ANALISIS KEBIJAKAN PUBLIK

Download Report

Transcript ANALISIS KEBIJAKAN PUBLIK

PENGELOLAAN
PEMBELAJARAN IPS DENGAN
PENDEKATAN CONTEXTUAL
TEACHING AND LEARNING
(CTL) DI SEKOLAH STANDAR
NASIONAL
(Studi Situs SMP N 1 Grobogan Kabupaten Grobogan)
Oleh :
TRI MULYANTO
NIM : Q 100080357
A. Latar Belakang
Sekolah sebagai sistem pendidikan formal
tersusun atas beberapa unsur, diantaranya
unsur guru selaku tenaga pendidik dan siswa
selaku peserta didik yang berjalan dengan
norma tertentu dalam bentuk kurikulum
Agar proses belajar mengajar bermakna,
maka perlu adanya interaksi yang sinergis
antara guru dan siswa


Mutu pendidikan ditentukan oleh berbagai faktor,
salah satunya adalah guru. Meskipun faktor-faktor
lain juga mempunyai andil dalam merosotnya mutu
pendidikan, namun guru merupakan salah satu
faktor penentu karena gurulah yang secara
langsung mengelola interaksi dengan peserta didik
dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran yang berorientasi pada penguasaan
materi terbukti berhasil dalam kompetisi mengingat
jangka pendek tetapi gagal dalam membekali anak
memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka
panjang
 Objek studi IPS merupakan integrasi dari
berbagai ilmu-ilmu sosial, maka
diperlukan model pembelajaran yang
tepat.
 CTL merupakan konsep belajar yang
mengkaitkan antara materi dengan situasi
dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan
dan penerapannya dalam kehidupan
meraka sebagai anggota masyarakat.
B. Fokus
Bagaimanakah Pengelolaan Pembelajaran
IPS dengan Pendekatan CTL di SSN (Studi
Situs SMP N 1 Grobogan)?
Faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi Pengelolaan Pembelajaran
IPS dengan Pendekatan CTL di SSN (Studi
Situs SMP N 1 Grobogan)?
C. Tujuan Penelitian
Mendeskripsikan Pengelolaan
Pembelajaran IPS dengan Pendekatan
CTL di SSN (Studi Situs SMP N 1
Grobogan)?
Mengetahui faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi Pengelolaan
Pembelajaran IPS dengan Pendekatan
CTL di SSN (Studi Situs SMP N 1
Grobogan)?
D. Manfaat Penelitian
Memberikan sumbangan teoritik dan
praktik tentang Pengelolaan Pembelajaran
IPS dengan Pendekatan CTL di Sekolah
Standar Nasional (Studi Situs SMP Negeri 1
Grobogan)
Memberikan gambaran tentang faktorfaktor yang mempengaruhi Pengelolaan
Pembelajaran IPS dengan Pendekatan CTL
di Sekolah Standar Nasional (Studi Situs
SMP Negeri 1 Grobogan)
 Memberikan masukan dalam upaya
peningkatan pembelajaran IPS dengan
pendekatan Contextual Teaching and Learning
(CTL)
E. Kajian Teori
 Pengelolaan dapat dimaknai sebagai upaya
pengaturan terhadap sesuatu yang meliputi
proses (a) perencanaan (Planning), (b)
pengorganisasian (Organizing), (c)
pelaksanaan (Actuating), dan (d) kontrol
(Controling) terhadap pelaksanaan
program.
 Pengelolaan Kelas

Pengertian
 Pengelolaan kelas ( classroom management
) berdasarkan pendekatan menurut Weber
diklasifikasikan kedalam dua pengertian,
yaitu berdasarkan pendekatan otoriter dan
pendekatan permisi
Pengelolaan dan Pembelajaran
Pengelolaan dan pembelajaran dapat
dibedakan tapi memilki fungsi yang sama.
Pengelolaan tekannya lebih kuat pada aspek
pengaturan ( management ) lingkungan
pembelajaran, sementara pembelajaran (
instruction ) lebih kuat berkenaan dengan
aspek mengelola atau memproses materi
pelajaran. Pada akhirnya dari kedua aktivitas
tersebut, keduanya dilakukan dalam rangka
untuk mencapai tujuan yang sama yaitiu
tujuan pembelajaran
Komponen-komponen
Pengelolan Kelas
 Pengelolaan kelas dilakukan untuk
mendukung terjadinya proses pembelajaran
yang lebih berkualitas. Oleh karena itu
pendekatan atau teori apapun yang dipilih
dan yang dijadikan dasar dalam pengelolaan
kelas, harus diorientasikan pada terciptanya
proses pembelajaran secara aktif dan
produktif
 Untuk mendukung proses pembelajaran
tersebut, maka unsur-unsur pengelolaan
meliputi dua tindakan, yaitu 1) Model
tindakan, dan 2) Modifikasi tingkah
laku
Model Tindakan
 1) Preventif , yaitu upaya yang dilakukan oleh
guru untuk mencegah terjadinya gangguan
dalam pembelajaran, meliputi :;(a) Tanggap
/peka, sikap tanggap ini ditunjukan oleh
kemampuan guru secara dini (b) Perhatian
yaitu selalu mencurahkan perhatian pada
berbagai aktivitas,
 2) Refrensif, keterampilan refrensif tidak
diartikan sebagai tindakan kekerasan seperti
halnya penanganan dalam gangguan
keamanan.
Modifikasi Tingkah Laku
Modifikasi tingkah laku yaitu bahwa
setiap tingkah laku dapat diamati. Oleh
karena itu bagaimana dengan tingkah
laku yang muncul dengan positif, guru
memberi respon positif agar kebiasaan
baik itu lebih kuat dan dapat dipelihara.
Pembelajaran
Proses pembelajaran adalah proses yang di
dalamnya terdapat kegiatan interaksi antara
guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang
berlangsung dalam situasi edukatif untuk
mencapai tujuan belajar (Rustaman dalam
Pujiastuti, 2008)
Dalam proses pembelajaran guru dan siswa
merupakan dua komponen yang tidak dapat
dipisahkan. Antara dua komponen tersebut
harus terjalin interaksi yang saling
menunjang agar hasil belajar siswa dapat
tercapai secara optimal.
Berdasarkan hasil diskusi dari (North Central Regional
Educational Laboratory, n.d.) dikatakan :
 The new definition of learning can serve as the
framework for restructuring a curriculum. By using a
new school-based definition of learning, drawn from
the research-based definition of learning, . . . all
members of a school community and its broader
community can develop a common language for
curricula reform. Sharing this language will help build a
community of individuals who have a common
framework for curricular reform. They will have a basis
for rethinking, as a community, the content and intent
of the curriculum
Dari beberapa pendapat tersebut dapat
dikatakan bahwa pembelajaran
merupakan satu proses interaksi antara
guru dengan siswa untuk mencapai
tujuan belajar tertentu sehingga terjadi
perubahan tingkah laku melalui praktik
maupun pengalaman sesuai dengan
kurikulum yang berlaku.
Proses pembelajaran yang ideal adalah
proses pembelajaran yang dikemas
dengan memperhatikan adanya
berbagai aspek baik itu kognitif, afektif,
maupun psikomotor
Dalam pembelajaran dikenal beberapa istilah
yang memiliki kesamaan makna, sehingga
seringkali orang merasa bingung untuk
membedakannya. Istilah-istilah tersebut
adalah: (1) pendekatan pembelajaran, (2)
strategi pembelajaran, (3) metode
pembelajaran; (4) teknik pembelajaran; (5)
taktik pembelajaran; dan (6) model
pembelajaran. Berikut ini akan dipaparkan
istilah-istilah tersebut, dengan harapan dapat
memberikan kejelasaan tentang penggunaan
istilah tersebut. (Akhmad Sudrajad, 2008).
Ilmu Pengetahuan Sosial
Ips merupakan materi pelajaran yang
mempunyai ruang lingkup amat luas,
meliputi kehidupan manusia dalam
masyarakat sehingga dalam proses
pembelajarannya harus dilakukan
bertahap dan berkesinambungan sesuai
dengan perkembangan kemampuan
peserta didik dan lingkup objek formal
IPS
Contextual Teaching And
Learning (CTL)
Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan
suatu proses pembelajaran holistic yang bertujuan
untuk membelajarkan peserta didik dalam memahami
bahan ajar secara bermakna (meaningfull) yang
dikaitkan dengan konteks kehidupan nyata, baik
berkaitan dengan lingkungan pribadi, agama, social,
ekonomi, maupun cultural
Sekolah Standar Nasional
Penjelasan PP No. 19 Tahun 2005 pasal
11 ayat 2 menyebutkan bahwa
pemerintah mengkategorikan
sekolah/yang telah atau hampir
memenuhi standar nasional ke dalam
kategori mandiri.
F. Metode Penelitian
Jenis dan Strategi Penelitian
- Mempertimbangkan fokus penelitian, maka penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif atau naturalistik
- Di samping itu penelitian kualitatif ini berlandaskan pada
phenomenologi - ethnografi yang menuntut pendekatan
holistik, mendudukkan obyek peneliti dalam suatu
konstruksi ganda, melihat obyeknya dalam suatu konteks
natural, bukan parsial Pada studi ethnografi menekankan
pembentukan teori berdasarkan data empirik, atau teori
yang dikonstruksi di lapangan.
- Strategi penelitian ini menggunakan kasus tunggal karena
peneliti hanya mengambil satu fokus kajian di lokasi, yaitu
pengelolaan Pembelajaran IPS dengan Pendekatan CTL di
Sekolah Standar Nasional (Studi Situs SMP N 1 Grobogan)
Lokasi Penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi sesuai
fokus yang telah ditetapkan, yaitu
berlokasi di SMP Negeri 1 Grobogan,
kecamatan Grobogan, kabupaten
Grobogan. Lokasi ini menjadi pilihan
peneliti karena : (1) lokasi ini mudah
dijangkau oleh peneliti karena letaknya
di tepi jalan raya, (2) sekolah tersebut
termasuk sekolah potensial.
Kehadiran Peneliti
 Rancangan etnografi pendidikan ini, berdasarkan
sudut pandang fenomenologi, semua tergantung
pada kedudukan peneliti Mantja dan Sutopo (dalam
Harsono, 2008) mengatakan bahwa “Peneliti
berkedudukan sebagai instrumen penelitian”. Dalam
penelitian ini kehadiran peneliti sebagai alat untuk
pengumpulan data yang menuntut terciptanya
hubungan yang lebih akrab, dan lebih wajar dengan
nara sumber. Peneliti harus dapat meyakinkan bahwa
hasil penelitian tidak akan digunakan untuk maksud
yang slah atau merugikan, sehingga kehadirannya
dapat diterima.
Data dan Sumber Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa
informasi tentang pengelolaan Pembelajaran IPS
dengan Pendekatan CTL di Sekolah Standar
Nasional (Studi Situs SMP N 1 Grobogan). Data
penelitian ini digali melalui tiga sumber data yaitu :
- Informan, yaitu orang yang dianggap mampu dan
dapat mempertanggungjawabkan untuk
memberikan informasi yang berkaitan dengan
pengelolaan Pembelajaran dengan Pendekatan CTL
di Sekolah Standar Nasional (Studi Situs SMP N 1
Grobogan) yang meliputi : Kepala Sekolah dan
Wakil Kepala Sekolah, guru mata pelajaran IPS.
- Arsip dan dokumen resmi sekolah : Kurikulum
Sekolah (KTSP), Silabus IPS, RPP
- Tempat dan peristiwa, berupa lokasi penelitian
2) Observasi
- Observasi merupakan suatu proses yang
kompleks, suatu proses yang tersusun dari
berbagai proses biologik, di antaranya adalah
proses pengamatan dan ingatan
- peneliti harus berperan lebih aktif dalam
lokasi studi, sehingga benar-benar terlibat
dalam kegiatan yang ditelitinya
- Observasi yang demikian itu disebut dengan
observasi partisipasi (Harsono, 2008).
- Pendekatan ini dipakai untuk memahami
persoalan-persoalan yang ada di sekitar
pelaku dan narasumber.
Teknik Pengumpulan Data
1) wawancara mendalam (indepth interviewing)
Wawancara mendalam merupakan “percakapan
terarah yang tujuannya untuk mengumpulkan
informasi etnografi atau memperkaya....” (Mantja
dalam Harsono, 2008)
Wawancara mendalam dapat diberi makna
kombinasi antara pertanyaan-pertanyaan deskriptif,
struktural, dan kontras.
Dalam melaksanakan wawancara mendalam
diusahakan mewawancarai narasumber yang
dianggap paling berkompeten dan menguasai
pokok permasalahan, yaitu Kepala Sekolah, wakil
kepala sekolah, dan guru mata pelajaran IPS
Observasi dilakukan pada saat penyusunan
proposal, pada saat berlangsungnya
wawancara, dan kesempatan lain yang
diperlukan.
Pengumpulan data dilakukan dengan
mengambil dokumen-dokumen outentik dari
objek penelitian untuk dijadikan sampel.
3) Analisis Dokumen
Teknis analisis dokumen dilakukan untuk
ditelaah, diurutkan dan dikelompokkan
dengan tujuan untuk disusun kesimpulan
sebagai hasil temuan penelitian. Dokumen
dan arsip di analisis kemudian di
deskripsikan secara rinci tentang : situasi,
kondisi, relevansi dengan peristiwa yang
dialami oleh sekolah dalam proses
pembelajaran sebagai upaya untuk
mencapai tujuan Pendidikan Nasional
melalui visi dan misi sekolah.
Teknik Cuplikan
peneliti menggunakan berbagai pertimbangan
berdasarkan teoritis yang digunakan, keingintahuan
pribadi, karakteristik empiris, dan sebagainya, serta
diarahkan sebagai usaha generasi teoritis bukan
perumusan karakteristik populasi.
Teknik cuplikan yang digunakan dalam penelitian ini
ialah Purposive Sampling dan Snowball Sampling.
Dengan menggunakan Purposive Sampling dan
Snowball Sampling. Peneliti cenderung memilih
informan yang dianggap mengetahui masalahnya
secara mendalam dan dapat dipercaya untuk menjadi
sumber data yang mantap
cara pemilihan informan pada waktu di lokasi
penelitian, yang kemudian berdasarkan petunjuk
informan tersebut peneliti menemukan informan baru
dan seterusnya berganti informan lainnya yang tidak
terencana sebelumnya sehingga peneliti
mendapatkan data yang lengkap dan mendalam.
Keabsahan Data
Data yang telah berhasil dikumpulkan peneliti
kemudian diusahakan kemantapan dan
kebenarannya guna mendapatkan dan
meningkatkan validitas data demi
memantapkan kesimpulan dan tafsir makna
penelitian.
Untuk menguji validitas data dapat ditempuh
melalui teknik pengecekan data melalui :
observasi secara terus menerus ; triangulasi
data. Triangulasi penelitian ; triangulasi
metodologi dan triangulasi teori ;
pengecekan anggota (member check) ;
diskusi teman sejawat (peer reviewing) ; dan
pengecekan kecakapan referensi (revential
adequacy checks).
Teknik Analisis
Proses analisis penelitian ini menggunakan
model analisis interaktif yaitu, interaktif
antara komponen dengan proses
pengumpulan data sebagai proses siklus.
Dalam proses ini peneliti bergerak diantara
tiga komponen analisis yang meliputi reduksi
data, sajian data, dan penarikan kesimpulan
dengan proses pengumpulan data selama
kegiatan pengumpulan data baerlangsung.
Kegiatan ini dilakukan dilapangan dalam
bentuk interaktif berulang-ulang sampai data
yang dikumpulkan dan penarikan kesimpulan.
Daftar Pustaka
Moleong, J.2009. Metode Penelitian Kualitatif,
Bandung : Rosdakarya
Hanafiah, Nanang. 2009. Konsep Strategi
Pembelajaran, Bandung: Aditama
Mucthith, Saekhan. 2008. Pembelajaran
Konstektual, Semarang : Rasail
Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning.
Yogyakarta : Pustaka Belajar