SISTEM KOLOIDx

Download Report

Transcript SISTEM KOLOIDx

Slide 1

SISTEM KOLOID

Delta sungai Mahakam di Kalimantan Timur

Presented by:
ERNI SULISTIANA, S.Pd., M.P.
NIP. 19701018 199301 2 003


Slide 2

STANDAR KOMPETENSI
 Menjelaskan sistem dan sifat koloid serta

penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

KOMPETENSI DASAR


Mengelompokkan sifat-sifat koloid dan
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari


Slide 3

INDIKATOR
Menjelaskan sifat-sifat koloid (efek Tyndall,
gerak Brown, dialisis, elektroforesis, emulsi,
koagulasi).
 Menjelaskan proses penjernihan air yang
berkaitan dengan sifat koloid.
 Menjelaskan koloid liofil dan koloid liofob
serta perbedaan sifat keduanya dengan
contoh yang ada di lingkungan.
 Menjelaskan peranan koloid di industri
kosmetik, makanan, dan farmasi.



Slide 4

TUJUAN PEMBELAJARAN









Siswa dapat menjelaskan sifat-sifat koloid (effek Tyndall, gerak
Brown, dialisis, elektroforesis, emulsi, koagulasi) dengan benar
melalui diskusi tentang sifat koloid.
Siswa dapat mengklasifikasi suspensi kasar, larutan sejati dan
koloid berdasarkan data hasil pengamatan (efek Tyndall,
homogen/heterogen, dan penyaringan) dengan benar melalui
diskusi tentang sifat koloid.
Siswa dapat menjelaskan proses penjernihan air yang berkaitan
dengan sifat koloid dengan benar melalui diskusi tentang sifat
koloid.
Siswa dapat menjelaskan koloid liofob dan liofil dengan benar
melalui diskusi jenis koloid koloid liofob dan liofil.
Siswa dapat menjelaskan peranan koloid di industri kosmetik,
makanan, dan farmasi dengan benar melalui diskusi peranan
koloid di industri kosmetik, makanan, dan farmasi.


Slide 5

Apabila suatu zat dicampurkan dengan zat lain,
maka akan terjadi penyebaran secara merata
dari suatu zat ke dalam zat lain yang disebut
Sistem Dispersi.
 Zat yang didispersikan disebut FaseTerdispersi
 Medium yang digunakan untuk mendispersikan
disebut Medium Pendispersi.
 Contoh:
tepung kanji dimasukkan ke dalam air panas.


 air sebagai medium pendispersi
 tepung kanji sebagai zat terdispersi.


Slide 6

SISTEM DISPERSI


Berdasarkan ukuran partikelnya, sistem dispersi
dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu
◦ Suspensi

Contoh :
 Air sungai yang keruh, campuran kopi dengan air,
campuran air dengan pasir, dan campuran minyak dengan
air.

◦ Koloid

Contoh :
 Sabun, susu, jelli, mentega, selai, santan, dan mayonase.

◦ larutan.

Contoh :
 Larutan gula, larutan garam, alkohol 70%, larutan cuka,
spiritus, air laut, bensin, dan udara yang bersih.


Slide 7


Slide 8


Slide 9

Latihan soal


Slide 10

SIFAT-SIFAT KOLOID
 Efek

Tyndall

Penghamburan cahaya oleh partikel koloid

Jika seberkas cahaya (sinar) dilewatkan kepada
obyek yang akan kita kenali (tergolong larutan,
koloid atau suspensi). Bila dilihat tegak lurus dari
arah datangnya cahaya, maka akan terlihat
sebagai berikut :
◦ Jika obyek adalah larutan, maka cahaya akan diteruskan
(transparan).
◦ Jika obyek adalah koloid, maka cahaya akan
dihamburkan dan partikel terdispersinya tidak tampak.
◦ Jika obyek adalah suspensi, maka cahaya akan
dihamburkan tetapi partikel terdispersinya dapat terlihat.


Slide 11

Larutan kanji akan menghamburkan cahaya, sedangkan larutan K2CrO4 tidak kelihatan.


Slide 12

 Hal

itu
disebabkan
oleh
penghamburan cahaya matahari
oleh partikel koloid di angkasa,
dan tidak semua frekuensi dari
sinar
matahari
dihamburkan
dengan intensitas sama.


Slide 13

 Jika

intensitas cahaya yang dihamburkan
berbanding lurus dengan frekuensi, maka pada
waktu siang hari ketika matahari melintas di
atas kita frekuensi paling tinggi (warna biru)
yang banyak dihamburkan, sehingga kita
melihat langit berwarna biru.

 Ketika matahari terbenam, hamburan frekuensi

rendah
(warna
merah)
lebih
banyak
dihamburkan, sehingga kita melihat langit
berwarna jingga atau merah.


Slide 14

Coba sebutkan contoh
lainnya dalam kehidupan
sehari-hari yang
menunjukkan adanya
efek Tyndall pada koloid!


Slide 15

 Dalam

kehidupan sehari-hari, efek
Tyndall dapat kita amati antara lain
pada:
◦ Sorot lampu proyektor dalam
gedung bioskop yang berasap dan
berdebu
◦ Sorot lampu mobil pada malam
yang berkabut
◦ Berkas sinar matahari melalui celah
daun pohon-pohon pada pagi hari
yang berkabut.


Slide 16

 Gerak

Brown

Apabila partikel koloid diamati di bawah
mikroskop pada pembesaran yang tinggi (atau
dengan mikroskop ultra) akan terlihat partikel
koloid yang bergerak terus-menerus dengan arah
yang acak (tak beraturan atau patah-patah
(gerak zig-zag). Gerak zig-zag partikel koloid
disebut gerak Brown, sesuai dengan nama
penemunya Robert Brown


Slide 17



Gerak Brown terjadi sebagai akibat
adanya tumbukan dari molekul-molekul
pendispersi terhadap partikel terdispersi,
sehingga
partikel
terdispersi
akan
terlontar.
Lontaran
tersebut
akan
mengakibatkan
partikel
terdispersi
menumbuk partikel terdispersi yang lain
dan akibatnya partikel yang tertumbuk
akan terlontar. Peristiwa ini terjadi terusmenerus karena ukuran partikel yang
terdispersi relatif besar dibandingkan
medium pendispersinya.


Slide 18



Dalam suspensi tidak terjadi gerak Brown,
karena ukuran partikel cukup besar sehingga
tumbukan yang dialaminya setimbang.



Makin tinggi suhu makin cepat gerak Brown,
karena energi kinetik molekul medium
meningkat sehingga menghasilkan tumbukan
yang lebih kuat.



Gerak Brown merupakan salah satu factor yang
menstabilkan koloid. Partikel-partikel koloid
relatif stabil, karena partikelnya bergerak terusmenerus, maka gaya gravitasi dapat diimbangi
sehingga tidak terjadi sedimentasi.


Slide 19

Adsorpsi

Partikel koloid mempunyai kemampuan
menyerap ion atau muatan listrik pada
permukaannya. Oleh karena itu, partikel
koloid menjadi bermuatan listrik.
 Penyerapan pada permukaan disebut
adsorpsi, jika penyerapan sampai ke bawah
permukaan disebut absorpsi.



Slide 20

Kemampuan menarik ini disebabkan adanya
tegangan permukaan koloid yang cukup tinggi,
sehingga apabila ada partikel yang menempel
akan canderung dipertahankan pada
permukaannya.
 Bila partikel koloid mengadsorpsi ion yang
bermuatan positif, maka koloid tersebut menjadi
bermuatan positif, dan sebaliknya.



Slide 21

 Muatan

koloid merupakan faktor yang
menstabilkan koloid, disamping gerak Brown.
Karena partikel-partikel koloid bermuatan
sejenis maka akan saling tolak menolak
sehingga terhindar dari pengelompokan antar
sesama partikel koloid itu (jika partikel koloid
itu saling bertumbukan dan kemudian bersatu,
maka lama kelamaan terbentuk partikel yang
cukup besar dan akhirnya akan mengendap).


Slide 22



Sifat adsorpsi dari koloid digunakan dalam berbagai proses,
antara lain:
 Pemutihan gula tebu

Gula yang masih berwarna dilarutkan ke dalam air kemudian
dialirkan melalui tanah diatomae dan arang tulang. Zat- warna dalam
gula akan diadsorpsi sehingga diperoleh gula yang putih dan bersih.
 Penjernihan Air
Dengan menambahkan tawas atau aluminium sulfat ke dalam air,
aluminium sulfat akan terhidrolisis membentuk Al(OH)3 yang berupa
koloid yang dapat mengadsorpsi zat-zat warna atau zat pencemar
dalam air.
 Pembuatan Obat Norit
Norit adalah tablet yang terbuat dari karbon aktif. Jika diminum, di
dalam usus norit membentuk sistem koloid yang dapat mengadsorpsi
gas atau racun.
 Deodoran dan anti perspiran (zat anti keringat)
Anti perspiran mengandung senyawa aluminium seperti aluminium
klorohidrat (Al2(OH)5Cl . 2H2O) yang dapat memperkecil pori keringat.
Sedangkan, deodoran mengandung seng peroksida, parfum, dan zat
anti septik yang dapat menghentikan aktivitas bakteri sehingga dapat
menghilangkan bau tidak sedap.


Slide 23

Elektroforesis
 Selain

dari ion, partikel koloid juga dapat
menarik muatan dari listrik statis, karena
adanya peristiwa adsorpsi partikel koloid
bermuatan listrik, maka jika koloid diletakkan
dalam medan listrik, partikelnya akan bergerak
menuju kutub yang muatannya berlawanan
dengan muatan koloid tersebut.
 Peristiwa bergeraknya partikel koloid dalam
medan listrik disebut elektroforesis.


Slide 24