Integritas Kita Esksistensi Beradab Bahari PERADABAN AWAL Keniscayaan Alamiah (Geografis) – Daratan (Kontinental) • • • • Tanah, batu, gunung, sungai Hutan, perladangan, persawahan Domestifikasi binatang Pembagian kerja seksual – Kelautan (Bahari) • • • • Air, laut,

Download Report

Transcript Integritas Kita Esksistensi Beradab Bahari PERADABAN AWAL Keniscayaan Alamiah (Geografis) – Daratan (Kontinental) • • • • Tanah, batu, gunung, sungai Hutan, perladangan, persawahan Domestifikasi binatang Pembagian kerja seksual – Kelautan (Bahari) • • • • Air, laut,

Integritas Kita
Esksistensi Beradab Bahari
PERADABAN AWAL
Keniscayaan Alamiah (Geografis)
– Daratan (Kontinental)
•
•
•
•
Tanah, batu, gunung, sungai
Hutan, perladangan, persawahan
Domestifikasi binatang
Pembagian kerja seksual
– Kelautan (Bahari)
•
•
•
•
Air, laut, pantai
Ikan, bakau, pelayaran
Organik dengan lingkungan
Kesetaraan gender
DARATAN (KONTINENTAL)
Peradaban Stock
– Budaya menimbun kebutuhan berjangka panjang
– Perebutan wilayah dgn SDA tinggi  konfliktual 
dominasi
Kolonialisasi  imperialisme
– Spiritualitas berbasis Gunung  puncak
transendensi
– Adab Maskulin (Macho)  struktural  piramidal
– Materialistik  rasionalisme empirik  positivistik
– Keunggulan sub-specis mamalia: manuisa 
antroposentrisme  khalifah  monoteisme
KELAUTAN (BAHARI)
• Peradaban Organik
– Basis kosmologi & spiritual: horison
– Bandar-bandar sbg melting pot
– Egaliter, open-mind, kosmopolit, asimilatif, axenophobic  multikultural  demokratis
– Organik dengan lingkungan  manusia sinergis
– Feminin  perempuan ditinggikan
– Spiritualitas lokal  politeis
Kebudayaan Bahari
• Berbasis pada kosmologi horisontal tidak
struktural  atasan adalah bawahan vice versa
• Berbasis geografis pada bandar-bandar  ruang
dan waktu untuk semua bentuk pertemuan 
bukan raja/sultan tapi syah bandar (bahkan utk
setiap etnik)
• Pembentukan identitas personal dan komunal
berbasis pada perjumpaan praksis dan simbolik
dengan manusia/komunitas/bangsa lain  tidak
ada orisinalitas  “kau” atau “orang lain” adalah
elemen vital dalam pembentukan identitas diri
Kebudayaan Bahari (lanjutan)
• Dinamika kultural yang cair dan mengalir (pantha
rei, Yunani) tidak memberhalakan atau
memonumentalisir pencapaian.
• Semua produk kebudayaan tidak lagi milik
personal (by line),  milik publik, dipelihara dan
dikembangkan publik  kreator sudah mati (jauh
mendahului kaum paskastrukturalis/posmodernis)
• Proses pemberadaban (pembudayaan dalam arti
lokal) berbasis pada individu yang digugu dan
ditiru  learning by doing (nyantri, perguron)
Manusia Bahari
• Kebebasan manusia melakukan identifikasi diri
berbasis komunitas  komunalisme  variasi etnik
sangat kaya
• Individu tidaklah bebas sempurna tapi fakultatif 
insan komunal  homo sociuz
• Manusia berposisi, berfungsi, berperan setara secara
organik dengan entitas/makhluk di sekitarnya  noneksploatatif  mutualisme yang sinergis
• Terbuka dan menerima yang asing (the other, liyan)
secara setara  menjadi bagian integral (identitas) diri
• Menghargai setingginya orang lain/asing/tamu 
kesantunan  keramahan  berbagi  jujur
Sejarah Dua Milenia
• Kedatangan Arya-India  kerajaan konsentris (berpola
kontinental)  koloniasi
• Karpet merah untuk kolonialisme modern (Portugis,
Belanda, Inggris, Prancis, dll)  kolonialisme postmodern (AS, Jepang, Korea, Hongkong, dll)
• Identitas, kultur, dan adab Bahari yang tenggelam
(covered) oleh Kontinental akibat ketiadaan tradisi
kompetisi (bersaing), dominasi, penaklukan, konflik,
kekerasan, dll.
• Dominasi adab kontinental mendapat momentum
dalam pembentukan negara-bangsa modern Indonesia
 rasionalisme oksidental  demokrasi  kapitalisme
Integritas Kita Itu
• Discovering atau penyingkapan selimut/hijan
dari kebudayaan orisinal kita  reinventing
atau menemukan kembali akar dan dasardasar pembentukan kebudayaan dan
keadaban diri dan bangsa
• Memeriksa dan menganalisis potensi-potensi
terbaik sebagai bahan jawaban dari persoalanpersoalan mutakhir
Integritas Kita itu (lanjutan)
• Menciptakan guru-guru berbasis
pemberadaban bahari  menstimulasi elit
menjadi bagian dari anutan (guru-guru) sosial
dan kultural
• Menyusun sistem atau pola pengajaran baru
berbasis budaya dan integritas manusia bahari
• Mengembalikan kewenangan pengawasan
integritas pada otoritas informal-tradisional
ketimbang formal-modern
SELESAI