Transcript MANGROVE - FPIK Unpad - Universitas Padjadjaran
Slide 1
PENGARUH KERAPATAN MANGROVE
TERHADAP LAJU SEDIMEN TRANSPOR
DI PANTAI KARANGSONG KABUPATEN INDRAMAYU
SIDANG KOMPREHENSIF
JOSUA LEO PETRA
230210080005
1. Dr. H. Sunarto, S.Pi., M.Si.
2. Syawaludin Alisyahbana, S.Pi., MSc
3. Noir Purba, S.Pi, M.Si.
Dibawah bimbingan:
1. Prof. Dr. Ir. Sukaya Sastrawibawa, SU.,
2. Ir. Indah Riyantini, M.Si.
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
Slide 2
Outline
Latar Belakang
Tujuan Penelitian
Kegunaan Penelitian
Permasalahan
Tempat dan Waktu
Metode Penelitian
Analisis DATA
Hasil dan Pembahasan
Kesimpulan dan Saran
Diskusi…
Slide 3
Latar belakang
Hutan Mangrove merupakan ekosistem
utama pendukung kehidupan di wilayah
pesisir dan lautan karena ekosistem ini
memiliki fungsi yang beragam.
Sistem akar hutan mangrove yang rumit
mampu memperlambat air pasang surut yang
datang ke arah pantai, sedimen tertahan oleh
akar mangrove dan tidak terjadi pengikisan
pantai ataupun transpor sedimen (perpindah
sedimen ke daerah lain)
Kondisi hutan Mangrove di Indramayu
mengalami kerusakan yang semakin parah,
ini disebabkan karena adanya alih fungsi dari
lahan hutan mangrove menjadi tambak. Hal
ini memicu terjadinya tanah timbul (akresi)
dan pengikisan pantai (abrasi) di pantai
Karangsong.
Slide 4
TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
bagaimana pengaruh dari kerapatan mangrove
terhadap laju sedimen transpor dan abrasi pantai
yang terjadi di wilayah Pantai Karangsong,
Kecamatan Indramayu, Kabupaten Indramayu.
Slide 5
KEGUNAAN PENELITIAN
Kegiatan penelitian ini diharapkan menghasilkan
keluaran (output) berupa informasi dan data tentang
kondisi hutan Mangrove dan bagaimana pengaruh
kerapatan mangrove terhadap laju sedimen transpor di
wilayah Pantai Karangsong. Dan diharapkan nantinya
dapat menjadi dasar untuk pengelolaan hutan Mangrove
di wilayah Pantai Karangsong, Kecamatan Indramayu,
Kabupaten Indramayu.
Slide 6
PERMASALAHAN
Kerapatan mangrove
Terjadinya akresi dan
abrasi di pantai
Karangsong
Alih fungsi lahan hutan
mangrove menjadi lahan
tambak dan perkebunan
Transpor Sedimen
Slide 7
WAKTU DAN LOKASI PENELITIAN
Maret 2012
April 2012
Lokasi :
Penelitian ini telah dilaksanakan di Pantai Karangsong,
Kecamatan Indramayu, Kabupaten Indramayu yang terletak di
107o52’-108o36’ BT dan 6o15’-6o40’ LS.
Slide 8
Stasiun Penelitian
Kerapatan Hutan Mangrove
Rapat Hutan
Mangrove
Jarang Hutan
Mangrove
Arus dan Pasang Surut yang
mengakibatkan transpor Sedimen
Terjadi Akresi (tanah timbul) dan abrasi (pengikisan pantai) di Pantai karangsong
Kabupaten Indramayu
Slide 9
Alat dan Bahan
Alat:
Refraktrometer
Alat Transek
Roll Meter
Current meter
Kamera Digital Thermometer
pH Meter Sedimen Traps
Sekop
GPS
Tali Rafia
Bahan:
Bahan yang digunakan adalah vegetasi mangrove dan sampel sedimen di Pantai
Karangsong Kabupaten Indramayu.
Slide 10
Kriteria Baku Kerusakan Mangrove
Kriteria
Penutupan (%)
Kerapatan (pohon/ha)
>70
> 1500
Baik
Sangat padat
Rusak
Sedang
>50 - <70
> 1000 - < 1500
Jarang
<50
< 1000
Sumber : Kepmen. LH. No. 201, Tahun 2004
Kriteria baku kerusakan mangrove merupakan cara untuk
menentukan status kondisi mangrove. Kriteria baku kerusakan
mangrove ditentukan berdasarkan persentase luas tutupan dan
nilai kerapatan mangrove (pohon/ha) yang hidup.
Slide 11
Metode Penelitian
Ukuran transek :
a.Petak contoh 10 x 10m untuk pohon
b. Petak contoh 5 x 5m untuk pancang
c. Petak contoh 2 x 2m untuk semai
Diidentifikasi
menggunakan metode
transek kuadrat.
Laju Transpor sedimen yang
terjadi di setiap stasiun
penelitian.
Dihitung menggunakan
alat Sedimen Trap.
Kecepatan arus dan Pasang
surut air laut
Pengukuran langsung di
lapangan dan
mendapatkan data dari
DISHIDROS
Slide 12
Metode Penelitian
Alat Sedimen Traps
Sediment trap dipasang 3 buah dan dibiarkan selama 14 hari pada setiap
stasiun penelitian, diletakkan di depan hutan mangrove di sekitar pantai
yang terendam dan dilewati oleh air laut. Penempatan letak alat sediment
traps ini harus diperhatikan untuk mendapatkan sampel sedimen yang
terperangkap ke dalam alat sediment trap ini secara baik
Slide 13
ANALISIS DATA
a. Kerapatan suatu jenis (K) (ind/ha)
∑ individu suatu jenis
K=
Luas total plot pengamatan
b. Kerapatan relatif suatu jenis (KR) (%)
K suatu jenis
KR =
x 100%
K seluruh jenis
c. Laju Sedimentasi:
BS
LS =
Jumlah hari x ԉr2
Keterangan :
LS = Laju sedimentasi (mg/cm2/hari)
Bs = Berat kering sedimen (mg)
π = konstanta (3,14)
r = Jari-jari lingkaran sediment trap (cm)
d. Analisis hubungan antara kerapatan mangrove
dengan laju sedimen transpor
Keterangan :
Ŷ
x
a,b
Ῡ
ẋ
= Laju sedimentasi
= Kerapatan mangrove yang diprediksi
= Koefisien regresi
= Rata – rata y
= Rata – rata x
Slide 14
Bagan Alir Tahapan Penelitian
Slide 15
HASIL DAN PEMBAHASAN
KOMPOSISI JENIS MANGROVE
7 SPESIES MANGROVE
Avicennia marina,
Avicennia alba,
Bruguiera gymnorhiza,
Bruguiera cylindrica
Rhizopora mucronata,
Rhizopora stylossa,
Rhizopora apiculata
Slide 16
HASIL DAN PEMBAHASAN
Komposisi spesies mangrove di lokasi penelitian
TINGKAT POHON
2%
4%
23%
13%
Avicennia alba
Avicennia marina
11%
Rhizopora apiculata
Rhizopora mucronata
Bruguiera cylindrical
47%
Bruguiera gymnorhiza
Slide 17
HASIL DAN PEMBAHASAN
Komposisi spesies mangrove di lokasi penelitian
TINGKAT PANCANG
8%
4%
18%
Avicennia alba
22%
Avicennia marina
Rhizopora apiculata
Rhizopora mucronata
8%
40%
Rhizopora stylossa
Bruguiera gymnorhiza
Slide 18
HASIL DAN PEMBAHASAN
Komposisi spesies mangrove di lokasi penelitian
TINGKAT SEMAI
6%
4%
21%
Avicennia alba
Avicennia marina
Rhizopora mucronata
43%
26%
Bruguiera cylindrical
Bruguiera gymnorhiza
Slide 19
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kerapatan Jenis Stasiun 1
600
600
550
550
500
400
350
350
300
300
250
300
Avicennia alba
Avicennia marina
200
200
200
200
Rhizopora apiculata
150
100
50
100
0
Rhizopora mucronata
100
0
100
0
0
0
Pohon
Pancang
Kerapatan (pohon/ha)
Semai
0
Rhizopora stylossa
Bruguiera cylindrical
Bruguiera gymnorhiza
Slide 20
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kerapatan Jenis Stasiun 2
600
550
500
450
400
400
350
300
Avicennia alba
300
250
200
Avicennia marina
200
200
150
Rhizopora mucronata
Bruguiera gymnorhiza
100
0
0
0
0
Pohon
Pancang
Kerapatan (pohon/ha)
Semai
Slide 21
HASIL DAN PEMBAHASAN
Parameter Fisika - Kimia di lokasi penelitian
Jenis substrat di lokasi penelitian
Slide 22
KECEPATAN ARUS
Pengukuran kecepatan arus di lokasi penelitian dilakukan pada
saat pasang, dengan demikian kondisi arus di lokasi penelitian
berasal dari laut jawa bagian timur.
Slide 23
HASIL DAN PEMBAHASAN
Laju Sedimen Transpor
Analisis Besar Butir
Slide 24
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hubungan Kerapatan Mangrove Dengan Laju Sedimen Transpor
Nilai Koefisien korelasi yang di dapatkan dari uji statistik
menggunakan software IBM SPSS Statistics Version 17.0,
menunjukkan korelasi yang negatif dengan nilai -1 (hubungan
berkebalikan (negatif) yang sempurna), artinya ketika kerapatan
mangrove tinggi maka laju sedimen transpor akan rendah dan
sebaliknya.
Ini memperlihatkan bahwa secara statistika, korelasi nilai rata-rata
kerapatan mangrove dengan laju sedimen transpor di Pantai
Karangsong Kabupaten Indramayu adalah signifikan.
Slide 25
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN:
1. Kerapatan mangrove tingkat pohon di stasiun 1 sebesar 1450 tegakan/ha (kategori
baik), sedangkan kerapatan mangrove tingkat pohon di stasiun 2 sebesar 900
tegakan/ha (kategori rusak berat).
2. Terdapat perbedaan laju sedimen transpor pada kedua stasiun, stasiun yang paling
rendah terjadi di stasiun 1 sebesar 73,81 mg/cm2/hari dan paling tinggi terjadi di
stasiun 2 sebesar 262,8 mg/cm2/hari. Dalam hal ini kerapatan mangrove pada
stasiun 1 dapat menekan laju sedimen transpor.
3. Secara Statistik hubungan kerapatan mangrove dengan laju sedimen transpor di
pantai Karangsong Kabupaten Indramayu menunjukkan korelasi yang negatif
dengan nilai -1 dan nilai korelasi rata-ratanya ialah signifikan.
•
SARAN:
Melihat kondisi stasiun 2 yang rusak berat (< 1000 tegakan/ha) disarankan kepada
pemerintah setempat untuk melakukan rehabilitasi dan pengawasan yang ketat di
wilayah stasiun 2 agar tidak terjadi tanah timbul (akresi) maupun pengikisan pantai
(abrasi) yang semakin parah di Pantai Karangsong Kabupaten Indramayu.
Slide 26
Terima
Kasih...
--- Try not to become a success man, but rather try to become a man of value --
PENGARUH KERAPATAN MANGROVE
TERHADAP LAJU SEDIMEN TRANSPOR
DI PANTAI KARANGSONG KABUPATEN INDRAMAYU
SIDANG KOMPREHENSIF
JOSUA LEO PETRA
230210080005
1. Dr. H. Sunarto, S.Pi., M.Si.
2. Syawaludin Alisyahbana, S.Pi., MSc
3. Noir Purba, S.Pi, M.Si.
Dibawah bimbingan:
1. Prof. Dr. Ir. Sukaya Sastrawibawa, SU.,
2. Ir. Indah Riyantini, M.Si.
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
Slide 2
Outline
Latar Belakang
Tujuan Penelitian
Kegunaan Penelitian
Permasalahan
Tempat dan Waktu
Metode Penelitian
Analisis DATA
Hasil dan Pembahasan
Kesimpulan dan Saran
Diskusi…
Slide 3
Latar belakang
Hutan Mangrove merupakan ekosistem
utama pendukung kehidupan di wilayah
pesisir dan lautan karena ekosistem ini
memiliki fungsi yang beragam.
Sistem akar hutan mangrove yang rumit
mampu memperlambat air pasang surut yang
datang ke arah pantai, sedimen tertahan oleh
akar mangrove dan tidak terjadi pengikisan
pantai ataupun transpor sedimen (perpindah
sedimen ke daerah lain)
Kondisi hutan Mangrove di Indramayu
mengalami kerusakan yang semakin parah,
ini disebabkan karena adanya alih fungsi dari
lahan hutan mangrove menjadi tambak. Hal
ini memicu terjadinya tanah timbul (akresi)
dan pengikisan pantai (abrasi) di pantai
Karangsong.
Slide 4
TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
bagaimana pengaruh dari kerapatan mangrove
terhadap laju sedimen transpor dan abrasi pantai
yang terjadi di wilayah Pantai Karangsong,
Kecamatan Indramayu, Kabupaten Indramayu.
Slide 5
KEGUNAAN PENELITIAN
Kegiatan penelitian ini diharapkan menghasilkan
keluaran (output) berupa informasi dan data tentang
kondisi hutan Mangrove dan bagaimana pengaruh
kerapatan mangrove terhadap laju sedimen transpor di
wilayah Pantai Karangsong. Dan diharapkan nantinya
dapat menjadi dasar untuk pengelolaan hutan Mangrove
di wilayah Pantai Karangsong, Kecamatan Indramayu,
Kabupaten Indramayu.
Slide 6
PERMASALAHAN
Kerapatan mangrove
Terjadinya akresi dan
abrasi di pantai
Karangsong
Alih fungsi lahan hutan
mangrove menjadi lahan
tambak dan perkebunan
Transpor Sedimen
Slide 7
WAKTU DAN LOKASI PENELITIAN
Maret 2012
April 2012
Lokasi :
Penelitian ini telah dilaksanakan di Pantai Karangsong,
Kecamatan Indramayu, Kabupaten Indramayu yang terletak di
107o52’-108o36’ BT dan 6o15’-6o40’ LS.
Slide 8
Stasiun Penelitian
Kerapatan Hutan Mangrove
Rapat Hutan
Mangrove
Jarang Hutan
Mangrove
Arus dan Pasang Surut yang
mengakibatkan transpor Sedimen
Terjadi Akresi (tanah timbul) dan abrasi (pengikisan pantai) di Pantai karangsong
Kabupaten Indramayu
Slide 9
Alat dan Bahan
Alat:
Refraktrometer
Alat Transek
Roll Meter
Current meter
Kamera Digital Thermometer
pH Meter Sedimen Traps
Sekop
GPS
Tali Rafia
Bahan:
Bahan yang digunakan adalah vegetasi mangrove dan sampel sedimen di Pantai
Karangsong Kabupaten Indramayu.
Slide 10
Kriteria Baku Kerusakan Mangrove
Kriteria
Penutupan (%)
Kerapatan (pohon/ha)
>70
> 1500
Baik
Sangat padat
Rusak
Sedang
>50 - <70
> 1000 - < 1500
Jarang
<50
< 1000
Sumber : Kepmen. LH. No. 201, Tahun 2004
Kriteria baku kerusakan mangrove merupakan cara untuk
menentukan status kondisi mangrove. Kriteria baku kerusakan
mangrove ditentukan berdasarkan persentase luas tutupan dan
nilai kerapatan mangrove (pohon/ha) yang hidup.
Slide 11
Metode Penelitian
Ukuran transek :
a.Petak contoh 10 x 10m untuk pohon
b. Petak contoh 5 x 5m untuk pancang
c. Petak contoh 2 x 2m untuk semai
Diidentifikasi
menggunakan metode
transek kuadrat.
Laju Transpor sedimen yang
terjadi di setiap stasiun
penelitian.
Dihitung menggunakan
alat Sedimen Trap.
Kecepatan arus dan Pasang
surut air laut
Pengukuran langsung di
lapangan dan
mendapatkan data dari
DISHIDROS
Slide 12
Metode Penelitian
Alat Sedimen Traps
Sediment trap dipasang 3 buah dan dibiarkan selama 14 hari pada setiap
stasiun penelitian, diletakkan di depan hutan mangrove di sekitar pantai
yang terendam dan dilewati oleh air laut. Penempatan letak alat sediment
traps ini harus diperhatikan untuk mendapatkan sampel sedimen yang
terperangkap ke dalam alat sediment trap ini secara baik
Slide 13
ANALISIS DATA
a. Kerapatan suatu jenis (K) (ind/ha)
∑ individu suatu jenis
K=
Luas total plot pengamatan
b. Kerapatan relatif suatu jenis (KR) (%)
K suatu jenis
KR =
x 100%
K seluruh jenis
c. Laju Sedimentasi:
BS
LS =
Jumlah hari x ԉr2
Keterangan :
LS = Laju sedimentasi (mg/cm2/hari)
Bs = Berat kering sedimen (mg)
π = konstanta (3,14)
r = Jari-jari lingkaran sediment trap (cm)
d. Analisis hubungan antara kerapatan mangrove
dengan laju sedimen transpor
Keterangan :
Ŷ
x
a,b
Ῡ
ẋ
= Laju sedimentasi
= Kerapatan mangrove yang diprediksi
= Koefisien regresi
= Rata – rata y
= Rata – rata x
Slide 14
Bagan Alir Tahapan Penelitian
Slide 15
HASIL DAN PEMBAHASAN
KOMPOSISI JENIS MANGROVE
7 SPESIES MANGROVE
Avicennia marina,
Avicennia alba,
Bruguiera gymnorhiza,
Bruguiera cylindrica
Rhizopora mucronata,
Rhizopora stylossa,
Rhizopora apiculata
Slide 16
HASIL DAN PEMBAHASAN
Komposisi spesies mangrove di lokasi penelitian
TINGKAT POHON
2%
4%
23%
13%
Avicennia alba
Avicennia marina
11%
Rhizopora apiculata
Rhizopora mucronata
Bruguiera cylindrical
47%
Bruguiera gymnorhiza
Slide 17
HASIL DAN PEMBAHASAN
Komposisi spesies mangrove di lokasi penelitian
TINGKAT PANCANG
8%
4%
18%
Avicennia alba
22%
Avicennia marina
Rhizopora apiculata
Rhizopora mucronata
8%
40%
Rhizopora stylossa
Bruguiera gymnorhiza
Slide 18
HASIL DAN PEMBAHASAN
Komposisi spesies mangrove di lokasi penelitian
TINGKAT SEMAI
6%
4%
21%
Avicennia alba
Avicennia marina
Rhizopora mucronata
43%
26%
Bruguiera cylindrical
Bruguiera gymnorhiza
Slide 19
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kerapatan Jenis Stasiun 1
600
600
550
550
500
400
350
350
300
300
250
300
Avicennia alba
Avicennia marina
200
200
200
200
Rhizopora apiculata
150
100
50
100
0
Rhizopora mucronata
100
0
100
0
0
0
Pohon
Pancang
Kerapatan (pohon/ha)
Semai
0
Rhizopora stylossa
Bruguiera cylindrical
Bruguiera gymnorhiza
Slide 20
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kerapatan Jenis Stasiun 2
600
550
500
450
400
400
350
300
Avicennia alba
300
250
200
Avicennia marina
200
200
150
Rhizopora mucronata
Bruguiera gymnorhiza
100
0
0
0
0
Pohon
Pancang
Kerapatan (pohon/ha)
Semai
Slide 21
HASIL DAN PEMBAHASAN
Parameter Fisika - Kimia di lokasi penelitian
Jenis substrat di lokasi penelitian
Slide 22
KECEPATAN ARUS
Pengukuran kecepatan arus di lokasi penelitian dilakukan pada
saat pasang, dengan demikian kondisi arus di lokasi penelitian
berasal dari laut jawa bagian timur.
Slide 23
HASIL DAN PEMBAHASAN
Laju Sedimen Transpor
Analisis Besar Butir
Slide 24
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hubungan Kerapatan Mangrove Dengan Laju Sedimen Transpor
Nilai Koefisien korelasi yang di dapatkan dari uji statistik
menggunakan software IBM SPSS Statistics Version 17.0,
menunjukkan korelasi yang negatif dengan nilai -1 (hubungan
berkebalikan (negatif) yang sempurna), artinya ketika kerapatan
mangrove tinggi maka laju sedimen transpor akan rendah dan
sebaliknya.
Ini memperlihatkan bahwa secara statistika, korelasi nilai rata-rata
kerapatan mangrove dengan laju sedimen transpor di Pantai
Karangsong Kabupaten Indramayu adalah signifikan.
Slide 25
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN:
1. Kerapatan mangrove tingkat pohon di stasiun 1 sebesar 1450 tegakan/ha (kategori
baik), sedangkan kerapatan mangrove tingkat pohon di stasiun 2 sebesar 900
tegakan/ha (kategori rusak berat).
2. Terdapat perbedaan laju sedimen transpor pada kedua stasiun, stasiun yang paling
rendah terjadi di stasiun 1 sebesar 73,81 mg/cm2/hari dan paling tinggi terjadi di
stasiun 2 sebesar 262,8 mg/cm2/hari. Dalam hal ini kerapatan mangrove pada
stasiun 1 dapat menekan laju sedimen transpor.
3. Secara Statistik hubungan kerapatan mangrove dengan laju sedimen transpor di
pantai Karangsong Kabupaten Indramayu menunjukkan korelasi yang negatif
dengan nilai -1 dan nilai korelasi rata-ratanya ialah signifikan.
•
SARAN:
Melihat kondisi stasiun 2 yang rusak berat (< 1000 tegakan/ha) disarankan kepada
pemerintah setempat untuk melakukan rehabilitasi dan pengawasan yang ketat di
wilayah stasiun 2 agar tidak terjadi tanah timbul (akresi) maupun pengikisan pantai
(abrasi) yang semakin parah di Pantai Karangsong Kabupaten Indramayu.
Slide 26
Terima
Kasih...
--- Try not to become a success man, but rather try to become a man of value --