Asasment dan intervensi

Download Report

Transcript Asasment dan intervensi

ASESMEN DALAM PEKERJAAN SOSIAL
 Asesmen adalah dua hal penting: proses dan produk/hasil.
 Proses: klien menceritakan masalahnya dan pekerja sosial
memahaminya dengan baik dan tahu apa yang akan dilakukan.
 Product/hasil: pekerja sosial memahami masalah klien dengan
baik dan tahu jalan keluarnya (memilah dari cerita klien).
 Jadi asesmen: identifikasi, investigasi, mengindividualisasikan,
dan proses kemasyarakatan.
Unsur-unsur penting dalam asesmen:
 Lifelong and critical thingking (lama dan memerlukan pemikiran yang





kritis)
Professional knowledge (pengetahuan yang profesional)
Client’s experience (pengalaman klien)
Process of reflection, analysis, and synthesis (proses refleksi, analisis,
sintesis)
Using theorethical and empirical knowledge (menggunakan pengetahuan
teori dan empiris)
Individuals, families, groups, organization & environment (Individu, keluarga,
kelompok, organisasi dan lingkungan).
Langkah-langkah asesmen:
 Mengenal masalah klien secara jelas.
 Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya masalah klien.
 Tingkat permasalahan klien
 Kelompok Risiko Tinggi
 Gejala Dini
 Ciri-ciri masalah
Lanjut:
 Perubahan Fisik klien
 Perubahan Psikologis klien
 Perubahan Perilaku Sosial klien
 Dampak masalah secara: fisik, psikologis dan sosial.
 Masalah lain di luar masalah klien yang ditangani
 Alat deteksi yang digunakan.
Asesmen Masalah dalam Peksos :
A. Jenis masalah yang dihadapi klien:
1. Penyebab masalah klien
2. Persepsi klien terhadap diri & masalahnya, nilai yang
dianut, kemampuan yang dimiliki,
B. Harapan thd masa depan, beberapa pengalaman hidup yang
paling berkesan serta perasaannya selama ini.
C. Kebutuhan pelayanan yang dirasakan klien.
D. Bagaimana program intervensi dilakukan.
PRINSIP RENCANA INTERVENSI
 Mendidik, berpadu dan menumbuhkan klien (Educational, integrative





and growth for the client).
Comprehensive, multifunctional, multiservice in nature.
Working with the client’s strengths
Concrete services for the client
Primary responsibility and essential tasks.
Agreement about services.
Keputusan menentukan intervensi:
 Perhatikan prosedur, tujuan, biaya, keuntungan dan kerugian
bagi klien.
 Buatlah beberapa rencana intervensi agar klien dapat memilih
yang sesuai dengan masalahnya terutama sesuai dengan nilai
dan situasi kehidupannya.
 Rencana intervansi berkaitan dengan kompetensi dan selfesteem klien.
Gambaran isi Rencana Intervensi:
 Fokus dan akar masalah klien
 Tujuan pemecahan masalah
 Indikator keberhasilan pemecahan masalah
 Sistem dasar praktek yang digunakan: sistem klien, sasaran,
kegiatan dan pelaksana perubahan.
Lanjut:
 Program Rencana Intervensi: tugas-tugas motivasi, meningkatkan
kemampuan klien, menciptakan kesempatan, memobilisasi
sumber, dan menetapkan perubahan terhadap diri klien.
 Metoda pertolongan yang digunakan: Model pendekatan, metoda
dan teknik pekerjaan sosial, strategi dan taktik pertolongan.
INTERVENSI DALAM PEKERJAAN SOSIAL
 Intervensi adalah implementasi asesmen dan rencana intervensi
(kesalahan asesmen dan rencana intervensi berakibat fatal pada klien).
 Intervensi berorientasi pada kegiatan dan perubahan.
 Intervensi berusaha meningkatkan kepercayaan diri klien dengan
membantu menampilkan perilaku tertentu, menumbuh- kan
keasadaran dan memanfaatkan orang yang terkait (significant others).
Posisi Pekerja Sosial dalam Intervensi:
 Koordinator, yang mendistribusikan tugas, wewenang, peran dan
fungsi sistem pelaksana intervensi.
 Kolaborasi diantara tim pelaksana intervensi sangat dibutuhkan
terutama berkaitan dengan disiplin lain
 Pekerja sosial sebagai salah satu profesi yang membantu profesi
lain.
Model Intervensi Awal dalam Peksos:
 Kelayakan maksimal (maximum feasibility) dari program intervensi.
 Sumber-sumber yang tersedia terutama motivasi dan
kemampuannya untuk berubah.
 Availabilitas pelayanan terutama pelayanan yang berkaitan dengan
pemecahan masalah klien.
Prinsip Intervensi dalam Peksos:
 Pekerja sosial dan klien dapat melakukan kolaborasi.
 Mendorong klien untuk komit pada dirinya sendiri dalam
melakukan perubahan.
 Mempengaruhi secara tidak sadar dan juga merubah “Influence
and change” perilaku, situasi, dan lingkungan klien.
 Klien belajar, menghubungkan, memecahkan kembali
masalahnya.
Teknik-teknik melakukan influence:
 Induce: melakukan perubahan secara perlahan-lahan.
 Persuade: melakukan perubahan dengan cara membujuk.
 Direct obedience: melakukan perubahan dengan mentaati aturan
tertentu.
 Coerce: melakukan perubahan dengan cara paksaan.
Intervensi situasi dalam Peksos:
 Redefinisi situasi klien yang membedakan klien dalam keluarga
dan dalam panti (situational redefinition).
 Memberikan fokus masalah kembali terutama isu nyata, faktor
baru, dilema, dan perilaku tertentu (refocusing attention)
 Mengurangi tekanan yang datang dari luar karena kerja keras,
penghasilan yang tidak memadai, ketidak harminisan keluarga
(stress reduction).
Lanjut:
 Merubahan setting perilaku klien: terutama selama proses
intervensi (change in behavior setting).
 Merubah iklim berpikir klien terutama memaksimalkan
motivasi dirinya untuk berubah (changing the climate of
opinion).
 Memadukan kehidupan nyata dan masalah klien terutama
dengan menciptakan “new values, life goals, and life styles”.