KECUALI.

PENGERTIAN INKLUSI
 SUATU KONSEP ATAU PENDEKATAN PENDIDIKAN
YANG BERUSAHA MENJANGKAU SEMUA ORANG
TANPA KECUALI
Mengapa?
 Mereka memiliki hak dan kesempatan yang sama
untuk memperoleh manfaat yang maksimal dari
pendidikan
 Hak dan kesempatan itu tidak dibedakan oleh
keragaman karateristik individu sacara fisik, mental,
sosial, emosional, dan bahkan status sosial-ekonomi.
 Di Indonesia, Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 5, ayat 1 s.d. 4 telah
menegaskan bahwa:
1. Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk
memperoleh pendidikan yang bermutu.
2. Warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional,
mental, intelektual, dan/atau sosial berhak memperoleh
pendidikan khusus.
3. Warga negara di daerah terpencil atau terbelakang serta
masyarakat adat yang terpencil berhak memperoleh
pendidikan layanan khusus.
4. Warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat
istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus
Pengertian Ketunarunguan
 Ketunarunguan adalah keadaan kehilangan
pendengaran meliputi seluruh gradasi/tingkatan baik
ringan, sedang, berat dan sangat berat, yang
mengakibatkan pada gangguan komunikasi dan
bahasa.
Berdasarkan waktu terjadinya ketunarunguan (menurut
Dr. A. Van Uden), klasifikasi ketunarunguan adalah :
 Tunarungu pra-lingual, terjadi sekitar 0;0 – 1;6 bulan :
anak menjadi tunarungu sebelum berbahasa
 Tunarungu in-lingual, terjadi sekitar 1;6 – 4;0 tahun :
anak menjadi tunarungu pada masa peka bahasa
 Tunarungu post -lingual, terjadi setelah 4;0 tahun :
anak menjadi tunarungu setelah berbahasa.
Klasifikasi
 Berdasarkan tingkat kerusakan/kehilangan kemampuan
mendengar, klasifikasi ketunarunguan adalah sebagai
berikut:
a. Sangat ringan
b. Ringan
c. Sedang
d. Berat
e. Ekstrim
27 - 41 dB
41 – 55 dB
56 – 70 dB
71 – 90 dB
91 dB ke atas
Kurang
dengar
Tuli
Ketunarunguan berdasarkan anatomi, dibagi
dalam 3 kelompok
 1. TunarunguHantaran(konduksi)
Ketunarunguan yang disebabkan kerusakan atau tidak
berfungsinya alat-alat penghantar getaran suara pada
telinga bagian tengah.
2. Tunarungu Syaraf (Sensorineural)
Ketunarunguan yang disebabkan oleh kerusakan atau
tidak berfungsinya alat-alat pendengaran bagian
dalam syaraf pendengaran yang menyalurkan getaran
ke pusat pendengaran pada Lobus Temporalis.
3. Tunarungu campuran
FAKTOR PENYEBAB KETUNARUNGUAN
1. Faktor dalam diri anak
a. Keturunan
b. Ibu sakit campak jerman(Rubella) ketika
mengandung
c. Ibu menderita keracunan darah atau Toxaminia
2. Faktor dari luar anak
a. Mengalami infeksi saat dilahirkan
b. Meningitis atau Radang Selaput Otak
3. Otitis media (radang telinga bagian tengah)
4. Penyakit lain/kecelakaan
KARAKTERISTIK ANAK TUNARUNGU
Segi Intelegensi.Kemampuan intelektual anak
tunarungu sama seperti anak mendengar
2. Segi Bahasa (tuna bahasa) dan Bicara (bisu)
Akibat ketunabahasaan:
a. Sempit dalam pandangan
b. Kekanak-kanakan/infantilitet
* infantilitet dari fantasinya
* mudah menerima suatu kejadian begitu saja, tanpa
komentar, tidak terkejut atau tidak heran.
* kelakuannya sangat sederhana
* Kurang mengerti relasi waktu “mereka hidup dalam
waktu yang lalu”. Masa yang akan datang sangat
abstrak.
* hidupnya tanpa nuansa (tanpa variasi)
1.
3. Segi Emosi dan Sosial
a. Egosentrisme (mengandung arti bahwa ia
sukar
mengerti cara
berpikir orang
lain) yang melebihi anak mendengar.
(ketunarunguan seakan-akan memaksa orang
selalu
terarah pada
dirinya sendiri)
* Daerah pengamatan sempit.
* Sangat ingin tahu
Akibat egosentrisme:
* rasa iri hati, terlalu memihak pada seseorang
atau
terlalu membenci
b. Takut keluasan (mengenai ruang dan
segala
situasi)
c. Ketergantungan terhadap orang lain/
kelekatan
d. Perhatian sukar dialihkan
e. Mudah tersinggung/marah
PERMASALAHAN AKIBAT KETUNARUNGUAN
Persepsi
auditif
Bahasa dan
Komunikasi
Emosi
Permaslahan
yang timbul
akibat
Ketunarunguan
Soaial
Kognisi dan
intelektual
Pendidikan
Masyarakat
Dan Orang
tua
Vokasional
Analisis Permasalahan Anak Tunarungu
 Akibat ketunarunguannya anak tunarungu pra-
lingual dan tunarungu-in lingual tidak mengalami
masa perolehan bahasa.
 Akibat berikutnya anak tunarungu tidak dapat
berkembang bahasanya
 Akibat miskin bahasa anak tunarungu mengalami
masalah dalam komunikasi dan
belajarnya/pendidikannya.
 Akibatnya anak tunarungu tertinggal dalam segala
aspek kehidupan
Bagaimana Mengatasi Berbagai Permasalahan
Yang Timbul Akibat Ketunarunguan
 Untuk mengatasi berbagai permaslahan yang
timbul akibat ketunarunguan dapat dilakukan
dengan memberikan ketrampilan
berkomunikasi dan berbahasa pada siswa
tunarungu
PERUBAHAN PENYELENGGARAAN
PLB
 PENDIDIKAN YANG SIFATNYA SEGREGATIF
MENUJU INTEGRATIF DAN KEMUDIAN INKLUSIF
PERUBAHAN FILOSOFI
 dari
 “MENGUBAH ANAK AGAR SESUAI DENGAN
TUNTUTAN SEKOLAH”
 menjadi
 “MENGUBAH SEKOLAH ATAU SISTEM AGAR
SESUAI DENGAN ANAK”
Faktor-faktor Penentu Utama Keberhasilan dan
Keberlangsungan Pendidikan Inklusif
 Adanya kerangka yang kuat – rangka : kerangka
nilai-nilai, keyakinan, prinsip-prinsip, dan indikator
keberhasilan.
 Implementasi berdasarkan budaya dan konteks
lokal
 Partisipasi yang berkesinambungan dan refleksi
diri yang kritis
Faktor-Faktor yang Perlu Diperhatikan dalam
Pendidikan Inklusif
 Keluarga
 Peserta Didik . Peserta didik berkebutuhan khusus
memiliki karakteristik kebutuhan khususnya masingmasing. Secara umum, aspek-aspek yang perlu
dipersiapkan mereka untuk mengikuti pendidikan
inklusif, meliputi :
 Komunikasi dan bahasa, Bantu diri ,Mobilitas dan
aksesibilitas ,Keterampilan sosial
 Sekolah
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan oleh sekolah
untuk memastikan bahwa peserta didik berkebutuhan
khusus memiliki kesempatan mendapatkan pelayanan
pendidikan yang sama dengan anak lainnya adalah
(Foreman, 1996):
a. Pengorganisasian kurikulum oleh sekolah (the
organization of the curriculum).
b. Sifat dasar dari isi kurikulum (the nature of the
curriculum content).
c. Penilaian dan pelaporan perkembangan peserta didik
d. Keputusan terhadap alokasi sumber daya yang
dibutuhkan
 Guru
 Kurikulum
Menurut Hallahan dan Kauffman (2006), strategi
pengajaran dan kurikulum yang ada perlu
diperhatikan dalam membantu partisipasi peserta
didik berkebutuhan khusus dalam lingkungan sekolah
reguler (perlu ada strategi pengajaran tertentu dalam
rangka menunjang keberhasilan peserta didik
berkebutuhan khusus di dalam kelas reguler).
 Proses Belajar Mengajar
Menurut Hallahan dan Kauffman (2006) hal yang
perlu diperhatikan dalam membantu partisipasi
peserta didik berkebutuhan khusus di lingkungan
sekolah reguler adalah akomodasi dan adaptasi yang
efektif, serta modifikasi dalam pengajaran dan
asesmen bagi peserta didik berkebutuhan khusus
termasuk pengajaran/pemberian instruksi yang
efektif.
BAGAIMANA MENGHADAPI ANAK
TUNARUNGU DI SEKOLAH REGULER?
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Tempatkan anak di tempat yang memudahkan mereka
menangkap pembicaraan guru dengan indra penglihatan
yang dimiliki.
Berbicaralah dengan bertatap muka, dengan artikulasi
yang jelas dan agak pelan.
Kontrol kemampuan anak dalam menangkap pelajaran
dan percakapan setiap akhir pembicaraan
Usahakan menggunakan alat peraga dalam setiap
pembelajaran.
Melibatkan anak dalam setiap kegiatan
Lakukan ulangan secara tertulis
Carikan sahabat
Bagaimana dengan modifikasi kurikulum dan
pengembangan silabus pendidikan inklusi anak
tunarungu?
 Pembuatan silabus dan RPP adaptif
 Bahwa untuk melaksanakan proses
pembelajaran di kelas inklusif, guru perlu
mempersiapkan Rencana Pembelajaran
(RP) yang akomodatif. Artinya persiapan
tersebut dibuat berdasarkan pertimbangan
keanekaragaman kondisi siswa, termasuk
Anak Berkebutuhan Khusus (ABK).
 Agar Rencana Pembelajaran (RP) dapat akomodatif,
maka hal-hal yang perlu diperhatikan oleh guru
seperti, sebelum membuat Rencana Pembelajaran,
guru umum perlu berdiskusi dengan guru pendidikan
khusus untuk bersama-sama melakukan asesmen
(penilaian kemampuan awal siswa) sehingga materi,
metode, dan alat bantu pembelajaran dapat dirancang
sesuai dengan kebutuhan peserta didik terutama
peserta didik berkebutuhan khusus.
DAFTAR PUSTAKA
 Berit H.Johsen dan Miriam D. Skjorten. Menuju Inklusi Buku No.1
Pendidikan Kebutuhan Khusus Sebuah Pengantar. Program Pasca Sarjana
Universitas Pendidikan Indonesia
 Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa. Model RPP. Direktorat
Jendral Managemen Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta 2007
 Hidayat. Model dan Strategi Pembelajaran ABK dalam Setting Pendidikan
Inklusif. Download Workshop. Balikpapan 2009
 Sr. Antonie Ardatin. Metode Maternal Reflektif. LPATR Dena-Upakara
Wonosobo
 Sr. Myriam Therese. Sedikit Mengenai Psycoligie Anak-anak Tuli. LPATR
Dena-Upakara Wonosobo
 __________ . Pengkajian Pendidikan Inklusi . Download