ANEMIA - Fakultas Keperawatan Universitas Andalas

Download Report

Transcript ANEMIA - Fakultas Keperawatan Universitas Andalas

EMIL HURIANI
ANEMIA
Definisi
Suatu kondisi rendahnya kadar Hb
dibandingkan dengan kadar normal, yang
menunjukkan kurangnya jumlah sel darah
merah yang bersirkulasi. Akibatnya
jumlah oksigen yang diangkut ke jaringan
tubuh berkurang
Klasifikasi menurut etiologi

Kehilangan sel darah merah
Terjadi karena perdarahan yang disebabkan
oleh penyebab-penyebab utama (sal cerna,
uterus, hidung, luka)
Akut
Kronik
Klasifikasi menurut etiologi

Penurunan produksi sel darah merah
Rendahnya produksi SDM karena defisiensi
faktor yang berperan dalam eritropoesis (as.
Folat, Vit B 12, zat fesi).
Juga pada depresi sumsum tulang (tumor,
pengobatan, toksin) atau ketidakadekuatan
stimulasi karena kurangnya eritropoetin
pada GGK
Klasifikasi menurut etiologi

Peningkatan penghancuran sel
darah merah
Overaktif sistem retikular
endoplasmik/RES (rermasuk
hipersplenisme) atau karena
produksi SDM abnormal yang
dihancurkan oleh RES (spt. Anemia
sickle sel)
Ekstrinsik karena trauma, antibodi
dan agen infeksi/toksin
Anemia Defisiensi Besi



Gangguan sintesis Heme
2/3 zat besi dlm tubuh berbentuk Heme
pada hemoglobin, 1/3 dalam bentuk
feritin dan hemosiderin dalam sumsum
tulang, limpa, hepar, dan makrofage
Etiologi: intake tidak adekuat,
malabsorpsi, kehilangan darah dan
hemolisis
Thalasemia



Kelainan genetik autosomal resesif
mengakibatkan produksi hemoglobin
normal tidak adekuat
Terjadi gangguan sintesis Hb karena
diikuti gangguan protein globulin
Heterozigot: thalasemia minor,
Homozigot: thalasemia mayor
Anemia Megaloblastik

Defisiensi Cobalamin (Vit B 12)
Sel parietal pada mukosa gaster tidak
memproduksi faktor instrinsik sehingga tidak
terjadi penyerapan Vit B 12 (faktor ekstrinsik)

Defisiensi As Folat
As folat diperlukan untuk sintesis DNA dalam
pembuatan dan maturasi sel darah merah
Anemia Aplastik


Penyakit dimana terjadi penurunan
semua tipe sel darah (RBC, WBC,
platelet) dan hiposelular sumsum tulang
Etiologi: Kongenital (sindrom Fanconi),
Didapat (agen kimia, toksin, obat,
idiopatik, kehamilan, radiasi, infeksi virus
dan bakteri)
Temuan Laboratorium

Perdarahan Saluran Cerna, menorrhagia,
epistaksis, trauma




Retikulosit ↑
Hb/Ht normal pada awal pendarahan,
kemudian ↓
MCV normal pada awal, segera ↓ setelah
pendarahan
Kadar Ferritin dan zat Besi ↓
Temuan Laboratorium

Hipoploliferasi
Defisiensi Besi
Retikulosit ↓, Ferritin ↓,
Saturasi Besi ↓, MCV ↓,
TIBC ↑
Defisiensi Vit B 12
(megaloblastik)
Kadar Vit B 12 ↓
MCV ↑, As. Folat ↓
Penurunan produksi
eritropoetin (Disfungsi
renal)
Kanker, Inflamasi
Eritropoetin ↓, MCV dan
MCHC normal, kreatinin ↑,
Zat besi ↓, TIBC ↓
MCV dan MCHC normal
Eritropoetin Normal/ ↓
Ferritin ↑, saturasi besi ↑
Temuan Laboratorium
 Hemolitik
Ggn eritropoesis (anemia
sickle sel, thalasemia,
hemoglobinopati lain)
MCV ↓,
SDM berfragmen
Retikulosit ↑
Hipersplenisme (hemolisis)
MCV ↑
Anemia karena obat
Anemia Autoimun
Bervariasi tergantung
obat
Spherosit ↑
Anemia karena katub
buatan
SDM berfragmen/
pecah
Penatalaksanaan Medis
Tujuan
 Menghilangkan/mengontrol faktor
penyebab
 Menghilangkan manifestasi klinis
 Mencegah komplikasi
Penatalaksanaan Medis

Terapi Oksigen
Kompensasi berkurangnya pengangkut oksigen
dan membantu mengurangi kerja jantung

Transfusi Darah
Terutama pada kehilangan darah akut (Hb <
6gr/dl) atau yang tidak respon terhadap
pengobatan lain.
Pemberian jangka panjang berisiko tinggi
kelebihan zat besi (kardiomiopati,
perikarditis, aritmia, GJK, insufisiensi tiroid,
malfungsi pankreas dan endokrin, fibrosis
hepar, perubahan warna kulit)
Penatalaksanaan Medis

Agen penghancur zat besi
Defroksamin dapat mencegah kelebihan zat
besi

Eritropoetin
Injeksi subkutan untuk mengobat penyakit
kronik anemia. Sumsum tulang harus mampu
memproduksi SDM dan harus tersedia
nutrien


Zat besi dan vit B 12
Diet tinggi zat besi
Pada penyakit defisiensi nutrisi atau kehilangan
darah, nutrisi dapat meningkatkan produksi
SDM
Pengkajian
Gejala Umum
 Keletihan, fatigue, kelemahan umum
 Kulit dan membran mukosa (sklera, mukosa oral)
pucat
 Joundice pada megaloblastik dan hemolitik
 Lidah merah dan ada lesi pada defisiensi besi
 Ulserasi mulut (angular cheilosis) pada
megaloblastik dan defisiensi besi
 Kuku cekung, bergerigi dan memutih pada
defisiensi besi
Pengkajian





Riwayat penggunaan obat yang
mempengaruhi sumsum tulang dan
metabolisme asam folat
Riwayat penggunaan alkohol (jumlah dan
lamanya)
Riwayat keluarga
Aktifitas atletik
Nutrisi:



Defisiensi esensial: Zat besi, asam folat, Vit B 12
Sosial ekonomi rendah
Vegetarian ketat tanpa suplemen Vit B 12
Pengkajian
Pola kesehatan fungsional
 Persepsi kesehatan, manajemen
kesehatan
 Nutrisi, metabolik
 Eliminasi
 Aktifitas, latihan
 Kognitif, persepsi
 Seksualitas, reproduksi
Pemeriksaan Fisik
Status kardiologi
 Kadar Hb yang rendah memacu jantung
untuk memompa lebih cepat dan kuat


Gejala: Takikardi, palpitasi, dispnea, pusing,
orthopnea
Tanda: kardiomegali, hepatomegali, Edema
perifer
Pemeriksaan Fisik
Sistem pencernaan
 Keluhan: Mual/muntah, melena, diare, anoreksia,
glossitis
 Pemeriksaan Feses: ditemukan darah
 Kaji periode dan jumlah menstruasi pada wanita
 Kaji penggunaan suplemen zat besi pada
kehamilan
Sistem neurologi
 Parestesia, ataksia, koordinasi buruk, bingung
Masalah Keperawatan



Gangguan perfusi jaringan perifer b.d penurunan
komponen seluler pengangkut O2, gangguan
pengikatan oksigen oleh hemoglobin
Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan suplai dan
kebutuhan O2
Gangguan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d
gangguan pencernaan atau ketidakmampuan
mencerna/menyerap nutrisi yang penting dalam
pembentukan SDM normal
Masalah keperawatan



Resiko tinggi gangguan integritas kulit
b.d perubahan sirkulasi dan neurologi,
gangguan mobilisasi, defisiensi nutrisi
Konstipasi / diare b.d penurunan
masukan, perubahan proses pencernaan,
efek samping obat
Resiko tinggi infeksi b.d
ketidakadekuatan pertahanan seluler dan
ketidakadekuatan pertahanan primer
Pendarahan Sal. Cerna,
uterus, hidung, Luka
Defisiensi Besi, Vit B 12,
As. Folat
Kehilangan SDM
Depresi Sumsum tulang,
eritropoetin ↓
Overaktif RES,
Prod SDM
Abnormal
Penghancuran
SDM ↑
Prod SDM ↓
Penurunan
jumlah eritrosit
Penurunan Kadar Hb
Kompensasi
Jantung
Pe↑ Frekwensi
Pe↑
Kontraktilitas
Takikardi
Palpitasi
Penebalan
dinding
ventrikel
Kompensasi
Paru
Efek GI
Pe ↑ frek
nafas
Gangguan
Penyerapan
nutrisi
Dyspnea
Kardiomegali
Konstipasi,
Diare
Hipoksia Serat
saraf
Parestesia, mati
rasa, ataksia, Ggn
koordinasi, bingung
Prioritas Keperawatan




Meningkatkan perfusi jaringan
Memenuhi kebutuhan cairan dan nutrisi
Mencagah komplikasi
Memberikan informasi mengenai proses
penyakit, prognosis dan pengobatan
Tujuan Perawatan



ADL terpenuhi secara mandiri atau
dibantu
Komplikasi dapat dicegah/dikurangi
Proses penyakit, prognosis dan
pengobatan dipahami
Diagnosa Keperawatan 1:
gangguan perfusi jaringan

B.d penurunan komponen seluler yang
penting untuk pengangkutan oksigen dan
nutrisi ke sel
Gangguan perfusi jaringan perifer
Intervensi:
 Perawatan sirkulasi
 Pengaturan hemodinamik
 Manajemen cairan dan elektrolit
 Manajemen sensasi perifer
 Monitoring tanda vital
 Terapi oksigen
Tugas Individu

Buatlah rencana keperawatan lengkap (3
dx kep) pada pasien dengan gagal
jantung meliputi



Diagnosa Keperawatan, etiologi dan gejala
Kriteria Hasil
Intervensi dan aktivitas
Dengan merujuk pada NANDA, NOC dan
NIC
Daftar Bacaan

Black, J. M., Hawks, J. H. & Keene, A. M. (2001). Medical
surgical nursing: Clinical management for positive outcome (6th
ed.). Philadelphia: WB Saunders Company.



Lewis, S. M., Heikemper, M. M.. & Dirksen, S.R. (2004). Medical
surgical nursing: Assessment and management of clinical
problems (6th Ed). Missouri: Mosby Inc.
McCance, K. L. & Huether, S. E. (2002). Pathophysiology: The
biologic basic for disease in adults & children (4th ed.). Missouri:
Mosby Inc.
Woods, S. L., Froelicher, E. S. S. & Motzer, S. U. (2000). Cardiac
nursing (4th ed.). Philadelphia: Lippincott.