Materi Diskusi 1

Download Report

Transcript Materi Diskusi 1

PRODUK DAN JASA
BANK SYARIAH
Bahrussam Yunus
Disampaikan
Pada Diskusi I Hakim Tinggi dan hakim dalam Wil III
Di PTA Makassar Tgl.3 Januari 2014
Pendahuluan
• Pasca UU No.3 Tahun 2006 tentang Perubahan atas UU
No.7 Tahun 1989 ttg Peradilan Agama.
• Sengketa ekonomi syariah yang diterima di PA masih
terbatas, lebih-lebih pada tanggal 16 Juli 2008 setelah
ditetapkan UU No.21 Tahun 2008 tentang Perbankan
Syariah terjadi permasalahan baru karena memberikan
kemungkinan choice of forum (pilihan forum)
• Seorang pengusaha di kota Bagor Ir.H.Dadang Ahmad
tanggal 12 Agustus 2012 mengajukan uji matriil ke MK.
• Tanggal 29 Agustus 2013 MK memutuskan dengan
menyatakan; Penjelasan Pasal 55 ayat (2) UU No.21 Tahun
2008 bertentangan dg UUD 45 tidak mempunyai kekuatan
hukum mengikat
lanjutan
• Meskipun putusan MK sudah ada, tetapi bukan berarti
sudah aman, menurut Abd.Rahman (HA) masih ada
internal MA kurang setuju dan masih berusaha
menggagalkan dengan berencana mengajukan uji
matril
• Kalangan BI juga semula belum redha menerima
putusan MK, namun setelah kalangan kita di MA
melobi alhamdulillah mereka menerima dengan
catatan hakimnya harus profesional;
• 1. Hakim harus bersertifikat
• 2. Harus disiapkan tenaga instruktur
• 3. Upaya mandiri
Produk dan Jasa Bank Syariah
Penghimpunan
Penyaluran
Prinsip wadiah
Prinsip jual beli






Giro
Tabungan
Prinsip mudharabah


Deposito
Tabungan
Murabahah
Istishna
Salam
Ijarah
Prinsip bagi hasil


Mudharabah
Musyarakah
Jasa keuangan






Wakalah
Kafalah
Hiwalah
Rahn
Qardh
Sharf
Jenis Produk
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Titipan (Wadiah)
Mudharabah
Murabahah
Bagi Hasil (Syirkah)
Jual Beli (al Bai’)
Sewa (al Ijarah)
Jasa-jasa (Ja’alah)
Tukar Menukar Valuta (Sharf)
Produk dan Jasa Lainnya
Wadiah
• Wadiah adalah titipan murni dari satu pihak kepada pihak
lain, baik individu maupun badan hukum yang harus dijaga
dan dikembalikan kapan saja jika orang yang menitipkan itu
menarik kembali kapan ia menghendakinya (Sayyid Sabiq)
• Karena prinsip wadiah adalah titipan yang dapat diambil
sewaktu-waktu dan tidak dapat menghasilkan keuntungan,
maka produk yang dapat diterapkan untuk prinsip ini adalah
Giro dan Tabungan.
• Giro wadiah: simpanan dana yang bersifat titipan yang
penarikannya dapat dilakukan setiap saat
• Tabungan wadiah: simpanan dana nasabah pada bank yang
bersifat titipan dan penarikannya dapat dilakukan setiap saat
• Deposito:simpanan untuk kepenttingan investasi yang
penarikannya hanya dapat dilakukan pd wkt tertentu
Lanjutan..
• Wadiah dalam tataran aplikasi dibedakan;
• 1. al-Wadiah yad al Ammah (benda yang ditipkan
tidak boleh dimamfaatkan)
• 2. al-Wadiah yad al Dhamanah (benda yang
ditipkan diperbolehkan dimamfaatkan)
• Prinsip wadiah yang diterapkan adalah wadiah yad
dhamanah, yang diterapkan pada giro dan tabungan.
Bank boleh memanfaatkan harta titipan
• Pihak yang dititipi (bank) bertanggung jawab atas
keutuhan harta titipian
Skema Wadiah yad adh-Dhamanah
1. Titip dana
Nasabah
(Penitip)
Bank
(Penyimpan)
4. Beri bonus
3. Bagi hasil
2. Pemamfaatan
Nasabah
(Pembiayaan)
Rukun Wadiah
• Penitip / pemilik barang / harta (muwaddi’)
• Penerima titipan / orang yang menyimpan
(mustawda’)
• Barang / harta yang dititipkan
• Aqad / Ijab Qabul
Mudharabah
– Aqad usaha dua pihak dimana salah satunya memberikan modal
(Sahibul Mal) sedangkan yang lainnya memberikan keahlian
(Mudharib), dengan nisbah keuntungan yang disepakati dan
apabila terjadi kerugian, maka pemilik modal menanggung
kerugian tersebut.
– Karena karakter Mudharabah seperti ini, maka ia dapat
diterapkan pada dua produk, yaitu Tabungan dan Deposito
(simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada
waktu tertentu sesuai perjanjian)
– Dengan menerapkan Mudharabah pada tabungan dan deposito,
maka nasabah bertindak selaku Sahibul Mal dan Bank selaku
Mudharib
Lanjutan..
•
•
•
•
Nasabah dan bank harus menyepakati nisbah bagi hasil
ketika pembukaan tabungan dan deposito Mudharabah.
Simpanan dalam Tabungan dan Deposito Mudharabah
hanya dapat ditarik setelah jangka waktu tertentu (tidak
dapat ditarik sewaktu-waktu).
Pembagian hasil menurut tradisi yang berlaku. Di
Indonesia, pembagian hasil dilakukan pada tiap akhir
bulan
Dana tersebut digunakan Bank untuk melakukan
pembiayaan murabahah atau ijarah atau mudharabah
Jika Dilihat dari Kewenangan yang Diberikan oleh
Penyimpan Dana, Mudharabah Dibagi Tiga
• Mudharbah Muthlaqah->shahibul mal tidak
memberikan batasan (diberikan wewenang penuh)
atas dana yang diinvestasikan
• Mudharabah Muqayyadah->shahibul mal menetapkan
syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi oleh bank
(mudharib hanya bisa mengelola dana sesuai batasan
jenis usaha, tempat dan waku tertentu)
• Mudharabah Muqayyadah off Balance Sheet >penyaluran dana langsung kepada pelaksana usaha
(bank hanya perantara yang mempertemukan antara
pemilik dana dan pelaksana usaha)
Skema Mudharabah Muthlaqah
1. Titip dana
Penabung /
Deposan
Shahibul Maal
Bank :
-Mudharib
-Wkl Shahibul
Maal
4. Bagi hasil
3. Bagi hasil
2. Pemamfaatan
dana
Pengusaha
Rukun Mudharabah
•
•
•
•
•
Shahib al maal (pemilik modal / nasabah)
Mudharib (Bank)
Amal (pekerjaan)
Hasil (bagi hasil)
Aqad / Ijab qabul
Murabahah
• Adalah pembiayaan berdasarkan jual beli dimana bank
bertindak selaku penjual dan nasabah selaku pembeli.
• Harga beli diketahui bersama dan tingkat keuntungan untuk
bank disepakati di muka.
• Dalam fiqih klasik, murabahah dilakukan secara tunai,. Dalam
praktek perbankan, nasabah dapat membayar secara cicilan.
• Karena tidak membayar secara tunai, nasabah dapat diminta
untuk memberikan jaminan.
Lanjutan..
– Dalam fiqih klasik, penjual membeli barang langsung dari
penjual pertama. Dalam perbankan syariah, barang dapat
dikirim langsung kepada nasabah, bahkan nasabah dapat
membeli sendiri selaku wakil bank dalam membeli.
– Bank dapat meminta uang muka dari nasabah untuk
pembelian barang tersebut secara Murabahah.
– Apabila nasabah membayar tepat waktu atau melunasi
sebelum jatuh tempo, maka nasabah dapat meminta
keringanan (diskon) tetapi diberikan atau tidaknya
tergantung bank selaku penjual
MURABAHAH Menurut Fiqih
2. beli
BANK
PENJUAL 1
Hantar barang
1. pesan
3. jual
4. bayar
PEMBELI
17
MURABAHAH:
Praktek Perbankan Syariah
BANK
2. beli
PIHAK III
Kirim barang
1. pesan
3. jual
4. bayar
NASABAH
18
MURABAHAH:
Praktek Perbankan Syariah
BANK
PIHAK III
1a. Wakilkan
1. Pesan
4. Jual
5. Bayar cicil
2. Beli
3. Barang
NASABAH
19
SALAM
• Adalah pembiayaan berdasarkan jual beli tangguh/
pesanan (penyediaan dana atau tagihan untu transaksi jual
beli barang melalui pesanan)
• Dalam pembiayaan ini bank bertindak selaku pembeli
sedangkan nasabah bertindak selaku penjual. Uang
pembelian diberikan dimuka kepada nasabah.
• Karena barang akan dikirimkan kemudian, maka nasabah
selaku penjual berhutang barang kepada bank
• Sekilas transaksi ini mirip jual beli ijon, namun dalam
transaksi ini kuantitas, kualitas, harga dan waktu
penyerahan barang harus ditentukan secara pasti
Lanjutan...
• Dalam menjalankan aqad salam, pihak bank terlebih dahulu
harus bernegosiasi dengan calon nasabah melalui aqad salam
pertama
• Untuk memenuhi kewajiban kepada nasabah, bank harus
menjalankan jual beli salam dengan nasabah melalui aqad
salam kedua, dengan syarat aqad kedua tidak tergantung
dengan aqad pertama. Transaksi melalui dua aqad tersebut
disebut Salam Paralel
Lanjutan...
• Produk Salam biasanya diterapkan untuk pembiayaan
produk pertanian (agrobased industries) atau produk2
yang terstandarisir.
• Apabila nasabah gagal (wan prestasi, default)
menyerahkan barang yang dipesan, maka kewajiban
terhadap bank tidak berubah (karena secara hukum
nasabah berhutang penyerahan barang kepada bank).
Artinya penyerahan barang harus tetap dilakukan,
meskipun harus ditunda karena kegagalan.
Istisna
• Pembiayaan yang berdasarkan akad istisna mirip dengan Salam.
Perbedaannya terletak pada obyek yang dibiayai dan cara
pembayaran.
• Pada Salam pembayaran oleh bank dibayar dimuka sekaligus,
sedangkan pada istishna, pembayaran oleh bank dapat dicicil/
bertahap.
• Dalam menjalankan aqad istisna, pihak bank terlebih dahulu
bernegosiasi dengan calon nasabah melalui aqad istisna I. Untuk Untuk
memenuhi kewajiban kepada nasabah, bank harus menjalankan jual
beli istisna dengan nasabah melalui aqad istisna kedua. Transaksi
melalui dua aqad tersebut disebut Istisna Paralel
SALAM/ISTISNA
Menurut Fiqih
PENJUAL
1. pesan, bayar
2. Hantar barang
Stlh jangka waktu
PEMBELI
24
SALAM/ISTISNA:
Praktek Perbankan
PIHAK III
BANK
3. Jual dngn harga lbh tinggi
1. pesan, bayar
2. Hantar barang
Stlh jangka waktu
NASABAH
25
Ijarah (Sewa)
• Pembiayaan yang berdasarkan aqad Ijarah menempatkan
bank selaku pemberi sewa (mu’jir) dan nasabah selaku
penyewa (musta’jir)
• Pada fiqih klasik (pendapat jumhur), bank harus memiliki
barang sebelum menyewakan kepada nasabah.
• Pada umumnya bank tidak memiliki barang, tapi menyewa
dari pihak lain dan kemudian menyewakannya lagi kepada
nasabah dengan nilai sewa yang lebih tinggi. Hal ini
dibolehkan selama tidak ada kaitan antara akad sewa pertama
dengan akad kedua.
Lanjutan..
Dalam menyalurkan pembiayaan berdasarkan akad
ijarah, ada dua kategori besar
• Ijarah Manfaat (Barang)
– Ijarah
– Ijarah Muntahia Bittamlik
• Ijarah Amal (Kerja)
– Pendidikan
– Kesehatan
– Jasa lainnya
Lanjutan...
– Pembiayaan Ijarah dalam bank pada prinsipnya didasarkan pada
operating Ijarah, bukan financial lease atau capital lease.
Artinya sebagai pemilik sewa/asset bank bertanggungjawab atas
pemeliharaan asset yang disewa.
– Dalam melakukan ijarah bank dapat memberikan opsi bagi
nasabah untuk memiliki obyek yang disewanya. Hal ini
dimungkinkan apabila bank memiliki obyek tersebut. Produk ini
dikenal dengan nama Ijarah al Muntahiyyah Bittamlik atau
Ijarah wal Iqtina
– Ijarah Muntahiyyah Bittamlik pada dasarnya terdiri dari dua
akad. Yaitu akad sewa dan janji (opsi) pemilikan. Kepemilikan
tidak bisa dilakukan apabila akad sewa belum berakhir.
ijarah ‘amal
• Adalah pembiayaan Ijarah yang dilaksanakan
berdasarkan ijarah ‘amal, yaitu Ijarah atas jasa yang
diberikan selain atas jasa pemanfaatan manfaat
barang.
• Dalam perbankan syariah ijarah amal diterapkan untuk
pembiayaan jasa/manfaat kesehatan, pendidikan dan
lain-lain, termasuk di dalamnya pembiayaan untuk
perjalanan wisata keagamaan (umroh)
• Bank membeli paket jasa tersebut secara tunai dan
nasabah membayar kepada bank secara berkala/cicilan
IJARAH:
Menurut Fiqih
1. beli
MU’JIR
PIHAK III
barang
3. bayar
2. sewakan
MUSTA’JIR
30
IJARAH:
Praktek Perbankan
BANK
1. beli/sewa
PIHAK III
2. sewakan
4. Jual
(IBM)
3. bayar
NASABAH
31
Musyarakah
• Pembiayaan Musyarakah adalah pembiayaan yang kedua pihaknya (
bank dan nasabah) memberikan kontribusi modal
• Dalam Musyarakah, bank dan nasabah bertindak selaku syarik
(partner) yang masing-masing memberikan dana/barang untuk
usaha (bank memenuhi sebagian modal suatu usaha tertentu)
• Ketentuan pembagian keuntungan/hasil atau kerugian sesuai
dengan kaidah ushul: “Ar-ribhu bimat tafaqa, wal khasaratu biqadri
malihi”. (Keuntungan dibagi menurut kesepakatan, sedangkan
apabila terjadi kerugian dibagi menurut porsi modal masingmasing).
• Selaku syarik, bank berhak ikut serta dalam pengaturan
manajemen, sesuai kaidah musyarakah
Lanjutan...
• Seperti dalam Mudharabah, modal musyarakah akan
dikembalikan setelah jangka waktu usaha berakhir.
• Dalam perbankan, untuk tidak menyusahkan nasabah,
modal dapat dicicil atau ditabung agar pada saat
dikembalikan sudah tersedia.
• Mengikuti prinsip syariah, dalam Musyarakah tidak dapat
dikenakan jaminan
• Musyarakah Mutanaqisah
– Apabila modal musyarakah yang dicicil dijadikan cicilan modal
maka jenis musyarakah seperti ini disebut dalam perbankan
modern sebagai Musyarakah Mutanaqisah
– juga dapat digunakan dalam pembiayaan untuk pemilikan aset
oleh nasabah yang pada awalnya dibeli bersama bank.
MUSYARAKAH
NASABAH
BANK
1. kontrak
2. Modal
2. Modal
USAHA
3A
UNTUNG
3B
RUGI
34
Wakalah (Perwakilan)
• Menurut bahasa: Penyerahan, pendelegasian atau
pemberian mandat
• Menurut istilah: Aqad pemberian kuasa dari pemberi kuasa
kepada penerima kuasa untuk melaksanakan suatu tugas
atas nama pemberi kuasa
• Wakalah dalam aplikasi perbankan terjadi apabila nasabah
memberikan kuasa kepada bank untuk mewakilkan dirinya
melakukan pekerjaan tertentu
• Aplikasi pada bank syariah, biasanya diterapkan dalam
penerbitan letter of credit (L/C) atau penerusan permintaan
akan barang dalam negeri dari bank luar negeri (L/C ekspor)
• Wakalah juga dapat untuk mentransfer dana nasabah
kepada pihak lain
Kafalah
• Merupakan jaminan yang diberikan oleh penanggung
kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak
kedua atau yang ditanggung atau mengalihkan tanggung
jawab seorang yang dijamin dengan berpegang pada
tanggung jawab orang lain sebagai penjamin
• Bank bertindak sebagai penjamin (kafil), sedangkan
nasabah sebagai pihak yang dijamin (makfullah)
• Atas dana tersebut bank pada tanggung jawab orang lain
dapat memperlakukannya dengan prinsip wadiah
• Biasanya penerbitan bank garansi (surat jaminan bank)
yang terdiri jaminan tender, uang muka dan jaminan
pelaksanaan
Lanjutan...
• Kafalah dibagi;
1. Kafalah bin nafs (aqad memberikan jaminan
atas diri penjamin)
2. Kafalah bil mal (jaminan pembayaran atau
pelunasan utang)
3. Kafalah mulaqah dan munjazah (jaminan
muthlak yang dibatasi oleh kurun waktu
dan tujuan tertentu)
Hiwalah
• Memindahkan utang dari tanggungan orang yang berutang (muhil)
menjadi tanggungan orang yang berkewajiban membayar utang (muhal
alih)
• Dalam perbankan syariah fasilitas hiwalah lazimnya untuk membantu
supplier mendapatkan modal tunai agar dapat melanjutkan usahanya
• Untuk mengantisipasi resiko kerugian yang kan timbul, bank perlu
melakukan penelitian atas kemampuan pihak yang berutang dan
kebenaran transaksi antara yang memindahkan piutang dengan yang
berutang
• Misalnya seorang supplier bahan bangunan menjual barang kepada
pemilik proyek yang akan dibayar dua bulan kemudian. Karena kebutuhan
supplier akan likuiditas, maka ia meminta bank untuk mengambil alih
piutangnya. Bank akan menerima pembayaran dari pemilik proyek
Rahn (gadai)
• Menahan salah satu harta milik orang yang meminjam
sebagai jamininan atas pinjaman yang diterimanya Secara
sederhana rahn adalah jaminan utang atau gadai.
• Tujuannya untuk memberikan jaminan pembayaran
kembali ke bank dalam memberikan pembiayaan
• Biasanya aqad yang digunakan adalah aqad qardh wal
ijarah, yaitu pemberian pinjaman dari bank untuk nasabah
yang disrtai dengan penyerahan tugas agar bank menjaga
barang jaminan yang diserahkan itu
• Aqad rahn merupakan aqad pergadaian barang dari satu
pihak kepada pihak lain, dengan uang sebagai gantinya
Qardh (Pinjaman)
• Pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau diminta
kembali
• Menurut teknis perbankan, qardh adalah pmberian pinjaman dari
bank kepada nasabah yang digunakan untuk kebutuhan yang
mendesak. Pengembalian pinjaman ditentukan dalam jangka waktu
(sesuai kesepakatan bersama)
• Aplikasinya dalam perbankan biasanya dalam emat hal;
• 1. pinjaman talangan haji
• 2. pinjaman tunai dari produk kartu kredit dimana nasabah di beri
keluasan untuk menarik uang tunai milik bank melalui ATM
• 3. pinjaman kepada pengusaha kecil
• 4. pinjaman kepada pengurus bank
Sharf (jual beli vluta asing)
• Secara harfiah adalah penambahan,
penukaran, pamalingan atau transaksi jual beli
• Menurut istilah adalah perjanjian jual beli
suatu valuta dengan valuta lainnya
AKHIR PRESENTASI
TERIMA KASIH ATAS PERHATIAN
ANDA