Sistem Koloid Fase Padat

Download Report

Transcript Sistem Koloid Fase Padat

pEnGerTian koLoiD
adalaH suatu campuran zat yang terdiri
atas fase terdispersi dan pendispersi
dimana fase terdispersi bercampur rata
dalam fase pendispersi sehingga sukar
untuk dibedakan
siFat – siFat koLoid
A. Efek Tyndall
Efek Tyndall adalah efek penghamburan cahaya oleh partikel koloid.
contoh:
jika sinar matahari masuk melalui celah ke dalam ruangan, pada sinar
tersebut terlihat debu-debu berterbangan (daerah ini terlihat lebih terang).
B. Gerak Brown
Gerak Brown adalah gerak acak, gerak tidak beraturan dari partikel koloid
Koloid Fe(OH)3 bermuatan positif karena permukaannya
menyerap ion H+
Koloid As2S3 bermuatan negatif karena permukaannya
menyerap ion S2-
C. Adsorbsi
Beberapa partikel koloid mempunyai sifat adsorbsi (penyerapan) terhadap
partikel atau ion atau senyawa yang lain sehingga koloid dapat bermuatan
listrik.
Penyerapan pada permukaan ini disebut adsorbsi (harus dibedakan dari
absorbsi yang artinya penyerapan sampai ke bawah permukaan).
Contoh :
(i) Koloid Fe(OH)3 bermuatan positif karena permukaannya menyerap ion
H+.
(ii) Koloid As2S3 bermuatan negatit karena permukaannya menyerap ion S2.
D. Koagulasi
Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid dan membentuk
endapan. Dengan terjadinya koagulasi, berarti zat terdispersi tidak lagi
membentuk koloid.
Koagulasi dapat terjadi
a. secara Mekanik
seperti pemanasan, pendinginan dan pengadukan
b. secara kimia
seperti penambahan elektrolit, pencampuran koloid yang berbeda muatan.
c. Cottrell
pengendapan koloid menggunakan arus listrik
Adapun koagulasi dalam kehidupan sehari-hari misalnya: perebusan Telur,
pembuatan yoghurt, pembuatan tahu, pembuatan lateks, penjernihan air
sungai, pembentukan delta, dan pengolahan asap atau debu.
E. Koloid Liofil dan Koloid Liofob
Koloid ini terjadi pada sol yaitu fase terdispersinya padatan dan medium
pendispersinya cairan.
a. Koloid Liofil:
sistem koloid yang affinitas fase terdispersinya besar terhadap
medium pendispersinya.
Contoh: sol kanji, agar-agar, lem, cat
b. Koloid Liofob:
sistem koloid yang affinitas fase terdispersinya kecil terhadap
medium pendispersinya.
Contoh: sol belerang, sol emas.
F. Dialisis
adalah pemisahan koloid dari ion-ion pengganggu (pemurnian koloid). Dialisis
yang dipercepat dengan arus listrik disebut elektrodialisis.
G. Elektroforesis
adalah partikel koloid yang mempunyai muatan, sehingga dalam medan listrik
akan bergerak menuju elektrode. Partikel koloid yang bermuatan positif akan
menuju kutub negatif dan sebaliknya, dan terjadi penetralan, akibatnya koloid akan
menggumpal.
H. Koloid pelindung
adalah koloid yang dapat melindungi koloid lain dari proses koagulasi. Contoh :
sabun sebagai pengemulsi air dengan minyak, kasein sebagai pengemulsi air dan
lemak dalam susu.
Pembuatan koLoid
A. Cara Kondensasi
Cara kondensasi termasuk cara kimia.
Kondensasi
Prinsip
:
Partikel
Molekular
---------
Partikel
Koloid
Reaksi kimia untuk menghasilkan koloid meliputi :
1. Reaksi Redoks
2 H2S(g) + SO2(aq) ® 3 S(s) + 2 H2O(l)
2. Reaksi Hidrolisis
FeCl3(aq) + 3 H2O(l) ® Fe(OH)3(s) + 3 HCl(aq)
3. Reaksi Substitusi
2 H3AsO3(aq) + 3 H2S(g) ® As2S3(s) + 6 H2O(l)
4. Reaksi Penggaraman
Beberapa sol garam yang sukar larut seperti AgCl,
AgBr, PbI2, BaSO4 dapat membentuk partikel
koloid dengan pereaksi yang encer.
AgNO3(aq) (encer) + NaCl(aq) (encer) ® AgCl(s)
+ NaNO3(aq) (encer)
B. Cara Dispersi
Prinsip :
Partikel Besar ----------------> Partikel Koloid
Cara dispersi dapat dilakukan dengan cara mekanik atau cara kimia:
1. Cara Mekanik
Cara ini dilakukan dari gumpalan partikel yang besar kemudian
dihaluskan dengan cara penggerusan atau penggilingan.
2. Cara Busur Bredig
Cara ini digunakan untak membuat sol-sol logam.
3. Cara Peptisasi
Cara peptisasi adalah pembuatan koloid dari butir-butir kasar atau dari suatu
endapan dengan bantuan suatu zat pemeptisasi (pemecah).
Contoh:
- Agar-agar dipeptisasi oleh air ; karet oleh bensin.
- Endapan NiS dipeptisasi oleh H2S ; endapan Al(OH)3 oleh AlCl3
4. Cara Homogenisasi
Cara ini mirip dengan cara mekanik. Cara ini digunakan untuk
membuat emulsi dengan mesin homogenisasi.
pengeLompokan sistem koloid
Sistem Koloid Fase Padat – Cair ( sol )
Sistem koloid fase padat-cair disebut sol.Sol terbentuk dari fase terdispersi
berupa zat padat dan fase pendispersi berupa cairan.Sol yang memadat disebut
gel.Berikut contoh – contoh sistem koloid fase padat – cair
- Agar – agar
Padatan agar –agar yang terdispersi di dalam air panas akan menghasilkan
sistem koloid yang disebut sol.Jika konsentrasi agar – agar rendahpada
keasaan dingin,sol ini akan tetap berwujud cair.sebaliknya jika konsentrasi
agar – agar tinggi pada keadaan dingin sol menjadi padat dan kaku.Keadaan
seperti ini disebut gel
- Pektin
Pektin adalah tepung yang diperoleh dari buah pepaya muda,apel, dan kulit
jeruk.Jika pektin didispersikan dalam air , terbentuk suatu sol yang kemudian
memadat sehingga membentuk gel.
- Gelatin
Gelatin adalah tepung yang diperoleh dari hasil perebusan kulit atau atau
kaki
binatang, misalnya sapi.Jika gelatin didispersikan dalam air,
terbentuk suatu
sol yang memadat dan membentuk gel.Gelatin banyak
digunakan untuk
pembuatan cangkul kapsul.Agar – agar , pektin , dan
gelatin juga digunakan
dalam pembuatan makanan seperti jelly atau
permen kenyal.
- Cairan Kanji
Tepung kanji yang dilarutkan dalam air dingin akan membentuk
suatu suspensi. Jika suspensi dipanaskan terbentuk sol, dan jika
konsentrasi tepung kanji cukup tinggi , sol tersebut akan memadat
sehingga membentuk gel.suatu gel terbentuk karena fase
terdispersi menyerap medium pendispersi sehingga fase
terdispersi mengembang , memadat , dan menjadi kaku e.Air
Sungai ( tanah terdispersi dalam medium air )
- Cat tembok dan tinta( zat warna terdispersi dalam medium air )
- Cat kayu dan cat besi ( zat warna terdispersi dalam pelarut organik )
- Gel kalsium asetat dalam alkohol
- Sol arpus ( damar )
- Sol emas , sol Fe ( OH )3 , sol Al ( OH )3 , dan sol belerang
Sistem Koloid Fase Padat – Padat ( aerosol padat )
Sistem koloid fase padat – padat terbentuk dari fase terdispersi
dan fase pendispersi yang sama – sama berwujud zat padat sehingga
dikenal dengan nama sol padat.Lazimnya , istilah sol digunakan untuk
menyatakan sistem koloid yang terbentuk dari fase terdispersi berupa
zat padat dalam medium pendispersi berupa zat cair sehingga tidak
perlu digunakan istilah sol cair.Contoh sistem koloid fase padat –
padat adalah logam campuran ( aliase ) , misalnya stainless steel yang
terbentuk dari campuran logam besi , kromium , dan nikel.Contoh
lainnya adalah kaca berwarna yang dalam hal ini zat warna terdispersi
di dalam medium zat padat ( kaca ).
Sistem Koloid Fase Padat – Gas ( sol Padat )
Sistem koloid fase padat – gas terbentuk dari fase terdispersi
berupa padat dan fase pendispersi berupa gas.Anda sering
menjumpai asap dari pembakaran sampah atau dari kendaraan
bermotor.Asap merupakan partikel padat yang terdispersi di dalam
medium pendispersi berupa gas ( udara ).Partikel padat di udara
disebut partikulat padat. Sistem dispersi zat padat dalam medium
pendispersi gas disebut aerosol padat.Sebenarnya , istilah aerosol
lazim digunakan untuk menyatakan sistem dispersi zat cair dalam
medium gas sehingga tidak perlu disebut aerososl cair
Sistem Koloid Fase Cair – Gas ( aerosol )
Sistem koloid fase cair – gas terbentuk dari fase terdispersi berupa zat cair
dan fase pendispersi berupa gas , yang disebut aerosol.Contoh sistem koloid ini
adalah kabut dan awan .Partikel – partikel zat cair yang terdispersi di udara ( gas )
disebut partikulat cair . Contoh aerosol adalah hairspray , obat nyamuk semprot ,
parfum ( body spray ) , cat semprot , dan lain – lain.Pada produk – produk tersebut
digunakan zat pendorong ( propellant ) berupa senyawa klorofluorokarbon ( CFC )
Sistem Koloid Fase Gas – Cair ( Busa )
Sistem koloid fase gas cair terbentuk dari fase terdispersi berupa gas dan
medium pendispersi berupa zat cair.Jika anda mengocok larutan sabun ,akan
timbul
busa.DI dalam busa sabun terdapat rongga yang terlihat kosong.Busa sabun
merupakan fase gas dalam medium cair.Contoh – contoh zat yang dapat
menimbulkan busa atau buih yaitu sabun , deterjen , protein dan tanin
Pada proses pencucian , busa yang ditimbulkan oleh sabun atau deterjen
dapat
mempercepat proses penghilangan ktoran.Busa atau buih pada zat pemadam api
berfungsi memperluas jangkauandan mengurangi penguapan air.Pada proses
pemekatan bijih logam , sengaja ditimbulkan busa agar zat – zat pengotor dapat
timbul ke permukaan busa tersebut
Di dalam suatu proses industri kimia , misalnya proses fermentasi , kadang –
kadang pembentukan busa tidak diinginkan sehingga ditambahkan zat anti
busa ( anti foam ) seperti silikon , eter , isoamil alkohol , dan lain - lain
Sistem Koloid Fase Cair – Cair ( Emulsi )
Sistem koloid fase cair – cair terbentuk dari fase terdispersi berupa zat
cair dan medium pendispersi yang juga berupa cairan. Campuran yang
terbentuk bukan berupa larutan , melainkan bersifat heterogen.Misalnya ,
campuran antara minyak dan air. Air yang bersifat polar tidak daoat bercampur
dengan minyak yang bersifat nonpolar.Untuk dapat “mendamaikan” air dan
minyak ,h arus ada zat “penghubung” antara keduanya. Zat penghubung ini
harus mempunyai gugus polar (gugus yang dapat larut dalam air ) sehingga zat
penghubung tersebut dapat bercampur dengan air dan dapat pula bercampur
dengan minyak.Sistem koloid cair – cair disebut emulsi. Zat penghubung yang
menyebabkan pembentukan emulsi disebut emulgator ( Pembentuk emulsi
).Jadi , tidak ada emulsi tanpa emulgator.Contoh zat emulgator , yaitu sabun ,
deterjen , dan lesitim.Minyak dan air dapat bercampur jika ditambahkan
emulgator yang berupa sabun atau deterjen.Oleh karena itu , untuk
menghilangkan minyak yang menempel pada tangan atau pakaian digunakan
sabun atau deterjen , yang kemudian dibilas dengan air.
Susu , air santan , krim , dan lotion merupakan beberapa emulsi yang
anda kenal dalam kehidupan sehari – hari.Susu murni ( dalam bentuk cair )
merupakan contoh bentuk emulsi alami karena di dalam susu murni telah
terdapat emulgator alami , yaitu kasein.Di dalam industri makanan , biasanya
susu murni diolah menjadi susu bubuk.Susu bubuk yang terbentuk menjadi
sukar larut dalam air kecuali dengan menggunakan air panas .Oleh karena itu ,
digunakan zat emulgator yang berupa lesitin sehingga susu bubuk tersebut
dapat mudah larut dalam air , sekalipun hanya dengan menggunakan air
dingin.Susu buibuk yang dicampur dengan zat emulgator dikenal dengan
istilah susu bubuk instant.Contoh lain emulsi adalah krim ( emulsi yang
berbentuk pasta ) , dan lotion ( emulsi yang berbentuk cairan kental atau krim
yang encer.
Sistem Koloid Fase Cair – Padat ( emulsi padat )
Fase koloid cair – padat terbentuk dari dari fase terdispersi berupa zat
cair dan medium pendispersi berupa zat padat sehingga dikenal dengan nama
emulsi padat.Sebenarnya istilah emulsi hanya digunakan untuk sistem koloid
fase cair – cair.Jadi emulsi sebenarnya berarti sistem koloid fase cair – cair (
tidak ada istilah emulsi cair ).Contoh emulsi padat adalah keju , mentega , dan
mutiara.
Sistem Koloid Fase Gas – Padat ( Busa Padat )
Sistem koloid fase gas – padat terbentuk dari fase terdispersi berupa gas
dan medium pendispersi berupa zat padat , yang dikenal dengan nama busa
padat , sedangkan dispesi gas dalam medium cair disebut busa dan tidak perlu
disebut busa cair.Di dalam kehidupan sehari – hari , Anda dapatmenemukan
busa padat yang dikenal dengan istilah karet busa dan atu apung.Pada kedua
contoh tersebut,pada busa padat tersebut terdapat rongga atau pori – pori
yang yang dapat diisi oleh udara.
Thank’s for your attention