Metaplan dan walking seminar TEMA AKI • Meta-plan adalah kegiatan diskusi untuk menggali ide atau pendapat masyarakat tentang suatu masalah secara individu dan membangun komitmen pendapat atas hasil.

Download Report

Transcript Metaplan dan walking seminar TEMA AKI • Meta-plan adalah kegiatan diskusi untuk menggali ide atau pendapat masyarakat tentang suatu masalah secara individu dan membangun komitmen pendapat atas hasil.

Slide 1

Metaplan
dan walking
seminar
TEMA
AKI

• Meta-plan adalah kegiatan diskusi untuk
menggali ide atau pendapat masyarakat tentang
suatu masalah secara individu dan membangun
komitmen pendapat atas hasil individu sebagai
keputusan kelompok secara bertahap
• Terdapat 1 orang fasilitator ( fasilitasi jalannya
FGD), 1 orang co fasilitator, 2 orang notulis ( data
sekunder dan menyusun laporan), 1 orang
dokumentasi , dan bertanggung jawab
keseluruhan materi untuk walking seminar.
• Peserta diskusi dapat terdiri 8-12 orang

Tehnik metaplan
• Setiap orang dalam kelompok menulis ide.
• Ide yang keluar dari otak merupakan suatu pemikiran,
ditulis satu ide satu kartu kertas yang berbentuk segi
empat.
• Dalam diskusi terjadi curah pendapat (brain storming)
adalah penting dimana setiap ide bebas disampaikan
tanpa diadili kebenaran atau kesalahan.
• Kemudian semua kartu dikumpulkan dan ditempel
pada papan tulis yang dialasi oleh kertas coklat.
• Saat itu ide mulai diproses. Kartu disusun sesuai
kategori dan hasilnya menunjukkan temuan baru yang
tidak disadari oleh satu orang.

Keunggulan :
• Mampu menggali pendapat individu. Hak individu sama dalam
mengemukakan pendapat tanpa takut karena memakai media tulisan
tanpa nama.
• Mampu membangun kesepakatan tanpa bentrok kepentingan.
• Peserta tidak homogen
• Merupakan media pembelajaran dewasa
• Perbandingan keunggulan metaplan dibanding dengan fokus grup diskusi
(FGD) adalah : fasilitator dalam FGD harus mampu mendengarkan suara
kecil atau yang pelan yang biasanya disuarakan oleh seorang yang merasa
ragu atau direndahkan kedudukan atau kemampuannya dibanding peserta
lain. Sedangkan metaplan semua pendapat dapat ditangkap oleh
fasilitator melalui media tulis tanpa memberikan identitats penulis.
• Dapat dipakai untuk menggali solusi permasalahan bukan hanya bidang
kesehatan.
• Dapat dipakai untuk kelompok usia mulai 8 tahun

Prosedur pelaksanaan
1 Pengenalan problema.
2. Menggali pendapat peserta. Pendapat peserta secara bebas ditulis pada
kertas bentuk segi empat (meta) sesuai dengan tujuan metaplan. Tujuan
metaplan dapat hanya untuk kebenaran masalah, menggali akar masalah atau
mencari solusi masalah dari pendapat peserta. Dalam curah pendapat (brain
storming) adalah penting dimana setiap ide bebas disampaikan tanpa diadili
kebenaran atau kesalahan.
• Kemudian semua kartu dikumpulkan dan ditempel pada papan tulis yang
dialasi dengan kertas coklat.
3. Pengelompokan pendapat. Saat itu ide mulai diproses. Kartu disusun sesuai
kategori dan hasilnya menunjukkan temuan baru yang tidak disadari oleh satu
orang. Diskusikan setiap jawaban untuk membangun komitmen antar peserta.
Apabila terdapat suatu jawaban yang berbeda atau berlawanan kembalikan
solusinya kepada peserta, apakah jawaban tersebut masuk salah satu kategori
atau masuk kategori baru atau dibuang dari jawaban
4. Mengatur alur pikir dalam tahapan metaplan Diskusikan setiap langkah
untuk membangun komitmen antar peserta.

FASILITATOR
• Moto : fasilitator bukan penceramah, tetapi hanya
sebagai pemandu agar tujuan suatu pertemuan dapat
diarahkan sesuai goal.
• Fasilitator adalah seorang yang mampu mengajak
semua peserta diskusi dapat mengeluarkan pendapat
dan membentuk komitmen masyarakat untuk suatu
masalah dan upaya memecahkan masalah secara
partisipatif.
• Fasilitator harus mampu mendengar, menyampaikan
kembali suara yang didengar kemasyarakat tanpa
memasukkan pengaruh keilmuan dan kekuatan yang
dimiliki untuk suatu pendapat yang dilontarkan oleh
peserta diskusi. Kemampuan ini diperlukan untuk
menyusun bottom-up planning

Tahapan melakukan Fasilitasi :
• Perkenalan : untuk menghilangkan kesan formal maka dilakukan permainan
dalam pengenalan masing-masing peserta.
• Buat perjanjian aturan main dalam diskusi. Misal gak boleh nyalakan Hp, atau
berbicara dengan keras , ngrumpi dll sesuai yang diinginkan semua peserta.
• Melontarkan pertanyaan dan minta peserta menjawab tanpa diskusi dengan
peserta disebelahnya. Jangan berikan ceramah menyangkut penjelasan dari
kunci jawaban. Lakukan penjelasan untuk menulis apa yang dirasakan, dilihat
atau pengalaman mereka.
• Minta jawaban peserta ditulis pada kertas yang dibagikan. Ingat satu jawaban
satu kertas. Hal ini karena setiap satu jawaban mempunyai nilai, sehingga
jangan diperbolehkan menulis dua jawaban pada satu kertas. Seperti tulisan
yang menyatakan kata.... dan, atau...
• Atur semua jawaban yang sama dalam satu alur pada lembar kertas, papan,
atau dinding , kaca jendela yang diperbolehkan.
• Minta peserta membaca alur jawaban.
• Tanyakan komitmen peserta tentang semua jawaban apakah semua peserta
setuju atau sependapat. Apabila ada yang tidak setuju maka kembalikan
solusinya kepada peserta, apakah jawaban tersebut masuk salah satu kategori
atau masuk kategori baru atau dibuang dari jawaban.
• Setelah selesai ucapkan kata penutup kepada peserta.
• Kumpulkan semua data dalam alur metaplan untuk disajikan dalam walking
seminar di kelas.

Walking Seminar
• Seminar yang berlangsung dengan diskusi secara aktif
setelah semua peserta dalam kelompok membaca materi
bahasan yang tersaji di dinding ruang seminar (walking).
Sekilas seperti mading tetapi merupakan laporan hasil
kegiatan metaplan mahasiswa.
• Seminar ini merupakan kelanjutan dari tugas metaplan
sebagai bentuk sajian laporan untuk diskusi kelompok
dikelas. Sesuai dengan tata cara seminar, maka diskusi juga
dipandu oleh seorang moderator, tetapi beda dengan
seminar klasik karena materi sajian materi juga baru
dibaca saat pelaksanaan tersebut. Kegiatan in diakhiri
dengan testimoni proses metaplan sampai tahap walking
seminar

Keuntungan dari walking seminar :
• Latihan soft skill dalam hal melaksanakan seminar
yakni kejujuran, kesopanan, ketajaman membaca
masalah kesehatan masyarakat.
• Terjadi diskusi interaktif dalam kelompok yang
dapat berlangsung dalam satu periode waktu.
Jumlah kelompok penyaji dapat 8-10 kelompok
• Dosen dapat memonitor kejadian metaplan.
melalui sesi testimoni fasilitator yang merupakan
tahap penutup walking seminar.

Tugas metaplan : AKI
• Menggali faktor sosio- ekologi- budaya penyebab
kematian ibu bersalin baik dari sudut pandang
masyarakat dan nakes di wilayah puskesmas dan
pembantu puskesmas
• Menggali upaya yang telah dilakukan oleh masyarakat
dalam upaya menurunkan kejadian kematian ibu
bersalin baik dari pendapat masyarakat dan nakes
• Menggali macam upaya yang telah dilakukan oleh
pemerintah dalam upaya menurunkan kejadian
kematian ibu bersalin baik dari pendapat masyarakat
atau nakes


Slide 2

Metaplan
dan walking
seminar
TEMA
AKI

• Meta-plan adalah kegiatan diskusi untuk
menggali ide atau pendapat masyarakat tentang
suatu masalah secara individu dan membangun
komitmen pendapat atas hasil individu sebagai
keputusan kelompok secara bertahap
• Terdapat 1 orang fasilitator ( fasilitasi jalannya
FGD), 1 orang co fasilitator, 2 orang notulis ( data
sekunder dan menyusun laporan), 1 orang
dokumentasi , dan bertanggung jawab
keseluruhan materi untuk walking seminar.
• Peserta diskusi dapat terdiri 8-12 orang

Tehnik metaplan
• Setiap orang dalam kelompok menulis ide.
• Ide yang keluar dari otak merupakan suatu pemikiran,
ditulis satu ide satu kartu kertas yang berbentuk segi
empat.
• Dalam diskusi terjadi curah pendapat (brain storming)
adalah penting dimana setiap ide bebas disampaikan
tanpa diadili kebenaran atau kesalahan.
• Kemudian semua kartu dikumpulkan dan ditempel
pada papan tulis yang dialasi oleh kertas coklat.
• Saat itu ide mulai diproses. Kartu disusun sesuai
kategori dan hasilnya menunjukkan temuan baru yang
tidak disadari oleh satu orang.

Keunggulan :
• Mampu menggali pendapat individu. Hak individu sama dalam
mengemukakan pendapat tanpa takut karena memakai media tulisan
tanpa nama.
• Mampu membangun kesepakatan tanpa bentrok kepentingan.
• Peserta tidak homogen
• Merupakan media pembelajaran dewasa
• Perbandingan keunggulan metaplan dibanding dengan fokus grup diskusi
(FGD) adalah : fasilitator dalam FGD harus mampu mendengarkan suara
kecil atau yang pelan yang biasanya disuarakan oleh seorang yang merasa
ragu atau direndahkan kedudukan atau kemampuannya dibanding peserta
lain. Sedangkan metaplan semua pendapat dapat ditangkap oleh
fasilitator melalui media tulis tanpa memberikan identitats penulis.
• Dapat dipakai untuk menggali solusi permasalahan bukan hanya bidang
kesehatan.
• Dapat dipakai untuk kelompok usia mulai 8 tahun

Prosedur pelaksanaan
1 Pengenalan problema.
2. Menggali pendapat peserta. Pendapat peserta secara bebas ditulis pada
kertas bentuk segi empat (meta) sesuai dengan tujuan metaplan. Tujuan
metaplan dapat hanya untuk kebenaran masalah, menggali akar masalah atau
mencari solusi masalah dari pendapat peserta. Dalam curah pendapat (brain
storming) adalah penting dimana setiap ide bebas disampaikan tanpa diadili
kebenaran atau kesalahan.
• Kemudian semua kartu dikumpulkan dan ditempel pada papan tulis yang
dialasi dengan kertas coklat.
3. Pengelompokan pendapat. Saat itu ide mulai diproses. Kartu disusun sesuai
kategori dan hasilnya menunjukkan temuan baru yang tidak disadari oleh satu
orang. Diskusikan setiap jawaban untuk membangun komitmen antar peserta.
Apabila terdapat suatu jawaban yang berbeda atau berlawanan kembalikan
solusinya kepada peserta, apakah jawaban tersebut masuk salah satu kategori
atau masuk kategori baru atau dibuang dari jawaban
4. Mengatur alur pikir dalam tahapan metaplan Diskusikan setiap langkah
untuk membangun komitmen antar peserta.

FASILITATOR
• Moto : fasilitator bukan penceramah, tetapi hanya
sebagai pemandu agar tujuan suatu pertemuan dapat
diarahkan sesuai goal.
• Fasilitator adalah seorang yang mampu mengajak
semua peserta diskusi dapat mengeluarkan pendapat
dan membentuk komitmen masyarakat untuk suatu
masalah dan upaya memecahkan masalah secara
partisipatif.
• Fasilitator harus mampu mendengar, menyampaikan
kembali suara yang didengar kemasyarakat tanpa
memasukkan pengaruh keilmuan dan kekuatan yang
dimiliki untuk suatu pendapat yang dilontarkan oleh
peserta diskusi. Kemampuan ini diperlukan untuk
menyusun bottom-up planning

Tahapan melakukan Fasilitasi :
• Perkenalan : untuk menghilangkan kesan formal maka dilakukan permainan
dalam pengenalan masing-masing peserta.
• Buat perjanjian aturan main dalam diskusi. Misal gak boleh nyalakan Hp, atau
berbicara dengan keras , ngrumpi dll sesuai yang diinginkan semua peserta.
• Melontarkan pertanyaan dan minta peserta menjawab tanpa diskusi dengan
peserta disebelahnya. Jangan berikan ceramah menyangkut penjelasan dari
kunci jawaban. Lakukan penjelasan untuk menulis apa yang dirasakan, dilihat
atau pengalaman mereka.
• Minta jawaban peserta ditulis pada kertas yang dibagikan. Ingat satu jawaban
satu kertas. Hal ini karena setiap satu jawaban mempunyai nilai, sehingga
jangan diperbolehkan menulis dua jawaban pada satu kertas. Seperti tulisan
yang menyatakan kata.... dan, atau...
• Atur semua jawaban yang sama dalam satu alur pada lembar kertas, papan,
atau dinding , kaca jendela yang diperbolehkan.
• Minta peserta membaca alur jawaban.
• Tanyakan komitmen peserta tentang semua jawaban apakah semua peserta
setuju atau sependapat. Apabila ada yang tidak setuju maka kembalikan
solusinya kepada peserta, apakah jawaban tersebut masuk salah satu kategori
atau masuk kategori baru atau dibuang dari jawaban.
• Setelah selesai ucapkan kata penutup kepada peserta.
• Kumpulkan semua data dalam alur metaplan untuk disajikan dalam walking
seminar di kelas.

Walking Seminar
• Seminar yang berlangsung dengan diskusi secara aktif
setelah semua peserta dalam kelompok membaca materi
bahasan yang tersaji di dinding ruang seminar (walking).
Sekilas seperti mading tetapi merupakan laporan hasil
kegiatan metaplan mahasiswa.
• Seminar ini merupakan kelanjutan dari tugas metaplan
sebagai bentuk sajian laporan untuk diskusi kelompok
dikelas. Sesuai dengan tata cara seminar, maka diskusi juga
dipandu oleh seorang moderator, tetapi beda dengan
seminar klasik karena materi sajian materi juga baru
dibaca saat pelaksanaan tersebut. Kegiatan in diakhiri
dengan testimoni proses metaplan sampai tahap walking
seminar

Keuntungan dari walking seminar :
• Latihan soft skill dalam hal melaksanakan seminar
yakni kejujuran, kesopanan, ketajaman membaca
masalah kesehatan masyarakat.
• Terjadi diskusi interaktif dalam kelompok yang
dapat berlangsung dalam satu periode waktu.
Jumlah kelompok penyaji dapat 8-10 kelompok
• Dosen dapat memonitor kejadian metaplan.
melalui sesi testimoni fasilitator yang merupakan
tahap penutup walking seminar.

Tugas metaplan : AKI
• Menggali faktor sosio- ekologi- budaya penyebab
kematian ibu bersalin baik dari sudut pandang
masyarakat dan nakes di wilayah puskesmas dan
pembantu puskesmas
• Menggali upaya yang telah dilakukan oleh masyarakat
dalam upaya menurunkan kejadian kematian ibu
bersalin baik dari pendapat masyarakat dan nakes
• Menggali macam upaya yang telah dilakukan oleh
pemerintah dalam upaya menurunkan kejadian
kematian ibu bersalin baik dari pendapat masyarakat
atau nakes


Slide 3

Metaplan
dan walking
seminar
TEMA
AKI

• Meta-plan adalah kegiatan diskusi untuk
menggali ide atau pendapat masyarakat tentang
suatu masalah secara individu dan membangun
komitmen pendapat atas hasil individu sebagai
keputusan kelompok secara bertahap
• Terdapat 1 orang fasilitator ( fasilitasi jalannya
FGD), 1 orang co fasilitator, 2 orang notulis ( data
sekunder dan menyusun laporan), 1 orang
dokumentasi , dan bertanggung jawab
keseluruhan materi untuk walking seminar.
• Peserta diskusi dapat terdiri 8-12 orang

Tehnik metaplan
• Setiap orang dalam kelompok menulis ide.
• Ide yang keluar dari otak merupakan suatu pemikiran,
ditulis satu ide satu kartu kertas yang berbentuk segi
empat.
• Dalam diskusi terjadi curah pendapat (brain storming)
adalah penting dimana setiap ide bebas disampaikan
tanpa diadili kebenaran atau kesalahan.
• Kemudian semua kartu dikumpulkan dan ditempel
pada papan tulis yang dialasi oleh kertas coklat.
• Saat itu ide mulai diproses. Kartu disusun sesuai
kategori dan hasilnya menunjukkan temuan baru yang
tidak disadari oleh satu orang.

Keunggulan :
• Mampu menggali pendapat individu. Hak individu sama dalam
mengemukakan pendapat tanpa takut karena memakai media tulisan
tanpa nama.
• Mampu membangun kesepakatan tanpa bentrok kepentingan.
• Peserta tidak homogen
• Merupakan media pembelajaran dewasa
• Perbandingan keunggulan metaplan dibanding dengan fokus grup diskusi
(FGD) adalah : fasilitator dalam FGD harus mampu mendengarkan suara
kecil atau yang pelan yang biasanya disuarakan oleh seorang yang merasa
ragu atau direndahkan kedudukan atau kemampuannya dibanding peserta
lain. Sedangkan metaplan semua pendapat dapat ditangkap oleh
fasilitator melalui media tulis tanpa memberikan identitats penulis.
• Dapat dipakai untuk menggali solusi permasalahan bukan hanya bidang
kesehatan.
• Dapat dipakai untuk kelompok usia mulai 8 tahun

Prosedur pelaksanaan
1 Pengenalan problema.
2. Menggali pendapat peserta. Pendapat peserta secara bebas ditulis pada
kertas bentuk segi empat (meta) sesuai dengan tujuan metaplan. Tujuan
metaplan dapat hanya untuk kebenaran masalah, menggali akar masalah atau
mencari solusi masalah dari pendapat peserta. Dalam curah pendapat (brain
storming) adalah penting dimana setiap ide bebas disampaikan tanpa diadili
kebenaran atau kesalahan.
• Kemudian semua kartu dikumpulkan dan ditempel pada papan tulis yang
dialasi dengan kertas coklat.
3. Pengelompokan pendapat. Saat itu ide mulai diproses. Kartu disusun sesuai
kategori dan hasilnya menunjukkan temuan baru yang tidak disadari oleh satu
orang. Diskusikan setiap jawaban untuk membangun komitmen antar peserta.
Apabila terdapat suatu jawaban yang berbeda atau berlawanan kembalikan
solusinya kepada peserta, apakah jawaban tersebut masuk salah satu kategori
atau masuk kategori baru atau dibuang dari jawaban
4. Mengatur alur pikir dalam tahapan metaplan Diskusikan setiap langkah
untuk membangun komitmen antar peserta.

FASILITATOR
• Moto : fasilitator bukan penceramah, tetapi hanya
sebagai pemandu agar tujuan suatu pertemuan dapat
diarahkan sesuai goal.
• Fasilitator adalah seorang yang mampu mengajak
semua peserta diskusi dapat mengeluarkan pendapat
dan membentuk komitmen masyarakat untuk suatu
masalah dan upaya memecahkan masalah secara
partisipatif.
• Fasilitator harus mampu mendengar, menyampaikan
kembali suara yang didengar kemasyarakat tanpa
memasukkan pengaruh keilmuan dan kekuatan yang
dimiliki untuk suatu pendapat yang dilontarkan oleh
peserta diskusi. Kemampuan ini diperlukan untuk
menyusun bottom-up planning

Tahapan melakukan Fasilitasi :
• Perkenalan : untuk menghilangkan kesan formal maka dilakukan permainan
dalam pengenalan masing-masing peserta.
• Buat perjanjian aturan main dalam diskusi. Misal gak boleh nyalakan Hp, atau
berbicara dengan keras , ngrumpi dll sesuai yang diinginkan semua peserta.
• Melontarkan pertanyaan dan minta peserta menjawab tanpa diskusi dengan
peserta disebelahnya. Jangan berikan ceramah menyangkut penjelasan dari
kunci jawaban. Lakukan penjelasan untuk menulis apa yang dirasakan, dilihat
atau pengalaman mereka.
• Minta jawaban peserta ditulis pada kertas yang dibagikan. Ingat satu jawaban
satu kertas. Hal ini karena setiap satu jawaban mempunyai nilai, sehingga
jangan diperbolehkan menulis dua jawaban pada satu kertas. Seperti tulisan
yang menyatakan kata.... dan, atau...
• Atur semua jawaban yang sama dalam satu alur pada lembar kertas, papan,
atau dinding , kaca jendela yang diperbolehkan.
• Minta peserta membaca alur jawaban.
• Tanyakan komitmen peserta tentang semua jawaban apakah semua peserta
setuju atau sependapat. Apabila ada yang tidak setuju maka kembalikan
solusinya kepada peserta, apakah jawaban tersebut masuk salah satu kategori
atau masuk kategori baru atau dibuang dari jawaban.
• Setelah selesai ucapkan kata penutup kepada peserta.
• Kumpulkan semua data dalam alur metaplan untuk disajikan dalam walking
seminar di kelas.

Walking Seminar
• Seminar yang berlangsung dengan diskusi secara aktif
setelah semua peserta dalam kelompok membaca materi
bahasan yang tersaji di dinding ruang seminar (walking).
Sekilas seperti mading tetapi merupakan laporan hasil
kegiatan metaplan mahasiswa.
• Seminar ini merupakan kelanjutan dari tugas metaplan
sebagai bentuk sajian laporan untuk diskusi kelompok
dikelas. Sesuai dengan tata cara seminar, maka diskusi juga
dipandu oleh seorang moderator, tetapi beda dengan
seminar klasik karena materi sajian materi juga baru
dibaca saat pelaksanaan tersebut. Kegiatan in diakhiri
dengan testimoni proses metaplan sampai tahap walking
seminar

Keuntungan dari walking seminar :
• Latihan soft skill dalam hal melaksanakan seminar
yakni kejujuran, kesopanan, ketajaman membaca
masalah kesehatan masyarakat.
• Terjadi diskusi interaktif dalam kelompok yang
dapat berlangsung dalam satu periode waktu.
Jumlah kelompok penyaji dapat 8-10 kelompok
• Dosen dapat memonitor kejadian metaplan.
melalui sesi testimoni fasilitator yang merupakan
tahap penutup walking seminar.

Tugas metaplan : AKI
• Menggali faktor sosio- ekologi- budaya penyebab
kematian ibu bersalin baik dari sudut pandang
masyarakat dan nakes di wilayah puskesmas dan
pembantu puskesmas
• Menggali upaya yang telah dilakukan oleh masyarakat
dalam upaya menurunkan kejadian kematian ibu
bersalin baik dari pendapat masyarakat dan nakes
• Menggali macam upaya yang telah dilakukan oleh
pemerintah dalam upaya menurunkan kejadian
kematian ibu bersalin baik dari pendapat masyarakat
atau nakes


Slide 4

Metaplan
dan walking
seminar
TEMA
AKI

• Meta-plan adalah kegiatan diskusi untuk
menggali ide atau pendapat masyarakat tentang
suatu masalah secara individu dan membangun
komitmen pendapat atas hasil individu sebagai
keputusan kelompok secara bertahap
• Terdapat 1 orang fasilitator ( fasilitasi jalannya
FGD), 1 orang co fasilitator, 2 orang notulis ( data
sekunder dan menyusun laporan), 1 orang
dokumentasi , dan bertanggung jawab
keseluruhan materi untuk walking seminar.
• Peserta diskusi dapat terdiri 8-12 orang

Tehnik metaplan
• Setiap orang dalam kelompok menulis ide.
• Ide yang keluar dari otak merupakan suatu pemikiran,
ditulis satu ide satu kartu kertas yang berbentuk segi
empat.
• Dalam diskusi terjadi curah pendapat (brain storming)
adalah penting dimana setiap ide bebas disampaikan
tanpa diadili kebenaran atau kesalahan.
• Kemudian semua kartu dikumpulkan dan ditempel
pada papan tulis yang dialasi oleh kertas coklat.
• Saat itu ide mulai diproses. Kartu disusun sesuai
kategori dan hasilnya menunjukkan temuan baru yang
tidak disadari oleh satu orang.

Keunggulan :
• Mampu menggali pendapat individu. Hak individu sama dalam
mengemukakan pendapat tanpa takut karena memakai media tulisan
tanpa nama.
• Mampu membangun kesepakatan tanpa bentrok kepentingan.
• Peserta tidak homogen
• Merupakan media pembelajaran dewasa
• Perbandingan keunggulan metaplan dibanding dengan fokus grup diskusi
(FGD) adalah : fasilitator dalam FGD harus mampu mendengarkan suara
kecil atau yang pelan yang biasanya disuarakan oleh seorang yang merasa
ragu atau direndahkan kedudukan atau kemampuannya dibanding peserta
lain. Sedangkan metaplan semua pendapat dapat ditangkap oleh
fasilitator melalui media tulis tanpa memberikan identitats penulis.
• Dapat dipakai untuk menggali solusi permasalahan bukan hanya bidang
kesehatan.
• Dapat dipakai untuk kelompok usia mulai 8 tahun

Prosedur pelaksanaan
1 Pengenalan problema.
2. Menggali pendapat peserta. Pendapat peserta secara bebas ditulis pada
kertas bentuk segi empat (meta) sesuai dengan tujuan metaplan. Tujuan
metaplan dapat hanya untuk kebenaran masalah, menggali akar masalah atau
mencari solusi masalah dari pendapat peserta. Dalam curah pendapat (brain
storming) adalah penting dimana setiap ide bebas disampaikan tanpa diadili
kebenaran atau kesalahan.
• Kemudian semua kartu dikumpulkan dan ditempel pada papan tulis yang
dialasi dengan kertas coklat.
3. Pengelompokan pendapat. Saat itu ide mulai diproses. Kartu disusun sesuai
kategori dan hasilnya menunjukkan temuan baru yang tidak disadari oleh satu
orang. Diskusikan setiap jawaban untuk membangun komitmen antar peserta.
Apabila terdapat suatu jawaban yang berbeda atau berlawanan kembalikan
solusinya kepada peserta, apakah jawaban tersebut masuk salah satu kategori
atau masuk kategori baru atau dibuang dari jawaban
4. Mengatur alur pikir dalam tahapan metaplan Diskusikan setiap langkah
untuk membangun komitmen antar peserta.

FASILITATOR
• Moto : fasilitator bukan penceramah, tetapi hanya
sebagai pemandu agar tujuan suatu pertemuan dapat
diarahkan sesuai goal.
• Fasilitator adalah seorang yang mampu mengajak
semua peserta diskusi dapat mengeluarkan pendapat
dan membentuk komitmen masyarakat untuk suatu
masalah dan upaya memecahkan masalah secara
partisipatif.
• Fasilitator harus mampu mendengar, menyampaikan
kembali suara yang didengar kemasyarakat tanpa
memasukkan pengaruh keilmuan dan kekuatan yang
dimiliki untuk suatu pendapat yang dilontarkan oleh
peserta diskusi. Kemampuan ini diperlukan untuk
menyusun bottom-up planning

Tahapan melakukan Fasilitasi :
• Perkenalan : untuk menghilangkan kesan formal maka dilakukan permainan
dalam pengenalan masing-masing peserta.
• Buat perjanjian aturan main dalam diskusi. Misal gak boleh nyalakan Hp, atau
berbicara dengan keras , ngrumpi dll sesuai yang diinginkan semua peserta.
• Melontarkan pertanyaan dan minta peserta menjawab tanpa diskusi dengan
peserta disebelahnya. Jangan berikan ceramah menyangkut penjelasan dari
kunci jawaban. Lakukan penjelasan untuk menulis apa yang dirasakan, dilihat
atau pengalaman mereka.
• Minta jawaban peserta ditulis pada kertas yang dibagikan. Ingat satu jawaban
satu kertas. Hal ini karena setiap satu jawaban mempunyai nilai, sehingga
jangan diperbolehkan menulis dua jawaban pada satu kertas. Seperti tulisan
yang menyatakan kata.... dan, atau...
• Atur semua jawaban yang sama dalam satu alur pada lembar kertas, papan,
atau dinding , kaca jendela yang diperbolehkan.
• Minta peserta membaca alur jawaban.
• Tanyakan komitmen peserta tentang semua jawaban apakah semua peserta
setuju atau sependapat. Apabila ada yang tidak setuju maka kembalikan
solusinya kepada peserta, apakah jawaban tersebut masuk salah satu kategori
atau masuk kategori baru atau dibuang dari jawaban.
• Setelah selesai ucapkan kata penutup kepada peserta.
• Kumpulkan semua data dalam alur metaplan untuk disajikan dalam walking
seminar di kelas.

Walking Seminar
• Seminar yang berlangsung dengan diskusi secara aktif
setelah semua peserta dalam kelompok membaca materi
bahasan yang tersaji di dinding ruang seminar (walking).
Sekilas seperti mading tetapi merupakan laporan hasil
kegiatan metaplan mahasiswa.
• Seminar ini merupakan kelanjutan dari tugas metaplan
sebagai bentuk sajian laporan untuk diskusi kelompok
dikelas. Sesuai dengan tata cara seminar, maka diskusi juga
dipandu oleh seorang moderator, tetapi beda dengan
seminar klasik karena materi sajian materi juga baru
dibaca saat pelaksanaan tersebut. Kegiatan in diakhiri
dengan testimoni proses metaplan sampai tahap walking
seminar

Keuntungan dari walking seminar :
• Latihan soft skill dalam hal melaksanakan seminar
yakni kejujuran, kesopanan, ketajaman membaca
masalah kesehatan masyarakat.
• Terjadi diskusi interaktif dalam kelompok yang
dapat berlangsung dalam satu periode waktu.
Jumlah kelompok penyaji dapat 8-10 kelompok
• Dosen dapat memonitor kejadian metaplan.
melalui sesi testimoni fasilitator yang merupakan
tahap penutup walking seminar.

Tugas metaplan : AKI
• Menggali faktor sosio- ekologi- budaya penyebab
kematian ibu bersalin baik dari sudut pandang
masyarakat dan nakes di wilayah puskesmas dan
pembantu puskesmas
• Menggali upaya yang telah dilakukan oleh masyarakat
dalam upaya menurunkan kejadian kematian ibu
bersalin baik dari pendapat masyarakat dan nakes
• Menggali macam upaya yang telah dilakukan oleh
pemerintah dalam upaya menurunkan kejadian
kematian ibu bersalin baik dari pendapat masyarakat
atau nakes


Slide 5

Metaplan
dan walking
seminar
TEMA
AKI

• Meta-plan adalah kegiatan diskusi untuk
menggali ide atau pendapat masyarakat tentang
suatu masalah secara individu dan membangun
komitmen pendapat atas hasil individu sebagai
keputusan kelompok secara bertahap
• Terdapat 1 orang fasilitator ( fasilitasi jalannya
FGD), 1 orang co fasilitator, 2 orang notulis ( data
sekunder dan menyusun laporan), 1 orang
dokumentasi , dan bertanggung jawab
keseluruhan materi untuk walking seminar.
• Peserta diskusi dapat terdiri 8-12 orang

Tehnik metaplan
• Setiap orang dalam kelompok menulis ide.
• Ide yang keluar dari otak merupakan suatu pemikiran,
ditulis satu ide satu kartu kertas yang berbentuk segi
empat.
• Dalam diskusi terjadi curah pendapat (brain storming)
adalah penting dimana setiap ide bebas disampaikan
tanpa diadili kebenaran atau kesalahan.
• Kemudian semua kartu dikumpulkan dan ditempel
pada papan tulis yang dialasi oleh kertas coklat.
• Saat itu ide mulai diproses. Kartu disusun sesuai
kategori dan hasilnya menunjukkan temuan baru yang
tidak disadari oleh satu orang.

Keunggulan :
• Mampu menggali pendapat individu. Hak individu sama dalam
mengemukakan pendapat tanpa takut karena memakai media tulisan
tanpa nama.
• Mampu membangun kesepakatan tanpa bentrok kepentingan.
• Peserta tidak homogen
• Merupakan media pembelajaran dewasa
• Perbandingan keunggulan metaplan dibanding dengan fokus grup diskusi
(FGD) adalah : fasilitator dalam FGD harus mampu mendengarkan suara
kecil atau yang pelan yang biasanya disuarakan oleh seorang yang merasa
ragu atau direndahkan kedudukan atau kemampuannya dibanding peserta
lain. Sedangkan metaplan semua pendapat dapat ditangkap oleh
fasilitator melalui media tulis tanpa memberikan identitats penulis.
• Dapat dipakai untuk menggali solusi permasalahan bukan hanya bidang
kesehatan.
• Dapat dipakai untuk kelompok usia mulai 8 tahun

Prosedur pelaksanaan
1 Pengenalan problema.
2. Menggali pendapat peserta. Pendapat peserta secara bebas ditulis pada
kertas bentuk segi empat (meta) sesuai dengan tujuan metaplan. Tujuan
metaplan dapat hanya untuk kebenaran masalah, menggali akar masalah atau
mencari solusi masalah dari pendapat peserta. Dalam curah pendapat (brain
storming) adalah penting dimana setiap ide bebas disampaikan tanpa diadili
kebenaran atau kesalahan.
• Kemudian semua kartu dikumpulkan dan ditempel pada papan tulis yang
dialasi dengan kertas coklat.
3. Pengelompokan pendapat. Saat itu ide mulai diproses. Kartu disusun sesuai
kategori dan hasilnya menunjukkan temuan baru yang tidak disadari oleh satu
orang. Diskusikan setiap jawaban untuk membangun komitmen antar peserta.
Apabila terdapat suatu jawaban yang berbeda atau berlawanan kembalikan
solusinya kepada peserta, apakah jawaban tersebut masuk salah satu kategori
atau masuk kategori baru atau dibuang dari jawaban
4. Mengatur alur pikir dalam tahapan metaplan Diskusikan setiap langkah
untuk membangun komitmen antar peserta.

FASILITATOR
• Moto : fasilitator bukan penceramah, tetapi hanya
sebagai pemandu agar tujuan suatu pertemuan dapat
diarahkan sesuai goal.
• Fasilitator adalah seorang yang mampu mengajak
semua peserta diskusi dapat mengeluarkan pendapat
dan membentuk komitmen masyarakat untuk suatu
masalah dan upaya memecahkan masalah secara
partisipatif.
• Fasilitator harus mampu mendengar, menyampaikan
kembali suara yang didengar kemasyarakat tanpa
memasukkan pengaruh keilmuan dan kekuatan yang
dimiliki untuk suatu pendapat yang dilontarkan oleh
peserta diskusi. Kemampuan ini diperlukan untuk
menyusun bottom-up planning

Tahapan melakukan Fasilitasi :
• Perkenalan : untuk menghilangkan kesan formal maka dilakukan permainan
dalam pengenalan masing-masing peserta.
• Buat perjanjian aturan main dalam diskusi. Misal gak boleh nyalakan Hp, atau
berbicara dengan keras , ngrumpi dll sesuai yang diinginkan semua peserta.
• Melontarkan pertanyaan dan minta peserta menjawab tanpa diskusi dengan
peserta disebelahnya. Jangan berikan ceramah menyangkut penjelasan dari
kunci jawaban. Lakukan penjelasan untuk menulis apa yang dirasakan, dilihat
atau pengalaman mereka.
• Minta jawaban peserta ditulis pada kertas yang dibagikan. Ingat satu jawaban
satu kertas. Hal ini karena setiap satu jawaban mempunyai nilai, sehingga
jangan diperbolehkan menulis dua jawaban pada satu kertas. Seperti tulisan
yang menyatakan kata.... dan, atau...
• Atur semua jawaban yang sama dalam satu alur pada lembar kertas, papan,
atau dinding , kaca jendela yang diperbolehkan.
• Minta peserta membaca alur jawaban.
• Tanyakan komitmen peserta tentang semua jawaban apakah semua peserta
setuju atau sependapat. Apabila ada yang tidak setuju maka kembalikan
solusinya kepada peserta, apakah jawaban tersebut masuk salah satu kategori
atau masuk kategori baru atau dibuang dari jawaban.
• Setelah selesai ucapkan kata penutup kepada peserta.
• Kumpulkan semua data dalam alur metaplan untuk disajikan dalam walking
seminar di kelas.

Walking Seminar
• Seminar yang berlangsung dengan diskusi secara aktif
setelah semua peserta dalam kelompok membaca materi
bahasan yang tersaji di dinding ruang seminar (walking).
Sekilas seperti mading tetapi merupakan laporan hasil
kegiatan metaplan mahasiswa.
• Seminar ini merupakan kelanjutan dari tugas metaplan
sebagai bentuk sajian laporan untuk diskusi kelompok
dikelas. Sesuai dengan tata cara seminar, maka diskusi juga
dipandu oleh seorang moderator, tetapi beda dengan
seminar klasik karena materi sajian materi juga baru
dibaca saat pelaksanaan tersebut. Kegiatan in diakhiri
dengan testimoni proses metaplan sampai tahap walking
seminar

Keuntungan dari walking seminar :
• Latihan soft skill dalam hal melaksanakan seminar
yakni kejujuran, kesopanan, ketajaman membaca
masalah kesehatan masyarakat.
• Terjadi diskusi interaktif dalam kelompok yang
dapat berlangsung dalam satu periode waktu.
Jumlah kelompok penyaji dapat 8-10 kelompok
• Dosen dapat memonitor kejadian metaplan.
melalui sesi testimoni fasilitator yang merupakan
tahap penutup walking seminar.

Tugas metaplan : AKI
• Menggali faktor sosio- ekologi- budaya penyebab
kematian ibu bersalin baik dari sudut pandang
masyarakat dan nakes di wilayah puskesmas dan
pembantu puskesmas
• Menggali upaya yang telah dilakukan oleh masyarakat
dalam upaya menurunkan kejadian kematian ibu
bersalin baik dari pendapat masyarakat dan nakes
• Menggali macam upaya yang telah dilakukan oleh
pemerintah dalam upaya menurunkan kejadian
kematian ibu bersalin baik dari pendapat masyarakat
atau nakes


Slide 6

Metaplan
dan walking
seminar
TEMA
AKI

• Meta-plan adalah kegiatan diskusi untuk
menggali ide atau pendapat masyarakat tentang
suatu masalah secara individu dan membangun
komitmen pendapat atas hasil individu sebagai
keputusan kelompok secara bertahap
• Terdapat 1 orang fasilitator ( fasilitasi jalannya
FGD), 1 orang co fasilitator, 2 orang notulis ( data
sekunder dan menyusun laporan), 1 orang
dokumentasi , dan bertanggung jawab
keseluruhan materi untuk walking seminar.
• Peserta diskusi dapat terdiri 8-12 orang

Tehnik metaplan
• Setiap orang dalam kelompok menulis ide.
• Ide yang keluar dari otak merupakan suatu pemikiran,
ditulis satu ide satu kartu kertas yang berbentuk segi
empat.
• Dalam diskusi terjadi curah pendapat (brain storming)
adalah penting dimana setiap ide bebas disampaikan
tanpa diadili kebenaran atau kesalahan.
• Kemudian semua kartu dikumpulkan dan ditempel
pada papan tulis yang dialasi oleh kertas coklat.
• Saat itu ide mulai diproses. Kartu disusun sesuai
kategori dan hasilnya menunjukkan temuan baru yang
tidak disadari oleh satu orang.

Keunggulan :
• Mampu menggali pendapat individu. Hak individu sama dalam
mengemukakan pendapat tanpa takut karena memakai media tulisan
tanpa nama.
• Mampu membangun kesepakatan tanpa bentrok kepentingan.
• Peserta tidak homogen
• Merupakan media pembelajaran dewasa
• Perbandingan keunggulan metaplan dibanding dengan fokus grup diskusi
(FGD) adalah : fasilitator dalam FGD harus mampu mendengarkan suara
kecil atau yang pelan yang biasanya disuarakan oleh seorang yang merasa
ragu atau direndahkan kedudukan atau kemampuannya dibanding peserta
lain. Sedangkan metaplan semua pendapat dapat ditangkap oleh
fasilitator melalui media tulis tanpa memberikan identitats penulis.
• Dapat dipakai untuk menggali solusi permasalahan bukan hanya bidang
kesehatan.
• Dapat dipakai untuk kelompok usia mulai 8 tahun

Prosedur pelaksanaan
1 Pengenalan problema.
2. Menggali pendapat peserta. Pendapat peserta secara bebas ditulis pada
kertas bentuk segi empat (meta) sesuai dengan tujuan metaplan. Tujuan
metaplan dapat hanya untuk kebenaran masalah, menggali akar masalah atau
mencari solusi masalah dari pendapat peserta. Dalam curah pendapat (brain
storming) adalah penting dimana setiap ide bebas disampaikan tanpa diadili
kebenaran atau kesalahan.
• Kemudian semua kartu dikumpulkan dan ditempel pada papan tulis yang
dialasi dengan kertas coklat.
3. Pengelompokan pendapat. Saat itu ide mulai diproses. Kartu disusun sesuai
kategori dan hasilnya menunjukkan temuan baru yang tidak disadari oleh satu
orang. Diskusikan setiap jawaban untuk membangun komitmen antar peserta.
Apabila terdapat suatu jawaban yang berbeda atau berlawanan kembalikan
solusinya kepada peserta, apakah jawaban tersebut masuk salah satu kategori
atau masuk kategori baru atau dibuang dari jawaban
4. Mengatur alur pikir dalam tahapan metaplan Diskusikan setiap langkah
untuk membangun komitmen antar peserta.

FASILITATOR
• Moto : fasilitator bukan penceramah, tetapi hanya
sebagai pemandu agar tujuan suatu pertemuan dapat
diarahkan sesuai goal.
• Fasilitator adalah seorang yang mampu mengajak
semua peserta diskusi dapat mengeluarkan pendapat
dan membentuk komitmen masyarakat untuk suatu
masalah dan upaya memecahkan masalah secara
partisipatif.
• Fasilitator harus mampu mendengar, menyampaikan
kembali suara yang didengar kemasyarakat tanpa
memasukkan pengaruh keilmuan dan kekuatan yang
dimiliki untuk suatu pendapat yang dilontarkan oleh
peserta diskusi. Kemampuan ini diperlukan untuk
menyusun bottom-up planning

Tahapan melakukan Fasilitasi :
• Perkenalan : untuk menghilangkan kesan formal maka dilakukan permainan
dalam pengenalan masing-masing peserta.
• Buat perjanjian aturan main dalam diskusi. Misal gak boleh nyalakan Hp, atau
berbicara dengan keras , ngrumpi dll sesuai yang diinginkan semua peserta.
• Melontarkan pertanyaan dan minta peserta menjawab tanpa diskusi dengan
peserta disebelahnya. Jangan berikan ceramah menyangkut penjelasan dari
kunci jawaban. Lakukan penjelasan untuk menulis apa yang dirasakan, dilihat
atau pengalaman mereka.
• Minta jawaban peserta ditulis pada kertas yang dibagikan. Ingat satu jawaban
satu kertas. Hal ini karena setiap satu jawaban mempunyai nilai, sehingga
jangan diperbolehkan menulis dua jawaban pada satu kertas. Seperti tulisan
yang menyatakan kata.... dan, atau...
• Atur semua jawaban yang sama dalam satu alur pada lembar kertas, papan,
atau dinding , kaca jendela yang diperbolehkan.
• Minta peserta membaca alur jawaban.
• Tanyakan komitmen peserta tentang semua jawaban apakah semua peserta
setuju atau sependapat. Apabila ada yang tidak setuju maka kembalikan
solusinya kepada peserta, apakah jawaban tersebut masuk salah satu kategori
atau masuk kategori baru atau dibuang dari jawaban.
• Setelah selesai ucapkan kata penutup kepada peserta.
• Kumpulkan semua data dalam alur metaplan untuk disajikan dalam walking
seminar di kelas.

Walking Seminar
• Seminar yang berlangsung dengan diskusi secara aktif
setelah semua peserta dalam kelompok membaca materi
bahasan yang tersaji di dinding ruang seminar (walking).
Sekilas seperti mading tetapi merupakan laporan hasil
kegiatan metaplan mahasiswa.
• Seminar ini merupakan kelanjutan dari tugas metaplan
sebagai bentuk sajian laporan untuk diskusi kelompok
dikelas. Sesuai dengan tata cara seminar, maka diskusi juga
dipandu oleh seorang moderator, tetapi beda dengan
seminar klasik karena materi sajian materi juga baru
dibaca saat pelaksanaan tersebut. Kegiatan in diakhiri
dengan testimoni proses metaplan sampai tahap walking
seminar

Keuntungan dari walking seminar :
• Latihan soft skill dalam hal melaksanakan seminar
yakni kejujuran, kesopanan, ketajaman membaca
masalah kesehatan masyarakat.
• Terjadi diskusi interaktif dalam kelompok yang
dapat berlangsung dalam satu periode waktu.
Jumlah kelompok penyaji dapat 8-10 kelompok
• Dosen dapat memonitor kejadian metaplan.
melalui sesi testimoni fasilitator yang merupakan
tahap penutup walking seminar.

Tugas metaplan : AKI
• Menggali faktor sosio- ekologi- budaya penyebab
kematian ibu bersalin baik dari sudut pandang
masyarakat dan nakes di wilayah puskesmas dan
pembantu puskesmas
• Menggali upaya yang telah dilakukan oleh masyarakat
dalam upaya menurunkan kejadian kematian ibu
bersalin baik dari pendapat masyarakat dan nakes
• Menggali macam upaya yang telah dilakukan oleh
pemerintah dalam upaya menurunkan kejadian
kematian ibu bersalin baik dari pendapat masyarakat
atau nakes


Slide 7

Metaplan
dan walking
seminar
TEMA
AKI

• Meta-plan adalah kegiatan diskusi untuk
menggali ide atau pendapat masyarakat tentang
suatu masalah secara individu dan membangun
komitmen pendapat atas hasil individu sebagai
keputusan kelompok secara bertahap
• Terdapat 1 orang fasilitator ( fasilitasi jalannya
FGD), 1 orang co fasilitator, 2 orang notulis ( data
sekunder dan menyusun laporan), 1 orang
dokumentasi , dan bertanggung jawab
keseluruhan materi untuk walking seminar.
• Peserta diskusi dapat terdiri 8-12 orang

Tehnik metaplan
• Setiap orang dalam kelompok menulis ide.
• Ide yang keluar dari otak merupakan suatu pemikiran,
ditulis satu ide satu kartu kertas yang berbentuk segi
empat.
• Dalam diskusi terjadi curah pendapat (brain storming)
adalah penting dimana setiap ide bebas disampaikan
tanpa diadili kebenaran atau kesalahan.
• Kemudian semua kartu dikumpulkan dan ditempel
pada papan tulis yang dialasi oleh kertas coklat.
• Saat itu ide mulai diproses. Kartu disusun sesuai
kategori dan hasilnya menunjukkan temuan baru yang
tidak disadari oleh satu orang.

Keunggulan :
• Mampu menggali pendapat individu. Hak individu sama dalam
mengemukakan pendapat tanpa takut karena memakai media tulisan
tanpa nama.
• Mampu membangun kesepakatan tanpa bentrok kepentingan.
• Peserta tidak homogen
• Merupakan media pembelajaran dewasa
• Perbandingan keunggulan metaplan dibanding dengan fokus grup diskusi
(FGD) adalah : fasilitator dalam FGD harus mampu mendengarkan suara
kecil atau yang pelan yang biasanya disuarakan oleh seorang yang merasa
ragu atau direndahkan kedudukan atau kemampuannya dibanding peserta
lain. Sedangkan metaplan semua pendapat dapat ditangkap oleh
fasilitator melalui media tulis tanpa memberikan identitats penulis.
• Dapat dipakai untuk menggali solusi permasalahan bukan hanya bidang
kesehatan.
• Dapat dipakai untuk kelompok usia mulai 8 tahun

Prosedur pelaksanaan
1 Pengenalan problema.
2. Menggali pendapat peserta. Pendapat peserta secara bebas ditulis pada
kertas bentuk segi empat (meta) sesuai dengan tujuan metaplan. Tujuan
metaplan dapat hanya untuk kebenaran masalah, menggali akar masalah atau
mencari solusi masalah dari pendapat peserta. Dalam curah pendapat (brain
storming) adalah penting dimana setiap ide bebas disampaikan tanpa diadili
kebenaran atau kesalahan.
• Kemudian semua kartu dikumpulkan dan ditempel pada papan tulis yang
dialasi dengan kertas coklat.
3. Pengelompokan pendapat. Saat itu ide mulai diproses. Kartu disusun sesuai
kategori dan hasilnya menunjukkan temuan baru yang tidak disadari oleh satu
orang. Diskusikan setiap jawaban untuk membangun komitmen antar peserta.
Apabila terdapat suatu jawaban yang berbeda atau berlawanan kembalikan
solusinya kepada peserta, apakah jawaban tersebut masuk salah satu kategori
atau masuk kategori baru atau dibuang dari jawaban
4. Mengatur alur pikir dalam tahapan metaplan Diskusikan setiap langkah
untuk membangun komitmen antar peserta.

FASILITATOR
• Moto : fasilitator bukan penceramah, tetapi hanya
sebagai pemandu agar tujuan suatu pertemuan dapat
diarahkan sesuai goal.
• Fasilitator adalah seorang yang mampu mengajak
semua peserta diskusi dapat mengeluarkan pendapat
dan membentuk komitmen masyarakat untuk suatu
masalah dan upaya memecahkan masalah secara
partisipatif.
• Fasilitator harus mampu mendengar, menyampaikan
kembali suara yang didengar kemasyarakat tanpa
memasukkan pengaruh keilmuan dan kekuatan yang
dimiliki untuk suatu pendapat yang dilontarkan oleh
peserta diskusi. Kemampuan ini diperlukan untuk
menyusun bottom-up planning

Tahapan melakukan Fasilitasi :
• Perkenalan : untuk menghilangkan kesan formal maka dilakukan permainan
dalam pengenalan masing-masing peserta.
• Buat perjanjian aturan main dalam diskusi. Misal gak boleh nyalakan Hp, atau
berbicara dengan keras , ngrumpi dll sesuai yang diinginkan semua peserta.
• Melontarkan pertanyaan dan minta peserta menjawab tanpa diskusi dengan
peserta disebelahnya. Jangan berikan ceramah menyangkut penjelasan dari
kunci jawaban. Lakukan penjelasan untuk menulis apa yang dirasakan, dilihat
atau pengalaman mereka.
• Minta jawaban peserta ditulis pada kertas yang dibagikan. Ingat satu jawaban
satu kertas. Hal ini karena setiap satu jawaban mempunyai nilai, sehingga
jangan diperbolehkan menulis dua jawaban pada satu kertas. Seperti tulisan
yang menyatakan kata.... dan, atau...
• Atur semua jawaban yang sama dalam satu alur pada lembar kertas, papan,
atau dinding , kaca jendela yang diperbolehkan.
• Minta peserta membaca alur jawaban.
• Tanyakan komitmen peserta tentang semua jawaban apakah semua peserta
setuju atau sependapat. Apabila ada yang tidak setuju maka kembalikan
solusinya kepada peserta, apakah jawaban tersebut masuk salah satu kategori
atau masuk kategori baru atau dibuang dari jawaban.
• Setelah selesai ucapkan kata penutup kepada peserta.
• Kumpulkan semua data dalam alur metaplan untuk disajikan dalam walking
seminar di kelas.

Walking Seminar
• Seminar yang berlangsung dengan diskusi secara aktif
setelah semua peserta dalam kelompok membaca materi
bahasan yang tersaji di dinding ruang seminar (walking).
Sekilas seperti mading tetapi merupakan laporan hasil
kegiatan metaplan mahasiswa.
• Seminar ini merupakan kelanjutan dari tugas metaplan
sebagai bentuk sajian laporan untuk diskusi kelompok
dikelas. Sesuai dengan tata cara seminar, maka diskusi juga
dipandu oleh seorang moderator, tetapi beda dengan
seminar klasik karena materi sajian materi juga baru
dibaca saat pelaksanaan tersebut. Kegiatan in diakhiri
dengan testimoni proses metaplan sampai tahap walking
seminar

Keuntungan dari walking seminar :
• Latihan soft skill dalam hal melaksanakan seminar
yakni kejujuran, kesopanan, ketajaman membaca
masalah kesehatan masyarakat.
• Terjadi diskusi interaktif dalam kelompok yang
dapat berlangsung dalam satu periode waktu.
Jumlah kelompok penyaji dapat 8-10 kelompok
• Dosen dapat memonitor kejadian metaplan.
melalui sesi testimoni fasilitator yang merupakan
tahap penutup walking seminar.

Tugas metaplan : AKI
• Menggali faktor sosio- ekologi- budaya penyebab
kematian ibu bersalin baik dari sudut pandang
masyarakat dan nakes di wilayah puskesmas dan
pembantu puskesmas
• Menggali upaya yang telah dilakukan oleh masyarakat
dalam upaya menurunkan kejadian kematian ibu
bersalin baik dari pendapat masyarakat dan nakes
• Menggali macam upaya yang telah dilakukan oleh
pemerintah dalam upaya menurunkan kejadian
kematian ibu bersalin baik dari pendapat masyarakat
atau nakes


Slide 8

Metaplan
dan walking
seminar
TEMA
AKI

• Meta-plan adalah kegiatan diskusi untuk
menggali ide atau pendapat masyarakat tentang
suatu masalah secara individu dan membangun
komitmen pendapat atas hasil individu sebagai
keputusan kelompok secara bertahap
• Terdapat 1 orang fasilitator ( fasilitasi jalannya
FGD), 1 orang co fasilitator, 2 orang notulis ( data
sekunder dan menyusun laporan), 1 orang
dokumentasi , dan bertanggung jawab
keseluruhan materi untuk walking seminar.
• Peserta diskusi dapat terdiri 8-12 orang

Tehnik metaplan
• Setiap orang dalam kelompok menulis ide.
• Ide yang keluar dari otak merupakan suatu pemikiran,
ditulis satu ide satu kartu kertas yang berbentuk segi
empat.
• Dalam diskusi terjadi curah pendapat (brain storming)
adalah penting dimana setiap ide bebas disampaikan
tanpa diadili kebenaran atau kesalahan.
• Kemudian semua kartu dikumpulkan dan ditempel
pada papan tulis yang dialasi oleh kertas coklat.
• Saat itu ide mulai diproses. Kartu disusun sesuai
kategori dan hasilnya menunjukkan temuan baru yang
tidak disadari oleh satu orang.

Keunggulan :
• Mampu menggali pendapat individu. Hak individu sama dalam
mengemukakan pendapat tanpa takut karena memakai media tulisan
tanpa nama.
• Mampu membangun kesepakatan tanpa bentrok kepentingan.
• Peserta tidak homogen
• Merupakan media pembelajaran dewasa
• Perbandingan keunggulan metaplan dibanding dengan fokus grup diskusi
(FGD) adalah : fasilitator dalam FGD harus mampu mendengarkan suara
kecil atau yang pelan yang biasanya disuarakan oleh seorang yang merasa
ragu atau direndahkan kedudukan atau kemampuannya dibanding peserta
lain. Sedangkan metaplan semua pendapat dapat ditangkap oleh
fasilitator melalui media tulis tanpa memberikan identitats penulis.
• Dapat dipakai untuk menggali solusi permasalahan bukan hanya bidang
kesehatan.
• Dapat dipakai untuk kelompok usia mulai 8 tahun

Prosedur pelaksanaan
1 Pengenalan problema.
2. Menggali pendapat peserta. Pendapat peserta secara bebas ditulis pada
kertas bentuk segi empat (meta) sesuai dengan tujuan metaplan. Tujuan
metaplan dapat hanya untuk kebenaran masalah, menggali akar masalah atau
mencari solusi masalah dari pendapat peserta. Dalam curah pendapat (brain
storming) adalah penting dimana setiap ide bebas disampaikan tanpa diadili
kebenaran atau kesalahan.
• Kemudian semua kartu dikumpulkan dan ditempel pada papan tulis yang
dialasi dengan kertas coklat.
3. Pengelompokan pendapat. Saat itu ide mulai diproses. Kartu disusun sesuai
kategori dan hasilnya menunjukkan temuan baru yang tidak disadari oleh satu
orang. Diskusikan setiap jawaban untuk membangun komitmen antar peserta.
Apabila terdapat suatu jawaban yang berbeda atau berlawanan kembalikan
solusinya kepada peserta, apakah jawaban tersebut masuk salah satu kategori
atau masuk kategori baru atau dibuang dari jawaban
4. Mengatur alur pikir dalam tahapan metaplan Diskusikan setiap langkah
untuk membangun komitmen antar peserta.

FASILITATOR
• Moto : fasilitator bukan penceramah, tetapi hanya
sebagai pemandu agar tujuan suatu pertemuan dapat
diarahkan sesuai goal.
• Fasilitator adalah seorang yang mampu mengajak
semua peserta diskusi dapat mengeluarkan pendapat
dan membentuk komitmen masyarakat untuk suatu
masalah dan upaya memecahkan masalah secara
partisipatif.
• Fasilitator harus mampu mendengar, menyampaikan
kembali suara yang didengar kemasyarakat tanpa
memasukkan pengaruh keilmuan dan kekuatan yang
dimiliki untuk suatu pendapat yang dilontarkan oleh
peserta diskusi. Kemampuan ini diperlukan untuk
menyusun bottom-up planning

Tahapan melakukan Fasilitasi :
• Perkenalan : untuk menghilangkan kesan formal maka dilakukan permainan
dalam pengenalan masing-masing peserta.
• Buat perjanjian aturan main dalam diskusi. Misal gak boleh nyalakan Hp, atau
berbicara dengan keras , ngrumpi dll sesuai yang diinginkan semua peserta.
• Melontarkan pertanyaan dan minta peserta menjawab tanpa diskusi dengan
peserta disebelahnya. Jangan berikan ceramah menyangkut penjelasan dari
kunci jawaban. Lakukan penjelasan untuk menulis apa yang dirasakan, dilihat
atau pengalaman mereka.
• Minta jawaban peserta ditulis pada kertas yang dibagikan. Ingat satu jawaban
satu kertas. Hal ini karena setiap satu jawaban mempunyai nilai, sehingga
jangan diperbolehkan menulis dua jawaban pada satu kertas. Seperti tulisan
yang menyatakan kata.... dan, atau...
• Atur semua jawaban yang sama dalam satu alur pada lembar kertas, papan,
atau dinding , kaca jendela yang diperbolehkan.
• Minta peserta membaca alur jawaban.
• Tanyakan komitmen peserta tentang semua jawaban apakah semua peserta
setuju atau sependapat. Apabila ada yang tidak setuju maka kembalikan
solusinya kepada peserta, apakah jawaban tersebut masuk salah satu kategori
atau masuk kategori baru atau dibuang dari jawaban.
• Setelah selesai ucapkan kata penutup kepada peserta.
• Kumpulkan semua data dalam alur metaplan untuk disajikan dalam walking
seminar di kelas.

Walking Seminar
• Seminar yang berlangsung dengan diskusi secara aktif
setelah semua peserta dalam kelompok membaca materi
bahasan yang tersaji di dinding ruang seminar (walking).
Sekilas seperti mading tetapi merupakan laporan hasil
kegiatan metaplan mahasiswa.
• Seminar ini merupakan kelanjutan dari tugas metaplan
sebagai bentuk sajian laporan untuk diskusi kelompok
dikelas. Sesuai dengan tata cara seminar, maka diskusi juga
dipandu oleh seorang moderator, tetapi beda dengan
seminar klasik karena materi sajian materi juga baru
dibaca saat pelaksanaan tersebut. Kegiatan in diakhiri
dengan testimoni proses metaplan sampai tahap walking
seminar

Keuntungan dari walking seminar :
• Latihan soft skill dalam hal melaksanakan seminar
yakni kejujuran, kesopanan, ketajaman membaca
masalah kesehatan masyarakat.
• Terjadi diskusi interaktif dalam kelompok yang
dapat berlangsung dalam satu periode waktu.
Jumlah kelompok penyaji dapat 8-10 kelompok
• Dosen dapat memonitor kejadian metaplan.
melalui sesi testimoni fasilitator yang merupakan
tahap penutup walking seminar.

Tugas metaplan : AKI
• Menggali faktor sosio- ekologi- budaya penyebab
kematian ibu bersalin baik dari sudut pandang
masyarakat dan nakes di wilayah puskesmas dan
pembantu puskesmas
• Menggali upaya yang telah dilakukan oleh masyarakat
dalam upaya menurunkan kejadian kematian ibu
bersalin baik dari pendapat masyarakat dan nakes
• Menggali macam upaya yang telah dilakukan oleh
pemerintah dalam upaya menurunkan kejadian
kematian ibu bersalin baik dari pendapat masyarakat
atau nakes


Slide 9

Metaplan
dan walking
seminar
TEMA
AKI

• Meta-plan adalah kegiatan diskusi untuk
menggali ide atau pendapat masyarakat tentang
suatu masalah secara individu dan membangun
komitmen pendapat atas hasil individu sebagai
keputusan kelompok secara bertahap
• Terdapat 1 orang fasilitator ( fasilitasi jalannya
FGD), 1 orang co fasilitator, 2 orang notulis ( data
sekunder dan menyusun laporan), 1 orang
dokumentasi , dan bertanggung jawab
keseluruhan materi untuk walking seminar.
• Peserta diskusi dapat terdiri 8-12 orang

Tehnik metaplan
• Setiap orang dalam kelompok menulis ide.
• Ide yang keluar dari otak merupakan suatu pemikiran,
ditulis satu ide satu kartu kertas yang berbentuk segi
empat.
• Dalam diskusi terjadi curah pendapat (brain storming)
adalah penting dimana setiap ide bebas disampaikan
tanpa diadili kebenaran atau kesalahan.
• Kemudian semua kartu dikumpulkan dan ditempel
pada papan tulis yang dialasi oleh kertas coklat.
• Saat itu ide mulai diproses. Kartu disusun sesuai
kategori dan hasilnya menunjukkan temuan baru yang
tidak disadari oleh satu orang.

Keunggulan :
• Mampu menggali pendapat individu. Hak individu sama dalam
mengemukakan pendapat tanpa takut karena memakai media tulisan
tanpa nama.
• Mampu membangun kesepakatan tanpa bentrok kepentingan.
• Peserta tidak homogen
• Merupakan media pembelajaran dewasa
• Perbandingan keunggulan metaplan dibanding dengan fokus grup diskusi
(FGD) adalah : fasilitator dalam FGD harus mampu mendengarkan suara
kecil atau yang pelan yang biasanya disuarakan oleh seorang yang merasa
ragu atau direndahkan kedudukan atau kemampuannya dibanding peserta
lain. Sedangkan metaplan semua pendapat dapat ditangkap oleh
fasilitator melalui media tulis tanpa memberikan identitats penulis.
• Dapat dipakai untuk menggali solusi permasalahan bukan hanya bidang
kesehatan.
• Dapat dipakai untuk kelompok usia mulai 8 tahun

Prosedur pelaksanaan
1 Pengenalan problema.
2. Menggali pendapat peserta. Pendapat peserta secara bebas ditulis pada
kertas bentuk segi empat (meta) sesuai dengan tujuan metaplan. Tujuan
metaplan dapat hanya untuk kebenaran masalah, menggali akar masalah atau
mencari solusi masalah dari pendapat peserta. Dalam curah pendapat (brain
storming) adalah penting dimana setiap ide bebas disampaikan tanpa diadili
kebenaran atau kesalahan.
• Kemudian semua kartu dikumpulkan dan ditempel pada papan tulis yang
dialasi dengan kertas coklat.
3. Pengelompokan pendapat. Saat itu ide mulai diproses. Kartu disusun sesuai
kategori dan hasilnya menunjukkan temuan baru yang tidak disadari oleh satu
orang. Diskusikan setiap jawaban untuk membangun komitmen antar peserta.
Apabila terdapat suatu jawaban yang berbeda atau berlawanan kembalikan
solusinya kepada peserta, apakah jawaban tersebut masuk salah satu kategori
atau masuk kategori baru atau dibuang dari jawaban
4. Mengatur alur pikir dalam tahapan metaplan Diskusikan setiap langkah
untuk membangun komitmen antar peserta.

FASILITATOR
• Moto : fasilitator bukan penceramah, tetapi hanya
sebagai pemandu agar tujuan suatu pertemuan dapat
diarahkan sesuai goal.
• Fasilitator adalah seorang yang mampu mengajak
semua peserta diskusi dapat mengeluarkan pendapat
dan membentuk komitmen masyarakat untuk suatu
masalah dan upaya memecahkan masalah secara
partisipatif.
• Fasilitator harus mampu mendengar, menyampaikan
kembali suara yang didengar kemasyarakat tanpa
memasukkan pengaruh keilmuan dan kekuatan yang
dimiliki untuk suatu pendapat yang dilontarkan oleh
peserta diskusi. Kemampuan ini diperlukan untuk
menyusun bottom-up planning

Tahapan melakukan Fasilitasi :
• Perkenalan : untuk menghilangkan kesan formal maka dilakukan permainan
dalam pengenalan masing-masing peserta.
• Buat perjanjian aturan main dalam diskusi. Misal gak boleh nyalakan Hp, atau
berbicara dengan keras , ngrumpi dll sesuai yang diinginkan semua peserta.
• Melontarkan pertanyaan dan minta peserta menjawab tanpa diskusi dengan
peserta disebelahnya. Jangan berikan ceramah menyangkut penjelasan dari
kunci jawaban. Lakukan penjelasan untuk menulis apa yang dirasakan, dilihat
atau pengalaman mereka.
• Minta jawaban peserta ditulis pada kertas yang dibagikan. Ingat satu jawaban
satu kertas. Hal ini karena setiap satu jawaban mempunyai nilai, sehingga
jangan diperbolehkan menulis dua jawaban pada satu kertas. Seperti tulisan
yang menyatakan kata.... dan, atau...
• Atur semua jawaban yang sama dalam satu alur pada lembar kertas, papan,
atau dinding , kaca jendela yang diperbolehkan.
• Minta peserta membaca alur jawaban.
• Tanyakan komitmen peserta tentang semua jawaban apakah semua peserta
setuju atau sependapat. Apabila ada yang tidak setuju maka kembalikan
solusinya kepada peserta, apakah jawaban tersebut masuk salah satu kategori
atau masuk kategori baru atau dibuang dari jawaban.
• Setelah selesai ucapkan kata penutup kepada peserta.
• Kumpulkan semua data dalam alur metaplan untuk disajikan dalam walking
seminar di kelas.

Walking Seminar
• Seminar yang berlangsung dengan diskusi secara aktif
setelah semua peserta dalam kelompok membaca materi
bahasan yang tersaji di dinding ruang seminar (walking).
Sekilas seperti mading tetapi merupakan laporan hasil
kegiatan metaplan mahasiswa.
• Seminar ini merupakan kelanjutan dari tugas metaplan
sebagai bentuk sajian laporan untuk diskusi kelompok
dikelas. Sesuai dengan tata cara seminar, maka diskusi juga
dipandu oleh seorang moderator, tetapi beda dengan
seminar klasik karena materi sajian materi juga baru
dibaca saat pelaksanaan tersebut. Kegiatan in diakhiri
dengan testimoni proses metaplan sampai tahap walking
seminar

Keuntungan dari walking seminar :
• Latihan soft skill dalam hal melaksanakan seminar
yakni kejujuran, kesopanan, ketajaman membaca
masalah kesehatan masyarakat.
• Terjadi diskusi interaktif dalam kelompok yang
dapat berlangsung dalam satu periode waktu.
Jumlah kelompok penyaji dapat 8-10 kelompok
• Dosen dapat memonitor kejadian metaplan.
melalui sesi testimoni fasilitator yang merupakan
tahap penutup walking seminar.

Tugas metaplan : AKI
• Menggali faktor sosio- ekologi- budaya penyebab
kematian ibu bersalin baik dari sudut pandang
masyarakat dan nakes di wilayah puskesmas dan
pembantu puskesmas
• Menggali upaya yang telah dilakukan oleh masyarakat
dalam upaya menurunkan kejadian kematian ibu
bersalin baik dari pendapat masyarakat dan nakes
• Menggali macam upaya yang telah dilakukan oleh
pemerintah dalam upaya menurunkan kejadian
kematian ibu bersalin baik dari pendapat masyarakat
atau nakes


Slide 10

Metaplan
dan walking
seminar
TEMA
AKI

• Meta-plan adalah kegiatan diskusi untuk
menggali ide atau pendapat masyarakat tentang
suatu masalah secara individu dan membangun
komitmen pendapat atas hasil individu sebagai
keputusan kelompok secara bertahap
• Terdapat 1 orang fasilitator ( fasilitasi jalannya
FGD), 1 orang co fasilitator, 2 orang notulis ( data
sekunder dan menyusun laporan), 1 orang
dokumentasi , dan bertanggung jawab
keseluruhan materi untuk walking seminar.
• Peserta diskusi dapat terdiri 8-12 orang

Tehnik metaplan
• Setiap orang dalam kelompok menulis ide.
• Ide yang keluar dari otak merupakan suatu pemikiran,
ditulis satu ide satu kartu kertas yang berbentuk segi
empat.
• Dalam diskusi terjadi curah pendapat (brain storming)
adalah penting dimana setiap ide bebas disampaikan
tanpa diadili kebenaran atau kesalahan.
• Kemudian semua kartu dikumpulkan dan ditempel
pada papan tulis yang dialasi oleh kertas coklat.
• Saat itu ide mulai diproses. Kartu disusun sesuai
kategori dan hasilnya menunjukkan temuan baru yang
tidak disadari oleh satu orang.

Keunggulan :
• Mampu menggali pendapat individu. Hak individu sama dalam
mengemukakan pendapat tanpa takut karena memakai media tulisan
tanpa nama.
• Mampu membangun kesepakatan tanpa bentrok kepentingan.
• Peserta tidak homogen
• Merupakan media pembelajaran dewasa
• Perbandingan keunggulan metaplan dibanding dengan fokus grup diskusi
(FGD) adalah : fasilitator dalam FGD harus mampu mendengarkan suara
kecil atau yang pelan yang biasanya disuarakan oleh seorang yang merasa
ragu atau direndahkan kedudukan atau kemampuannya dibanding peserta
lain. Sedangkan metaplan semua pendapat dapat ditangkap oleh
fasilitator melalui media tulis tanpa memberikan identitats penulis.
• Dapat dipakai untuk menggali solusi permasalahan bukan hanya bidang
kesehatan.
• Dapat dipakai untuk kelompok usia mulai 8 tahun

Prosedur pelaksanaan
1 Pengenalan problema.
2. Menggali pendapat peserta. Pendapat peserta secara bebas ditulis pada
kertas bentuk segi empat (meta) sesuai dengan tujuan metaplan. Tujuan
metaplan dapat hanya untuk kebenaran masalah, menggali akar masalah atau
mencari solusi masalah dari pendapat peserta. Dalam curah pendapat (brain
storming) adalah penting dimana setiap ide bebas disampaikan tanpa diadili
kebenaran atau kesalahan.
• Kemudian semua kartu dikumpulkan dan ditempel pada papan tulis yang
dialasi dengan kertas coklat.
3. Pengelompokan pendapat. Saat itu ide mulai diproses. Kartu disusun sesuai
kategori dan hasilnya menunjukkan temuan baru yang tidak disadari oleh satu
orang. Diskusikan setiap jawaban untuk membangun komitmen antar peserta.
Apabila terdapat suatu jawaban yang berbeda atau berlawanan kembalikan
solusinya kepada peserta, apakah jawaban tersebut masuk salah satu kategori
atau masuk kategori baru atau dibuang dari jawaban
4. Mengatur alur pikir dalam tahapan metaplan Diskusikan setiap langkah
untuk membangun komitmen antar peserta.

FASILITATOR
• Moto : fasilitator bukan penceramah, tetapi hanya
sebagai pemandu agar tujuan suatu pertemuan dapat
diarahkan sesuai goal.
• Fasilitator adalah seorang yang mampu mengajak
semua peserta diskusi dapat mengeluarkan pendapat
dan membentuk komitmen masyarakat untuk suatu
masalah dan upaya memecahkan masalah secara
partisipatif.
• Fasilitator harus mampu mendengar, menyampaikan
kembali suara yang didengar kemasyarakat tanpa
memasukkan pengaruh keilmuan dan kekuatan yang
dimiliki untuk suatu pendapat yang dilontarkan oleh
peserta diskusi. Kemampuan ini diperlukan untuk
menyusun bottom-up planning

Tahapan melakukan Fasilitasi :
• Perkenalan : untuk menghilangkan kesan formal maka dilakukan permainan
dalam pengenalan masing-masing peserta.
• Buat perjanjian aturan main dalam diskusi. Misal gak boleh nyalakan Hp, atau
berbicara dengan keras , ngrumpi dll sesuai yang diinginkan semua peserta.
• Melontarkan pertanyaan dan minta peserta menjawab tanpa diskusi dengan
peserta disebelahnya. Jangan berikan ceramah menyangkut penjelasan dari
kunci jawaban. Lakukan penjelasan untuk menulis apa yang dirasakan, dilihat
atau pengalaman mereka.
• Minta jawaban peserta ditulis pada kertas yang dibagikan. Ingat satu jawaban
satu kertas. Hal ini karena setiap satu jawaban mempunyai nilai, sehingga
jangan diperbolehkan menulis dua jawaban pada satu kertas. Seperti tulisan
yang menyatakan kata.... dan, atau...
• Atur semua jawaban yang sama dalam satu alur pada lembar kertas, papan,
atau dinding , kaca jendela yang diperbolehkan.
• Minta peserta membaca alur jawaban.
• Tanyakan komitmen peserta tentang semua jawaban apakah semua peserta
setuju atau sependapat. Apabila ada yang tidak setuju maka kembalikan
solusinya kepada peserta, apakah jawaban tersebut masuk salah satu kategori
atau masuk kategori baru atau dibuang dari jawaban.
• Setelah selesai ucapkan kata penutup kepada peserta.
• Kumpulkan semua data dalam alur metaplan untuk disajikan dalam walking
seminar di kelas.

Walking Seminar
• Seminar yang berlangsung dengan diskusi secara aktif
setelah semua peserta dalam kelompok membaca materi
bahasan yang tersaji di dinding ruang seminar (walking).
Sekilas seperti mading tetapi merupakan laporan hasil
kegiatan metaplan mahasiswa.
• Seminar ini merupakan kelanjutan dari tugas metaplan
sebagai bentuk sajian laporan untuk diskusi kelompok
dikelas. Sesuai dengan tata cara seminar, maka diskusi juga
dipandu oleh seorang moderator, tetapi beda dengan
seminar klasik karena materi sajian materi juga baru
dibaca saat pelaksanaan tersebut. Kegiatan in diakhiri
dengan testimoni proses metaplan sampai tahap walking
seminar

Keuntungan dari walking seminar :
• Latihan soft skill dalam hal melaksanakan seminar
yakni kejujuran, kesopanan, ketajaman membaca
masalah kesehatan masyarakat.
• Terjadi diskusi interaktif dalam kelompok yang
dapat berlangsung dalam satu periode waktu.
Jumlah kelompok penyaji dapat 8-10 kelompok
• Dosen dapat memonitor kejadian metaplan.
melalui sesi testimoni fasilitator yang merupakan
tahap penutup walking seminar.

Tugas metaplan : AKI
• Menggali faktor sosio- ekologi- budaya penyebab
kematian ibu bersalin baik dari sudut pandang
masyarakat dan nakes di wilayah puskesmas dan
pembantu puskesmas
• Menggali upaya yang telah dilakukan oleh masyarakat
dalam upaya menurunkan kejadian kematian ibu
bersalin baik dari pendapat masyarakat dan nakes
• Menggali macam upaya yang telah dilakukan oleh
pemerintah dalam upaya menurunkan kejadian
kematian ibu bersalin baik dari pendapat masyarakat
atau nakes


Slide 11

Metaplan
dan walking
seminar
TEMA
AKI

• Meta-plan adalah kegiatan diskusi untuk
menggali ide atau pendapat masyarakat tentang
suatu masalah secara individu dan membangun
komitmen pendapat atas hasil individu sebagai
keputusan kelompok secara bertahap
• Terdapat 1 orang fasilitator ( fasilitasi jalannya
FGD), 1 orang co fasilitator, 2 orang notulis ( data
sekunder dan menyusun laporan), 1 orang
dokumentasi , dan bertanggung jawab
keseluruhan materi untuk walking seminar.
• Peserta diskusi dapat terdiri 8-12 orang

Tehnik metaplan
• Setiap orang dalam kelompok menulis ide.
• Ide yang keluar dari otak merupakan suatu pemikiran,
ditulis satu ide satu kartu kertas yang berbentuk segi
empat.
• Dalam diskusi terjadi curah pendapat (brain storming)
adalah penting dimana setiap ide bebas disampaikan
tanpa diadili kebenaran atau kesalahan.
• Kemudian semua kartu dikumpulkan dan ditempel
pada papan tulis yang dialasi oleh kertas coklat.
• Saat itu ide mulai diproses. Kartu disusun sesuai
kategori dan hasilnya menunjukkan temuan baru yang
tidak disadari oleh satu orang.

Keunggulan :
• Mampu menggali pendapat individu. Hak individu sama dalam
mengemukakan pendapat tanpa takut karena memakai media tulisan
tanpa nama.
• Mampu membangun kesepakatan tanpa bentrok kepentingan.
• Peserta tidak homogen
• Merupakan media pembelajaran dewasa
• Perbandingan keunggulan metaplan dibanding dengan fokus grup diskusi
(FGD) adalah : fasilitator dalam FGD harus mampu mendengarkan suara
kecil atau yang pelan yang biasanya disuarakan oleh seorang yang merasa
ragu atau direndahkan kedudukan atau kemampuannya dibanding peserta
lain. Sedangkan metaplan semua pendapat dapat ditangkap oleh
fasilitator melalui media tulis tanpa memberikan identitats penulis.
• Dapat dipakai untuk menggali solusi permasalahan bukan hanya bidang
kesehatan.
• Dapat dipakai untuk kelompok usia mulai 8 tahun

Prosedur pelaksanaan
1 Pengenalan problema.
2. Menggali pendapat peserta. Pendapat peserta secara bebas ditulis pada
kertas bentuk segi empat (meta) sesuai dengan tujuan metaplan. Tujuan
metaplan dapat hanya untuk kebenaran masalah, menggali akar masalah atau
mencari solusi masalah dari pendapat peserta. Dalam curah pendapat (brain
storming) adalah penting dimana setiap ide bebas disampaikan tanpa diadili
kebenaran atau kesalahan.
• Kemudian semua kartu dikumpulkan dan ditempel pada papan tulis yang
dialasi dengan kertas coklat.
3. Pengelompokan pendapat. Saat itu ide mulai diproses. Kartu disusun sesuai
kategori dan hasilnya menunjukkan temuan baru yang tidak disadari oleh satu
orang. Diskusikan setiap jawaban untuk membangun komitmen antar peserta.
Apabila terdapat suatu jawaban yang berbeda atau berlawanan kembalikan
solusinya kepada peserta, apakah jawaban tersebut masuk salah satu kategori
atau masuk kategori baru atau dibuang dari jawaban
4. Mengatur alur pikir dalam tahapan metaplan Diskusikan setiap langkah
untuk membangun komitmen antar peserta.

FASILITATOR
• Moto : fasilitator bukan penceramah, tetapi hanya
sebagai pemandu agar tujuan suatu pertemuan dapat
diarahkan sesuai goal.
• Fasilitator adalah seorang yang mampu mengajak
semua peserta diskusi dapat mengeluarkan pendapat
dan membentuk komitmen masyarakat untuk suatu
masalah dan upaya memecahkan masalah secara
partisipatif.
• Fasilitator harus mampu mendengar, menyampaikan
kembali suara yang didengar kemasyarakat tanpa
memasukkan pengaruh keilmuan dan kekuatan yang
dimiliki untuk suatu pendapat yang dilontarkan oleh
peserta diskusi. Kemampuan ini diperlukan untuk
menyusun bottom-up planning

Tahapan melakukan Fasilitasi :
• Perkenalan : untuk menghilangkan kesan formal maka dilakukan permainan
dalam pengenalan masing-masing peserta.
• Buat perjanjian aturan main dalam diskusi. Misal gak boleh nyalakan Hp, atau
berbicara dengan keras , ngrumpi dll sesuai yang diinginkan semua peserta.
• Melontarkan pertanyaan dan minta peserta menjawab tanpa diskusi dengan
peserta disebelahnya. Jangan berikan ceramah menyangkut penjelasan dari
kunci jawaban. Lakukan penjelasan untuk menulis apa yang dirasakan, dilihat
atau pengalaman mereka.
• Minta jawaban peserta ditulis pada kertas yang dibagikan. Ingat satu jawaban
satu kertas. Hal ini karena setiap satu jawaban mempunyai nilai, sehingga
jangan diperbolehkan menulis dua jawaban pada satu kertas. Seperti tulisan
yang menyatakan kata.... dan, atau...
• Atur semua jawaban yang sama dalam satu alur pada lembar kertas, papan,
atau dinding , kaca jendela yang diperbolehkan.
• Minta peserta membaca alur jawaban.
• Tanyakan komitmen peserta tentang semua jawaban apakah semua peserta
setuju atau sependapat. Apabila ada yang tidak setuju maka kembalikan
solusinya kepada peserta, apakah jawaban tersebut masuk salah satu kategori
atau masuk kategori baru atau dibuang dari jawaban.
• Setelah selesai ucapkan kata penutup kepada peserta.
• Kumpulkan semua data dalam alur metaplan untuk disajikan dalam walking
seminar di kelas.

Walking Seminar
• Seminar yang berlangsung dengan diskusi secara aktif
setelah semua peserta dalam kelompok membaca materi
bahasan yang tersaji di dinding ruang seminar (walking).
Sekilas seperti mading tetapi merupakan laporan hasil
kegiatan metaplan mahasiswa.
• Seminar ini merupakan kelanjutan dari tugas metaplan
sebagai bentuk sajian laporan untuk diskusi kelompok
dikelas. Sesuai dengan tata cara seminar, maka diskusi juga
dipandu oleh seorang moderator, tetapi beda dengan
seminar klasik karena materi sajian materi juga baru
dibaca saat pelaksanaan tersebut. Kegiatan in diakhiri
dengan testimoni proses metaplan sampai tahap walking
seminar

Keuntungan dari walking seminar :
• Latihan soft skill dalam hal melaksanakan seminar
yakni kejujuran, kesopanan, ketajaman membaca
masalah kesehatan masyarakat.
• Terjadi diskusi interaktif dalam kelompok yang
dapat berlangsung dalam satu periode waktu.
Jumlah kelompok penyaji dapat 8-10 kelompok
• Dosen dapat memonitor kejadian metaplan.
melalui sesi testimoni fasilitator yang merupakan
tahap penutup walking seminar.

Tugas metaplan : AKI
• Menggali faktor sosio- ekologi- budaya penyebab
kematian ibu bersalin baik dari sudut pandang
masyarakat dan nakes di wilayah puskesmas dan
pembantu puskesmas
• Menggali upaya yang telah dilakukan oleh masyarakat
dalam upaya menurunkan kejadian kematian ibu
bersalin baik dari pendapat masyarakat dan nakes
• Menggali macam upaya yang telah dilakukan oleh
pemerintah dalam upaya menurunkan kejadian
kematian ibu bersalin baik dari pendapat masyarakat
atau nakes


Slide 12

Metaplan
dan walking
seminar
TEMA
AKI

• Meta-plan adalah kegiatan diskusi untuk
menggali ide atau pendapat masyarakat tentang
suatu masalah secara individu dan membangun
komitmen pendapat atas hasil individu sebagai
keputusan kelompok secara bertahap
• Terdapat 1 orang fasilitator ( fasilitasi jalannya
FGD), 1 orang co fasilitator, 2 orang notulis ( data
sekunder dan menyusun laporan), 1 orang
dokumentasi , dan bertanggung jawab
keseluruhan materi untuk walking seminar.
• Peserta diskusi dapat terdiri 8-12 orang

Tehnik metaplan
• Setiap orang dalam kelompok menulis ide.
• Ide yang keluar dari otak merupakan suatu pemikiran,
ditulis satu ide satu kartu kertas yang berbentuk segi
empat.
• Dalam diskusi terjadi curah pendapat (brain storming)
adalah penting dimana setiap ide bebas disampaikan
tanpa diadili kebenaran atau kesalahan.
• Kemudian semua kartu dikumpulkan dan ditempel
pada papan tulis yang dialasi oleh kertas coklat.
• Saat itu ide mulai diproses. Kartu disusun sesuai
kategori dan hasilnya menunjukkan temuan baru yang
tidak disadari oleh satu orang.

Keunggulan :
• Mampu menggali pendapat individu. Hak individu sama dalam
mengemukakan pendapat tanpa takut karena memakai media tulisan
tanpa nama.
• Mampu membangun kesepakatan tanpa bentrok kepentingan.
• Peserta tidak homogen
• Merupakan media pembelajaran dewasa
• Perbandingan keunggulan metaplan dibanding dengan fokus grup diskusi
(FGD) adalah : fasilitator dalam FGD harus mampu mendengarkan suara
kecil atau yang pelan yang biasanya disuarakan oleh seorang yang merasa
ragu atau direndahkan kedudukan atau kemampuannya dibanding peserta
lain. Sedangkan metaplan semua pendapat dapat ditangkap oleh
fasilitator melalui media tulis tanpa memberikan identitats penulis.
• Dapat dipakai untuk menggali solusi permasalahan bukan hanya bidang
kesehatan.
• Dapat dipakai untuk kelompok usia mulai 8 tahun

Prosedur pelaksanaan
1 Pengenalan problema.
2. Menggali pendapat peserta. Pendapat peserta secara bebas ditulis pada
kertas bentuk segi empat (meta) sesuai dengan tujuan metaplan. Tujuan
metaplan dapat hanya untuk kebenaran masalah, menggali akar masalah atau
mencari solusi masalah dari pendapat peserta. Dalam curah pendapat (brain
storming) adalah penting dimana setiap ide bebas disampaikan tanpa diadili
kebenaran atau kesalahan.
• Kemudian semua kartu dikumpulkan dan ditempel pada papan tulis yang
dialasi dengan kertas coklat.
3. Pengelompokan pendapat. Saat itu ide mulai diproses. Kartu disusun sesuai
kategori dan hasilnya menunjukkan temuan baru yang tidak disadari oleh satu
orang. Diskusikan setiap jawaban untuk membangun komitmen antar peserta.
Apabila terdapat suatu jawaban yang berbeda atau berlawanan kembalikan
solusinya kepada peserta, apakah jawaban tersebut masuk salah satu kategori
atau masuk kategori baru atau dibuang dari jawaban
4. Mengatur alur pikir dalam tahapan metaplan Diskusikan setiap langkah
untuk membangun komitmen antar peserta.

FASILITATOR
• Moto : fasilitator bukan penceramah, tetapi hanya
sebagai pemandu agar tujuan suatu pertemuan dapat
diarahkan sesuai goal.
• Fasilitator adalah seorang yang mampu mengajak
semua peserta diskusi dapat mengeluarkan pendapat
dan membentuk komitmen masyarakat untuk suatu
masalah dan upaya memecahkan masalah secara
partisipatif.
• Fasilitator harus mampu mendengar, menyampaikan
kembali suara yang didengar kemasyarakat tanpa
memasukkan pengaruh keilmuan dan kekuatan yang
dimiliki untuk suatu pendapat yang dilontarkan oleh
peserta diskusi. Kemampuan ini diperlukan untuk
menyusun bottom-up planning

Tahapan melakukan Fasilitasi :
• Perkenalan : untuk menghilangkan kesan formal maka dilakukan permainan
dalam pengenalan masing-masing peserta.
• Buat perjanjian aturan main dalam diskusi. Misal gak boleh nyalakan Hp, atau
berbicara dengan keras , ngrumpi dll sesuai yang diinginkan semua peserta.
• Melontarkan pertanyaan dan minta peserta menjawab tanpa diskusi dengan
peserta disebelahnya. Jangan berikan ceramah menyangkut penjelasan dari
kunci jawaban. Lakukan penjelasan untuk menulis apa yang dirasakan, dilihat
atau pengalaman mereka.
• Minta jawaban peserta ditulis pada kertas yang dibagikan. Ingat satu jawaban
satu kertas. Hal ini karena setiap satu jawaban mempunyai nilai, sehingga
jangan diperbolehkan menulis dua jawaban pada satu kertas. Seperti tulisan
yang menyatakan kata.... dan, atau...
• Atur semua jawaban yang sama dalam satu alur pada lembar kertas, papan,
atau dinding , kaca jendela yang diperbolehkan.
• Minta peserta membaca alur jawaban.
• Tanyakan komitmen peserta tentang semua jawaban apakah semua peserta
setuju atau sependapat. Apabila ada yang tidak setuju maka kembalikan
solusinya kepada peserta, apakah jawaban tersebut masuk salah satu kategori
atau masuk kategori baru atau dibuang dari jawaban.
• Setelah selesai ucapkan kata penutup kepada peserta.
• Kumpulkan semua data dalam alur metaplan untuk disajikan dalam walking
seminar di kelas.

Walking Seminar
• Seminar yang berlangsung dengan diskusi secara aktif
setelah semua peserta dalam kelompok membaca materi
bahasan yang tersaji di dinding ruang seminar (walking).
Sekilas seperti mading tetapi merupakan laporan hasil
kegiatan metaplan mahasiswa.
• Seminar ini merupakan kelanjutan dari tugas metaplan
sebagai bentuk sajian laporan untuk diskusi kelompok
dikelas. Sesuai dengan tata cara seminar, maka diskusi juga
dipandu oleh seorang moderator, tetapi beda dengan
seminar klasik karena materi sajian materi juga baru
dibaca saat pelaksanaan tersebut. Kegiatan in diakhiri
dengan testimoni proses metaplan sampai tahap walking
seminar

Keuntungan dari walking seminar :
• Latihan soft skill dalam hal melaksanakan seminar
yakni kejujuran, kesopanan, ketajaman membaca
masalah kesehatan masyarakat.
• Terjadi diskusi interaktif dalam kelompok yang
dapat berlangsung dalam satu periode waktu.
Jumlah kelompok penyaji dapat 8-10 kelompok
• Dosen dapat memonitor kejadian metaplan.
melalui sesi testimoni fasilitator yang merupakan
tahap penutup walking seminar.

Tugas metaplan : AKI
• Menggali faktor sosio- ekologi- budaya penyebab
kematian ibu bersalin baik dari sudut pandang
masyarakat dan nakes di wilayah puskesmas dan
pembantu puskesmas
• Menggali upaya yang telah dilakukan oleh masyarakat
dalam upaya menurunkan kejadian kematian ibu
bersalin baik dari pendapat masyarakat dan nakes
• Menggali macam upaya yang telah dilakukan oleh
pemerintah dalam upaya menurunkan kejadian
kematian ibu bersalin baik dari pendapat masyarakat
atau nakes