Pengembangan Lembaga Ekonomi Masjid dan Manajemen

Download Report

Transcript Pengembangan Lembaga Ekonomi Masjid dan Manajemen

Raffles City Hotel
7 Maret 2014
Curriculum Vitae
Nama
: Drs. H. Mulya Hudori, M.Pd
Tgl Lahir
: Bandung, 5 Nopember 1963
Pangkat/Gol : Pembina Tk 1 / IV/b
Pendididikan :
1. S.1 : IAIN Bandung tahun 1988
2. S.2 : Universitas Bengkulu Tahun 2007
Riwayat Pekerjaan :
1. Kepala MAN Al-Hidayah – IPUH tahun 1992
2. Kepala MAN IPUH 1997
3. Kepala MAN Arga Makmur 2003
4. Kepala MAN 2 Padang Kemiling 2007
5. Kepala Seksi Penyuluhan Haji dan Umroh pada Bidang Hazawa
Kanwil Kemenag tahun 2007
6. Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Lebong (2007-2013)
7. Kabag TU Kanwil Kemenag Provinsi Bengkulu (2013-Sekarang)
Visi Kementerian Agama Provinsi Bengkulu
Lima Misi Kementerian Agama
• Meningkatkan Kualitas Kehidupan Beragama
• Meningkatkan Kualitas Kerukunan Umat
Beragama
• Meningkatkan Kualitas Raudhatul Athfal
Madrasah, Pendidikan Agama dan
Pendidikan Keagamaan
• Peningkatan Kualitas Penyelenggaraan
Ibadah Haji,.
• Mewujudkan Tata Kelola Kepemerintahan
yang Bersih dan berwibawa
Pengatar
LEMBAGA Adalah
sesuatu yang memiliki
unsur-unsur seperti
struktur, manajemen,
fungsi, hak dan
kewajiban
Lembaga Keuangan Masjid
adalah sesuatu yang memiliki
unsur-unsur seperti struktur,
manajemen, fungsi, hak dan
kewajiban terkait pengelolaan
keuangan masjid sebagai
sentral kegiatan keagamaan
umat Islam
Firman Allah :
Yang memakmurkan masjid-masjid Allah hanyalah
orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari
akhirat, melaksanakan shalat, menunaikan zakat,
dan takut hanya kepada Allah. Mudah-mudahan
orang-orang mukmin itu menjadi golongan orang
yang mendapatkan hidayah. (QS. At-Taubah:18)
Kegiatan Masjid
 PEMBINAAN IDARAH (kegiatan yang
menyangkut admisnitrasi, menejemen dan
organisasi masjid).
 PEMBINAAN IMARAH (kegiatan
memakmurkan masjid, dengan multi
kegiatan baik bidang Ibadah ataupun
Muamalah)
 PEMBINAAN RI’AYAH (Kegiatan
pemeliharaan bangunan, peralatan, sarana
& prasarana, serta lingkungan dan
kebersihan)
Sumber Pemasukan
Sumber pemasukan keuangan
masjid umumnya bersumber dari
Zakat, infaq , shadaqah, dan
wakaf serta Usaha ekonomi,
yaitu dana yang diperoleh
dengan melakukan aktivitas
ekonomi, khususnya di bidang
jasa dan perdagangan.
Sehingga administrasi pengelolaan
keuangan masjid harus
menyediakan kolom pos
pemasukan keuangan minimal tiga
atau empat sumber pemasukan
tersebut (zakat/Infaq-shadaqah/
wakaf), sehingga jelas formulasi
pemberdayaannya.
Donatur Masjid
 Donatur tetap, yaitu sumbangan dari jama’ah
atau pihak lain yang secara periodik memberikan
infaq.
 Donatur tidak tetap, yaitu sumbangan dari
berbagai pihak yang dilakukan dengan
mengajukan permohonan, misalnya kepada
instansi pemerintan, instansi swasta, lembaga
donor atau simpatisan.
 Donatur bebas, yaitu sumbangan yang diperoleh
dari lingkungan jama’ah sendiri atau pihak luar
yang bersifat insidentil. Hal ini dilakukan dengan
menyediakan Kotak Amal maupun penggalangan
dana masyarakat.
Problematika Masjid
Kegiatan kepengurusan Pasif
Pengurus Tertutup
Pengurus/Jemaah Berpihak
pada satu golongan/faham
Masjid tidak boleh untuk sarana
keduniaan
Aspek sosial masjid
tertinggalkan
PERTAMA
Masjid harus dipandang sebagai
"benda bergerak", dalam artian
masjid harus dijalankan
berdasarkan kepentingan umat,
makanya harus berorientasi
kepada hal yang dapat
menggerakkan ekonomi
keumatan
KEDUA
Melakukan Sosialiasi kepada
para nazir tentang argumen
keagaman yang mengarah
kepada pengembangan fungsi
masjid selain sebagai sarana
ibadah murni juga harus
menjadi sarana ibadah sosial
KETIGA
Perlu adanya masjid
percontohan yang dapat
dijadikan sebagai
model untuk
pengembangan masjid
yang lainnya
KEEMPAT
Pengelolaan Keuangan Harus Baik
Uang yang masuk dan keluar harus
halal, jelas sumbernya, tercatat
dengan rapi dan dilaporkan secara
periodik. Demikian pula prosedur
pemasukan dan pengeluaran dana
harus ditata dan dilaksanakan
dengan baik.
KELIMA
Mengimplementasikan Nilai-nilai syari’ah
diantaranya:
1. Nilai shiddiq (kejujuran)
2. Nilai amanah (dipercaya)
3. Nilai tabligh (dalam berbagai
hal disampaikan dengan benar)
4. Nilai fatanah
(cerdas/profesional)
KEENAM
Lakukan Beberapa Alternatif Dalam
Pengelolaan Keuangan Masjid
 Pengelolan atau pemberdayaan keuangan
masjid dapat didasarkan pada sumber
pemasukannya (ZIS atau wakaf)
 Dalam hal ini bisa jadi bersifat konsumtif
/habis pakai dan bersifat produktif/atau
pemberdayaan ekonomi masyarakat.
KETUJUH
Membentuk UPZ MASJID
Perspektif urusan zakat ke
depan, jika didasarkan
kepada pasal 38, maka
pengurus masjid harus
membentuk Unit Pengumpul
Zakat (UPZ).
KEDELAPAN
Menerapkan Prinsip-Prinsip transaksi
ekonomi menurut Islam yaitu :
1. Keadilan
2. Kebersamaan
3. Efisiensi
Burung Irian Burung Cendrawasih
Cukup sekian dan terima kasih
SAMPAI JUMPA