Identifikasi Hal-hal yang dilangar sebagi potensi keluhan :       Kontrak Suatu aturan pekerjaan atau peraturan Suatu kebijakan atau prosedur Setiap Peraturan pemerintah pusat, Undang-undang, hukum daerah/propinsi atau kotapraja Setiap peraturan.

Download Report

Transcript Identifikasi Hal-hal yang dilangar sebagi potensi keluhan :       Kontrak Suatu aturan pekerjaan atau peraturan Suatu kebijakan atau prosedur Setiap Peraturan pemerintah pusat, Undang-undang, hukum daerah/propinsi atau kotapraja Setiap peraturan.

Identifikasi
Hal-hal yang dilangar sebagi potensi
keluhan :






Kontrak
Suatu aturan pekerjaan atau peraturan
Suatu kebijakan atau prosedur
Setiap Peraturan pemerintah pusat,
Undang-undang, hukum daerah/propinsi
atau kotapraja
Setiap peraturan kesehatan dan
keselamatan Kerja
Kebiasaan yang berlaku
Apa itu Kebiasaan yang Berlaku?
Secara umum, suatu kebiasaan yang berlaku tidak ada di dalam kontrak hanya,
tapi lebih dari itu, telah diterima sebagai satu kondisi ketenagakerjaan. Untuk
menentukan "- kebiasaan yang berlaku," empat unsur-unsur ini harus dipenuhi:
1. Dilakukan secara Jelas dan Rutin: Praktek itu harus normal aktivitas. Suatu
"kebiasaan yang berlaku" bukan suatu aktivitas yang samar-samar atau sesekali
hilang.
2. Aktivitas Yang dilakukan dalam Kurun Waktu yang Lebih dari Selayaknya:
Lamanya "jangka waktu yang layak" adalah tak tentu dan subjektif. Arbritor
memutuskan -di suatu dasar kasus per kasus -apakah suatu praktek telah terus
dilakukan "cukup lama" dianggap sebagai suatu syarat ketenagakerjaan. Satu
atau dua kali kejadian dalam satu tahun tidak dapat dianggap sesuatu yang
melebihi jangka waktu yang layak. Namun, aktivitas yang sama selalu diulang
sekali seminggu selama lima tahun bisa ditentukan sebagai kebiasaan yang
berlaku.
3. Pengetahuan Penuh: Kedua belah pihak, Manajemen dan SP harus
mengetahui hal-hal yang berlaku. Ini tidak hanya harus secara resmi dinyatakan
atau dikenal, tetapi juga harus dibuktikan.
4. Perjanjian Kontrak ; Apakah Tidak Mengatur atau Rancu: Ketika aturan
kontrak adalah tidak mengatur suatu tindakan/kegiatan, dalam prakteknya hal
itu bisa dianggap sebagai sesuatu yang ada dalam kontrak jika telah memenuhi
unsur-unsur diatas. Di mana bahasa kontrak samar-samar atau rancu, itu
diisaratkan kepada kedua pihak diharapkan secara aktif mengatasi hal tersebut
di dalam perjanjian kontrak. Para Arbiter melihat terhadap kebiasaan yang
berlaku untuk menentukan tujuan dari perjanjian kontrak.
CATATAN:
Sebagai tambahan terhadap empat prinsip-prinsip diatas, Serikat Pekerja
harus menunjukkan bahwa kecurangan yang telah dialami oleh karyawan
adalah diakibatkan oleh Manajemen yang mengubah kebiasaan.
Satu Contoh dari Kebiasaan yang Berlaku
Skenario:
Pada suatu rumah sakit, hari kerja pada departemen Grounds berakhir pada
jam 4:30 sore. Setiap hari pada pukul 4:15, pekerja kembali ke gedung
tempat penyimpanan alat-alat kerja. Supervisor mereka juga ditempatkan ke
sana. Para pekerja beres-beres sebelum mereka absen dengan mesin
absensi untuk hari tersebut dan pulang. Meskipun tidak ada bahasa di dalam
perlindungan kontrak "waktu bersih-bersih/beres-beres," praktek ini telah
berlaku lama dan setiap orang dapat mengingatnya.
Kesimpulan:
Semua empat unsur-unsur kebiasaan yang berlaku pada tempat kerja
secara terus menerus, dalam jangka waktu panjang, pengetahuan para pihak
dan suatu kontrak yang tidak mengatur. Perlukah Manajemen memutuskan
untuk mengubah kebiasaan, Serikat Pekerja mempunyai alasan-alasan kuat
untuk menganggap sebagai suatu keluhan berdasar pada kebiasaan yang
berlaku.